Anda di halaman 1dari 23

MATERI KE-3 :

PLURALISME SISTEM HUKUM


DI INDONESIA
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

 Pembahasan materi ini bertujuan agar mahasiswa


memahami mengenai pluralisme hukum di Indonesia,
sejarah pluralisme hukum, sistem hukum Indonesia
dan gambaran sistematika pembagian hukum dan
klasifikasi ketentuan-ketentuan hukum yang telah
tersusun.
Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan :


1. Pengertian pluralisme hukum.
2. Latar belakang sejarah perkembangan pluralisme
sistem hukum di Indonesia.
3. Berbagai sistem hukum di Indonesia, dan
4. Macam-macam pembagian hukum.
Pengertian Pluralisme Hukum

Pluralisme sistem hukum adalah Berlakunya banyak


sistem hukum bagi semua golongan dalam satu
wilayah, khususnya di Indonesia yaitu secara
bersamaan berlaku beberapa sistem hukum, yaitu
hukum adat, hukum Islam dan hukum Barat.
FAKTOR PENYEBAB BERBHINEKA HUKUM DI
INDONESIA

1. Faktor Etnis yaitu :


keanekaragaman Hukum adat kita karena kita
terdiri dari bermacam- macam suku bangsa
2. Faktor Yuridis yaitu :
terdiri dari penggolongan penduduk (Pasal 163
Indische Staatsregeling) dan pengelompokan hukum
(Pasal 131 Indische Staatsregeling)
Pasal 163 Indische Staatsregeling
Mengatur penggolongan penduduk yang ada di Hindia
Belanda. Saat itu, Indonesia atau Hindia Belanda belum
menjadi negara berdaulat, tetapi menjadi negara koloni
Belanda.

Ada 3 golongan penduduk:


a.gol.kulit putih atau masyarakat Eropa dan masyarakat yang
dipersamakan dengan orang Eropa.
b.gol.Timur Asing Cina dan Timur Asing lainnya.
c.Bumiputera atau pribumi asli Nusantara
Pasal 131 Indische Staatsregeling
Mengatur penggolongan hukum bagi penduduk yang ada di
Hindia Belanda. Hal ini terjadi karena adanya
penggolongan penduduk berdasarkan Pasal 163 IS.

Ada 3 golongan hukum :


a.gol.kulit putih atau masyarakat Eropa dan masyarakat yang
dipersamakan dengan orang Eropa, berlaku hukum yang
ada di negeri Belanda
b.gol.Timur Asing Cina dan Timur Asing lainnya, berlaku
hukumnya sendiri
c.Bumiputera atau pribumi asli Nusantara, berlaku hukum
adat
 Untuk mengatasi kebhinekaragaman hukum dapat
ditempuh dengan jalan:

A. UNIFIKASI HUKUM,
yaitu Memberlakukan satu jenis hukum untuk semua
golongan penduduk dalam satu tempat/daerah.
contohnya: - UUPA
- UU No. 1 Tahun1974.
B. KODIFIKASI HUKUM,
yaitu pengumpulan hukum-hukum yang sejenis ke
dalam satu kitab yang disusun secara sistematis dan
lengkap.
contohnya : KUHPer, KUHP dan KUHD
Sejarah Pluralisme Sitem Hukum Indonesia

Pedoman politik pemerintah Hindia Belanda terhadap


hukum di Indonesia, dicantumkan dalam :
A. Pasal 131 I.S. (Indische Staatregeling),
yang menggantikan R.R. (Regerings Reglement)
Pasal 75, yang pokok- pokoknya adalah :
1. Perintah KODIFIKASI
Hukum Perdata dan Dagang begitu pula Hukum Pidana,
Acara Perdata dan Acara Pidana harus dikodifikasikan atau
diatur dalam Kitab Undang-Undang.
2. Asas CONCORDANTIE (Konkordansi)
Hukum yang berlaku bagi golongan Eropa harus
dipersamakan / dikonkordansi dengan hukum yang berlaku
di Belanda.
3. Mengenai Ordonansi yang mengatur Hukum Perdata dan
Hukum Dagang :
- Bagi orang Eropa berlaku Hukum Eropa
- Bagi orang Timur Asing berlaku hukum negara nya
- Bagi Bumiputera berlaku Hukum Adat
- Bagi yang mau menundukan diri terhadap Hukum
Eropa berlaku Hukum Eropa, Penundukan diri :

a. seluruh Hukum Eropa;


b. sebagian Hukum Eropa, misalnya hukum kekayaan saja;
c. perbuatan-perbuatan hukum tertentu;
d. secara diam-diam, jika pribumi melakukan perbuatan hukum yang
tidak dikenal dalam hukum adat.
B. Pasal 163 I.S. (Indische Staatregeling)

Pembagian Golongan Penduduk menentukan:


1. Penghuni-Penghuni Indonesia dibedakan dalam golongan
Eropa, Bumiputera dan Timur Asing dengan hukum yang
berbeda;
2. Golongan Eropa terdiri dari :
a. Orang Belanda;
b. Orang Eropa kecuali Belanda;
c. org Jepang, Amerika & Australia.
d. Anak yg lahir sbg anak yg diakui sah o/ org tsb diatas
& keturunannya.
3. Golongan Timur Asing :
Orang Asia yang lain seperti : Cina, Arab, India, dll serta
keturunannya / yg diakui sah oleh mereka.
4. Golongan Bumi Putra :
- Yang tunduk pada Hukum Adat.
- semua orang bumiputra, kecuali sudah masuk
golongan lain.
- mereka yang masuk golongan hukum lain tapi
sejak lama diterima sbg org bumiputra.
SISTEM HUKUM

 Hukum positif dibuat dalam suatu sistem yang tersusun


secara sistematik, yang selanjutnya disebut sebagai
SISTEM HUKUM
 Di dunia ada banyak sistem hukum, diantaranya yang
terbesar adalah :
 Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law)
 Sistem Hukum Anglo-Amerika
 Sistem Hukum Islam
 Sistem Hukum Adat (Van Vollenhoven)
 Asal-usul Eropa Continental :
Dulu ahli hukum Yunani mengatakan bahwa yang disebut
hukum adalah yang tertulis dalam kitab hukum.
 Asal-usul Anglo Saxon :

Dulu ahli hukum di Inggris mengatakan bahwa mustahil


semua hukum dapat ditulis. Biarkan hukum berkembang
sesuai dengan kebiasaan masyarakat karena tiap hari
hukum bisa berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Macam-Macam Pembagian Hukum.

 Hk. menurut sumbernya :


1. Undang-undang.
2. Kebiasaan
3. Jurisprudensi
4. Traktat/treaty/perjanjian Internasional.
5. Doktrin/pendapat ahli hukum.
 Hukum munurut bentuknya :
1. Hukum tertulis.
2. Hukum tidak tertulis.

 Hukum dilihat dari waktu berlakunya :


1. Ius Constitutum.
2. Ius Constituendum.
 Hukum dilihat dari fungsi-nya / cara mempertahankan hk :
1. Hk. Materiil.
2. Hk. formiil.
 Hukum dilihat dari sifat/sanksi/daya kerjanya :
1. Memaksa (dwingen recht)
2. Melengkapi (aanvullend recht)
 Hukum dilihat dari isinya :
1. Hukum. Publik.
2. Hukum Privat.

 Hukum menurut tempat berlakunya : nasional, Internasional,


asing, gereja.

 Hukum menurut wujudnya :


1. Hk. Obyektif
2. Hk. subyektif.
Pembidangan Tata Hukum

 Hukum Tantra atau Hukum Negara


 Hukum Tantra/ Hukum Tata Negara
 Materiil
 Formil
 Hukum Administrasi Tantra/ Hukum
Administrasi Negara
 Materiil
 Formil
 Hukum Perdata
 Hukum Perdata Materiil
 Hukum Pribadi
 Hukum Harta Kekayaan
 Hukum benda : hukum benda tetap, hukum benda lepas.
 Hukum perikatan : hukum perjanjian, hukum
penyelewengan perdata, hukum perikatan lainnya.
 Hukum immaterial
 Hukum Keluarga
 Hukum Waris
 Hukum perdata formil
 Hukum Pidana
 Hukum Pidana Materiil
 Hukum Pidana Formil

Anda mungkin juga menyukai