Anda di halaman 1dari 37

Pengertian Tata Hukum dan Tata Hukum

Indonesia
PENGERTIAN TATA HUKUM
Adalah susunan hukum yang berasal mula dari istilah rechts orde(bhs
belanda),susunan hukum terdiri atas aturan-aturan hukum yang tertata sedemikian rupa
sehingga orng mudah menemukanya bila suatu ketika ia membutuhkannya untuk
menyelesaikan peristiwa hukum yang terjadi dalam masyarakat.
Tata hukum yang sah dan berlaku pada waktu dan di negara tertentu (hukum
positif),tata hukum yang diharapkan berlaku dimasa mendatang dinamakan ius
constituendum.

PENGERTIAN TATA HUKUM INDONESIA


Tata hukum yang ditetapkan dan disahkan oleh pemerintah negara Indonesia,terdiri
atas aturan-aturan hukum yang ditata atau disusun sedemikian rupa dan aturan-aturan itu
antara satu sama lainnya saling berhubungan dan saling menentukan.
Aturan di Indonesia berkembang secara dinamis

RUANG LINGKUP
1.Objek dari pengantar hukum Indonesia adalah hukum positif.
2.fungsi pengantar hukum Indonesia:mengantarkan setiap orang orang yang akan
mempelajari hukum positif Indonesia.

a.hukum positif
hukum yanng saat ini sedang berlaku (ius constitutum),adalah kenyataan hukum
yang dikenal.Hal ini adalah sebagai lawan dari hukum keagamaan atau hukum alam yang
merupakan kaidah-kaidah yang secara kritis berhadapan dengan kenyataan.

b.hukum alam dan hukum postif


suatu keinginan yang kuat untuk mencari sesuatu yang lebih tinggi daripada hukum
positif.
c.sejarah perkembangannya

PERBEDAAN DAN HUBUNGAN PHI DAN PIH


1. PIH -> mempelajari hukum yang bersifat universal dan tidak terikat pada waktu dan
tempat tertentu.
PHI->mempelajari hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum positif Indonesia
2. Hubungannya: sebelum kita mempelajari PHI,kita harus mempelajari PIH terlebih
dahulu karena PIH merupakan pengantar untuk mempelajari Ilmu Hukum
PENEGAKAN HUKUM
Asas penegakan hukum:
1.KEPASTIAN HUKUM
2.KEMANFAATAN
3.KEADILAN
Menurut soerjono soekanto,manusia di dalam pergaulan hidup pada dasarnya
punya pandangan-pandangan tertentu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.
Penegakan hukum di Indonesia,harus berarti penegakan hukum yang mengandung
nilai-nilai yang sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 dan perubahannya.

SEJARAH TATA HUKUM INDONESIA DAN


SISTEM HUKUM DI INDONESIA
SEJARAH TATA HUKUM INDONESIA
1.pada masa pra-kemerdekaan
a.periode kekuasaan VOC

-dari tahun 1602-1799


-orang-orang belanda yang ada di indonesia tunduk pada ketentuan yg berlaku
bagi awak kapal

b.periode kekuasaan pemerintahan penjajahan belanda

-Masa Besluiten Regerings (1800-1855)


~raja yang berkuasa untuk mengurus dan mengatur segala sesuatu di belanda
dan di daerah jajahan.Praktek dilaksanakan oleh gubernur jendral
~1 macam peraturan->peraturan pusat (algemene verodering) yang dikeluarkan
oleh raja yang disebut koninklijk besluit(KB)
~Isi dari KB adalah tindakan eksklusif dan merupakan ketetapan,tindakan legislatif

-Masa Regerings Reglement (1855-1926)


~merupakan semacam UUD pemerintahan jajahan belanda
~akibat dari perubahan UUD di belanda (1848)
~4 susunan “algemene Verodering”
-wet,lebih tinggi dari KB
-KB,lebih tinggi daari kloon-ordonantie
-kroon-ordonantie,lebih tinggi dari ordonantie

-Masa Indische Staats Regering(1926-1942)


~akibat perubahan UUD belanda (1922)
~RR->IS (1 januari 1926)
~3 macam bentuk peraturan:
-wet (UUD)
-KB (peraturan yang dikeluarkan raja)
-ordonantie(peraturan yang dikeluarkan badan-badan di hindia belanda)

2.sejarah tata hukum dan politik hukum pada masa jepang (osamu seirai)
~indonesia timur,angkatan laut jepang berkedudukan di makassar
~indonesia barat,angakatan darat jepang berkedudukan di jakarta

3.Pasca kemerdekaan
-masa 1945-1949 (18-8-1945 smp 26-12-1949)
# bebas dan tidak tergantung pda bangsa apapun
#UUD sebagai dasar (18 agustus 1945)
#bentuk tata hukum dan politik hukum yang berlaku pada masa itu dapat dilihat
pada pasal II aturan peralihan UUD 1945
-masa 1949-1950 (27-12-1949 smp 16-8-1950)
#berlakunya RIS
#tata hukum yang terdiri dari peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku pada
masa 1945-1949 dan produk peraturan baru dihasilkan oleh pemerintahan negara
yang berwenang untuk itu selama kurun waktu 27-12-1949 smp 16-8-1950.
#melalui pasal 192 KRIS
-masa 1950-1959(17-8-1950 smp 4-7-1959)
#konstitusi RIS hanya berlaku 7 bulan 16 hari -> menjadi UUDS 1950(berlaku smp
4-7-1950)->krn dekrit presiden 5 juli 1959
#terdiri dari semua peraturan yang dinyatakan berlaku berdasarkan pasal 142
UUDS 1950

-masa 1959-sekarang(5-7-1959 smp sekarang)


#diganti dengan UUD 1945
#tata hukum yang terdiri dari segala peraturan yang berlaku pd masa 1950-1959

SISTEM HUKUM NASIONAL


a. Sistem hukum
-sudikno mertokusumo, sistem hukum adalah suatu kesatuan utuh yang terdiri
dari unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan kait mengait secara
erat.
b.pluralisme sistem hukum
berlakumya beberapa sistem hukum dalam waktu yang bersamaan dan pada
suatu wilayah tertentu.(hukum adat,hukum barat,hukum islam).pada masa
pemerintahan hindia belanda (berlaku pada pasala 163 I.S tentang pergolongan
penduduk dan pasal 131 IS tentang hukum yang berlaku)

LATAR BELAKANG SEJARAH


a.I.S (indische staatsregeling) pasal 131,yg menggantikan RR yang isinya:
1.hukum perdata dan dagang begitu pula pidana,acara perdata dan acara pidana
harus dikodifikasi atau diatur dalam kitab UU
2.mengenai ordonasi yang mengatur hukum perdata dan dagang:
-golongan eropa harus dianut asas konkordasi
-golongan indonesia dan timur asing
3.golongan idonesia dan timur asing,jika mereka belum ditundukan pada peraturan
untuk golongan eropa,diperbolehkan menundukan diri pada hukum gol.
Eropa(hukum barat)
4.hukum perdata/dagang yang berlaku untuk gol. Timur asing dan indonesia tetap
berlaku selama blm diubah berdasarkan pasal 131 I.S

b.pasal 163 I.S


1.penghuni indonesia dibedakan:gol.eropa,bumiputra dan timur asing
2.gol.eropa terdiri dari:
-orang belanda
-orang eropa kecuali belanda
-warga negara jepangyang tak termasuk eropa dan jepang yang hukum
keluarganya pada asasnya sama dengan hukum keluarga belanda
-anak-anak dari orang-orang tersebut diatas yang lahir di indonesia secara sah atau
menurut UU yang diakui sah
3.gol.pribumi
-gol.pribumi yang tidak pindah ke gol. Lain
-mereka yang meleburkan diri ke dalam gol. Pribumi
4.gol.timur asing
Yaitu mereka yang tak termasuk gol. Eropa atau pribumi (antara gol.timur asing
tionghoa dan bukan tionghoa)

PERNYATAAN BERLAKUNYA HUKUM BARAT


-berdasarkan pasal 131 I.S untuk gol.eropa: BW,KUHPer,WvK. Untuk gol.indonesia
dan timur asing berlaku (pasal 1601-1603 BW perihal perjanjian kerja,pasal 1788-
1791 BW perihal hutang hutang dari perjudian),yang secara khusus dibuat untuk
gol.indonesia dalah seperti ordonasi perkawinan untuk indonesia nasrani,ordonasi
tentang maskapai andil indonesia dan ordonasi tentang perkumpulan indonesia.

Yang berlaku bagi semua gol:UU hak cipta,peraturan umum tentang


koperasi,woekerordonantie dan ordonansi tentang pengangkutan di udara

PENUNDUKAN PADA HUKUM BARAT


Pada pasal 131 I.S ,memberikan 4 macam kemungkinan untuk tunduk pada hukum
perdata barat:
1.penundukan pada seluruh hukum perdata barat
2.penundukan pada sebagian hukum perdata barat yaitu hukum kekaayaan (harta
benda)yang telah dinyatakan pula berlaku bagi gol.timur asing bukan tionghoa
3.penundukan pada hukum perdata barat mengenai suatu tindakan hukum tertentu.
4.penundukan secara diam-diam atau dianggap tunduk pada hukum perdata barat
karena menjalankan tindakan hukum tertentu,yaitu tindakan hukum yang tidak
dikenai hukumnya sendiri.

MACAM-MACAM SISTEM HUKUM


1.sistem hukum adat
• Terdapat dalam lingkungan kehidupan sosial di indonesia atau negara-
negara asia lainnya
• Mr.c.van vollenhoven bahwa hukum indonesia merupakan kesusilaan
masyarakat merupakan hukum adat dan adat tidak dapat dipisahkan dan
hanya mungkin dibedakan dalam akibat-akibat hukumnya
• Bersumber pada peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh
berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya
• Bersifat tradisional,berpangkal pada nenek moyang
• Di indonesia dibagi menjadi 3,
-hukum adat mengenai tata negara->mengatur susunan dari dan ketertiban
dalam persekutuan-persekutuan hukum serta susunan dan lingkungan
kerja,alat pelengkapan,jabatan-jabatan penjabat
-hukum adat mengenai warga (pertalian sanak,tanah,perhutangan)
-hukum adat mengenai delik->memuat peraturan mengenai berbagai delik
dan reaksi masyarakat terhadap pelenggaran hukum pidana itu

• Yang berperan dalam melaksanakan adalah pengemuka adat

2.sistem hukum eropa kontinental


• Civil law,berlaku di kekaisaran romawi pada masa kaisar justitianus
• Prinsip utama,hukum memperoleh kekuatan mengikat karena diwujudkan
dalam peraturan-peraturan berbentuk UU dan tersusun secara sistematik di
dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu.
• Tujuan hukum adalah kepastian hukum
• Hakim hanya berfungsi menetapkan dan menasfirkan peraturan-peraturan
dalam batas-batas wewenangnya
• Berdasarkan sumber hukum,
-hukum publik (tata negara,administrasi negara,pidana)
-hukum privat(perdata,dagang)

3.sistem hukum anglo saxon


• Common law atau unwritten law
• Tetapi dikenal pula adanya sumber-sumber hukum yang tertulis
• Sumber hukum,putusan hakim/pengadilan(judical decisions)
• Hakim memiliki wewenang yang sangat luas untuk menasfirkan peraturan
hukum yang berlaku dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang akan
menjadi pegangan bagi hakim-hakim lain untuk memutuskan perkara yang
sejenis
• Menganut doktrin,”the doctrine of precedent/stare decisis”->bahwa dalam
memutuskan suatu perkara hakim harus mendasarkan putusannya kepada
prinsip hukum yang sudah ada di dalam putusan hakim lain dari perkara
sejenis
• Hukum privat lebih ditunjukan kepada kaidah-kaidah hukum tentang hak
milik,hukum tentang orang,hukum perjanjian,hukum tentang perbuatan
melawan hukum

4.sistem hukum islam


• Semula dianut oleh masyarakat arab
• Bersumber,
-Quran -> kitab suci
-sunnah nabi ->cara hidup nabi muhammad
-ijma ->kesepakatan para ulama besar
-qiyas ->analogi dalam mencapi sebanyak mungkin persamaan antara 2
kejadian
• Dalam hukum fikh terdiri 2 hukum pokok,
-hukum rohaniah,cara-cara menjalankan upacara kebaktian terhadap Allah
-hukum duniawi,
a.muamalat->peraturan mengenai hub. Antara manusia
b.nikah-> perkawinan,membentuk sebuah keluarga
c.jinayat-> hukum pidana
• Menganut suatu keyakinan dari ajaran islam dengan keimanan lahir batin
secara individual
PEMBIDANGAN HUKUM

1.hukum tantra atau negara:


a.hukum tata negara(materiil,formil)
b.hukum administrasi negara(materiil,formil)

2.hukum perdata materiil


a.hukum pribadi
b.hukum harta kekayaan
-hukum benda(hkm.benda tetap atau agraria,hkm.benda lepas)
-hukum perikatan(hkm.perjanjian,hkm.penyelewengan perdata,hkm.perikatan lainnya)
-hukum hak immateriil (hkm.keluarga,hkm.waris)

3.hukum perdata formil

4.hukum pidana(materiil,formil)
PERUBAHAN PASAL DI DALAM UUD 1945 YANG MENGAKIBATKAN PEGGESERAN
NILAI DI BIDANG MATERI MATA KULIAH PHI

1.pasal 1 ayat(2)->”kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”

2.MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi(UUD pasal 3)


-mengubah dan menetapkan UUD
-melantik presidan dan wakil presiden
-MPR hanya dapat memberhentikan presiden da wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD

3.pasal 7A -> presiden dan atau wkil presiden dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh MPR atas usul DPR apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum

4.pasal 11 -> presiden dengan persetujuan MPR dapat menyatakan perang

5.pasal 13 -> dalam pengangkatan dan penerimaan duta,sekarang presiden


memerhatikan pertimbangan DPR

6.pasal 14 ->soal pemberian grasi,rehabilitasi,amnesti dan abolisi presiden tdk lagi


berwenang sepenuhnya

7.pasal 20 ->kekuasaan membentuk UU dipegang oleh DPR yang kemudian disetujui


presiden bersama-sama

8.pasal 24 -> kewenagan lain MK


a.menguji UU terhadap UUD
b.memutuskan pembubaran partai politik
c.memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu
d.memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yg kewenanganya diberikan oleh
UUD
e.memutuskan pendapat DPR untuk memberhentikan presiden/wakil presiden
f.memutuskan pendapat DPR bahwa presiden dan wakil presiden telah memenuhi syarat
lagi sebagai presiden dan wakil presiden

9.pasal 24B “komisi yudisial” kewenanganya adalah mengusulkan pengakatan hakim


agung serta menjaga dan mengekan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku hakim

10.pasal 28->landasan HAM lebih dipertegas lagi dalam UUD 1945

11.pasal 33->perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi


ekonomi
HUKUM TATA NEGARA
Pendahuluan
Hukum Tata Negara -> Ketentuan hukum yg mengatur susunan organisasi negara

Mempelajari 1. Pembentukan jabatan


2. Penunjukan pejabat
3. Hak dan kewenangan pejabat
4. Lingkup wilayah dan pribadi

Negara -> organisasi yang mengatur keseluruhan hub. antarmanusia dlm masyarakat dan
menegakkan aturan dengan kewibawaannya

Ciri organisasi negara 1. Kerjasama serasi antarwarganegara


2. Pembagian kerja
3. Tujuan jelas dan pengawasan dr pimpinan

Sistem Pemerintahan Berdasarkan Hukum (Negara Barat):


1. Prinsip Aktif
1. Hukum sbg kekuasaan tertinggi
2. Kesamaan dihadapan hukum
3. Konstitusi bdasarkan hak individu
2. Prinsip Pasif
1. Jaminan HAM
2. Pemisahan Kekuasaan
3. Pemerintahan bdasarkan UU
4. Peradilan administratif

Istilah
1. Staatsrecht in Ruimere (arti luas) : sama dgn hukum negara
2. Staatsrecht in Engere (arti sempit) : membedakan HTN dan HAN

Ruang Lingkup
Pengantar Ilmu HTN belum menyelidiki mendalam kaidah HTN positif, dan hanya
membahas asas dan pengertian dari HTN yang berlaku di Indonesia

Definisi HTN
1. Van Vollenhoven
Mengatur semua masyarakat hukum menurut tingkatannya dan masing-masing
menentukan wilayah lingkungan rakyatnya, badan-badan dan fungsinya, dan
susunan+wewenang badan tsb
1. Apa saja masyarakat hukum atasan serta warganya
2. Lingkup peranan thdp wilayah serta warganya
3. Kekuasaan apa yg diserahkan kpd lembaga dlm tiap masyarakat hukum
2. Paul Scholten
Mengatur organisasi negara, bahwa dlm organisasi negara telah tercakup kedudukan
organ-organ negara, hubungan, hak dan kewajiban, serta tugasnya.
3. Logemann
Ruang lingkup HTN 1. Persoonsleer (pribadi) - manusia sbg subjek hukum
(hak&kewajiban dll)
2. Gebiedsleer (lingkup laku) - batas, cara, waktu, lingkup wilayah,
sikap
Mempelajari 1. Susunan jabatan
2. Penunjukan pejabat
3. Tugas&kewajiban
4. Kekuasaan&wewenang
5. Batas wewenang
6. Hub. antarjabatan
7. Penggantian jabatan
8. Hub. antara pejabat dan jabatannya
4. Apeldoorn
Dlm arti sempit menunjukkan org yg memegang kuasa pemerintahan dan batasnya
5. Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka
Inti permasalahan:
a. Status yang menjadi subjek dlm hukum negara
1. penguasa negara dan lembaga negara
2. Warga negara dan bukan warga negara
b. Role
1. Menurut hukum - hak & kewajiban
2. Peranan Wantah - diluar hukum tp tidak menentang hukum

Hubungan HTN Dengan Ilmu Lain


Cabang ilmu yang dimaksud: HAN, Ilmu Negara, Ilmu Politik
1. Ilmu Negara
- IN mementingkan nilai teoritis, hasil penyelidikannya dapat langsung digunakan dalam
praktek oleh ahli hukum.
- Objek penyelidikan Ilmu Negara adalah asas dan pengertian pokok tentang negara dan
HTN pada umumnya. Sedangkan objek hukum HTN adalah hukum positif yang berlaku
di negara tersebut
- IN merupakan “Seine wissenschaft” dan HTN merupakan “Normativen Wissenschaft”
- Ilmu Negara merupakan pengantar bagi HTN dan HAN
2. Ilmu Politik
- Barents: perumpamaan HTN sbg kerangka manusia dan Ilmu Politik sbg daging
- Keputusan politik merupakan peristiwa yang banyak pengaruhnya terhadap HTN
Contoh: Maklumat Wakil Presiden no. X, 16 Okt 1945
3. HAN
- HAN adalah HTN dalam arti luas. Para ahli hukum masih berselisih tentang hub. HTN
dan HAN
- Pendapat para ahli hukum dibagi 2:
• Membedakan HTN dan HAN secara prinsipil
• Tidak membedakan secara tajam baik mengenai sistematik maupun isi

Asas HTN
1. Ketuhanan YME
2. Negara Hukum dan “The Rule of Law”
3. Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi
4. Demokrasi Langsung & Perwakilan
5. Pemisahan Kekuasaan dan “Check and Balances”
6. Sistem Pemerintahan Presidentiil

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


Hukum Administrasi Negara -> Mempelajari negara dlm keadaan bergerak
-> Melaksanakan karya tantra

Van Vollenhoven
Hukum Adm. Negara 1. Bestuursrecht (pemerintahan)
2. Justitierecht (peradilan)
3. Politierecht (Kepolisian)
4. Regelaarsrecht (Perundang-undangan)

Prof. Prajudi Atmosudirjo


HAN adalah hukum yg mengatur seluk beluk adm. negara dan hukum yg merupakan hasil
ciptaan adm. negara itu sendiri

Mengatur 1. Organisasi/institusi
2. Pengisian jabatan
3. Berlangsungnya kegiatan
4. Pemberian pelayanan masyarakat

Dimensi Adm. Negara 1. Institusional - aparatur negara (presiden dan


bawahannya)
2. Fungsional - penerapan UU
3. Prosessual - proses tata kerja penyelenggaraan tugas

Sumber 1. Lembaga diluar Adm. Negara (HAN Heteronom) - UUD, TAP MPR
2. Lembaga didalam adm. negara (HAN Otonom) - Pemerintah

Hub. HAN Otonom dan Heteronom:


1. H.O = pelaksanaan H.H, karena H.H memberi wewenang kpd H.O
2. H.O tdk boleh bertentangan dgn H.H
3. H.O lebih rendah dr H.H
4. H.H diatur dlm UUD, H.O hanya disebutkan

James Hart
HAN adalah hukum yg dibuat oleh adm. negara itu sendiri dan mengontrol pejabat adm.
negara

Mengatur 1. Kewenangan pejabat


2. Batas kewenangan
3. Sanksi pelanggaran HAN
4. Upaya hukum utk membela hak dan kepentingan dg adm. negara

HAN Eksternal - mengatur hub. hukum antara pejabat dan masyarakat


HAN Internal - hub. hukum antarpejabat dan pejabat dgn lembaga lainnya

HUKUM PIDANA
1. Prof. Satochid : Hukum pidana (ius poenale) adalah sejumlah peraturan yang
mengandung larangan-larangan atau keharusan-keharusan dimana terhadap
pelanggarnya diancam dengan hukuman.
2. Hukum pidana materiil berisi tentang : perbuatan diancam hukuman,
pertanggungjawaban hukum pidana, hukuman apa untuk orang yang melakukan
perbuatan bertentangan dengan UU.
3. Hukum pidana formil merupakan sejumlah peraturan yang mengandung cara negara
mempergunakan haknya untuk mengadili serta memberi hukuman terhadap
seseorang yang melakukan tindak pidana.
4. Hukum pidana dalam arti subjektif -> ius puniendi “sejumlah peraturan yang
mengatur hak negara untuk menghukum seseorang yang melakukan perbuatan yang
dilarang”
5. Simons : peristiwa pidana ialah perbuatan salah dan melawan hukum yang diancam
pidana dan dilakukan seseorang yang mampu bertanggung jawab.
6. Unsur-unsur peristiwa pidana :-
- Perikelakuan manusia
- Masuk lingkup laku perumusan kaedah hukum pidana
- Melanggar hukum
- Didasarkan pada kesalahan
7. Sikap tindak yang dapat dikenai sanksi : perilaku manusia, sikap tindak melanggar
hukum, pelaku mengetahui bahwa tindakannya melanggar hukum, tidak ada
penyimpangan kejiwaan.
8. Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenalli : tidak ada suatu perbuatan
dapat dihukum tanpa ada peraturan yang mengatur perbuatan tsb sebelumnya.
9. Asas berlakunya KUHP : territorial (UU Hukum Pidana berlaku didasarkan pada
tempat perbuatan dilakukan), personalitas (didasarkan pada kewarganegaraan
pelaku), perlindungan (didasarkan pada kepentingan hukum negara yang dilanggar),
universalitas (UU HP diberlakukan pada siapapun)
10. Kategorisasi peristiwa pidana :
- Dolus (perbuatan sengaja) & Culpa (tidak sengaja/lalai)
- Delik Materiil (menitikberatkan pada akibat yang dilarang) & Delik Formil
( menitikberatkan perbuatan)
- Komisionis (terjadinya delik krn seseorang melalaikan suruhan/tidak
melaksanakan ) & Komisionis Peromisionim (tindak pidana karena melaksanakan
suatu perbuatan)
- Without victim & with victim
11. Buku 1 KUHP membai kejahatan dan pelanggaran dalam : Poging,
Daluwarsa/verjaring, Pengaduan/klacht, Pembarengan/samenloop
12. Penanggung jawab peristiwa pidana :
-Dader : penanggung jawab mandiri
-Mededader : kawan pelaku
-Medepleger : ikut serta melakukan tindak pidana (penanggung jawab tidak setara)
-Doenpleger : seseorang menyuruh orang lain untuk melakukan tindak pidana.
-Uitlokker : membujuk orang lain melakukan tindak pidana dan orang yang dibujuk
dapat diminta tanggung jawab atas perbuatannya.
13. Poging : Pelaksanaan awal suatu kejahatan yang tidak selesai dengan syarat
-mempunyai kehendak melakukan kejahatan
-kehendak telah berwujud pada permulaan pelaksanaan kejahatan
-pelaksanaan tidak selesai diluar kehendak pelaku
14. Teori kehendak dibagi menjadi 2 yaitu subyektif di mana orangnya telah
membuktikan kehendak jahatnya dan obyektif dimana perbuatan itu menurut sifatnya
telah membahayakan kepentingan umum.
15. Medeplichtigheid : membantu pelaksanaan kejahatan (membantu dalam pelaksanaan
kejahatan dan membantu untuk melaksanakan kejahatan)
16. Kesalahan adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja atau
karena kelalaian dimana pelakunya dapat diminta pertanggungjawaban dan tak ada
alasan pemaaf atau penghapusan.
17. Unsur kesalahan : tindakan melawan hukum, dolus/culpa, kemampuan
bertanggungjawab, tidak ada alasan pemaaf/pembenaran.
18. Bentuk Kesalahan :
-Dolus/Kesengajaan/Opzet : niat melawan hukum kemudian dimanifestasikan dalam
sikap tindak-
-Aberatio ictus/salah kena : kesengajaan yang membawa akibat di luar perhitungan
yang berkehendak
-Dwaling/kekeliruan/error
-Culpa : kesalahan akibat kurang hati-hati/tidak sengaja
19. Pidana (prof.sudarto) : penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang
melakukan perbuatan yang memenuhi syarat tertentu.
20. Teori kewenangan penguasa menjatuhkan hukuman/pidana :
-Teori Absolut/Pembalasan : tindak pidana harus dibalas sesuai perbuatannya
-Teori Relatif/Tujuan : menakut-nakuti dan memperbaik
-Teori Gabungan : gabungan kedua teori di atas
21. Jenis pidana dapat berupa hukuman kepada pelaku pidana dan tindakan untuk
melindungi masyarakat.
22. Unsur-unsur pidana :
-hakekatnya merupakan pengenaan penderitaan
-diberikan dengan sengaja oleh pihak yang berwenang
-dikenakan kepada penanggungjawab tindak pidana
23. Pasal 10 KUHP :
-Pidana POKOK : mati, penjara, kurungan, denda
-Pidana TAMBAHAN : pencabutan hak, perampasan barang, pengumuman putusan
hakim
24. Tanggung jawab majemuk/pembarengan/samenloop terjadi bila :
-seseorang melakukan tindak pidana yang memenuhi peraturan pidana sekaligus
-berkali-kali bersikap tindak dan setiap indakan tersebut merupakan peristiwa pidana
yang berdiri sendiri dan diantara peristiwa tsb belum ada putusan pengadilan.
25. Alasan meringankan pidana : poging, medeplichtigheid, pasal 47 KUHP (anak dibawah
umur 16 tahun. Diubah menjadi UU No 3 tahun 1997 pasal 26)
26. Alasan menghapus pidana : pembenaran, pemaaf
27. Bentuk-bentuk alasan penghapusan pidana :
-ketidakmampuan bertanggungjawab (gangguan jiwa)
-overmacht/keterpaksaan : terdapat kekuatan pokok yang tidak dapat dielakkan baik
jasmani maupun rohani
-noodweer/pembelaan mendesak
-wettelijk voorschrift : perbuatan untuk melaksanakan UU (ex:algojo)
-ambtelijk bevel : perbuatan melaksanakan perintah jabatan
28. Kriminologi/pelanggaran/kejahatan : kesatuan pengetahuan mengenai kejahatan
sebagai gejala sosial (Edwin Sutherland & Donald Cressey)
29. Ruang lingkup kriminologi : apa itu kejahatan, siapa itu penjahat, sebab adanya
kejahatan, apa akibat kejahatan bagi orang
30. Pendapat mengenai adanya kejahatan : alasan biologis (berdasarkan fisik), alasan
psikologis, alasan sosiologis
31. Ilmu hukum pidana adalah : ilmu pengetahuan tentang pertanggungjawaban pidana.
Jadi ilmu bersifat normative bukan yang menjelaskan sebab terjadinya kejahatan.

HUKUM PERDATA
Hukum perdata adalah segala hukum pokok yang mengatur kepentingan pribadi (Subekti).
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan antara warga negara yang satu
dengan yang lain (sri soedewi masjhoen)

Sejarah KUHPer (Burgerlijk Wetboek)


Kodifikasi hukum perdata di Belanda. Dipengaruhi Code Napoleon. BW berhasil disusun oleh
panitia yang diketuai J.M.Kemper. Kodifikasi KUHPer selesai pada 5 Juli 1830, diberlakukan di
Belanda 1 Oktober 1838. Berdasarkan asas konkordansi (asas yang melandasi untuk
diberlakukannya hukum eropa atau belanda pada masa itu untuk diberlakukan juga kepada
bangsa pribumi / Indonesia. Sehingga hukum eropa yang diberlakukan kepada pihak belanda
pada masa itu, dikenai juga oleh bangsa Indonesia)
Kodifikasi KUHPer Indonesia dibentuk oleh panitia yang diketai C.J.Scholten van Oud Haarlem.
Kodifikasi BW Indonesia diumumkan pada 30 April 1847 melalui staatsblad no.23 dan mulai
berlaku 1 Januari 1848.

Sistematika Hukum Perdata dalam KUHPer (BW)


1. Buku I, perihal orang (van persoonen) memuat hukum perorangan dan hukum
kekeluargaan
2. Buku II, perihal benda (van zaken), memuat hukum benda dan hukum waris
3. Buku III, perihal perikatan (van verbintcnnisen) memuat hukum harta kekayaan
4. Buku IV, perihal pembuktian dan kadaluwarsa, memuat perihal alat-alat pembuktian
dan akibat lewat waku dalam hubungan hukum

KUHPer berlaku bagi orang Indonesia berbagai keturunan, kecuali hukum keluarga dan
hukum waris, dimana kedua bidang hukum ini mereka tunduk pada hukum adat masing-
masing. Sedangkan hukum adat, merupakan hukum perdata yang berlaku bagi warga negara
Indonesia asli. Dengan demikian, hukum perdata Indonesia bersifat pluralistis.

Hukum Dagang (Achmad Ihsan) adalah hukum yang mengatur soal perdangan atau soal
yang timbul karena tingkah laku manusia dalam perdagangan.

Sistematika Hukum Perdata menurut Ilmu Pengetahuan


1. Hukum tentang orang yang mengatur tentang orang sebagai subjek hukum dan orang
dalam kecakapannya untuk memiliki hak-hak dan bertindak sendiri untuk
melaksanakan haknya tersebut
2. Hukum kekayaan yang meliputi hukum benda, hukum hak immaterial, dan hukum
perikatan
3. Hukum keluarga yang memuat perkawinan, hubungan ortu-anak, perwalian,
pengampuan
4. Hukum kewarisan yang mengatur kekayaan seseorang ketika ia meninggal
HUKUM PRIBADI

Hukum pribadi mengatur hak-hak dan kewajiban subjek hukum. Dalam hukum adat maka
subjek hukumnya adalah pribadi kodrati dan pribadi hukum, yaitu pribadi yang merupakan
ciptaan hukum.

Dalam hukum barat (Pasal 2 BW) : seorang anak yang masih dalam kandungan ibunya,
karena kepentingan tertentu dianggap telah memiliki hak dan kewajiban.

Hukum Pribadi menurut Hukum Adat


Pribadi kodrati sebagai subjek hukum : pada dasarnya pribadi kodrati telah memiliki hak dan
kewajiban sejak lahir sampai meninggal dunia. Ter Haar menyatakan bahwa “keadaan
berhenti sebagai anak yang tergantung pada orang tua merupakan sat berakhirnya masa
belum dewasa menurut hukum adat bukan lagi saat menikah”

Pribadi hukum sebagai subjek hukum


Sebab adanya pribadi hukum :
1. Adanya suatu kebutuhan untuk memenuhi kepentingan tertentu atas dasar kegiatan
yang dilakukan bersama
2. Adanya tujuan ideal yang perlu dicapai tanpa senantiasa tergantung pada pribadi
kodrati secara perorangan

Hukum Pribadi menurut Hukum Barat


Hukum perdata barat berdasarkan konsep bahwa setiap manusia adalah merupakan subjek
hukum. Sebagai subjek hukum maka dia memiliki hak-hak, tetap sekaligus juga kewajiban.

Kedudukan seseorang sebagai subjek hukum adalah karena dia secara alamiah adalah
manusia, seorang pribadi, oleh karena itu manusia disebut juga sebagai pribadi kodrati
(natuurlijke person), untuk membedakannya dengan subjek hukum lainnya, yaitu pribadi
hukum (rechtspersoon)

Karena setiap manusia adalah subjek hukum, hal ini berarti bahwa:
1. Perbedaan agama tidak mempengaruhi kedudukan
2. Perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi kedudukan
3. Perbedaan kedudukan sosial dalam masyarakat tidak berpengaruh oada
kedudukannya sebagi subjek hukum

Hak seseorang dapat dikurangi karena berbagai alasan seperti :


1. Belum mencapai umur tertentu sehingga harus memakai perantara atau tidak boleh
sama sekali melaksanakan hak dan kewajiban
2. Dalam hukum waris, orang yang belum berumur 18 tahun tidak boleh membuat surat
wasit (pasal 897 BW)
3. Dalam bidang hukum kekayaan, orang yang belum mencapai umur 21 tahun, hanya
dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantaraan orang lain

HUKUM HARTA KEKAYAAN

Hukum harta kekayaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :


Hukum kekayaan yang sifatnya absolut (mutlak) : menggambarkan hubungan antara
orang dengan benda dan merupakan hak kebendaan, yaitu hak yang memberikan kekuasaan
langsung atas suatu benda atau hak yang melekat pada suatu benda dan dapat dipertahankan
terhadap siapapun juga. Contoh hak kebendaan antara lain : hak milik, hak menguasai, hak
gadai, dan lainnya.

Hukum kekayaan yang bersifat relatif : lahir dari perjanjian dengan hak perorangan yang
sifatnya relative, artinya hak-hak yang hanya dapt dipertahankan terhadap orang-orang
tertentu saja. Hukum kekayaan lazim disebut dengan Hak Perorangan, yakni hak yang lahir
dari perjanjian yang mengatur hak-hak atau kewajiban tertentu yang harus dilaksanakan
seseorang.

Hak kebendaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :


1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan. Ex: hak eigendom, hak erpacht, hak
postal, dsb.
2. Hak kebendaan yang memberikan jaminan. Ex: hak gadai, hak hipotek

Pembagian benda menurut Hukum Perdata : berwujud, tidak berwujud, bergerak, tidak
bergerak.

Benda bergerak (roerende goederen) berdasar pasal 509 KUHPerdata ialah benda yang
menurut sifatnya dapat dipindah-pindahkan dengan tanpa merubah bentuknya, misalnya
perabotan, perhiasan, kendaraan, hewan ternak, dsb.
Benda bergerak berdasar pasal 511 KUHPerdata ialah suatu benda yang oleh UU ditetapkan
menjadi bergerak. Misalnya hak penemuan, ha katas sebuah karangan, dan saham perseroan.

Benda tidak bergerak dapat digolongkan menjadi :


1. Benda tidak bergerak karena sifatnya. Ex: tanah, pohon, dll
2. Benda tidak bergerak tujuan pemakaiannya. Ex: mesin pabrik
3. Benda tidak bergerak karena UU. Ex: hak erfpacht, hak postal

Hak kebendaan juga dapat memberikan jaminan hutan seperti:


Gadai : diatur dalam pasal 1150 KUHPerdata. Gadai adalah sutau hak yang diperoleh kreditur
atas suatu barang bergerak, yang diberikannya kepada debitur atau orang lain atas namanya
untuk menjamin suatu hutang . gadai bersifat accesoir yaitu merupakan perjanjian
tambahansaja dari perjanjian pokok yang berupa perjanjian pinjaman uang.
Benda yang dapat digadaikan : benda bergerak berwujud, benda bergerak tidak berwujud.

Hipotik : diatur dalam pasal 1162 KUHPerdata. Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas
benda tak bergerak, untuk menjadikan jaminan pelunasan atas suatu hutang tertentu. Hipotik
termasuk perjanjian accesoir. Sifat hipotik antara lain :
1. Selalu mengikuti bendanya dalam tangan siapapun benda tersebut berada
2. Lebih didahulukan pemenuhannya daripada piutang lain
3. Objeknya adalah benda-benda tetap yaitu yang dapat dipakai sebagai jamunan
Hukum Benda menurut Hukum Adat
Benda dalam hukum adat hanya dibagi menjadi :
1. Benda tetap yaitu tanah
2. Benda lepas, bukan tanah yaitu ha katas rumah, hak atas tumbuhan
3. Berlakunya asas pemisahan horizontal

Pemindahan hak atas tanah harus memenuhi syarat sbb:


1. Terang, dilakukan di depan kepala adat
2. Tunai

Hukum Perikatan : dalam sistematika hukum perdata barat masuk kedalam buku III
KUHPerdata. Sedangkan menurut Ilmu Pengetahuan, masuk ke dalam hukum harta kekayaan
bersama dengan hukum benda dan hak immateriil.

Sumber perikatan berdasarkan pasal 1233 KUHPerdata adalah perjanjian (pasal 1314
KUHPer) dan UU

Syarat Sahnya suatu perjanjian (pasal 1320 KUHPer)


1. Kata sepakat
2. Cakap
3. Mengenai hal tertentu, dalam perjanjian ditentukan hal yang akan diperjanjikan
4. Suatu sebab yang halal
Pasal 1330 KUHPerdata menyebutkan orang yang tidak cakap antara lain :
1. Orang yang belum dewasa
2. Mereka yang dibawah pengampuanperempuan dalam hal yang ditetapkan dalam UU
dan semmua orang kepada siapa UU telah melarang membuat perjanjian tertenti.

Macam-macam perikatan antara lain :


• Perikatan bersyarat
• Perikatan dengan ketetapan waktu
• Perikatan mana suka
• Perikatan tanggung menanggung
• Perikatan yang dapat dan tidak dapat dibagi
• Perikatan dengan ancam hukum

Macam-macam perjanjian atara lain :


• Perjanjian jual-beli
• Perjanjian sewa-menyewa
• Perjanjian hibah
• Perjanjian persekutuan
• Dll

Hak Immateriil merupakan bagian dari Hukum Harta Kekayaan. Diatur dalam buku II
KUHPerdata.

Bagian hak yang dilindungi oleh rezim Hak Kekayaan Intelektual antara lain :

Hak Cipta : adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izik untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan menurut perundangan yang berlaku. Masa berlaku hak cipta adalah sampai 50
tahun setelah pencipta meninggal dunia.

Merek : tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angkam susunan warna atau
kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.

Desain Industri : suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna
yang berbentuk 3D atau 2D yang memberikan kesan estetis.

Rahasia Dagang : lingkup perlindungan rahasia dagang adalah metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi.

Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu : kreasi berupa rancangan peletakkan 3D dari berbagai
elemen kerurang-kurangnya satu elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau
semua interkoneksi terpadu.

Paten : hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepasa inventor atas hasil kerjanya dalam
bidang teknologi.

HUKUM KELUARGA

Pengertian
Sudiman: Kesemuanya kaedah hukum yang menenukan syarat dan cara mengadakan
hubungan abadi dan akibatnya
Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto:
Hukum Keluarga meliputi:
1. Perkawinan
-> Keseluruhan kaedah hukum yang mengatur syarat dan cara melakukan perkawinan
dan akibat yang berhubungan dengan pribadi yang bersangkutan
-> Pasal 26 KUHPer: Perkawinan akan sah bila menurut KUHPer saja
-> Asas perkawinan menurut KUHPer adalah monogami
->UU no. 1 tahun 1974:
• Pasal 1: Perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang wanita
dengan seorang seorang pria sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
sebuah keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME
• Pasal 2 ayat 2: Tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku
• Pasal 4 ayat 1: Suami dapat beristeri lebih dari satu asalkan syarat (Pasal 4 ayat 2)
dipenuhi
• Kesimpulannya, dianut unsur (5): keagamaan, biologis, sosiologis, hukum adat,
yuridis
2. Keturunan
-> Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam /sebagai akibat perkawinan yang
sah. Anak yang lahir diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dgn ibunya
dan keluarga ibunya (Pasal 42-44 UU no.1 tahun 1974)
-> Hk. perdata adat: adopsi merupakan perbuatan yang bersifat terang (dilakukan di muka
pejabat hukum) dan tunai (dibayar secara magis)
-> Bentuk adopsi:
• Umum - terang dan tunai / tunai saja / terang saja / tidak terang dan tidak tunai
• Khusus - org luar jadi satu klan / anak tiri menjadi kandung / angkat derajat
3. Kekuasaan orang tua
-> Pasal 45: Kewajiban orang tua untuk mendidik dan memelihara anak mereka sampai
menikah atau dapat berdiri sendiri
-> Pasal 46: Apabila diperlukan anak yang dewasa wajib memelihara orang tua dan keluar
dalam garis lurus ke atas jika diperlukan bantuannya
-> Pasal 47: anak yang belum berusia 18 tahun/belum pernah menikah ada dibawah
kekuasaan orang tua, artinya segala perbuatan hukum anak diluar/di dalam pengadilan
diwakili oleh orang tua
-> Kekuasaan orang tua dapat dicabut jika sangat melalaikan kewajibannya, pencabutan
atas permintaan (saudara kandung yang lebih tua, orang tua lain, keluarga dalam garis
lurus ke atas, pejabat yang berwenang dalam pengadilan). Kekuasaan yang dicabut tidak
menghapus kewajiban memberikan biaya pemeliharaan
4. Perwalian (Pasal 50-51 UU no. 1 tahun 1974)
-> Pengawasan thdp anak dibawah umur yang tidak dalam kekuasaan orang tua, serta
pengurusan benda dan kekayaan yang berhubungan dg anak itu
-> Batasnya: dibawah 18 thn, belum pernah menikah, dan tidak berada dlm kekuasaan
org tua salah satu dari org tua
5. Pendewasaan (Pasal 419-432 KUHPer)
-> Suatu pernyataan tentang seseorang yang belum mencapai usia dewasa sepenuhnya
atau hanya untuk beberapa hal saja dipersamakan dengan seseorang yang sudah
dewasa
6. Curatele/pengampuan
-> orang dewasa yang menderita sakit ingatan menurut UU wajib dibawah pengampuan
-> kedudukan orang yang dibawah pengampuan sama seperti orang yang belum dewasa
7. Orang yang hilang (Pasal 463-495 KUHPer)
-> Jika orang meninggalkan tempat tinggalnya dengan tidak memberikan kuasa pada
seseorang untuk mengurus kepentingannya, maka atas permintaan orang yang
berkepentingan, hakim untuk sementara dapat memerintahkan Balai Harta Peninggalan
->Setelah 30 tahun dianggap sudah meninggal dunia

HUKUM WARIS

Hukum waris adalah kesemuanya kaidah hukum yang mengatur nasib kekayaan seseorang
setelah dia meninggal dunia dan menentukan siapa orangnya yang dapat menerimanya. (Prof.
Soediman K)

Hukum kewarisan yang ada dan berlaku di masyarakat adalah : Hukum waris adat, islam, dan
barat

Pasal 528 B.W. hak warisan dengan hak kebendaan. Ketentuan pasal 584 B.W. menyebutkan
bahwa hak waris sebagai salah satu cara untuk memperoleh hak kebendaan.

Cara memperoleh warisan :


1. Sesuai dengan ketentuan UU (Ab Intestato)
2. Melalui wasiat (testamen)

Subyek Hukum Waris :


Pewaris : setiap orang yang meninggal dengan meninggalkan harta kekayaan disebutkan
pewaris.
Ahli waris : orang-orang tertentu, yang secara limitative diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata
1. Ahli hukum yang mewaris berdasarkan kedudukan sendiri
• Golongan pertama : anak beserta keturunannya
• Golongan kedua : orangtua dan saudara pewaris
• Golongan ketiga : harta peninggalan dibagi dua kepada kakek nenek pihak ayah
dan ibu
• Golongan keempat : sanak keluarga pewaris dalam garis menyamping sampai
derajat keenam
2. Ahli waris berdasarkan penggantian (ahli waris tidak langsung)
• Penggantian dalam lurus kebawah : setiap anak yang meninggal lebih dahulu
digantikan oleh sekalian anaknya pewaris.
• Penggantian dalam garis kesamping. Tiap saudara kandung/tiri yang meninggal
terlebih dahulu digantikan oleh sekalian anaknya.
• Penggantian dalam garis ke samping juga melibatkan penggantian anggota
keluarga yang lebih jauh.
3. Penggantian ketiga yang bukan ahli waris dapat menikmati harta peninggalan.
Pihak ketiga yang tersangkut dalam pewarisan adalah :
1. Suatu fidei comis, suatu pemberian warisan kepada ahli waris dengan ketentuan
bahwa ia berkewajiban menyimpan warisan itu dan setelah lewatnya waktu tertentu
warisan tersebut harus diserahkan pada orang lain. Cara pemberian warisan ini
disebut warisan secara melangkah.
2. Executeur testamentair, adalah pelaksana wasiat yang ditunjuk oleh pewaris.
3. Pengelola, seorang yang ditentukan dalam wasiat untuk mengurus kekayaan sehingga
para ahli waris hanya menerima penghasilan harta peninggalan.

Hak Pewaris : timbul sebelum terbukanya harta peninggalan dalam arti bahwa pewaris
sebelum meninggal dunia berhak menyatakan kehendaknya dalam sebuah testament/wasiat
yang dapat berupa Erfstelling dan Legaat.

Kewajiban pewaris : merupakan pembatasan terhadap haknya yang ditentukan undang-


undang. Ia harus mengindahkan adanya legitieme portie (pembatasan terhadap hak si
pewaris dalam membuat testament/wasiat)

Hak Ahli Waris : setelah terbuka warisan, ahli waris diberi hak untuk menentukan menerima
secara penuh, menerima dengan reserve, atau menolak warisan

Kewajiban ahli waris :


1. Memelihara keutuhan harta peninggal sebelum dibagi
2. Mencari cara pembagian yang sesuai dengan ketentuan lain-lain
3. Melunasi hutang pewaris jika pewaris meninggalkan hutang
4. Melaksanakan wasiat jika ada

Pembagian warisan (ketentuan KUHPer Pasal 1066)


1. Tidak sebagai ahli waris yang dapat dipaksa membiarkan harta warisan tidak terbagi
2. Pembagian harta warisan dapat dibagi sewaktu-waktu
3. Dibuka kemungkinan untuk mempertangguhkan pembagianharta warisan dalam
jangka waktu 5 tahun.

Obyek Hukum Waris dan Legitimie Portie


Harta kekayaan yang ditinggal dapat berupa :
Aktiva : sejumlah benda yang ada nyata dan/atau dapat berupa tagihan/piutang pada pihak
ketiga. Dapat pula berupa hak immateriil.
Pasiva : sejumlah hutang pewaris yang harus dilunasi pada pihak ketiga, maupun kewajiban
lainnya

Harta Warisan
• Balai Harta Peninggalan (Wees Kamer) berkewajiban mengurus harta yang tak
terurus. Wees Kamer diwajibkan utk membuat catatan ttg keadaan harta peninggalan,
dan jika perlu didahului dgn penyegelan barang-barang kemudian membereskan harta
warisan serta membayar hutang2 pewaris.
• Jika diduga masih mungkin adanya ahli waris maka Wees Kamer memanggilnya
melalui media massa. Jika lwt 3 tahun, maka Wees Kamer mempertanggungjawabkan
harta peninggalan tersebut pada Negara hingga jd milik negara

HUKUM WARIS ADAT


memuat peraturan2 yang mengatur proses meneruskan serta mengalihkan barang-barang,
harta benda dan barang2 tdk berwujud dr suatu angkatan manusia kpd turunannya.

 sangat dipengaruhi prinsip garis keturunan yg berpengaruh thdp penetapan ahli waris
maupun bagian harta peninggalan yg diwariskan

Tiga system kewarisan:


1. Sistem kewarisan individual : ahli waris mewarisi harta peninggalan scr perorangan
(Batak, Sulawesi, Jawa)
2. Sistem kolektif (ahli waris scr bersama2 mewarisi harta peninggalan yg tdk dpt
dibagi2 pemilikannya kpd msg2 ahli waris (Minangkabau)
3. Sistem kewarisan mayorat:
• Mayorat laki2  anak laki2 tertua/anak laki2 sulung merp. Ahli waris tunggal
(Lampung)
• Mayorat perempuan  anak perempuan tertua adh ahli waris tunggal
(Semendo)
 Dua macam garis pokok seorang ahli waris:
1. Garis pokok keutamaan : garis hukum yg menentukan urutan2 keutamaan diantara
golongan2 pewaris:
a. Orang yg tdk mempunyai penghubung dengan pewaris
b. Orang yg tdk ada lagi penghubungnya dengan pewaris
2. Garis pokok penggantian
Subjek Hk Waris
1. Pewaris : yg meninggalkan harta warisan
2. Ahli waris : seorg/bbrp org yg menerima harta warisan

Objek Hk Waris
1. Harta Pusaka (kekayaan benda yg dianggap Magis)
2. Harta Bawaan (harta kekayaan yg dibawa isteri pd saat pelaksanaan perkawinan
3. Harta Pencaharian (yg diperoleh suami istri dlm ikatan perkawinan)
4. Harta yg Berasal Dari Pemberian Seseorang (kpd suami atau istri maupun
keduanya)

Sistem kewarisan adat (cara membagi harta warisan):


 system individual ataupun kolektif mayorat maupun tidak perlu langsung menunjuk kepada
masy. Dimana hukum kewarisan itu berlaku.

Pembagian harta dilakukan setelah pengurangan:


1. biaya2 pada wkt pewaris sakit
2. hutang2 yg ditinggalkan pewaris
3. biaya pemakaman

HUKUM WARIS ISLAM

 hukum yg mengatur segala sesuatu yg berkenaan dengan peralihan ha katas harta


seseorang seteah ia meninggal dunia kepada ahli warisnya

 disebut juga hukum Faraid, sebab adanya bagian2 tertentu bagi orang2 tertentu dlm
keadaan tertentu

Sumber hk kewarisan:
1. Al Quran : Surat IV ayat &
2. Hadist Rasul
3. Ijtihad Ulil Amri

Subjek Hk Waris:
1. Pewaris  org yg tlh meninggal dunia dgn meninggalkan sesuatu utk klrgnya yg msh
hidup
2. Ahli Waris  org yg berhak atas harta peninggalan yg ditglkan oleh yg meninggal dunia

Objek Hk Waris:
 segala sesuatu yg ditinggalkan oleh pewaris yg secara hukum dpt beralih kpd ahli warisnya.

Seseorang dpt menjadi ahli waris apabila:


1. Adanya hub darah/kekerabatan:
a. Ke bawah (anak baik laki2/perempuan beserta keturunannya)
b. Ke atas (ortu)
c. Ke samping (anak Ayah/Ibu atau anak kakek/nenek
*hk islam tdk mengakui adopsi krn melepaskan hub kekerabatan anak angkat dgn
ortunya krn dimasukkan kekerabatan ortu angkatnya

Asas-asas kewarisan:

1. Asas Ijbari : peralihan harta dr pewaris kpd ahli warisnya berlangsung dgn sendirinya
menurut ketentuan Allah tanpa digantungkan kpd kehendak pewaris/ahli warisnya

2. Asas Bilateral : menerima hak kewarisan dr kedua belah pihak

3. Asas Individual : dibagi bagikan kpd masing2 ahli waris utk dimiliki perseorangan

4. Asas Keadilan Berimbang : keseimbangan antara hak yang diperoleh dan kewajiban yg
harus ditunaikannya

5. Asas Akibat Kematian : pewaris semata-mata sbg akibat dr meninggalnya seseorang

 Mawali adalah system penggantian dmn ahli waris yg seharusnya menerima warisan telah
meninggal dunia sebelum pewaris meninggal.
 Warisan dpt diberi kpd siapapun dgn melalui wasit yang dibuat pewaris semasa hidupnya.
Dlm kompilasi hukum islam, wasiat tdk boleh melebihi 1/3 harta peninggalan
 Bila seseorang ingin memberikan suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan kpd org
lain ketika masih hidup maka dsb dgn Hibah.

Hukum Acara
Hukum acara atau hukum formil
 kaedah hk yg m’atur bgmn cara mengajukan suatu perkara ke muka suatu badan peradilan
dan bgmn Hakim memberi putusan

Terbagi atas:
1. HUKUM ACARA PIDANA
2. HK ACR PERDATA
3. HK ACR PERADILAN TATA USAHA NGR
4. HK ACR MAHKAMAH KONSTITUSI
HK ACARA PIDANA
 keseluruhan aturan hukum yang mengatur bgmn m’p’tahankan/menyelenggarakan hk
pidana materil shg m’p’oleh keputusan Hakim dan bgmn keputusan itu dilaksanakan

Mustafa Abdullah & Ruben Achmad : HAPID  hk yg menyangkut cara pelaksanaan


penguasa menindak warga yang didakwa bertgg jwb atas suatu delik (peristiwa pidana)

Landasan HAPID:
1. Sumber hapid:
• UU no 14 th 1970 ttg ketentuan pokok kekuasaan kehakiman
• UU no 3 th 1971 ttg pemberantasan tindak korupsi
• Uu no 8 th 1981 ttg KUHAP
• Uu no 14 th 1985 ttg MA
• Uu no 2 th 1986 ttg peradilan umum
2. Fungsi HAPID
• Mencari&menemukan kebenaran
• Pemberian keputusan oleh hakim
• Pelaksanaan keputusan oleh hakim

Asas2 dlm HAPID


a. Yg berhub dgn peranan:
• Prakarsa proses dilakukan polisi/jaksa
• Asas opurtinitas
• Ke2 pihak wajib didengar keterangannya oleh hakim
• Acara pemeriksaan secara debat lisan/lgsg
• Keputusan hakim rasional obyektif
• Hakim bersifat aktif dan memimpin proses peradilan
• Akusator (para pihak diakui subjek&kedudukannya sederajat)
• Peradilan cpt, sederhana, biaya ringan
• Praduga tak bersalah
b. Yg berhub dgn keadaan peradilan
• Sidang dibuka utk umum
• Peradilan bertahap (peradilan negerip.tinggiMA)
c. sidang dilaksanakan suatu majelis hakim
d. dilakukan hakim krn jabatannya ttp

Subjek HAPID
a. tersangka/terdakwa delik
b. polisi
c. jaksa
d. hakim
e. panitera
f. pengacara
g. saksa2
h. pegawai lembaga pemasyarakatan

PELAKSANAAN HAPID DALAM PERKARA PIDANA


 penyidikan oleh polisi/pns yg diberi kewenangan khusus dl UU.
 mencari&mengumpulkan bukti2 guna mencari tersangka delik
 bukti dilimpahkan kpd jaksa yg akan melakukan penuntutan di p’adilan negeri
supaya diperiksa&diputus hakim.
 hakim m’adili b’dsr asas bebas jujur dan tdk memihak hingga menetapkan suatu
keputusan
*putusan adh pernyataan hakim yg diucapkan dalam pengadilan terbuka yg dpt berupa
pemidanaan, atau bebas atau putusan lepas dr sgala tuntutan hukum

pemeriksaan dalam pra peradilan ialah perkara:


1. mengenai sengketa ttg sah/tdknya penangkapan, penahanan, penghentian
penyidikan atau penghentian penuntutan
2. mengenai ganti kerugian atau rehabilitasi

HUKUM ACARA PERDATA


 peraturan hukum yang menentukan bgmn cara mengajukan perkara2 perdata ke muka
peradilan dan cara2 melaksanakan putusan2 hakim dan jg bgmn memelihara&m’p’thnkan
hukum perdata materil

Wirjono Prodjodikoro: HAPER  rangkaian peraturan ttg bgmn org hrs bertindak thdp&di
muka pengadilan dan cara pengadilan bertindak satu sama lain utk menjalankan peraturan hk
perdata

Izaac S. Lehitu: peraturan ttg cr melaksanakan hak&kwjbn dlm hk perdata materil melalui
pengadilan.

Sjrh perkembangan peradilan di indo:


Peradilan di indo ada 3 zaman yaitu….
1. zaman pmrnthn hindia belanda (1848-1042)
2. zmn pendudukan jepang (1942-1945)
3. smn kemerdekaan RI (1945-skrg)
a. Mnrt IR, peradilan dlm perkara perdata adh sbb:
• District-gerecht
• Regentschap-gerecht
• Landraad
• RvJ
• HGH
b. pd zaman pendudukan jepang, peraidilan namanya diubah:
• Tihoo-hooin (pengadilan negeri)
• Keizai-Hooin (p. kepolisian)
• Ken-Hooin (p. kabupaten)
• Gun-Hooin (p.kewedanaan)
• Koo-too-hooin (p.tinggi)
• Saikoo-hocin(MA)
c. pd zaman kemerdekaan RI
• p. negeri
• p. tinggi
• MA

Landasan HAPER:
 Berlaku Reglement op de Bugerlijke Rechtsvordering (Rv) utk gol. Eropa
 HIR atau Reglemen Indonesia yg Dibaharui (RID) di p. Jawa&Madura
 Rechtsreglement Buitengewesten (RBg) di luar JawaMadura

badan peradilan pd masa ini:


Raad van Justitie dan Residentie Gereccht (utk gol eropa)
Landraad (utk gol bumi putera)

*Dgn adanya dekrit presiden tgl 5 juli ’59 yg menyatakan bahwa kita kembali ke uud’45, maka
melalui pasal II aturan peralihannya dan pasal2 peralihan sblmnya, ttp digunakan HIR(RID)
dan RBg sbg Kitab UU Hk Acara

Sumber haper:
1.HIR
2.RBG
3.RV
4.Undang-undang
5.Yurisprudensi
6.Adat Kebiasaan
7.Doktrin
8. Intruksi dan Surat Edaran Mahkamah Agung
9. Hukum Islam

Asas2 dlm HAPER

1. YG BERHUB DG PERANAN
• Prakarsa proses oleh pihak yg bersengketa
• Hakim pasif/menunggu pengajuan tuntutan hak oleh yg berkepentingan
• Hakim wajib m’usahakan perdamaian
• Perkara yg berjalan dpt ditarik atas persetujuan ke2 belah pihak
• Pemeriksaan m’utamakan tulisan2
• Putusan hakim b’landaskan alasan2 rasional objektif
• Putusan yg tdk lgkp/kurang merp alas am utk pemeriksaan kasasi di MA
• Yuris dan doktrin dijdkan landasan hakim utk m’p’kuatputusannya
2. YG BERHUB DG KEADAAN PERADILAN
• Terbuka utk umum
• Asas terbuka
• Ke2 pihak didengan pendapatnya dan diakui sbg subjek hk yg kedudukannya
sedrjt
• Diselenggarakan oleh suatu majelis hakim

Norma2 HAPER:
1. subjek hk haper:
• Pihak yg b’sengketa (penggugat tergugat)
• Hakim yg m’adili
• Panitera
• Pengacara
• Jurusita
2. kewenangan mengadili:
• kompetensi mutlak  p’bagian kekuasaan antar badan peradilan
ex: p’berian kekuasaan m’adili kpd p. negeri dan tdk pd yg lain
• kompetensi relative  kewenangan m’adili ada diantara badan peradilan yg
sejenis
ex: p’bagian kekukasaan m’adili diantara berbagai p. negeri
3. perkara perdata yg diajukan:
• perkara gugatan (sanggah-menyanggah, perselihsihan, jenis putusannya
keputusan atau vonis)
• perkara permohonan (menetapkan scr resmi apa yg sdh ada spt penetapan ahli
waris)
4. sifat isi putusan
• b’sifat deklarator (m’jlskan sesatu spt penunjukan ahli waris)
• b’sifat konstitutif (m’ciptakan atau m’hapus suatu stts hk t’tentu spt bubarnya
perkawinan/istri jd janda)
• b’sifat kondemnator (putusan yg m’beri hukuman spt m’byr biaya p’kara
5. upaya perkara di p’adilan
• biaya pemanggilan para pihak
• biaya pemberitahuan kpd para pihak
• biaya materai
• biaya pengacara
HK. PERADILAN TATA USAHA NGR

 peradilan admin ngr

arti luas: peradilan yg menyangkut pejabat2 dan instansi admin ngr baik perkara pidana
perdata, adat, agama dan admin ngr murni

arti sempit: menyelesaikan perkara2 admin murni semata2 yg berupa konfilik berkisar pada
satu interpesitasi/pasal ketentuan perundang2an.

Penyelesaian sengketa administrasi:


1. pengaduan  dlm lingkungan admin sndiri
2. melalui badan pengadilan semu (quasi)
3. melalui badan pengadilan admin
4. pengadian umum
5. badan pengadian tata usaha ngr
6. badan arbitrase
7. badan/panitia teknis/ ad hock

Pelaksanaan peradilan admin:


a. Hakim perdata (pjk tdk lgsg, bea balik nama, perbuatan mlwn hk oleh penguasa)
b. Badan majelis (MPP ordonansi, panitia
c. Menteri
d. Kpl daerah

Putusan peradilan admin ngr dpt berupa:


• Pembatalan kptsn pejabat admin ngr yg melanggar ketentuan per-UU-an
• Koreksi thdp kptsn pjbt yg keliru
• Membetulkan interpretasi yg salah
• Perintah m’indahkan tata tertib
• Perintah pembayaran ganti rugi

Tuntutan ganti rugi


 servis public

perbuatan admin ngr yg menimbulkan kerugian:


a. perbuatan admin ngr yg melawan hk
b. yg menyalahgunakan wewenang
c. menyalahgunakan sewenang2
Ciri2 karakteristik HAPTUN
• hk acaranya scr bersm2 diatur dg hk materil yaitu uu nmr 5 th 1956
• peranan hakim aktif
• kompensasi ketidakseimbangan antara penggugat dan terugat
• pembutkian bebas yg terbatas
• gugatan tdk mutlak bersifat menunda pelaksanaan keputusan tata usaha ngr yg
digugat
• putusan hakim tdk blh ultra petita (melebihi tuntutuan penggugat)
• berlaku asas erga omnes (putusan tdk hanya berlaku bagi yg bersengketa tp jg bagi yg
terkait)
• asas audi alteram partem (sengeketa harus didengar penjelasannya sblm hakim
membuat keputusan)
• harus ada kepentingan baru mengajukan gugatan
• mencapai kebenaran materil dg tujuan menyelaraskan menyerasikan dan
menyeimbangan kepentingan individu dgn kepentingan umum

perbedaan HAPTUN DAN HAPER:

Objek gugatan:
 Beschikking (Vide pasal1 butir 3)
(kalo HAPER perbuatan mlwn hk dan wan prestasi)

subjek gugatan:
 pribadi/bdn hk perdata melawan pejabat tata usaha ngr dlm keadaan yg tdk seimbang
(kl HAPER terdiri dr org pribadi mlwn org pribadi dlm posisi seimbang)

tenggang wkt gugatan  90 hari


(kl HAPER tahunan, puluhan tahun)

tahapan proses berperkara:


 sm dgn HAPER dan ditambah penelitian admin, dismissal procedure dan pemeriksaan
persiapan

Tuntutan:
 pernyataan batal/tdk sah suatu keputusan tata usaha ngr dan diminta ganti rugi dg batasan
yg tegas
(kl HAPER pelaksanaan/p’batalan perjanjian,gantirugi)

putusan verstek : tdk ada krn tdk efektif m’hadirkan pihak yg tdk hadir dlm jangka wkt 2 bln
terlalu lama.

Rekonpensi
HAPTUN tdk mengenal gugat balik krn keududkan penggugat&t’gugat adh tetap dan objek
sengketa berupa surat keputusan

Peranan pengadilan tinggi


 pengadilan tinggi tata usaha ngr hrs sbg pengadilan tingkat pertama
(kl HAPER p.tinggi sbg pengadilan tingkat banding)

juru sita: di haptun gada krn memanfaatkan jasa pos

eksekusi
haptun  eksekusi otomatis dan eksekusi hierarkis

HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI


 MK punya 4 kewenangan dan 1 kwjbn

kewenangan:
1. menguji UU thdp UUD45
2. memutuskan sengketa kewenangan lembaga ngr yg kewenangannya diberikan oleh
uud45
3. memutuskan pembubaran partai politik
4. memutuskan perselisihan ttg hasil pemilu

kewajiban(=sekaligus kewenangan)
1. memberi putusan atas pendapat DPR bahwa pres/wapres diduga:
a. melakukan pelanggaran hk (berkhianat/korupsi/penyuapan/pidana lainnya)
b. melakukan perbuata tercela
c. tdk memenuhi syarat sbgmn tertera dlm uud45

objek:
a. smua perkara dsb perkara permohonan bukan gugatan
b. kepentingan yg digugat luas dan menyangkut kepentingan umum
c. uu yg digugat adh uu yg mengikat scr umum
d. perkara dlm bentuk permohonan bukan gugatan
subjek:
a. dsb sbg pemohon
b. pemohon adh subjek hk yg memenuhi syarat mnrt UU utk mengajukan p’mohonan
perkara kpd MK
*pemohon adh pihak yg menganggap hak/kwngn konstitusinya dirugikan oleh
b’lakunya UU

proses perkara:
1. pengajuan permohonan
• ditulis dlm b indo
• di ttd oleh pemohon
• 12 rangkap
• jenis perkara sesuai kewenangan dan kwjbn MK RI
• sistematikanya : identitas&legal standing  posita  petitum
• disertai brng bukti

2. pendaftaran
• pemeriksaan kelengkapan oleh panitera
• regist sesuai perkara
• 7 hari kerja sjk regist perkara: pengujian UU  sengketa permohonan dismpkan
kpd lembaga negara termohon  pembubaran partai politik  pndpt DPR

3. penjadwalan sidang:
• 14 hari kerja stlh regist ditetapkan hari sidang 1 (kec. Pemilu)
• para pihak diberitahu/panggil
• diumumkan pd masy.

4. pemeriksaan pendahuluan (sidang panel)  min 3 org hakim

5. pemeriksaan persidangan (pleno) oleh 9 org hakim, min 7 org hakim

6. putusan
• diputus sesuai tenggang wkt
• sesuai alat bukti (minimal memuat fakta dan dasar hukum putusan)
• cara m’abil putusan  musyawarah mufakat, hakim menyampaikan
pndpt/pertimbangan tertulis, suara terbyk dlm takmufakat, suara terakhir
ketua dpt menentukan, pndpt hkm yg berbeda dimuat dlm putusan
• di ttd hakim dan panitera
• berkekuatan hk tetap sjk diucapkan sidang tbuka utk umum
• akibat hukum  perspektif, tdk berlaku surut
• salinan putusan dikirim kpd para pihak 7 hari sjk diucapkan
• utk putusan perkara
o pengujian UU kpd DPR, DPD, pres dan MA
o sengketa kewenangan lmbg negara kpd dpr dpd presiden
o pembubaran partai politik kpd parpol terkait
o perselisihan hasil pemilu kpd pres
o pndpt dpt dismpkan kpd dpr pres dan wapres.

HUKUM INTERNASIONAL
 hk yg berhub dg peristiwa inter
 sifat inter timbul krn ada hukum inter yg bersumber dr hukum nasional.

HUKUM INTER PUBLIK:


Keseluruhan kaedan dan asas hk yg mengatur hub/persoalan yang melintasi batas ngr (hub
inter) yg bkn bersifat perdata (antara negara-negara, negara-subjek hk bkn ngr, sesame
subjek hk bkn ngr)

HUKUM PERDATA INTER:


Keseluruhan kaedah dan asas hk yg mengatur hub perdata antar para pelaku hukum yang
masing2 tunduk pada hk perdata (nasional) yg berbeda

Hukum Nasional  didlmnya terdpt lembaga eksekutif, legislative, yudikatif& kepolisian;


Sanksi hk tegas dan efektif bila terjadi pelanggaran oleh wrg negara

Hukum Inter  Tdk ada lembaga2 tsb; Sanksi tdk berlaku efektif krn setiap ngr mempunyai
kedaulatan yang tidak dapat dilanggar negara manapun

SUMBER HUKUM INTER:


 Dlm arti materil: apa yg menjadi dasar dr kekuatan mengikat hk inter.
 Dlm arti formal: dmn terdptnya ketentuan2 hk inter
Mnrt pasal 38 Piagam Mahkamah Inter, sumber hk inter adh:
1. perjanjian2 internasional (sbg hukum masy. Inter dan dpt dilihat dr tindakan2 masy.
Inter thdp suatu kebiasaan) ex: ketentuan ttg lebar laut territorial, ttg landas kontinen

2. prinsip2 hukum umum (asas2 yg mendasari system hk modern) ex: pacta suni
servanda, asas penyalahgunaan hak (abus de droit),

3. keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana sbg sumber hukum tambahan (baik
inter maupun nasional)

SUBJEK HK INTER (pemegang hak dan kwjbn mnrt hk inter) adalah:


1. Negara (yg berkedaulatan penuh)
a. Federal (pemerintah federal sbg pemegang hak&kwjbn)
b. Protektorat (negara berdaulat yg meminta perlindungan pd negara yg berdaulat
c. Dominion (ngr yg m’adakan hub antar negara bebas)

2. Tahta Suci Vatikan (memiliki perwakilan2 diplomatik di berbagai negara yg


kedudukannya sederajat dgn kedudukan perwakilan diplomatic ngr2 lain)

3. Organisasi Internasional (perjanjian sbg dasar berdirinya organisasi, guna


merumuskan hak2, kewajiban dan kewenangan lembaga tsb)
4. Palang Merah Internasional (diberi kewenangan khusus dlm konflik bersenjata utk
menolong korban perang dr pihak yg berselisih tanpa memandang siapa yg menjadi
korban)

5. Pemberontakan dan Pihak yg Bersengketa (pemberontak m’p’oleh kedudukan dan


hak sbg pihak yg bersengketa yg ditentukan pihak ke-3)

6. Pribadi kodrati (manusia sbg pribadi dpt dianggap sbg subjek hk inter)

HK PERDATA INTERNASIONAL
 hub/peristiwa hk di bidang hk perdata yg mengandung unsur asing (baik secara
substansif/materiil maupun adjektif/formil

Hk perdata inter substansif/materil:

1. hk pribadi
a. status personal
b. kewarganegaraan
c. domisili
d. pribadi hk

2. hk harta kekayaan
a. harta kekayaan materiil (benda2 tetap & benda2 lepas)
b. harta kekayaan imateriil
c. perikatan (perjanjian & penyelewengan perdata)

3. hk keluarga
a. perkawinan
b. hub ortu&anak
c. adoption
d. perceraian
e. harta perkawinan

4. hk waris

Hk perdata inter adjektif / formal:


1. kualifikasi,
2. persoalan preliminier
3. penyelundupan hukum
4. pengakuan hak yg tlh diperoleh
5. ketertiban hukum
6. asas timbal balik
7. penyesuaian
8. pemakaian hukum asing
9. renvoi
10. pelaksanaan keputusan hukum asing

Unsur asing bisa disebabkan:

1. Kewarganegaraan (WNI nikah dgn WNA)

2. Bendera kapal (Kapal bendera panama mengangkut WNI, Jepang, Malay)

3. Domisili (wrg ngr Inggris berdomisili di Indo yg menkah dgn wrg ngr Ingrris yg
berdomisili di Malay)

4. Tmpt kediaman (sesame wrg ngr Belanda berkediaman dan menikah di Indo)

5. Tmpt kedudukan pribadi hukum ( perusahaan Blnd mempunyai perwakilan Indo)

6. Pilihan hk asing dlm hub intern (pengusaha WNI mengadakan perjanjian


pengangkutan laut, ttp milih hukum inggris berlaku thdp perjanjian mrk)

7. Letak benda (seorg WNI memiliki rmh di California)

8. Tmpt dilaksanakannya isi perjanjian (kontraktor WNI mengadakan perjanjian


membuat jalan Tol di Malay)

9. Tmpt dilakukannya perbuatan hukum (WNI mendaftarkan hak ciptanya di Malay)

10. Tmpt diajukannya proses perkara (pengusaha WNI yg bersengketa mengajukan


perkaranya ke arbitrasi asing)

11. Tmpt terjadinya penyelewengan perdata (kapal bendera indo menabrak tanggul
pembatas spore shg digugat mengganti kerugian atas kerusakan tanggul)

SUMBER HUKUM DAN AZAS HK PERDATA INTER INDO

Pasal 16 AB
“ketentuan-ketentuan perundangan ttg kedudukan hukum & kewenangan individu utk
bertindak, tetap mengikat WNI walaupun berada di luar negeri”
 Artinya, hk indo akan berlaku bagi WNI kemanapun mrk berada di luar negeri. Pendirian
inilah yg kemudian dsb

*azas personalitas (hk yg berlaku di bidang stts personil adh berdasarkan hk nasional yg
bersangkutan dmn didalamnya mencakup bidang hk pribadi dan hk keluarga [ex: kpn seseorg
dinyatakan dewasa, membuat surat wasiat, kemampuan melakukan perbuatan hk, pewarisan,
perkawinan)

Lalu ada juga


*azas timbal balik (resiprositas) yaitu bagi org2 asing yg berada di indo, maka diberlakukan
juga hk nasional nya thdp org2 tsb yg mencakup kedudukan hukum dan kewenangannya.

Pasal 17 AB
“mengenai benda tetap berlaku hukum dr negara tempat benda itu terletak.”

*asas hukum setempat (lex situs) yg dsb jg statute realita

Ex: apabila seorg WNI menyewa tanah di Aussie, maka yg berlaku adh hk aussie.

Pasal 18 AB
“bentuk suatu tindakan hukum mengikuti bentuk hukum yg berlaku di negara tempat
diberlakukannya tindakan itu”

*asas locus regit actum atau statute mixta

Ex: syarat formal perkawinan di den hag hrs dilaksanakan sesuai hukum tata cara perkawinan
yg berlaku di den hag

Syarat materil & formil yg diatur dlm uu no 1 th 1974:

Syarat materil (Pasal 6 Ayat 2-5)


(1) Melangsungkan perkawinan seorg yg blm mencapai 21 harus dgn izin ortu
(2) Apabila salah seorang dr kedua ortu meninggal dunia atau tdk mampu menyatakan
kehendaknya, maka cukup diperoleh dr ortu nya yg msh hidup/mampu menyatakan
kehendaknya
(3) Apabila ke2 ortu meninggal, maka izin diperoleh dr wali
(4) Apabila ada perbedaan pendapat antara ayat 2,3, dan 4 maka pengadilan memberi izin
stlh mendengar pendapat tiap2 orang.

Syarat formil (Pasal 2 UU No 1/1974 yo PP 9/1975


(1) perkawinan adh sah apabila mnrt hk masing2 agama dan kepercayaan itu
(2) tiap2 perkawinan dicatat mnrt peraturan per-UU-an yg berlaku

Anda mungkin juga menyukai