NIM : 3192411007
1. Apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia (PHI) ?
Dan mengapa Anda harus mempelajarinya di jurusan PPKn?
Jawaban : Pengantar Hukum Indonesia Merupakan mata kuliah yang berlaku
sebagai dasar yang memberikan uraian secara analitis dan deskriptif tentang
tata hukum yang berlaku pada masa sekarang di Indonesia.
2. Hukum yang ada diindonesia sebelum masa penjajahan apa? Dan bagaimana
statusnya setelah masa penjajahan?
Jawaban :Sistem hukum yang berlaku di Indonesia (Nusantara) sebelum
masa kolonial adalah hukum adat. Hukum adat adalah sistem aturan berlaku
dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal dari adat kebiasaan, yang
secara turun temurun dihormati oleh masyarakat sebagai tradisi bangsa
indonesia. Sistem ini terbentuk karena sebelum kedatangan Belanda,
Nusantara telah terdapat peradaban dari berbagai macam kerajaan. Lantas
pada zaman sebelum VOC datang ke nusantara, kedudukan hukum adat
adalah sebagai hukum positip yang berlaku sebagai hukum yang nyata dan
ditaati oleh rakyat yang pada saat itu Nusantara. Artinya, hukum yang
diterapkan oleh Belanda meneruskan adat kebiasaan dan tidak menerapkan
hukum dari Eropa bagi penduduk local. Dan statusnya Pemberlakuan hukum
adat bagi golongan Bumi Putera sudah barang tentu menimbulkan masalah.
Masalah dimaksud mengingat bahwa adat yang terdapat di Indonesia sangat
beraneka ragam sesuai dengan etnis, sosial, budaya, dan agama. Seiring
dengan usaha untuk menanamkan ideologi penjajah, ada tiga teori yang
diperkenalkan. Dua teori pertama diperkenalkan oleh bangsa Belanda dan satu
teori terakhir dilontarkan oleh orang Indonesia. Teori terakhir ini merupakan
teori bantahan sekaligus teori pematah. Ketiga teori itu secara berurut adalah
Receptio in Complexu, Receptie Theorie, dan Receptio a Contrario. (ketiga
teori tersebut tidak dibahas di sini). Jika kita meruntut peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan hukum tata negara dan sistem Politik hukum
Hindia Belanda maka dapat dilihat berdasarkan masa berlakunya 3 pokok
peraturan Belanda yaitu; Algemene Bepalingen van Wetgeving voor
Indonesia (AB); Regering Reglement (RR); dan Indische Staatsregeling (IS).
Di masa berlakunya AB, politik hukum Pemerintahan Hindia Belanda
dibagi atas beberapa golongan dan berlaku pada masing-masing golongan
tersebut. Pasal 5 AB membagi ke dalam dua golongan, yaitu Golongan Eropa
(atau yang dipersamakan) dan Golongan Pribumi (atau yang dipersamakan
dengannya). Pasal 9 AB: menentukan bahwa KUHPerdata dan KUHDagang
(yang diberlakukan di Hindia Belanda) hanya akan berlaku untuk orang Eropa
dan bagi mereka yang dipersamakan dengannya. Pasal 11 AB menentukan
bahwa untuk golongan penduduk pribumi oleh hakim akan diterapkan hukum
agama, pranata-pranata dan kebiasaan orang-orang pribumi itu sendiri, sejauh
hukum, pranata dan kebiasaan itu tidak berlawanan dengan asas-asas
kepantasan dan keadilan yang diakui umum dan pula apabila terhadap orang-
orang pribumi itu sendiri ditetapkan berlakunya hukum Eropa atau orang
pribumi yang bersangkutan telah menundukan diri pada hukum Eropa.
Pasal10 AB memberikan wewenang kepada Gubernur Jenderal untuk
menetapkan peraturan pengecualian bagi orang-orang yang beragama Kristen.
Melalui S. 1848: 10, Pasal 3 Gubernur Jenderal menetapkan bahwa ―orang
Indonesia Kristen dalam lapangan hukum sipil dan hukurn dagang juga
mengenai perundang-undangan pidana dan peradilan pada umumnya tetap
dalam kedudukan hukumnya yang lama. Dengan demikian, bagi orang
Indonesia Kristen tetap termasuk golongan orang bumiputra dan tidak
dipersamakan dengan orang Eropa. Politik hukum pemerintah jajahan yang
mengatur tentang pelaksanaan tata hukum pemerintah di Hindia Belanda itu
dicantumkan dalam Pasal 75 RR yang pada asasnya seperti tertera dalam
Pasal 11 AB. Sedangkan pembagian penghuninya tetap dalam dua golongan,
hanya saja tidak berdasarkan perbedaan agama lagi, melainkan atas
kedudukan ―yang menjajah‖ dan ―yang dijajah. Ketentuan terhadap
pembagian golongan ini dicantumkan dalam pasal 109 Regerings Reglement.
Pasal 109: Pada pokoknya sama dengan Pasal 5 AB, tetapi orang Pribumi
yang beragama Kristen tetap dianggap orang pribumi dan bagi orang
Tionghoa, Arab serta India dipersamakan dengan Bumi Putera. Selanjutnya,
Pasal 75: Menyatakan tetap memberlakukan hukum Eropa bagi orang Eropa
dan hukum adat bagi golongan lainnya.
3. Bagaimana awal mula hukum Eropa yang tertulis diberlakukan di wilayah
yang sekarang disebut Indonesia?
Jawaban : Secara umum sistem hukum dibagi menjadi dua, yaitu Eropa
Kontinental (civil law system) dan Anglo Saxon (common law system). Fajar
Nurhardianto dalam jurnal Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia
(2015) mengatakan Civil law system adalah bentuk-bentuk sumber hukum
dalam arti formal. Dalam sistem hukum Civil Law berupa peraturan
perundang-undangan, kebiasaan, dan yurisprudensi. Negara-negara penganut
Hukum Eropa Kontinental menempatkan konstitusi pada urutan tertinggi
dalam hirarki peraturan perundang-undangan.
Mahkamah Komisi
Agung Yudisial
Mahkamah Konstitusi