PEMBAHASAN
Sejarah tata hukum Indonesia dibagi menjadi dua (2) bagian, yakni sebelum kemerdekaan
17 Agustus 1945 dan sesudah kemerdekaan. Adapun sejarah tata hukum Indonesia sebelum
tanggal 17 Agustus 1945 terdiri dari:
Pada tahun 1596, yakni sebelum kedatangan Belanda ke Indonesia, hukum yang
berlaku di daerah-daerah Indonesia pada umumnya masih dalam hukum tidak tertulis yang
disebut hukum adat.
Pada tahun 1602, Belanda berada di Indonesia dan mendirikan VOC dengan hak
istimewanya (hak octrooi) dalam perdagangan, yang mana dalam hak octrooi itu VOC
berhak melakukan beberapa kebijakannya.
Ketika VOC berkuasa, tata hukum yang berlaku di Indonesia saat itu adalah aturan-
aturan yang berasal dari negeri Belanda sendiri dan aturan yang diciptakan oleh Gubernur
Jenderal Pieter Both yang berkuasa di daerah kekuasaan VOC, serta aturan yang tertulis
maupun tidak tertulis yang berlaku bagi orang-orang pribumi, yakni hukum adatnya
masing-masing. Adapun aturan-aturan hukum yang berasal dari negeri Belanda itu berada
dalam hak istimewa yang dimiliki oleh VOC, yakni:
a) Memonopoli perdagangan
b) Memonopoli pelayaran
c) Mengumumkan perang
d) Mengadakan perdamaian
e) Mencetak uang.
Namun sejak Gubernur Jenderal Pieter Both diberi wewenang untuk membuat peraturan
yang juga diberlakukan VOC di daerah kekuasaannya, maka setiap peraturan yang
diberlakukan itu diumumkan berlakunya melalui “pelekat”. Lalu pelekat itu diumumkan
dan dihimpun dengan nama “Statuten Van Batavia” atau Statuta Betawi pada tahun 1642.
Adapun Statuta tersebut berisi hukum positif baik bagi warga pribumi maupun pendatang
dan kekuatan berlakunya sama dengan peraturan-peraturan yang lain. Peraturan-peraturan
hukum pada masa VOC, kaidah-kaidah hukum adat Indonesia tetap diberlakukan bagi
warga pribumi.
Masa ini dimulai pada 23 Juni 1925 setelah masa Regerings Reglemet. Tata hukum
yang berlaku di Hindia Belanda pada masa ini yaitu hukum tertulis dan yang tidak tertulis
atau hukum adat dan sifatnya masih pluralistis khususnya pada hukum perdata. Hal
tersebut terdapat dalam pasal 131 IS.
Dikatakan dalam pasal 163 IS bahwa Hindia Belanda terbagi menjadi 3 golongan
yaitu golongan Eropa, golongan Pribumi, golongan Timur Asing. Dan setiap golongan
tersebut memiliki sistem–sistem hukum masing–masing.
Setelah keluarnya dekrit presiden pada tranggal 5 Juli 1959 maka undang – undang
dasar sementara 1950 tidak berlaku lagi,dan kembali berlaku undang – undang dasar
1945 sampai sekarang. Tata hukum yang berlaku pada masa ini adalah tata hukum yang
terdiri dari semua peraturan yang berlaku pada masa tahun 1950 – 1959 dan yang
dinyatan masih berlaku berdasarkan ketentuan pasal I dan II aturan peralihan UUD
1945 dengan ditambah berbagai peraturan yang dibentuk setelah dekrit presiden 5 Juli
1959 tersebut.
Suatu negara memiliki politik hukum yang biasanya dicantumkan dalam undang-undang
dasar yang dilaksanakan dengan dua segi yaitu bentuk hukum dan corak hukum.
Bentuk hukum itu dapat berupa :
1. Tertulis yakni aturan-aturan hukum yang dijelaskan dalam suatu undang-undang dan
berlaku sebagai hukum tertulis. Hukum tertulis ini terbentuk dua macam
a. Kodifikasi
b. Tidak kodifikasi
2. Tidak tertulis yakni aturan-aturan hukum yang berlaku sebgi hukum semula atau hukum
kebiasaan.
Corak hukum dapat ditempuh dengan :
1. Unifikasi yakni satu sistem hukum yang berlaku bagi setiap orang dalam suatu
negara atau suatu kelompok.
2. Dualistis yakni dua sistem berlaku bagi dua kelompok social yang berbeda dalam
suatu negara atau suatu kelompok.
3. Pluralistik yakni bermacam-macam sistem hukum bagi kelompok-kelompok sosial
yang berbeda dari suatu negara atau suatu kelompok.