Indonesia
PENGERTIAN TATA HUKUM
Adalah susunan hukum yang berasal mula dari istilah rechts orde(bhs
belanda),susunan hukum terdiri atas aturan-aturan hukum yang tertata sedemikian rupa
sehingga orng mudah menemukanya bila suatu ketika ia membutuhkannya untuk
menyelesaikan peristiwa hukum yang terjadi dalam masyarakat.
Tata hukum yang sah dan berlaku pada waktu dan di negara tertentu (hukum
positif),tata hukum yang diharapkan berlaku dimasa mendatang dinamakan ius
constituendum.
RUANG LINGKUP
1.Objek dari pengantar hukum Indonesia adalah hukum positif.
2.fungsi pengantar hukum Indonesia:mengantarkan setiap orang orang yang akan
mempelajari hukum positif Indonesia.
a.hukum positif
hukum yanng saat ini sedang berlaku (ius constitutum),adalah kenyataan hukum
yang dikenal.Hal ini adalah sebagai lawan dari hukum keagamaan atau hukum alam yang
merupakan kaidah-kaidah yang secara kritis berhadapan dengan kenyataan.
2.sejarah tata hukum dan politik hukum pada masa jepang (osamu seirai)
~indonesia timur,angkatan laut jepang berkedudukan di makassar
~indonesia barat,angakatan darat jepang berkedudukan di jakarta
3.Pasca kemerdekaan
-masa 1945-1949 (18-8-1945 smp 26-12-1949)
# bebas dan tidak tergantung pda bangsa apapun
#UUD sebagai dasar (18 agustus 1945)
#bentuk tata hukum dan politik hukum yang berlaku pada masa itu dapat dilihat
pada pasal II aturan peralihan UUD 1945
-masa 1949-1950 (27-12-1949 smp 16-8-1950)
#berlakunya RIS
#tata hukum yang terdiri dari peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku pada
masa 1945-1949 dan produk peraturan baru dihasilkan oleh pemerintahan negara
yang berwenang untuk itu selama kurun waktu 27-12-1949 smp 16-8-1950.
#melalui pasal 192 KRIS
-masa 1950-1959(17-8-1950 smp 4-7-1959)
#konstitusi RIS hanya berlaku 7 bulan 16 hari -> menjadi UUDS 1950(berlaku smp
4-7-1950)->krn dekrit presiden 5 juli 1959
#terdiri dari semua peraturan yang dinyatakan berlaku berdasarkan pasal 142
UUDS 1950
4.hukum pidana(materiil,formil)
PERUBAHAN PASAL DI DALAM UUD 1945 YANG MENGAKIBATKAN PEGGESERAN
NILAI DI BIDANG MATERI MATA KULIAH PHI
3.pasal 7A -> presiden dan atau wkil presiden dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya oleh MPR atas usul DPR apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum
Negara -> organisasi yang mengatur keseluruhan hub. antarmanusia dlm masyarakat dan
menegakkan aturan dengan kewibawaannya
Istilah
1. Staatsrecht in Ruimere (arti luas) : sama dgn hukum negara
2. Staatsrecht in Engere (arti sempit) : membedakan HTN dan HAN
Ruang Lingkup
Pengantar Ilmu HTN belum menyelidiki mendalam kaidah HTN positif, dan hanya
membahas asas dan pengertian dari HTN yang berlaku di Indonesia
Definisi HTN
1. Van Vollenhoven
Mengatur semua masyarakat hukum menurut tingkatannya dan masing-masing
menentukan wilayah lingkungan rakyatnya, badan-badan dan fungsinya, dan
susunan+wewenang badan tsb
1. Apa saja masyarakat hukum atasan serta warganya
2. Lingkup peranan thdp wilayah serta warganya
3. Kekuasaan apa yg diserahkan kpd lembaga dlm tiap masyarakat hukum
2. Paul Scholten
Mengatur organisasi negara, bahwa dlm organisasi negara telah tercakup kedudukan
organ-organ negara, hubungan, hak dan kewajiban, serta tugasnya.
3. Logemann
Ruang lingkup HTN 1. Persoonsleer (pribadi) - manusia sbg subjek hukum
(hak&kewajiban dll)
2. Gebiedsleer (lingkup laku) - batas, cara, waktu, lingkup wilayah,
sikap
Mempelajari 1. Susunan jabatan
2. Penunjukan pejabat
3. Tugas&kewajiban
4. Kekuasaan&wewenang
5. Batas wewenang
6. Hub. antarjabatan
7. Penggantian jabatan
8. Hub. antara pejabat dan jabatannya
4. Apeldoorn
Dlm arti sempit menunjukkan org yg memegang kuasa pemerintahan dan batasnya
5. Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka
Inti permasalahan:
a. Status yang menjadi subjek dlm hukum negara
1. penguasa negara dan lembaga negara
2. Warga negara dan bukan warga negara
b. Role
1. Menurut hukum - hak & kewajiban
2. Peranan Wantah - diluar hukum tp tidak menentang hukum
Asas HTN
1. Ketuhanan YME
2. Negara Hukum dan “The Rule of Law”
3. Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi
4. Demokrasi Langsung & Perwakilan
5. Pemisahan Kekuasaan dan “Check and Balances”
6. Sistem Pemerintahan Presidentiil
Van Vollenhoven
Hukum Adm. Negara 1. Bestuursrecht (pemerintahan)
2. Justitierecht (peradilan)
3. Politierecht (Kepolisian)
4. Regelaarsrecht (Perundang-undangan)
Mengatur 1. Organisasi/institusi
2. Pengisian jabatan
3. Berlangsungnya kegiatan
4. Pemberian pelayanan masyarakat
Sumber 1. Lembaga diluar Adm. Negara (HAN Heteronom) - UUD, TAP MPR
2. Lembaga didalam adm. negara (HAN Otonom) - Pemerintah
James Hart
HAN adalah hukum yg dibuat oleh adm. negara itu sendiri dan mengontrol pejabat adm.
negara
HUKUM PIDANA
1. Prof. Satochid : Hukum pidana (ius poenale) adalah sejumlah peraturan yang
mengandung larangan-larangan atau keharusan-keharusan dimana terhadap
pelanggarnya diancam dengan hukuman.
2. Hukum pidana materiil berisi tentang : perbuatan diancam hukuman,
pertanggungjawaban hukum pidana, hukuman apa untuk orang yang melakukan
perbuatan bertentangan dengan UU.
3. Hukum pidana formil merupakan sejumlah peraturan yang mengandung cara negara
mempergunakan haknya untuk mengadili serta memberi hukuman terhadap
seseorang yang melakukan tindak pidana.
4. Hukum pidana dalam arti subjektif -> ius puniendi “sejumlah peraturan yang
mengatur hak negara untuk menghukum seseorang yang melakukan perbuatan yang
dilarang”
5. Simons : peristiwa pidana ialah perbuatan salah dan melawan hukum yang diancam
pidana dan dilakukan seseorang yang mampu bertanggung jawab.
6. Unsur-unsur peristiwa pidana :-
- Perikelakuan manusia
- Masuk lingkup laku perumusan kaedah hukum pidana
- Melanggar hukum
- Didasarkan pada kesalahan
7. Sikap tindak yang dapat dikenai sanksi : perilaku manusia, sikap tindak melanggar
hukum, pelaku mengetahui bahwa tindakannya melanggar hukum, tidak ada
penyimpangan kejiwaan.
8. Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenalli : tidak ada suatu perbuatan
dapat dihukum tanpa ada peraturan yang mengatur perbuatan tsb sebelumnya.
9. Asas berlakunya KUHP : territorial (UU Hukum Pidana berlaku didasarkan pada
tempat perbuatan dilakukan), personalitas (didasarkan pada kewarganegaraan
pelaku), perlindungan (didasarkan pada kepentingan hukum negara yang dilanggar),
universalitas (UU HP diberlakukan pada siapapun)
10. Kategorisasi peristiwa pidana :
- Dolus (perbuatan sengaja) & Culpa (tidak sengaja/lalai)
- Delik Materiil (menitikberatkan pada akibat yang dilarang) & Delik Formil
( menitikberatkan perbuatan)
- Komisionis (terjadinya delik krn seseorang melalaikan suruhan/tidak
melaksanakan ) & Komisionis Peromisionim (tindak pidana karena melaksanakan
suatu perbuatan)
- Without victim & with victim
11. Buku 1 KUHP membai kejahatan dan pelanggaran dalam : Poging,
Daluwarsa/verjaring, Pengaduan/klacht, Pembarengan/samenloop
12. Penanggung jawab peristiwa pidana :
-Dader : penanggung jawab mandiri
-Mededader : kawan pelaku
-Medepleger : ikut serta melakukan tindak pidana (penanggung jawab tidak setara)
-Doenpleger : seseorang menyuruh orang lain untuk melakukan tindak pidana.
-Uitlokker : membujuk orang lain melakukan tindak pidana dan orang yang dibujuk
dapat diminta tanggung jawab atas perbuatannya.
13. Poging : Pelaksanaan awal suatu kejahatan yang tidak selesai dengan syarat
-mempunyai kehendak melakukan kejahatan
-kehendak telah berwujud pada permulaan pelaksanaan kejahatan
-pelaksanaan tidak selesai diluar kehendak pelaku
14. Teori kehendak dibagi menjadi 2 yaitu subyektif di mana orangnya telah
membuktikan kehendak jahatnya dan obyektif dimana perbuatan itu menurut sifatnya
telah membahayakan kepentingan umum.
15. Medeplichtigheid : membantu pelaksanaan kejahatan (membantu dalam pelaksanaan
kejahatan dan membantu untuk melaksanakan kejahatan)
16. Kesalahan adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja atau
karena kelalaian dimana pelakunya dapat diminta pertanggungjawaban dan tak ada
alasan pemaaf atau penghapusan.
17. Unsur kesalahan : tindakan melawan hukum, dolus/culpa, kemampuan
bertanggungjawab, tidak ada alasan pemaaf/pembenaran.
18. Bentuk Kesalahan :
-Dolus/Kesengajaan/Opzet : niat melawan hukum kemudian dimanifestasikan dalam
sikap tindak-
-Aberatio ictus/salah kena : kesengajaan yang membawa akibat di luar perhitungan
yang berkehendak
-Dwaling/kekeliruan/error
-Culpa : kesalahan akibat kurang hati-hati/tidak sengaja
19. Pidana (prof.sudarto) : penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang
melakukan perbuatan yang memenuhi syarat tertentu.
20. Teori kewenangan penguasa menjatuhkan hukuman/pidana :
-Teori Absolut/Pembalasan : tindak pidana harus dibalas sesuai perbuatannya
-Teori Relatif/Tujuan : menakut-nakuti dan memperbaik
-Teori Gabungan : gabungan kedua teori di atas
21. Jenis pidana dapat berupa hukuman kepada pelaku pidana dan tindakan untuk
melindungi masyarakat.
22. Unsur-unsur pidana :
-hakekatnya merupakan pengenaan penderitaan
-diberikan dengan sengaja oleh pihak yang berwenang
-dikenakan kepada penanggungjawab tindak pidana
23. Pasal 10 KUHP :
-Pidana POKOK : mati, penjara, kurungan, denda
-Pidana TAMBAHAN : pencabutan hak, perampasan barang, pengumuman putusan
hakim
24. Tanggung jawab majemuk/pembarengan/samenloop terjadi bila :
-seseorang melakukan tindak pidana yang memenuhi peraturan pidana sekaligus
-berkali-kali bersikap tindak dan setiap indakan tersebut merupakan peristiwa pidana
yang berdiri sendiri dan diantara peristiwa tsb belum ada putusan pengadilan.
25. Alasan meringankan pidana : poging, medeplichtigheid, pasal 47 KUHP (anak dibawah
umur 16 tahun. Diubah menjadi UU No 3 tahun 1997 pasal 26)
26. Alasan menghapus pidana : pembenaran, pemaaf
27. Bentuk-bentuk alasan penghapusan pidana :
-ketidakmampuan bertanggungjawab (gangguan jiwa)
-overmacht/keterpaksaan : terdapat kekuatan pokok yang tidak dapat dielakkan baik
jasmani maupun rohani
-noodweer/pembelaan mendesak
-wettelijk voorschrift : perbuatan untuk melaksanakan UU (ex:algojo)
-ambtelijk bevel : perbuatan melaksanakan perintah jabatan
28. Kriminologi/pelanggaran/kejahatan : kesatuan pengetahuan mengenai kejahatan
sebagai gejala sosial (Edwin Sutherland & Donald Cressey)
29. Ruang lingkup kriminologi : apa itu kejahatan, siapa itu penjahat, sebab adanya
kejahatan, apa akibat kejahatan bagi orang
30. Pendapat mengenai adanya kejahatan : alasan biologis (berdasarkan fisik), alasan
psikologis, alasan sosiologis
31. Ilmu hukum pidana adalah : ilmu pengetahuan tentang pertanggungjawaban pidana.
Jadi ilmu bersifat normative bukan yang menjelaskan sebab terjadinya kejahatan.
HUKUM PERDATA
Hukum perdata adalah segala hukum pokok yang mengatur kepentingan pribadi (Subekti).
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan antara warga negara yang satu
dengan yang lain (sri soedewi masjhoen)
KUHPer berlaku bagi orang Indonesia berbagai keturunan, kecuali hukum keluarga dan
hukum waris, dimana kedua bidang hukum ini mereka tunduk pada hukum adat masing-
masing. Sedangkan hukum adat, merupakan hukum perdata yang berlaku bagi warga negara
Indonesia asli. Dengan demikian, hukum perdata Indonesia bersifat pluralistis.
Hukum Dagang (Achmad Ihsan) adalah hukum yang mengatur soal perdangan atau soal
yang timbul karena tingkah laku manusia dalam perdagangan.
Hukum pribadi mengatur hak-hak dan kewajiban subjek hukum. Dalam hukum adat maka
subjek hukumnya adalah pribadi kodrati dan pribadi hukum, yaitu pribadi yang merupakan
ciptaan hukum.
Dalam hukum barat (Pasal 2 BW) : seorang anak yang masih dalam kandungan ibunya,
karena kepentingan tertentu dianggap telah memiliki hak dan kewajiban.
Kedudukan seseorang sebagai subjek hukum adalah karena dia secara alamiah adalah
manusia, seorang pribadi, oleh karena itu manusia disebut juga sebagai pribadi kodrati
(natuurlijke person), untuk membedakannya dengan subjek hukum lainnya, yaitu pribadi
hukum (rechtspersoon)
Karena setiap manusia adalah subjek hukum, hal ini berarti bahwa:
1. Perbedaan agama tidak mempengaruhi kedudukan
2. Perbedaan jenis kelamin tidak mempengaruhi kedudukan
3. Perbedaan kedudukan sosial dalam masyarakat tidak berpengaruh oada
kedudukannya sebagi subjek hukum
Hukum kekayaan yang bersifat relatif : lahir dari perjanjian dengan hak perorangan yang
sifatnya relative, artinya hak-hak yang hanya dapt dipertahankan terhadap orang-orang
tertentu saja. Hukum kekayaan lazim disebut dengan Hak Perorangan, yakni hak yang lahir
dari perjanjian yang mengatur hak-hak atau kewajiban tertentu yang harus dilaksanakan
seseorang.
Pembagian benda menurut Hukum Perdata : berwujud, tidak berwujud, bergerak, tidak
bergerak.
Benda bergerak (roerende goederen) berdasar pasal 509 KUHPerdata ialah benda yang
menurut sifatnya dapat dipindah-pindahkan dengan tanpa merubah bentuknya, misalnya
perabotan, perhiasan, kendaraan, hewan ternak, dsb.
Benda bergerak berdasar pasal 511 KUHPerdata ialah suatu benda yang oleh UU ditetapkan
menjadi bergerak. Misalnya hak penemuan, ha katas sebuah karangan, dan saham perseroan.
Hipotik : diatur dalam pasal 1162 KUHPerdata. Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas
benda tak bergerak, untuk menjadikan jaminan pelunasan atas suatu hutang tertentu. Hipotik
termasuk perjanjian accesoir. Sifat hipotik antara lain :
1. Selalu mengikuti bendanya dalam tangan siapapun benda tersebut berada
2. Lebih didahulukan pemenuhannya daripada piutang lain
3. Objeknya adalah benda-benda tetap yaitu yang dapat dipakai sebagai jamunan
Hukum Benda menurut Hukum Adat
Benda dalam hukum adat hanya dibagi menjadi :
1. Benda tetap yaitu tanah
2. Benda lepas, bukan tanah yaitu ha katas rumah, hak atas tumbuhan
3. Berlakunya asas pemisahan horizontal
Hukum Perikatan : dalam sistematika hukum perdata barat masuk kedalam buku III
KUHPerdata. Sedangkan menurut Ilmu Pengetahuan, masuk ke dalam hukum harta kekayaan
bersama dengan hukum benda dan hak immateriil.
Sumber perikatan berdasarkan pasal 1233 KUHPerdata adalah perjanjian (pasal 1314
KUHPer) dan UU
Hak Immateriil merupakan bagian dari Hukum Harta Kekayaan. Diatur dalam buku II
KUHPerdata.
Bagian hak yang dilindungi oleh rezim Hak Kekayaan Intelektual antara lain :
Hak Cipta : adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izik untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan menurut perundangan yang berlaku. Masa berlaku hak cipta adalah sampai 50
tahun setelah pencipta meninggal dunia.
Merek : tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angkam susunan warna atau
kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.
Desain Industri : suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna
yang berbentuk 3D atau 2D yang memberikan kesan estetis.
Rahasia Dagang : lingkup perlindungan rahasia dagang adalah metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi.
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu : kreasi berupa rancangan peletakkan 3D dari berbagai
elemen kerurang-kurangnya satu elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau
semua interkoneksi terpadu.
Paten : hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepasa inventor atas hasil kerjanya dalam
bidang teknologi.
