Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sahrul Abd.

Manan

Nim : 193210032

MK : Hukum Adat

• Persekutuan adat menurut salahsatu Ahli

Soeroyo W.P mengartikan persekutuan hukum sebagai kesatuan-kesatuan yang mempunyai

tata susunan yang teratur dan kekal serta memiliki pengurus sendiri dan kekayaan sendiri baik

kekayaan materiil maupun imateriil.

• Masyarakat yang matrilineal

Pada masyarakat yang matrilineal, dimana susunan masyarakat ditarikmenurut garis keturunan

Ibu , sedangkan garis keturunan bapak disingkirkan. Yang termasuk kedalam masyarakat

matrilineal ini adalah masyarakat Minangkabau. Oleh karena itu suku disini diartikan bukanlah

dalamarti suku bangsa, tetapi disini diartikan sebagai golongan manusia yang berasaldari satu

turunan menurut “matriarchat” . Akhirnya banyak nama suku yang sekarang tidak jelas lagi

asal usulnya.

• Masyarakat yang bilateral atau parental

Pada masyarakat yang bilateral/parental, susunan masyarakatnya ditarik dariketurunan orang

tuanya yaitu Bapak dan Ibu bersama- sama sekaligus. Tetapi kebanyakan sifatnya terbatas

dalam beberapa generasisaja seperti dikalangan masyarakat Aceh, Melayu, Kalimantan, Jawa

dan Sulawesi.

• Persekutuan Hukum Teritorialis

Dasar dari pada ikatan-ikatan anggota persekutuan hukum territorials ialah hubungan bersama

terhadap suatu daerah yang sama atau tertentu, contoh dari pada masyarakat territorials ini

dalah didesa Jawa, Sunda,Madura dan Bali. Orang-orang yang mendiami dusun atau wilayah

dalam masyarakat territorial ini merupakan suatu golongan dan satu kesatuan, dengan
kekuasaan pembelaan keluar dan penyesusunannya kedalam. Seseorang yang merantau

sementara masih tetap menjadi anggota masyarakat tadi, walaupun diterimanya itu kadang-

kadangdisuatu tempat agak mudah sedangkan ditempat lain amat sukar.

• Persekutuan Hukum Genealogis Territorials

Yaitu gabungan antara persekutuan geneologis dan territorial, misalnya di

Sumba, Seram. Penyelenggaraan hukum yaitu pengawasan dan pembinaan hukum. Sebagai

hakim perdamaian desa.

• Daerah Banten

Desa dikepali oleh kepala desa yang disebut Jaro.

• Masyarakat Hukum Adat Tunggal

Dengan demikian masyarakat hukum adat ini merupakan suatu kesatuan yang tunggal.

• Masyarakat Hukum Adat Berangkai

Masyarakat Hukum Adat berangkai, terdiri dari gabungan atas federasi dari masyarakat-

masyarakat hukum adat yang setara. Selo Soemardjan menekankan pada faktor perbedaan

«culture» dari setiap suku bangsa, yang menjadi titik tolak adanya suatu masyarakat majemuk.

• Struktur Sosial Masyarakat Indonesia

Hubungan dalam keluarga dan dalam masyarakat setempat amat kuat. Organisasi sosial pada

pokoknya didasarkan atas adat-istiadat yang terbentuk menurut tradisi. Kepercayaan kuat pada

kekuata-kekuatan gaib yang mempengaruhi kehidupan manusia, akan tetapi tidak dapat

dikuasai olehnya. Hukum yang berlaku tidak ditulis, tidak kompleks dan pokok-pokoknya

diketahui dan dimengerti oleh semua anggota dewasa dari masyarakat.

Kegiatan ekonomi dan sosial yang memerlukan kerja sama orang banyak dilakukan secara

tradisional dengan gotong royong tanpa hubungan kerja antara buruh dengan majikan.
• Tingkat buta huruf bergerak menurun

Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis. Gotong royong tredisional tinggal

buat keperluan sosial di kalangan keluarga besar dan tetangga, tetapi gotong-royang buat

keperluan umum dan buat kegiatan ekonomis dilakukan atas dasar upah uang.

Masyarakat tergolong-golong menurut bermacam-macam profesi serta keahlian yang masing-

masing dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga-lembaga pendidikan keterampilan

dan kejuruan. Hukum yang berlaku pada pokoknya hukum tertulis yang amat kompleks

adanya. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarka atas

penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain.

Anda mungkin juga menyukai