Anda di halaman 1dari 19

PENGANTAR HUKUM

INDONESIA
HUKUM ADAT
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM

Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai sistem


Hukum Adat Indonesia dan Latar Belakang
Hukum Adat.
TUJUAN INSTRKSIONAL
KHUSUS
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang:
 Pengertian Hukum Adat
 Corak Hukum Adat
 Masyarakat Hukum Adat
 Hukum Adat Perkawinan
 Hukum Adat Kekerabatan
 Hukum adat Kewarisan
 Sistem Kewarisan
PENGERTIAN ADAT

 Adat adalah:
Kebiasaan masyarakat dan atau kelompok masyarakat
yang lambat laun menjadikan kebiasaan tersebut
sebagai suatu keharusan yang berlaku bagi semua
anggota masyarakat.
ISTILAH HUKUM ADAT

 Bahasa arab, “Hukum” artinya suruhan atau ketentuan,


dan “adat” artinya kebiasaan yaitu perilaku masyarakat
yang selalu terjadi.
 Adat Recht (snouck hurgronye) = hukum adat
PENGERTIAN HUKUM ADAT

 Hukum Adat adalah :


Keseluruhan aturan yang menjelma dari keputusan-
keputusan para fungsionaris hukum (dalam arti luas)
yang mempunyai kewibawaan serta mempunyai
pengaruh dan yang dalam pelaksanaan berlakunya serta
merta dan ditaati dengan sepenuh hati
CORAK HUKUM ADAT

 Tradisional (bersifat turun temurun)


 Keagamaan
 Kebersamaan (komunal)
 Konkret dan visual
 Konkret artinya jelas, nyata, berwujud
 Visual artinya dapat terlihat
 Terbuka dan sederhana
 Dapat berubah dan menyesuaikan
 Tidak dikodifikasi
 Musyawarah dan mufakat
 Lingkungan hukum adat di indonesia menurut van vollen hoven
(terbagi menjadi 19 lingkungan hukum adat) :
 Aceh
 Daerah gayo, alas, nias dan batak
 Daerah minangkabau dan mentawai
 Sumatera selatan dan enggano
 Daerah melayu
 Bangka dan belitung
 Kalimantan
 Minahasa
 Gorontalo
 Daerah toraja
 Sulawesi selatan
 Kepulauan ternate
 Maluku dan ambon
 Irian barat
 Kepulauan timor
 Bali dan lombok
 Jawa tengah, jawa timur dan madura
 Daerah swapraja (solo dan jogjakarta)
 Jawa barat
MASYARAKAT HUKUM ADAT

1. MASYARAKAT HUKUM TERITORIAL


 Kesatuan masyarakat yang tetap dan teratur, yang
anggota - anggota masyarakatnya terikat pada suatu
daerah kediaman tertentu

2. MASYARAKAT HUKUM GENEOLOGIS


 Kesatuan masyarakat yang teratur dimana anggota-
anggotanya terikat pada garis keturunan yang sama dari
satu leluhur baik secara langsung karena hubungan
darah maupun karena pertalian perkawinan
3. MASYARAKAT TERITORIAL – GENEOLOGIS
 Kesatuan masyarakat yang tetap dan teratur dimana para
anggotanya bukan saja terikat pada tempat kediaman pada
suatu daerah tertentu, tetapi juga terikat pada hubungan
keturunan dalam ikatan pertalian darah dan atau
kekerabatan
4. MASYARAKAT KEAGAMAAN
 Kesatuan masyarakat adat yang khusus bersifat
keagamaan di beberapa daerah tertentu
 Di Aceh, terdapat masyarakat adat keagamaan yg Islami.
 Di Batak, terdapat masyarakat adat keagamaan yg
didominasi Kristen Protestan.
 Di Bali, sebagian besar adalah masyarakat adat keagamaan
Hindu.

5. MASYARAKAT ADAT DIPERANTAUAN


Masyarakat Hukum menurut Ter Haar adalah:
“Kelompok-kelompok masyarakat yang tetap dan teratur
dengan mempunyai kekuasaan sendiri dan kekayaan sendiri
baik yang berwujud atau tidak berwujud.”

Persekutuan Hukum merupakan kesatuan-kesatuan yang


mempunyai tata susunan yang teratur dan kekal serta memiliki
pengurus sendiri dan kekayaan sendiri, baik kekayaan materiil
maupun kekayaan imaterial.

Bentuk dan susunan masyarakat hukum yang merupakan


persekutuan hukum adat terikat oleh faktor Territorial dan
Genealogis.
HUKUM ADAT PERKAWINAN

 BENTUK-BENTUK PERKAWINAN :
1. PERKAWINAN JUJUR
 Bentuk perkawinan dimana calon suami memberikan
uang atau barang jujur kepada pihak kerabat calon istri
sebagai tanda pengganti pelepasan mempelai wanita
keluar dari kewargaan adat persekutuan hukum bapaknya
dan kemudian pindah dan masuk kedalam persekutuan
hukum suaminya.
2. PERKAWINAN SEMENDA
 Bentuk perkawinan dimana pihak calon istri yang
memberikan uang atau barang jujur kepada pihak calon
mempelai laki-laki. Terbagi atas :
 SEMENDA RAJA – RAJA
 SEMENDA LEPAS
 SEMENDA BEBAS
 SEMENDA NUNGGU
 SEMENDA NGANGKIT
3. PERKAWINAN BEBAS ( MANDIRI)
 Bentuk perkawinan dimana kedudukan suami dan istri
berimbang sama.
4. PERKAWINAN CAMPURAN
 Bentuk perkawinan dimana hukum adat perkawinan
antara suami dan istri berbeda.
HUKUM ADAT KEKERABATAN

1. KEDUDUKAN PRIBADI
2. PERTALIAN DARAH
• Kedudukan Anak
• Kedudukan orang Tua
• Hubungan Anak Dan Kerabat
3. PERTALIAN PERKAWINAN (KEDUDUKAN SUAMI
ISTRI)
4. PERTALIAN ADAT
• Anak Angkat
• Anak Tiri
HUKUM ADAT KEWARISAN
 HARTA WARISAN :
 “ Harta kekayaan pewaris yang akan dibagi – bagikan kepada
para waris”.
 PEWARIS :
 “ Orang yang memiliki harta kekayaan yang akan diteruskannya
atau akan dibagi – bagikan kepada para waris setelah ia wafat”
 WARIS :
 “ orang yang mendapat harta warisan”
 AHLI WARIS :
 “ Orang yang berhak mendapat harta warisan”
SISTEM KEWARISAN :

 Sistem Kolektif, yaitu apabila para waris mendapat


harta peninggalan yang diterima mereka secara
kolektif dari pewaris yang tidak terbagi – bagi secara
perseorangan.
 Sistem Mayorat, yaitu apabila harta peninggalan tidak
terbagi- bagi dan hanya dikuasai oleh anak tertua.
 Sistem Individual, yaitu apabila harta peninggalan
dibagi- bagi dan dapat dimiliki secara perorangan
dengan hak milik

Anda mungkin juga menyukai