Anda di halaman 1dari 4

Nama: Iskandar

Nim: 21103070074
Kelas: B/HTN
Tugas UTS: Pengantar Hukum Indonesia
HUKUM INDONESIA
Manusia memiliki hak asasi sejak dirinya lahir, meski begitu hak asasi memiliki sifat
terbatas. Karena manusia merupakan mahluk sosial maka mereka tidak boleh berbuat
sekehendak hati mereka karena semua itu menyangkut kepentingan/kebebasan hak orang
lain. Oleh karena itu maka dibuatlah sistem peraturan yang kita sebut dengan norma (hukum),
hukum merupakan hal yang sangat penting dalam tata kehidupan masyarakat. Dimana disitu
termuat hak-hak untuk melindungi hak asasi manusia, baik perorangan maupun komunal.
hukum dibuat untuk dipatuhi dan dijalankan oleh segala elemen masyarakat. Dalam
praktiknya hukum dapat untuk mengambil hak asasi seseorang karena telah bertindak
sewenang-wenang atau menyalahi hukum.
Di Indonesia sendiri, hukum memiliki sejarah yang sangat panjang dan tentu menarik
untuk dibahas. Seperti kita ketahui Indonesia dilewati jalur perdangan sehingga terjadi
akulturasi budaya yang tentunya berpengaruh dalam sistem hukum di Indonesia. Hukum di
Indonesia memiliki campuran dari beberapa sistem hukum yaitu hukum eropa, agama, dan
adat. Terjadinya percampuran tersebut karena memang masyarakat nusantara telah menganut
sistem hukum agama dan adat sebelum bangsa eropa datang ke nusantara.
A. SEJARAH HUKUMD DI INDONESIA
FASE KOLONIAL
Pada era kolonialisme hukum-hukum dari eropa banyak digunakan karena VOC yang
waktu itu diberikan hak istimewa oleh pemerintahan Belanda untuk membuat kebijakan
sendiri diwilayah koloni Hindia-Belanda. Yang kemudian membawa konsekuensi untuk terus
memperluas jajahanya di nusantara. Untuk mensukseskan rencana tersebut, VOC
memaksakan peraturan yang dibawanya dari negeri Belanda untuk ditaati dan dipatuhi oleh
pribumi.
Pada tahun 1642 dibukukanlah semua peraturan-peraturan yang dibuat oleh Gubernur
Jenderal Pieter Both di Batavia yang kemudia diberi nama Statuta Batavia. Tata hukum yang
berlaku pada waktu itu terdiri atas aturan-aturan yang diciptakan oleh gubernur jenderal yang
berkuasa di daerah kekuasaan VOC serta aturan-aturan tidak tertulis maupun tertulis yang
berlaku bagi orang-orang pribumi, yaitu hukum adatnya masing-masing.
FASE PENDUDUKAN JEPANG
Dari awal masa pendudukan Jepang (1942), pemerintahan Jepang membuat peraturan-
peraturan untuk mengatur Pemerintahan dengan mengeluarkan Osamu Seirei No. 1/1942.
Pasal 3 Osamu Seirie No. 1/1942 menentukan bahwa “semua badan pemerintahan dan
kekuasaannya, hukum dan undang-undang dari pemerintah yang dulu tetap diakui sah untuk
sementara waktu, asal tidak bertentangan dengan peraturan pemerintahan militer.”
Pada masa pendudukan Jepang sebenarnya tidak banyak pembaharuan hukum yang
terjadi, asalkan peraturan perundang-undangan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan
militer Jepang.
FASE KEMERDEKAAN
Sejak 17 agustus 1945 Indonesia menyatakan kemerdekaanya, ini berarti Indonesia
telah bebas dan tidak bergantung pada negara manapun juga dalam menentukan nasibnya
sebagai bangsa, mengatur segala sistem pemerintahan dan hukum. Undang-Undang Dasar
1945 yang dibuat pada 18 agustus 1945 merupakan langkah awal pemerintahan Indonesia
dalam menyelenggarakan sistem kepemerintahan. Bentuk tata hukum dan politik hukum yang
akan berlaku pada masa itu dapat dilihat pada Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945. Pasal II
aturan peralihan UUD menentukan bahwa, “segala badan negara dan peraturan yang ada
masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar
ini.”
Dapat dimengerti bahwa segala hukum yang dikehendaki dalam peraturan negara
adalah peraturan-peraturan yang telah ada dan berlaku sejak sebelum negara Indonesia ada.
Itu berarti hukum-hukum yang telah dibuat pemerintahan kolonial Hindia-Belanda maupun
pemerintahan militer Jepang akan tetap berlaku di negara Indonesia sebab dikhawatirkan
akan terjadinya kekosongan hukum. Sebab Indonesia baru saja merdeka dan sambil
menunggu produk baru peraturan-peraturan yang nantinya dibuat oleh pemerintahan negara
republik Indonesia.
