Anda di halaman 1dari 11

MASYARAKAT HUKUM ADAT (MHA)

Pengantar : Mengidentifikasi keberadaan masyarakat hukum adat (MHA) dalam sistem hukum nasional

A. TIMBULNYA MASYARAKAT HUKUM ADAT (MHA) Syarat untuk menjadi persekutuan hukum adat atau Masyarakat Hukum Adat : 1. 2. 3. 4. Kesatuan manusia yg teratur dan kekal Menetap di suatu daerah tertentu Memiliki pengurus/penguasa Memiliki harta kekayaan baik meteriil maupun immateriil 5. Tidak ada keinginan dari kelompok itu untuk memisahkan diri 6. Memiliki tata nilai sebagai pedoman dalam kegiatan sosial (hukum adat)

CONTOH : MASYARAKAT NGADHU KABUPATEN NGADA NTT


1. Terdapat suatu ikatan komunitas manusia yang disebut dengan woe atau klan atau berarti ikatan 2. Menetap di suatu wilayah tertentu yang disebut ulueko dan tokowolo 3. Mempunyai penguasa yang disebut mosalaki pada tingkat teritorial dan pame ema pada tingkat genealogis 4. Memiliki kekayaan, baik berwujud benda (tanah=ngora), ngadhu bhaga (tiang lingga dan rumah yoni+simbol leluhur), sao (rumah induk) dan harta yg tidak berwujud benda (nama baik, kehormatan keluarga) 5. Memiliki tata nilai yg terdiri dari adha dan gua. 6. Tidak seorangpun dari anggota woe ingin melepaskan diri dari kelompok

Misal : 1. Desa di Jawa - tata susunan yg tetap - pengurus sendiri - harta kekayaan sendiri 2. Famili di Minangkabau - tata susunan yg tetap terdiri atas beberapa bagian yg disebut jurai - pengurus sendiri, diketuai oleh seorang penghulu andiko, jurai dikepalai oleh tungganai/mamak kepala waris - harta pusaka sendiri diurus oleh penghulu andiko

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat yg mendasarkan diri pd Hukum Adat disebut Masyarakat Hukum Adat (Persekutuan Hukum Adat)

B. CORAK MASYARAKAT
1. PAGUYUBAN
Adalah suatu hidup bersama, dmn manusia memandang sesamanya sbg tujuan, perhubungan antarmanusia dg sgl sentimennya, cinta, benci, simpati, antipati dsb, yg baik dan yg kurang baik.

2. PATEMBAYAN
Adalah suatu hidup bersama, dmn manusia memandang sesamanya sbg sarana untuk mencapai kepentingan sendiri, perhubungan antarmanusia selalu bertujuan untuk salah satu kepentingan, kebutuhan, perkara, manusia yg satu memandang manusia yg lain dlm salah satu sifatnya saja.

FERDINAND TONIES & CHARLES P. LOOMIS


1. GEMEINSCHAFT
Bentuk kehidupan bersama dmn anggota-anggotanya diikat oleh hubungan bathin yg murni dan bersifat alamiah dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin, sbgmana diibaratkan dg peralatan tubuh manusia atau hewan.

2. GESHELLSCHAFT

Bentuk kehidupan bersama dmn anggota-anggotanya mempunyai ikatan lahir yg bersifat pokok untuk jangka waktu yg pendek, Bersifat sbg suatu bentuk dlm pikiran belaka, dan strukturnya adalah mekanis, sbgmn diumpamakan dg sebuah mesin.

SKEMA SEDERHANA PROSES PERALIHAN MASYARAKAT ADAT MENJADI MASYARAKAT MODERN

D
MODERN A B C
GARIS MODERNISASI

ADAT

C. STRUKTUR MASYARAKAT HUKUM ADAT


1. GENEALOGIS (berdasarkan keturunan) Masyarakat atau persekutuan dimana ikatan antara anggotaanggotanya karena adanya keturunan yg sama. a. Pertalian darah menurut garis bapak (patrilineal), misal : Batak, Nias, Lampung dsb b. Pertalian darah menurut garis ibu (matrilineal), misal : Minangkabau. c. Pertalian darah menurut garis ibu dan bapak (parental), misal : Jawa, Sunda, Aceh, Dayak, dsb 2. TERITORIAL (berdasarkan lingkungan daerah) Masyarakat atau persekutuan dimana keanggotaan seseorang ditentukan berdasar tempat tinggal di dalam lingkungan daerah persekutuan. a. Persekutuan Desa Segolongan orang yg terikat pd suatu tempat kediaman, trmasuk di dalamnya dukuh-dukuh kecil yg terpencil dan tidak berdiri sendiri. (Misal : Jawa, Bali, Lombok, Madura)

b. Persekutuan Daerah Suatu daerah tertentu yg di dalamnya terletak beberapa desa dan masing-masing memiliki tata susunan dan pengurus sendiri-sendiri yg sejenis tetapi semuanya merupakan bagian bawahan dr daerah. (misal : Marga di Sumatera Selatan) c. Perserikatan Persekutuan beberapa kampung yg terletak berdekatan dg mengadakan permufakatan utk memelihara kepentingan bersama. (misal : Perserikatan Huta-Huta di suku Batak) 3. GENEALOGIS TERITORIAL Anggota persekutuan ini harus memenuhi syarat : a. Harus masuk dlm suatu kesatuan genealogis b. Harus berdiam di dlm suatu persekutuan yg bersangkutan. Misal : Nagari (Minangkabau), Kuria dan Huta (Tapanuli)

19 LINGKARAN HUKUM (RECHTSKRING) DI SELURUH WILAYAH INDONESIA


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Aceh Tanah Gayo-Alas dan Batak beserta Nias Daerah Minangkabau beserta Mentawai Sumatera Selatan Daerah Melayu (Sumatera Timur, Jambi, Riau) Bangka dan Belitung Kalimantan Minahasa Gorontalo Daerah Toraja Sulawesi Selatan Kepulauan Ternate Maluku, Ambon Irian Kepulauan Timor Bali dan Lombok (serta Sumbawa Barat) Jawa Tengah dan Timur (serta Madura) Daerah-daerah Swapraja (Surakarta dan Yogyakarta) Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai