Indonesia
(BAGIAN II)
pa,
a r a aut
e laj dil
a u b main
ni m r gi
y a i a pe
g n kit
man ga
E hing ……
se s…
bo DISAMPAIKAN OLEH
Dr. Hendrik Salmon, SH.MH.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Pattimura
Bagian Hukum Tata Negara/Hukum Administrasi Negara
Tata hukum ialah semua peraturan hukum yang
diadakan/diatur oleh negara atau bagian-bagiannya dan
berlaku pada waktu itu seluruh masyarakat dalam negara itu
TATA HUKUM INDONESIA DAN TUJUAN TATA
HUKUM
a. Tata hukum di Indonesia saat ini (ius consitutum),
b. Hukum atau kaidah-kaidah yang kita cita-citakan (Ius
constituendum).
Ilmu pengetahuan yang berobjekkan hukum yang sedang
berlaku dalam suatu negara dikatakan ilmu pengetahuan
hukum positif.
Tujuan tata hukum ialah untuk mempertahankan,
memelihara dan melaksanakan tata tertib di kalangan
anggota-anggota masyarakat dalam negara itu dengan
peraturan-peraturan yang diadakan oleh negara atau bagian-
bagiannya.
Saat Timbulnya Tata Hukum Indonesia
• Orang,
• Badan Hukum
Badan hukum itu ialah subjek hukum
yang tidak bernyawa, karena itu kalau
bertindak harus diwakili atau dilakukan
oleh para pengurusnya.
OBJEK HUKUM PERDATA
Barang-barang yang berwujud,
hak dan kewajiban dapat menjadi objek.
1. Benda dapat dibagi dalam dua
a. Benda tetap
b. Benda bergerak
Menurut Pasal 503 KUH Perdata (BW)
tentang objek hukum dapat dibagi sebagai
berikut:
Yang tidak berbentuk, misalnya hak dan
kewajiban. bersambung
sambungan
Hak sebagai objek hukum:
1. Hak relatif, yaitu hak yang berlaku bagi
seseorang atau beberapa orang saja;
2. Hak mutlak, misalnya hak yang tetap
akan melekat pada pemiliknya, bila ia
meninggal dunia maka hak ini akan
pindah kepada ahli warisnya, seperti hak
pemilikan tanah.
•
SUSUNAN HUKUM PERDATA
Konseptor KUH Perdata, yaitu tersusun sbb:
1.Buku I Orang,yang berisi berkisar tentang
kedudukan hkm perorangan dan hkm kel;
2.Buku II Benda, yang berisi ttg hukum harta
kekayaan dan hukum waris;
3.Buku III Perikatan, yang berisi perikatan yang
lahir dari UU dan dari persetujuan/perj;
4.Buku IV Bukti dan Lewat Waktu, yang berisi
alat-alat bukti dan kedudukan benda
sebagai akibat daluarsa atau lampau waktu.
Susunan menurut ilmu pengetahuan hukum:
1. Hukum Perorangan: mengatur kedudukan orang dlm hkm
serta hak dan kewajiban serta akibat hukum yang
ditimbulkannya;
2. Hukum Keluarga: hukum yang mengatur hub-hub hkm
yang timbul dari hubungan kekeluargaan,
3. Hukum Harta Kekayaan:mengatur hub-hub yang dapat
dinilai dengan uang/kedudukan benda dlm hkm serta
pelbagai hak-hak kebendaan yang bisa diperoleh orang.
Hukum Harta Kekayaan ini dapat:
a. Hukum Benda (Zaken Recht).
b. Hukum Perikatan (Verbintenissens Recht).
4. Hukum Waris, yaitu hukum yang mengatur harta benda
seseorang yang telah meninggal dunia.
Penjelasan:
1.Hukum pribadi:hukum ttg diri seseorang
memuat peratuan-peraturan tentang
individu/anggota masy sbg subjek
dalam hukum, tentang kecakapannya
untuk memilki hak-hak, bertindak dalam
melaksanakan hak-hak tersebut dan
selanjutnya tentang hal-hal yang
mempengaruhi kecakapan-
kecakapannya itu.
Menurut KUHPerdata
1.Anak di bawah umur:
2.Orang sakit ingatan dan keborosan:
3.Seorang wanita yang telah bersuami,
oleh Hakim dianggap tidak cakap untuk
melakukan hubungan hukum.
Hukum Kekeluargaan
Mengatur hubungan-hubungan hukum yang timbul dari
lingkungan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Keturunan
2. Kekuasaan orang tua
• Masalah hak dan kewajiban, kedua orang tua wajib untuk memelihara dan mendidik anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya.
Kewajiban itu berlaku sampai anaknya menikah atau dapat berdiri sendiri walaupun hubungan hukum perkawinan antara kedua orang
tuanya telah putus.
3. Perwalian
• Masalah perwalian diatur dalam pasal 50, 51, 52, 53 dan 54 UU No. 1/1974. Seorang anak yang belum mencapai usia 18/belum pernah
menikah, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua, berada di bawah kekuasaan wali. samb.
• Pendewasaan
• Pendewasaan (handlichting) merupakan suatu pernyaaan bahwa seseorang yang belum mencapai usia dewasa atau untuk beberapa hal
tertentu dipersamakan kedudukan hukumnya dengan seorang yang telah dewasa. Misalnya saja dalam hal mengurus perusahaan.
Pendewasaan itu dapat diberikan atas keputusan pengadilan bagi yang telah berusia delapan belas tahun. (djumali 156).
•
• Pengampuan
• Seseoang yang telah dewasa dan sakit ingatan, menurut undang-undang harus diletakkan di bawah pengampuan (curatele). Demikian
juga bagi seseorang yang terlalu mengabaikan harta bendanya, sebab kurang mampu mengurus kepentigan dirinya. (Djumali 156)
•
• Perkawinan
• Masalah perkawinan, ketentuannya secara rinci telah diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 yang dilaksanakan dengan PP No. 9 Tahun
1975. Dalam UU itu ditetapkan mengenai perkawinannya itu sendiri, akibat perkawinan dan tentang perkawinan campuran. Pasal 1
menyatakan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluaga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (Djumali 157).
•
Sambungan
4. Pendewasaan
Pendewasaan itu dapat diberikan atas keputusan
pengadilan bagi yang telah berusia delapan
belas
tahun.
5. Pengampuan
Seseoang yang telah dewasa dan sakit ingatan,
menurut undang-undang harus diletakkan di
bawah pengampuan.
6. Perkawinan
Mengenai perkawinannya itu sendiri, akibat
perkawinan dan tentang perkawinan campuran.
Hukum Kekayaan
1. Hukum kekayaan merupakan ketentuan-ketentuan
yang mengatur mengenai hubungan antara subjek
hukum dan objek hukum dalam suatu peristiwa
hukum.
2. Ruang lingkup hukum kekayaan terdiri dari:
• Hukum benda ialah ketentuan-ketentuan yang
mengatur mengenai hal yang diartikan dengan
benda dan hak-hak yang melekat di atasnya.
• Hukum perikatan.
Hukum Perikatan
• Hukum perikatan ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur
hak dan kewajiban subjek hukum dalam tindakan hukum
kekayaan.
• Pasal 1233 KUH Perdata mengatur bahwa: Perikatan dapat
dilahirkan karena UU/perjanjian. Perikatan yang lahir karena
Undang-Undang, dibagi menjadi:
1. Perikatan dikarenakan oleh perbuatan orang yang
diperbolehkan secara hukum, misalnya ‘zaakwarneming’
(Pasal 1354 KUH Perdata)
2. Karena perbuatan orang yang melanggar hukum.
persetujuan atau perjanjian.
Perikatan yang lahir karena persetujuan atau
perjanjian.
suatu perikatan harus ada unsur-unsur sebagai berikut:
Bagi
1. Harus ada dua pihak, yaitu:
2. Harus ada objeknya, yaitu isi daripada prestasi, yang dapat berupa:
Penyerahan atau memberikan sesuatu; melakukan perbuatan sesuatu,
atau untuk tidak berbuat sesuatu.
Tentang prestasi yang wajib dipenuhi oleh debitur, menurut pasal-pasal
KUH Perdata adalah sbb:
1. Psl 1320 (3) KUH Perdata: prestasi harus tertentu atau dapat
ditentukan, jadi harus jelas ditentukan dalam perikatan tersebut;
2. Psl. 1320 (4), prestasi harus dibenarkan UU/oleh hukum harus
memungkinkan dan halal.
Prestasi itu merupakan sesuatu /barang sesuatu yang dapat dituntut, yang
menurut undang-undang dapat berupa:
1. Menyerahkan atau penyerahan suatu barang;
2. Melakukan suatu perbuatan;
3. Tidak melakukan suatu perbuatan.
Prinsip-prinsip Perikatan antara lain:
1. Prinsip kebebasan bertindak
Didasarkan atas kemauan dan kebebasan dirinya sendiri, psl 1338 KUH P.
2. Prinsip perjanjian hrs dilaksanakan dgan iktikad baik (te goeder trouw)
hubungan hukum didasarkan atas keinginan dan niat yang baik. Apabila
prinsip itu dilanggar maka perikatan dapat dibatalkan demi hukum (Pasal
1338 KUH Perdata).
3. Prinsip perjanjian bagi mereka yang membuatnya
harus menghormati dan menaatinya sejajar dengan UU dan hkm Pasal 1313
Yang dimaksud dengan interogasi
ialah cara atau teknik melakukan Tanya jawab
yang efektif dan terarah dalam proses
pemeriksaan perkara pidana.
Investigasi adalah penyidikan kejahatan yaitu
segala usaha, pekerjaan dan kegiatan
bagaimana dan mengapa perbuatan itu
dilakukan serta apa fakta pembuktiannya,
demi untuk tercapainya kebenaran materiil.
Pidana mati
• Penundaan Pembayaran
Pengertian
• yakni hukum yang mengatur tentang
bagaimana para penegak hukum serta
masyarakat (yang terpaksa berurusan
pidana) beracara di muka pengadilan
pidana.
:
Sumber hukum acara pidana yang berlaku di
Indonesia, antara lain
• UU No. 8 Tahun 1981, KUHAP;
• UU No. 2 Tahun 2002, Pokok-Pokok
Kepolisian;
• UU No. 5 Tahun 1991 tentang Pokok-pokok
Kejaksaan.
• UU No. 14 Tahun 1970, Pokok-Pokok
Kekuasaan Kehakiman yang telah mengalami
perubahan melalui UU No.43 Tahun 1999.
• UU No. 14 Tahun 1985, MA
• UU No. 2 Tahun 1986, Peradilan Umum.
Tujuan Hukum Acara Pidana
• Pengertian
yakni hukum yang mengatur tentang tata
cara penegakan hukum perdata materiil
atau dengan istilah lain, hukum yang
mengatur tentang tata cara beracara di
muka pengadilan (perdata).
Sumber hukum acara Perdata, yang
utama
APBN