Kemudian pada tahun 1949 diberlakukan undang-undang baru yaitu konstitusi RIS.
Dalam konstitusi ini terdapat produk peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintahan
yang berwenang melalui Pasal 192 konstitusi RIS yang isinya sebagai berikut: “Peraturan-
peraturan, undang-undang dan ketentuan tata usaha yang sudah ada pada saat konstitusi ini
mulai berlaku tetap berlaku tidak berubah sebagai peraturan-peraturan dan ketentuan-
ketentuan RIS sendiri, selama dan sekadar peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan itu
tidak di cabut, ditambah atau diubah oleh undang-undang dan ketentuan tata usaha atas kuasa
konstitusi ini.”
Lalu pada tahun 1959 dibuat undang-undang baru yakni UUD 1945 yang masih
berlaku hingga sekarang. “Tata hukum yang berlaku pada masa ini adalah tata hukum yang
terdiri dari segala peraturan yang berlaku pada masa 1950-1959 dan yang dinyatakan masih
berlaku berdasarkan ketentuan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 ditambah dengan
berbagai peraturan yang dibentuk setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 itu.”
B. SISTEM HUKUM DI INDONESIA
Sistem hukum adalah himpunan dari peraturan perundang-undangan yang saling
memiliki keterikatan dan fungsinya masing-masing berbeda akan tetapi memiliki tujuan yang
sama. Lebih lanjut sistem hukum memiliki fungsi untuk menyeragamkan komponen-
komponen hukum demi terwujudnya tujuan hukum.
Indonesia sendiri menganut tiga sistem yaitu; Civil law system, hukum adat dan
sistem hukum Islam.
CIVIL LAW SYSTEM
Civil law atau biasa disebut sistem eropa kontinental adalah sistem hukum yang
merujuk pada hukum-hukum romawi. Civil law adalah sistem hukum yang mengedepankan
peraturan perundang-undangan untuk menjadi dasar dalam kepastian hukum. Artinya
undang-undang mejadi rujukan utama dalam penentuan kasus hukum. Sedangkan hakim
hanya menggali peraturan dari undang-undang dalam memutuskan perkara.
SISTEM HUKUM ADAT
Hukum adat adalah peraturan-peraturan yang terdapat diwilayah masyarakat hukum
adat yang kemudian di transformasikan menjadi tatanan hukum dan berkembang mengikuti
tradisi masyarakat yang ada.
Merujuk pada pasal 18B ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “Negara mengakui
dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang”. Disamping itu juga diatur
dalam Pasal 3 UUPA “Pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat-
masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan
bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lain
yang lebih tinggi”. Dengan begitu masyarakat hukum adat diberikan otonomi khusus dalam
menggunakan hukum adat diwilayah adatnya dengan tanpa menghalangi kepentingan
nasional dan negara.
SISTEM HUKUM ISLAM
Indonesia menganut Civil law sistem meskipun begitu, mayoritas rakyatnya beragama
Islam. Maka peraturan-peraturan hukum yang ada juga dipengaruhi hukum-hukum Islam.
hukum slam di Indonesia memiliki wilayah kajian tersendiri khususnya dalam hukum
keluarga, hukum waris, dan perbankan syariah.
Hukum Islam adalah peraturan-peraturan hukum yang bersumber dari Al-Qur’an,
hadis ijma’, dan qiyas. Hukum Islam sendiri terus berkembang menurut perkembangan
zaman melalui toko-tokoh ilmuwan dan cendikiawan Islam.
C. KESIMPULAN
Hukum di Indonesia memiliki sejarah yang panjang berawal dari masa penjajahan
Belanda yang membawa peraturan undang-undang yang dibawa dari negara asalnya. Pada
pemerintahan militer Jepang banyak hukum yang telah ada tetap berlaku meskipun demikian
banyak juga kebijakan atau peraturan-peraturan yang dibuat. Setelah merdeka Indonesia
masih tetap menggunakan perundang-undangan yang telah ada sampai dikeluarkanya UUD
1945 yang kemudian berlaku hingga sekarang.
Indonesia dalam menjalankan hukum diwilayahnya menggunakan sistem Civil law
yang mana peraturan perundang-undangan menjadi landasan hukum utama dalam prosedur
hukum. Meski begitu, tradisi hukum adat dan hukum Islam tetap diberlakukan dalam situasi
dan kondisi tertentu karena memiliki ranahnya masing-masing.
SUMBER:
Dr. Rahman Syamsuddin, S. M. (2019). PENGANTAR HUKUM INDONESIA. Rawamangun JAKARTA:
PRENADAMEDIA GROUP.

Anda mungkin juga menyukai