HUKUM KELUARGA
Pengertian
Sudiman: Kesemuanya kaedah hukum yang menenukan syarat dan cara mengadakan
hubungan abadi dan akibatnya
Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto:
Hukum Keluarga meliputi:
1. Perkawinan
-> Keseluruhan kaedah hukum yang mengatur syarat dan cara melakukan perkawinan
dan akibat yang berhubungan dengan pribadi yang bersangkutan
-> Pasal 26 KUHPer: Perkawinan akan sah bila menurut KUHPer saja
-> Asas perkawinan menurut KUHPer adalah monogami
->UU no. 1 tahun 1974:
• Pasal 1: Perkawinan adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang wanita
dengan seorang seorang pria sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
sebuah keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME
• Pasal 2 ayat 2: Tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku
• Pasal 4 ayat 1: Suami dapat beristeri lebih dari satu asalkan syarat (Pasal 4 ayat 2)
dipenuhi
• Kesimpulannya, dianut unsur (5): keagamaan, biologis, sosiologis, hukum adat,
yuridis
2. Keturunan
-> Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam /sebagai akibat perkawinan yang
sah. Anak yang lahir diluar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dgn ibunya
dan keluarga ibunya (Pasal 42-44 UU no.1 tahun 1974)
-> Hk. perdata adat: adopsi merupakan perbuatan yang bersifat terang (dilakukan di muka
pejabat hukum) dan tunai (dibayar secara magis)
-> Bentuk adopsi:
• Umum - terang dan tunai / tunai saja / terang saja / tidak terang dan tidak tunai
• Khusus - org luar jadi satu klan / anak tiri menjadi kandung / angkat derajat
3. Kekuasaan orang tua
-> Pasal 45: Kewajiban orang tua untuk mendidik dan memelihara anak mereka sampai
menikah atau dapat berdiri sendiri
-> Pasal 46: Apabila diperlukan anak yang dewasa wajib memelihara orang tua dan keluar
dalam garis lurus ke atas jika diperlukan bantuannya
-> Pasal 47: anak yang belum berusia 18 tahun/belum pernah menikah ada dibawah
kekuasaan orang tua, artinya segala perbuatan hukum anak diluar/di dalam pengadilan
diwakili oleh orang tua
-> Kekuasaan orang tua dapat dicabut jika sangat melalaikan kewajibannya, pencabutan
atas permintaan (saudara kandung yang lebih tua, orang tua lain, keluarga dalam garis
lurus ke atas, pejabat yang berwenang dalam pengadilan). Kekuasaan yang dicabut tidak
menghapus kewajiban memberikan biaya pemeliharaan
4. Perwalian (Pasal 50-51 UU no. 1 tahun 1974)
-> Pengawasan thdp anak dibawah umur yang tidak dalam kekuasaan orang tua, serta
pengurusan benda dan kekayaan yang berhubungan dg anak itu
-> Batasnya: dibawah 18 thn, belum pernah menikah, dan tidak berada dlm kekuasaan
org tua salah satu dari org tua
5. Pendewasaan (Pasal 419-432 KUHPer)
-> Suatu pernyataan tentang seseorang yang belum mencapai usia dewasa sepenuhnya
atau hanya untuk beberapa hal saja dipersamakan dengan seseorang yang sudah
dewasa
6. Curatele/pengampuan
-> orang dewasa yang menderita sakit ingatan menurut UU wajib dibawah pengampuan
-> kedudukan orang yang dibawah pengampuan sama seperti orang yang belum dewasa
7. Orang yang hilang (Pasal 463-495 KUHPer)
-> Jika orang meninggalkan tempat tinggalnya dengan tidak memberikan kuasa pada
seseorang untuk mengurus kepentingannya, maka atas permintaan orang yang
berkepentingan, hakim untuk sementara dapat memerintahkan Balai Harta Peninggalan
->Setelah 30 tahun dianggap sudah meninggal dunia
HUKUM WARIS
Hukum waris adalah kesemuanya kaidah hukum yang mengatur nasib kekayaan seseorang
setelah dia meninggal dunia dan menentukan siapa orangnya yang dapat menerimanya. (Prof.
Soediman K)
Hukum kewarisan yang ada dan berlaku di masyarakat adalah : Hukum waris adat, islam, dan
barat
Pasal 528 B.W. hak warisan dengan hak kebendaan. Ketentuan pasal 584 B.W. menyebutkan
bahwa hak waris sebagai salah satu cara untuk memperoleh hak kebendaan.
Hak Pewaris : timbul sebelum terbukanya harta peninggalan dalam arti bahwa pewaris
sebelum meninggal dunia berhak menyatakan kehendaknya dalam sebuah testament/wasiat
yang dapat berupa Erfstelling dan Legaat.
Hak Ahli Waris : setelah terbuka warisan, ahli waris diberi hak untuk menentukan menerima
secara penuh, menerima dengan reserve, atau menolak warisan
Harta Warisan
• Balai Harta Peninggalan (Wees Kamer) berkewajiban mengurus harta yang tak
terurus. Wees Kamer diwajibkan utk membuat catatan ttg keadaan harta peninggalan,
dan jika perlu didahului dgn penyegelan barang-barang kemudian membereskan harta
warisan serta membayar hutang2 pewaris.
• Jika diduga masih mungkin adanya ahli waris maka Wees Kamer memanggilnya
melalui media massa. Jika lwt 3 tahun, maka Wees Kamer mempertanggungjawabkan
harta peninggalan tersebut pada Negara hingga jd milik negara
sangat dipengaruhi prinsip garis keturunan yg berpengaruh thdp penetapan ahli waris
maupun bagian harta peninggalan yg diwariskan
Objek Hk Waris
1. Harta Pusaka (kekayaan benda yg dianggap Magis)
2. Harta Bawaan (harta kekayaan yg dibawa isteri pd saat pelaksanaan perkawinan
3. Harta Pencaharian (yg diperoleh suami istri dlm ikatan perkawinan)
4. Harta yg Berasal Dari Pemberian Seseorang (kpd suami atau istri maupun
keduanya)
disebut juga hukum Faraid, sebab adanya bagian2 tertentu bagi orang2 tertentu dlm
keadaan tertentu
Sumber hk kewarisan:
1. Al Quran : Surat IV ayat &
2. Hadist Rasul
3. Ijtihad Ulil Amri
Subjek Hk Waris:
1. Pewaris org yg tlh meninggal dunia dgn meninggalkan sesuatu utk klrgnya yg msh
hidup
2. Ahli Waris org yg berhak atas harta peninggalan yg ditglkan oleh yg meninggal dunia
Objek Hk Waris:
segala sesuatu yg ditinggalkan oleh pewaris yg secara hukum dpt beralih kpd ahli warisnya.
Asas-asas kewarisan:
1. Asas Ijbari : peralihan harta dr pewaris kpd ahli warisnya berlangsung dgn sendirinya
menurut ketentuan Allah tanpa digantungkan kpd kehendak pewaris/ahli warisnya
3. Asas Individual : dibagi bagikan kpd masing2 ahli waris utk dimiliki perseorangan
4. Asas Keadilan Berimbang : keseimbangan antara hak yang diperoleh dan kewajiban yg
harus ditunaikannya
Mawali adalah system penggantian dmn ahli waris yg seharusnya menerima warisan telah
meninggal dunia sebelum pewaris meninggal.
Warisan dpt diberi kpd siapapun dgn melalui wasit yang dibuat pewaris semasa hidupnya.
Dlm kompilasi hukum islam, wasiat tdk boleh melebihi 1/3 harta peninggalan
Bila seseorang ingin memberikan suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan kpd org
lain ketika masih hidup maka dsb dgn Hibah.
Hukum Acara
Hukum acara atau hukum formil
kaedah hk yg m’atur bgmn cara mengajukan suatu perkara ke muka suatu badan peradilan
dan bgmn Hakim memberi putusan
Terbagi atas:
1. HUKUM ACARA PIDANA
2. HK ACR PERDATA
3. HK ACR PERADILAN TATA USAHA NGR
4. HK ACR MAHKAMAH KONSTITUSI
HK ACARA PIDANA
keseluruhan aturan hukum yang mengatur bgmn m’p’tahankan/menyelenggarakan hk
pidana materil shg m’p’oleh keputusan Hakim dan bgmn keputusan itu dilaksanakan
Landasan HAPID:
1. Sumber hapid:
• UU no 14 th 1970 ttg ketentuan pokok kekuasaan kehakiman
• UU no 3 th 1971 ttg pemberantasan tindak korupsi
• Uu no 8 th 1981 ttg KUHAP
• Uu no 14 th 1985 ttg MA
• Uu no 2 th 1986 ttg peradilan umum
2. Fungsi HAPID
• Mencari&menemukan kebenaran
• Pemberian keputusan oleh hakim
• Pelaksanaan keputusan oleh hakim
Subjek HAPID
a. tersangka/terdakwa delik
b. polisi
c. jaksa
d. hakim
e. panitera
f. pengacara
g. saksa2
h. pegawai lembaga pemasyarakatan
Wirjono Prodjodikoro: HAPER rangkaian peraturan ttg bgmn org hrs bertindak thdp&di
muka pengadilan dan cara pengadilan bertindak satu sama lain utk menjalankan peraturan hk
perdata
Izaac S. Lehitu: peraturan ttg cr melaksanakan hak&kwjbn dlm hk perdata materil melalui
pengadilan.
Landasan HAPER:
Berlaku Reglement op de Bugerlijke Rechtsvordering (Rv) utk gol. Eropa
HIR atau Reglemen Indonesia yg Dibaharui (RID) di p. Jawa&Madura
Rechtsreglement Buitengewesten (RBg) di luar JawaMadura
*Dgn adanya dekrit presiden tgl 5 juli ’59 yg menyatakan bahwa kita kembali ke uud’45, maka
melalui pasal II aturan peralihannya dan pasal2 peralihan sblmnya, ttp digunakan HIR(RID)
dan RBg sbg Kitab UU Hk Acara
Sumber haper:
1.HIR
2.RBG
3.RV
4.Undang-undang
5.Yurisprudensi
6.Adat Kebiasaan
7.Doktrin
8. Intruksi dan Surat Edaran Mahkamah Agung
9. Hukum Islam
1. YG BERHUB DG PERANAN
• Prakarsa proses oleh pihak yg bersengketa
• Hakim pasif/menunggu pengajuan tuntutan hak oleh yg berkepentingan
• Hakim wajib m’usahakan perdamaian
• Perkara yg berjalan dpt ditarik atas persetujuan ke2 belah pihak
• Pemeriksaan m’utamakan tulisan2
• Putusan hakim b’landaskan alasan2 rasional objektif
• Putusan yg tdk lgkp/kurang merp alas am utk pemeriksaan kasasi di MA
• Yuris dan doktrin dijdkan landasan hakim utk m’p’kuatputusannya
2. YG BERHUB DG KEADAAN PERADILAN
• Terbuka utk umum
• Asas terbuka
• Ke2 pihak didengan pendapatnya dan diakui sbg subjek hk yg kedudukannya
sedrjt
• Diselenggarakan oleh suatu majelis hakim
Norma2 HAPER:
1. subjek hk haper:
• Pihak yg b’sengketa (penggugat tergugat)
• Hakim yg m’adili
• Panitera
• Pengacara
• Jurusita
2. kewenangan mengadili:
• kompetensi mutlak p’bagian kekuasaan antar badan peradilan
ex: p’berian kekuasaan m’adili kpd p. negeri dan tdk pd yg lain
• kompetensi relative kewenangan m’adili ada diantara badan peradilan yg
sejenis
ex: p’bagian kekukasaan m’adili diantara berbagai p. negeri
3. perkara perdata yg diajukan:
• perkara gugatan (sanggah-menyanggah, perselihsihan, jenis putusannya
keputusan atau vonis)
• perkara permohonan (menetapkan scr resmi apa yg sdh ada spt penetapan ahli
waris)
4. sifat isi putusan
• b’sifat deklarator (m’jlskan sesatu spt penunjukan ahli waris)
• b’sifat konstitutif (m’ciptakan atau m’hapus suatu stts hk t’tentu spt bubarnya
perkawinan/istri jd janda)
• b’sifat kondemnator (putusan yg m’beri hukuman spt m’byr biaya p’kara
5. upaya perkara di p’adilan
• biaya pemanggilan para pihak
• biaya pemberitahuan kpd para pihak
• biaya materai
• biaya pengacara
HK. PERADILAN TATA USAHA NGR
arti luas: peradilan yg menyangkut pejabat2 dan instansi admin ngr baik perkara pidana
perdata, adat, agama dan admin ngr murni
arti sempit: menyelesaikan perkara2 admin murni semata2 yg berupa konfilik berkisar pada
satu interpesitasi/pasal ketentuan perundang2an.
Objek gugatan:
Beschikking (Vide pasal1 butir 3)
(kalo HAPER perbuatan mlwn hk dan wan prestasi)
subjek gugatan:
pribadi/bdn hk perdata melawan pejabat tata usaha ngr dlm keadaan yg tdk seimbang
(kl HAPER terdiri dr org pribadi mlwn org pribadi dlm posisi seimbang)
Tuntutan:
pernyataan batal/tdk sah suatu keputusan tata usaha ngr dan diminta ganti rugi dg batasan
yg tegas
(kl HAPER pelaksanaan/p’batalan perjanjian,gantirugi)
putusan verstek : tdk ada krn tdk efektif m’hadirkan pihak yg tdk hadir dlm jangka wkt 2 bln
terlalu lama.
Rekonpensi
HAPTUN tdk mengenal gugat balik krn keududkan penggugat&t’gugat adh tetap dan objek
sengketa berupa surat keputusan
eksekusi
haptun eksekusi otomatis dan eksekusi hierarkis
kewenangan:
1. menguji UU thdp UUD45
2. memutuskan sengketa kewenangan lembaga ngr yg kewenangannya diberikan oleh
uud45
3. memutuskan pembubaran partai politik
4. memutuskan perselisihan ttg hasil pemilu
kewajiban(=sekaligus kewenangan)
1. memberi putusan atas pendapat DPR bahwa pres/wapres diduga:
a. melakukan pelanggaran hk (berkhianat/korupsi/penyuapan/pidana lainnya)
b. melakukan perbuata tercela
c. tdk memenuhi syarat sbgmn tertera dlm uud45
objek:
a. smua perkara dsb perkara permohonan bukan gugatan
b. kepentingan yg digugat luas dan menyangkut kepentingan umum
c. uu yg digugat adh uu yg mengikat scr umum
d. perkara dlm bentuk permohonan bukan gugatan
subjek:
a. dsb sbg pemohon
b. pemohon adh subjek hk yg memenuhi syarat mnrt UU utk mengajukan p’mohonan
perkara kpd MK
*pemohon adh pihak yg menganggap hak/kwngn konstitusinya dirugikan oleh
b’lakunya UU
proses perkara:
1. pengajuan permohonan
• ditulis dlm b indo
• di ttd oleh pemohon
• 12 rangkap
• jenis perkara sesuai kewenangan dan kwjbn MK RI
• sistematikanya : identitas&legal standing posita petitum
• disertai brng bukti
2. pendaftaran
• pemeriksaan kelengkapan oleh panitera
• regist sesuai perkara
• 7 hari kerja sjk regist perkara: pengujian UU sengketa permohonan dismpkan
kpd lembaga negara termohon pembubaran partai politik pndpt DPR
3. penjadwalan sidang:
• 14 hari kerja stlh regist ditetapkan hari sidang 1 (kec. Pemilu)
• para pihak diberitahu/panggil
• diumumkan pd masy.
6. putusan
• diputus sesuai tenggang wkt
• sesuai alat bukti (minimal memuat fakta dan dasar hukum putusan)
• cara m’abil putusan musyawarah mufakat, hakim menyampaikan
pndpt/pertimbangan tertulis, suara terbyk dlm takmufakat, suara terakhir
ketua dpt menentukan, pndpt hkm yg berbeda dimuat dlm putusan
• di ttd hakim dan panitera
• berkekuatan hk tetap sjk diucapkan sidang tbuka utk umum
• akibat hukum perspektif, tdk berlaku surut
• salinan putusan dikirim kpd para pihak 7 hari sjk diucapkan
• utk putusan perkara
o pengujian UU kpd DPR, DPD, pres dan MA
o sengketa kewenangan lmbg negara kpd dpr dpd presiden
o pembubaran partai politik kpd parpol terkait
o perselisihan hasil pemilu kpd pres
o pndpt dpt dismpkan kpd dpr pres dan wapres.
HUKUM INTERNASIONAL
hk yg berhub dg peristiwa inter
sifat inter timbul krn ada hukum inter yg bersumber dr hukum nasional.
Hukum Inter Tdk ada lembaga2 tsb; Sanksi tdk berlaku efektif krn setiap ngr mempunyai
kedaulatan yang tidak dapat dilanggar negara manapun
2. prinsip2 hukum umum (asas2 yg mendasari system hk modern) ex: pacta suni
servanda, asas penyalahgunaan hak (abus de droit),
3. keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana sbg sumber hukum tambahan (baik
inter maupun nasional)
6. Pribadi kodrati (manusia sbg pribadi dpt dianggap sbg subjek hk inter)
HK PERDATA INTERNASIONAL
hub/peristiwa hk di bidang hk perdata yg mengandung unsur asing (baik secara
substansif/materiil maupun adjektif/formil
1. hk pribadi
a. status personal
b. kewarganegaraan
c. domisili
d. pribadi hk
2. hk harta kekayaan
a. harta kekayaan materiil (benda2 tetap & benda2 lepas)
b. harta kekayaan imateriil
c. perikatan (perjanjian & penyelewengan perdata)
3. hk keluarga
a. perkawinan
b. hub ortu&anak
c. adoption
d. perceraian
e. harta perkawinan
4. hk waris
3. Domisili (wrg ngr Inggris berdomisili di Indo yg menkah dgn wrg ngr Ingrris yg
berdomisili di Malay)
4. Tmpt kediaman (sesame wrg ngr Belanda berkediaman dan menikah di Indo)
11. Tmpt terjadinya penyelewengan perdata (kapal bendera indo menabrak tanggul
pembatas spore shg digugat mengganti kerugian atas kerusakan tanggul)
Pasal 16 AB
“ketentuan-ketentuan perundangan ttg kedudukan hukum & kewenangan individu utk
bertindak, tetap mengikat WNI walaupun berada di luar negeri”
Artinya, hk indo akan berlaku bagi WNI kemanapun mrk berada di luar negeri. Pendirian
inilah yg kemudian dsb
*azas personalitas (hk yg berlaku di bidang stts personil adh berdasarkan hk nasional yg
bersangkutan dmn didalamnya mencakup bidang hk pribadi dan hk keluarga [ex: kpn seseorg
dinyatakan dewasa, membuat surat wasiat, kemampuan melakukan perbuatan hk, pewarisan,
perkawinan)
Pasal 17 AB
“mengenai benda tetap berlaku hukum dr negara tempat benda itu terletak.”
Ex: apabila seorg WNI menyewa tanah di Aussie, maka yg berlaku adh hk aussie.
Pasal 18 AB
“bentuk suatu tindakan hukum mengikuti bentuk hukum yg berlaku di negara tempat
diberlakukannya tindakan itu”
Ex: syarat formal perkawinan di den hag hrs dilaksanakan sesuai hukum tata cara perkawinan
yg berlaku di den hag