Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ilhamfadillah

Nim: 042851614

Semester: 2

Mata kuliah: sistem hukum Indonesia

Prodi/kelas: administrasinegara/A

Tugas 1

1.KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)KBBI menyampaikan hukum adat ialah hukum yang tidak tertulis
(menurut adat).Hasil Seminar Hukum adat di Yogyakarta Tahun 197Hukum adat ialah hukum Indonesia
pribumi yang tidak tertulis dalam perundang-undangan RI dan disana-sini berisi bagian agama.Prof. H.
Hilman HadikusumaProf. H. Hilman Hadikusuma menyampaikan Hukum adat ialah sebagai aturan
kelaziman manusia dalam hidup bermasyarakat. Kehidupan manusia bermula dari berkeluarga dan
mereka telah menata dirinya dan anggotanya menurut kelaziman dan kebiasaan tersebut akan diangkut
dalam bermasyarakat dan negara.

2.Hukum Barat mengenal “zakelijke rechten” dan “persoonlijke rechten”. “ zakelijke rechten” adalah hak
atas suatu barang, yang bersifat zakelijk, yaitu yang berlaku terhadap tiap-tiap orang. Sedangkan
“persoonlijke rechten” adalah hak seseorang atas suatu objek yang hanya berlaku terhadap barang
tertentu.Hukum adat tidak mengenal pembagian hak hak seperti yang tersebut dalam hukum Barat
itu.Perlindungan hak-hak dalam hukum adat adalah di tangan hakim (kepala adat). Didalam
persengketaan di Pengadilan, hakim akan menimbang berat ringannya kepentingan-kepentingan hukum
yang saling bertentangan. Misalnya apabila seseorang bukan si pemilik sawah kemudian dia menjual
sawah itu kepada orang lain dan kemudian si pemilik sawah menuntut si pembeli sawah untuk sawah itu
dikembalikan kepadanya, maka hakim akan menimbang kepentingan si pembeli tersebut.

2. Hukum Barat mengenal perbedaan antara public recht (hukum umum) dan privat recht (hukum
privat). Hukum adat tidak mengenal perbedaaan yang demikian dan jika ingin mengadakan perbedaan
antara hukum hukum tersebut yaitu hukum adat yang bersifat public dan yang bersifat privat maka
batas batas antara kedua lapangan itu didalam hukum adat adalah berbeda dengan batas batas yang
ditentukan pada Hukum Barat3. Pelanggaran-pelanggaran hukum menurut system hukum Barat, dibagi-
bagi dalam golongan pelanggaran yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana dan
pelanggaran-pelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata, pelanggaran itu harus
diadili oleh hakim perdataHukum adat tidak mengenal perbedaaan tersebut karena setiap pelanggaran
hukum adat akan membutuhkan pembetulan hukum kembali dan kepala adat memutuskan agar adat
apa yang harus digunakan untuk membetulkan adat yang dilanggar itu.

3.Persekutuan Hukum adalah segolongan manusia yang bertingkah laku sebagai kesatuan terhadap
dunia lahir dan batin. Golongan golongan itu mempunyai tata susunan yang tetap dn kekal dan orang-
orang dalam golongan masing-masing mengalami kehidupannya dalam golongan sebagai hal yang
sewajarnya, hal menurut kodrat alam,. Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempunyai pikiran akan
kemungkinan pembubaran golongan itu. Golongan itu mempunyai pengurus sendiri, harta benda
sendiri, milik keduniawian, milik ghaib.Atau persekutuan hukum itu merupakan satu kesatuan yang
mempunyai tata susunan yang teratur dan kekal serta memiliki pengurus sendiri dan kekayaan sendiri,
baik kekayaan materiil maupun imateriil.Ter Haar dalam “Asas-asas dan susunan hukum adat Indonesia”
halaman 15-16 menegaskan bahwa “ Di seluruh kepulauan Indonesia Pada tingkatan rakyat jelata,
terdapat pergaulan hidup didalam golongan-golongan yang bertingkah laku sebagai kesatuan terhadap
dunia lahir dan batin. Golongan-golongan itu mempunyai tata susunan yang tetap dan kekal dan orang
orang dalam golongan itu masing masing mengalami kehidupanya dalam golongan sebagai hal yang
sewajarnya, hal menurut kodrat alam. Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempunyai pikiran akan
kemungkinan pembubaran golongan itu.Persekutuan Hukum Genealogi Pada persekutuan hukum
(masyarakat hukum) genealogis dasar pengikat utama anggota kelompok adalah persamaan dalam
keturunan, artinya anggota-anggota kelompok itu terikat karena merasa berasal dari nenek moyang
yang sama. Menurut para ahli hukum adat dimasa Hindia Belanda masyarakat hukum genealogis ini
dapatdibedakan dalam tiga macam yaitu yang bersifat patrinial, matrinial, dan bilateral atauparental.
[4]Masyarakat yang patrilineal Pada masyarakat yang patrilineal ini susunan masyarakatnya ditarik
menurut garis keturunan dari bapak (garis laki-laki), sedangkan garis patrilineal ibu disingkirkan. yang
termasuk kedalam masyarakat patrilineal ini misalnya ‘’marga genealogis’’ orang batak yang mudah
dikenal dari nama-nama marga(satu turunan)[5] mereka seperti, Sinaga, Simatupang, Situmorang,
Pandiangan,Nainggolan, Pane, Aritonang, Siregar dan sebagainya. Masyarakat yangpatrilineal ini
terdapat juga di Nusa Tenggara (Timor), Maluku dan Irian.Masyarakat yang matrilinealPada masyarakat
yang matrilineal, dimana susunan masyarakat ditarikmenurut garis keturunan Ibu (garis perempuan),
sedangkan garis keturunan bapak disingkirkan. Yang termasuk kedalam masyarakat matrilineal ini
adalah masyarakat Minangkabau. Masyarakat matrilineal ini tidak mudah dikenalkarena mereka jarang
sekali menggunakan nama-nama keturunan sukunyasecara umum. Suku dalam masyarakat
Minangkabau sama dengan ‘’marga’’dalam masyarakat Batak.Persekutuan Hukum TeritorialisDasar dari
pada ikatan-ikatan anggota persekutuan hukum territorials (wilayah)[7] ialah hubungan bersama
terhadap suatu daerah yang sama atau tertentu, contoh dari pada masyarakat territorials ini dalah
didesa Jawa, Sunda,Madura dan Bali. Gampong, (menasah) di Aceh, dusun-dusun didaerah Melayu
Bangka Belitung, sebagian dari daerah gabungan di Sulawesi Selatan, Nagorij di Minahasa dan Ambon.
Orang-orang yang mendiami dusun atau wilayah dalam masyarakat territorial ini merupakan suatu
golongan dan satu kesatuan, dengan kekuasaan pembelaan keluar dan penyesusunannya kedalam.
Seseorang yang merantau sementara masih tetap menjadi anggota masyarakat tadi, walaupun
diterimanya itu kadang-kadangdisuatu tempat agak mudah sedangkan ditempat lain amat sukar.
Persekutuan-persekutuan territorials ini merupakan pokok pangkal tata susunan terpenting bagi
masyarakat Indonesia. Adapun persekutuan masyarakat territorials dapat dibagi menjadi tiga pusat yang
masing-masing menjadi pusatnya dibagi bentuk-bentuk tetap dan bentuk peralihan, yaitu:Persekutuan
desa (masyarakat dusun)Yang dinamakan dengan persekutuan desa adalah apabila suatu tempat
kediaman bersama mengikat suatu persekutuan manusia diatas daerahnya sendiri, mungkin bersama-
sama dengan beberapa dusun yang tak bebas danyang terletak disebelah pedalaman sedikit,[8]sehingga
segala kepentingan rumah tangga seluruh wilayahnya diselenggarakan oleh suatu badan tata urusan
pusat yang merupakan satu-satunya badan tata urusan yang berwibawa diseluruh wilayahya. Contoh
dari persekutuan desa kita jumpai di Jawa, Madura dan Bali. Persekutuan Hukum TeritorialisDasar dari
pada ikatan-ikatan anggota persekutuan hukum territorials (wilayah)[7] ialah hubungan bersama
terhadap suatu daerah yang sama atau tertentu, contoh dari pada masyarakat territorials ini dalah
didesa Jawa, Sunda,Madura dan Bali. Gampong, (menasah) di Aceh, dusun-dusun didaerah Melayu
Bangka Belitung, sebagian dari daerah gabungan di Sulawesi Selatan, Nagorij di Minahasa dan Ambon.
Orang-orang yang mendiami dusun atau wilayah dalam masyarakat territorial ini merupakan suatu
golongan dan satu kesatuan, dengan kekuasaan pembelaan keluar dan penyesusunannya kedalam.
Seseorang yang merantau sementara masih tetap menjadi anggota masyarakat tadi, walaupun
diterimanya itu kadang-kadangdisuatu tempat agak mudah sedangkan ditempat lain amat sukar.
Persekutuan-persekutuan territorials ini merupakan pokok pangkal tata susunan terpenting bagi
masyarakat Indonesia. Adapun persekutuan masyarakat territorials dapat dibagi menjadi tiga pusat yang
masing-masing menjadi pusatnya dibagi bentuk-bentuk tetap dan bentuk peralihan, yaitu:Persekutuan
desa (masyarakat dusun)Yang dinamakan dengan persekutuan desa adalah apabila suatu tempat
kediaman bersama mengikat suatu persekutuan manusia diatas daerahnya sendiri, mungkin bersama-
sama dengan beberapa dusun yang tak bebas danyang terletak disebelah pedalaman sedikit,[8]sehingga
segala kepentingan rumah tangga seluruh wilayahnya diselenggarakan oleh suatu badan tata urusan
pusat yang merupakan satu-satunya badan tata urusan yang berwibawa diseluruh wilayahya. Contoh
dari persekutuan desa kita jumpai di Jawa, Madura dan Bali. Persekutuan Hukum Teritorialis Dasar dari
pada ikatan-ikatan anggota persekutuan hukum territorials (wilayah)[7] ialah hubungan bersama
terhadap suatu daerah yang sama atau tertentu, contoh dari pada masyarakat territorials ini dalah
didesa Jawa, Sunda,Madura dan Bali. Gampong, (menasah) di Aceh, dusun-dusun didaerah Melayu
Bangka Belitung, sebagian dari daerah gabungan di Sulawesi Selatan, Nagorij di Minahasa dan Ambon.
Orang-orang yang mendiami dusun atau wilayah dalam masyarakat territorial ini merupakan suatu
golongan dan satu kesatuan, dengan kekuasaan pembelaan keluar dan penyesusunannya kedalam.
Seseorang yang merantau sementara masih tetap menjadi anggota masyarakat tadi, walaupun
diterimanya itu kadang-kadangdisuatu tempat agak mudah sedangkan ditempat lain amat sukar.
Persekutuan-persekutuan territorials ini merupakan pokok pangkal tata susunan terpenting bagi
masyarakat Indonesia. Adapun persekutuan masyarakat territorials dapat dibagi menjadi tiga pusat yang
masing-masing menjadi pusatnya dibagi bentuk-bentuk tetap dan bentuk peralihan, yaitu:

Persekutuan desa (masyarakat dusun)Yang dinamakan dengan persekutuan desa adalah apabila suatu
tempat kediaman bersama mengikat suatu persekutuan manusia diatas daerahnya sendiri, mungkin
bersama-sama dengan beberapa dusun yang tak bebas danyang terletak disebelah pedalaman sedikit,
[8]sehingga segala kepentingan rumah tangga seluruh wilayahnya diselenggarakan oleh suatu badan
tata urusan pusat yang merupakan satu-satunya badan tata urusan yang berwibawa diseluruh
wilayahya. Contoh dari persekutuan desa kita jumpai di Jawa, Madura dan Bali. Persekutuan Hukum
Genealogis Territorials

Yaitu gabungan antara persekutuan geneologis dan territorial, misalnya di Sumba, Seram. Buru,
Minangkabau dan Renjang. Setiap persekutuan hukum dipimpin oleh kepala persektuan, oleh karena itu
kepala persekutuan mempunyai tugas antara lain :
Tindakan-tindakan mengenai tanah, seperti mengatur penggunaan tanah, menjual, gadai, perjanjian-
perjanjian mengenai tanah, agar sesuai dengan hukum adat.Penyelenggaraan hukum yaitu pengawasan
dan pembinaan hukum.Sebagai hakim perdamaian desa.Memelihara keseimbangan lahir dan
batinCampur tangan dalam bidang perkawinanMenjalankan tugasnya pemerintahannya secara
demokrasi dan kekeluargaandan lain-lainAda lima jenis bentuk persekutuan Hukum Genealogis
Territorials menurutSoepoemo.Suatu daerah atau kampong yang dipakai sebagai tempat kediaman oleh
hanya satu bagian golongan (clanded). Tidak ada golongan lain yang tinggal didalam daerah itu. Daerah
atau kampong-kampong yang berdekatan juga dipakai sebagai tempat tinggal oleh hanya satu bagian
clan.Teer Har menulis bahwa susunan rakyat semacam itu barangkali terdapat didaerah pedalaman
dipulau-pulau Enggano, Buru, Seram dan Flores. Ditepi-tepi laut dari pulau-pulau adalah kampong-
kampong yang berbaur dengan penduduknya yang terdiriatas beberapa family yang telah memisahkan
diri dari golongan-golongan (clan) di pedalaman pun terdapat pula pada tepi-tepi laut tersebut
penduduk-penduduk orang Indonesia yang berasal dari seberang lautan.Didaerah pedalaman Irian Barat
adalah clan-clan yang masing-masing mendiami daerah sendiri-sendiri, akan tetapi dekat tepi laut
adalah terdapat beberapa golongan kecil, bernama keret yang berdiri sendiri dan masing-masing
mendiami tanah tertentu. Tempat-tempat kediaman para family tersebut berada dalam daerah
kampong yang dikepalai oleh seorang kepala kampong. Kepala kampong inihanya mempunyai sedikit
kekuasaan terhadap orang-orang diluargolongannya sendiri.Di Tapanuli terdapat tata susunan rakyat
sebagai berikut. Bagian-bagian calan (marga) masing-masing mempunyai daerah tersendiri, akan tetapi
didalam daerah tertentu dari suatu marga, didalam huta-huta yang didirikan oleh suatu marga itu, ada
juga terdapat satu atau beberapa marga lain yang masukmenjadi anggota badan persekutuan huta
didaerah itu, yang mendirikan huta-huta didaerah tersebut, disebut marga asal, marga raja, atau marga
tanah, yaitu marga-marga yang menguasai tanah-tanah didaerah itu, sedang marga-marga yang
kemudian masuk didaerah itu disebut marga rakyat. Kedudukan suatu marga rakyat didalam suatu huta
adalah kurang daripada kedudukan marga raja. Antar marga rakyat dan marga asal ada hubungan
perkawinanya yang erat.

4.Hukum Islam atau syariat islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT
dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukalaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang
diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya 1.Al-Quran

Sumber hukum Islam yang pertama adalah Al-Quran, sebuah kitab suci umat Muslim yang diturunkan
kepada nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al-Quran memuat kandungan-
kandungan yang berisi perintah, larangan, anjuran, kisah Islam, ketentuan, hikmah dan sebagainya. Al-
Quran menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupannya agar tercipta
masyarakat yang ber akhlak mulia. Maka dari itulah, ayat-ayat Al-Quran menjadi landasan utama untuk
menetapkan suatu syariat.2.Al-Hadist Sumber hukum Islam yang kedua adalah Al-Hadist, yakni segala
sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah SAW. Baik berupa perkataan, perilaku, diamnya beliau. Di
dalam Al-Hadist terkandung aturan-aturan yang merinci segala aturan yang masih global dalam Al-
quran. Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka
dapat berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Rasulullah SAW
yang dijadikan ketetapan ataupun hukum Islam.3.Ijma’Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu
masa setelah zaman Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.” Dan ijma’ yang dapat dipertanggung
jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah
tabiin). Karena setelah zaman mereka para ulama telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan
perselisihan semakin banyak,sehingga tak dapat dipastikan bahwa semua ulama telah
bersepakat.4.Qiyas Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Quran, Al-Hadits dan Ijma’ adalah
Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam Al quran ataupun hadis
dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan sesuatu yang hendak diketahui hukumnya
tersebut.Artinya jika suatu nash telah menunjukkan hukum mengenai suatu kasus dalam agama Islam
dan telah diketahui melalui salah satu metode untuk mengetahui permasalahan hukum tersebut,
kemudian ada kasus lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya itu dalam suatu hal itu juga,
maka hukum kasus tersebut disamakan dengan hukum kasus yang ada nashnya.

5. Home Skola Dalam ajaran Islam, menikah salah satu ibadah yang dianjurkan. Karena dengan menikah
seseorang akan membina rumah tangga dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan wa
rahman.Menjalin silaturahmi dengan keluarga dan memiliki keturunan. Selain itu juga menghindari
zina.Dalam Islam, zina adalah haram. Maka diperintahkan untuk menikah bagi yang mampu dan
berpuasa bagi yang belum mampu.Dalam agama Islam, pernikahan juga diatur dengan baik. Di mana
memiliki dasar hukumpernikahan.Arti nikah Dalam buku Fiqh Keluarga Terlengkap (2018) karya Rizem
Aizid, secara bahasa nikah memiliki arti menghimpun atau mengumpulkan.Pada Undang-Undang (UU)
Nomor 1 Tahun 1974 dijelaskan bahwa pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
wanita sebagai suami istri.Di mana dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.Sementara pernikahan menurut Islam, di mana bercampurnya
atau berkumpulnya dua orang (laki-laki dan perempuan) yang bukan mahram dalam ikatan akad
(perjanjian) untuk kemudian diperbolehkan melakukan hubungan seksual.

Dasar hukum pernikahan Dasar hukum pernikahan dalam Islam adalah Al Quran dan Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai