Anda di halaman 1dari 11

STRUKTUR MASYARAKAT HUKUM ADAT

DOSEN PENGAMPUH :
(ALBERT TANJUNG, SH.,M.Kn.,C.L.A)

Mata kuliah hukum adat

TUGAS II HUKUM ADAT

Nama kelompok :
Silfa haryanti (203300516085) silfabasra@gmail.com
Aqila akmal (203300516014) aqilaakmal26@gmail.com
Suhendri (203300516071) andrisuhendri992@gmail.com
Abstrak
hukum adat merupakan tehnis ilmiah, yang menunjukkan aturan-aturan
kebiasaan yang berlaku dikalangan masyarakat yang tidak berbentuk peraturan
perundangan yang dibentuk oleh penguasa pemerintahan. Hukum adat yang
tradisional yang menunjukkan adanya nilai-nilai universal seperti asas gotong –
royong, fungsi sosial manusia, dan milik dalam masyarkat, asas persetujuan
sebagai dasar kekuasaan umum, asas perwakilan dan permusyarawatan dalam
sistem pemerintahan.

Abstrack
Customary law is a scientific technique,which shows the rules that apply among
the people who do not regulate the regulations formed by the government
authorities. Traditional customary law which shows the existence of universal
valuas such as mutual cooperation,social media function,and belonging to the
community, the principle of agreement as the basis of general power, the
principle of marriage and deliberation in the government system.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah


sistem semi tertutup (aturan semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam keleompok
tersebut . kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa arab,
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakaat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antara entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunikasi yang interdependen (saling terganrung satu sama lain).
Umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Didalam masyarakat yang teratur, manusia atau anggota
masyarakat itu harus memperhatikan kaedah-kaedah, norma-norma
ataupun peraturan-peraturan hidup tertentu yang ada dan hidup dalam
masyarakat di mana ia hidup.
Diangkatanya topik ini untuk mengetahui salah satu macam
masyarakat, yaitu masyarakat hukum adat yang keberadaannya masih
sangat melekat dengan kebudayaan di indonesia itu sendiri, seperti
.tentunya setiap suku memiliki hukum adatnya sendiri

1 Drs. C.S.T. Kansil,S.H,pengantar ilmu hukum dan tata hukum indonesia, (jakarta: BalaiPusataka,1986)hlm.34
B. Rumusan masalah

1. Pengertian masrakat hukum adat


2. Ciri-ciri dan dasar susunan masyarakat hukum adat
3. Macam-macama masyarakat hukum adat

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian masyarakat hukum adat

Merupakan aturan batiniah bahwa beberapa orang dianggap


memiliki kekuasaan, dengan memiliki, barang-barang, tanah, aair,
tanaman, kuil-kuil dan bangunan-bangunan yang harus dipelihara
bersama, harus dipertahankan bersama oleh anggota ikatan, dengan nilai-
nilai sakral. Terjadinya masyarakat di dalamnya sebagai takdir alam,
sebagai suatu kenyataan darinkekuatana gaib. Tiada seorang pun yang
berpikiran atau berangan-angan akan kemungkinan membubarkan
kelompok-kelompok tersebut. Keadaan tersebut dianggap suatu keadaan
tertentu dan dalam, sehingga tidak dapat dihindarkan tidak ada yang dapat
menggagalkan terjadinya kelompok atau masyarakat tersebut.
Maka masyarakat hukum itu yang kita sebut sebagai masyarakat
hukum adat indonesia. Definisi masyarakat adaat merupakan istilah
umum yang dipakai di indoensia untuk paling tidak merujuk kepada
empat jenis masyarakat asli yang ada di dalam negara indonesia. Dalam
ilmu hukum dan teori secara formal dikenal masyarakat hukum adat,

2 DR. SoedjonoDirdjosisworo, S.H, pengantar ilmu hukum , (jakarta:rajawaliPers,2010),hlm.120


dikempokkan sedemikian mengingat perihal adat tidak hanya
menyangkut hukum tetapi mencakup segala aspek dan tingkatan
kehidupan
pengetian ini tidak merujuk pada definisi secara tertutup tetapi
lebih kepada kriteria, agar dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
yang besar kepada komunkitas untuk melakukan self identification/
mengidentifikasikan dirinya sendiri.

2. Ciri-ciri dasar susunan masyarakat hukum adat


a. Adanya kelompok manusia yang dalam hal menyangkut integritas
mereka, kelompok manusia ini bertindak keluar sebagai satu kesatuan.
b. Didalam kelompok manusia seperti itu terdapat pemerintahan yang
mempunyai wewenang membuat peraturan dan memaksa berlakunya
peraturan bagi seluruh masyarakatnya.
c. Didalam kelompk manusia yang seperti itu juga terdapat harta
kekayaan yang terpisah dari masing-masing harta warga negara
anggotanya.
d. Kelompok manusia yang seperti itu mempunyai wilayah yang sebagai
wilayah kekuasaan
e. Rasa solidaritas antara sesama anggota masyarakat yang bersangkutan
masih sangat tinggi.
f. Harta kekayaan kelompok dimaksudkan semata-mata hanya untuk
kesejahteraan anggota masyarakat yang bersangkutan.
g. Setiap warga anggota masyarakat yang bersangkutan merasa
bertanggung jawab terhadap harta kekayaan masyarakt

(1)susunan organisasi LAM Riau terdiri dari : 3 peraturan daerah provinsi Riau nomor 1 tahun 2012 bab 3 pasal 3
h. Pada setiap warga masyarakat yang bersangkutan tidak terdapat
pemikiran tentang pembubaran masyarakatnya.
i. Masyarakata yang bersangkutan dianggap keberadaannya dianggap
sebagai suatu yang bersifat metayuridis artinya abhwa keberadaan
masyarakat yang bersangkutan bukan dibentuk pihak luar dan tidak
mungkin dibubarkan oleh luar pihak.

Dasar susunan masyarakat adat

Mayoritas masyarakat Riau adalah orang melayu dan minangkabau, oleh


karena itu susunan masyarakat hukum adat riau pun tidak jauh dari
minangkabau, berdasarkan genelogis (keturunan) minangkabau masuk kedalam
struktur masyarakat matrilineal. Yaitu struktur masyarakat dimana orang
menarik garis hukum dengan menggabungkan diri dengan orang lain melalui
garis perempuan. Contohnya perkawinan semedo. Ciri-ciri darinperkawinan
semedo itu sendiri ialah endogami dan matrilokal. Endogami berarti bahwa
menurut hukum adat perkawinan yang ideal dalam sistem perkawinan yang
ideal dalam sistem perkawinan semedo apabiloa jodoh diambil dikalangan
suukunya sendiri. Matrilokal, mengandung arti bahwa menurut hukum adat
semedo, tempat tinggal bersama dalam perkawinan adalah tempat tinggal istri.

3. Macam-macama masyarakat hukum adat


Masyarakat hukum adat yang strukturnya bersifat genealogis (menurut
azas kedarahan (keturunan) ialah masyarakat hukum adat yang anggota-
anggotanya merasa terikat dalam suatu ketertiban berdasarkan
kepercayaan bahwa mereka semua berasal satu keturunan yang sama.

.
Freddy tengker,et,al,Azas-azas dan Tatanan Hukum Adat, Bndung,Mandar Maju,2003
Dengan kata-kata lain; seseorang menjadi anggota masyarakat hukum.

adat yang bersangkutan karena ia menjadi atau menganggap diri


keturunan dari seorang ayah-(asal nenek moyang laki-laki) tunggal
memalui garis keturunan laki-laki aatau dari seorang ibu-asal (nenek
moyang perempuan) tunggal melalui garis keterunan perempuan dan
dengaan demikian menjadilah semua anggota-anggota masyarakat yang
bersangkutan itu suatu kesaatuan dan tunduk pada peraturan-peraturan
hukum (adat) yang sama.

Dalam masyarakat hukum adat yang ditentukan oleh faktor geneologis


ini, kita mengenal tiga macam (type) pertalian keturunan yaitu :
1. Pertalian keturunan menurut garis perempuan hal ini tidak
terdapat dalam masyarakat hukum adat orang minangkabau,
orang kerinci, orang semedo.
2. Pertalian keturunan menurut garis laki-laki hal ini terdapat
dalam masyarakat hukum adat orang batak, orang bali, orang
ambon.
3. Masyarakat hukuma adat keibu-bapaan yang dalam bahasa
indonesia disebut rumpun yang merupakan kesatuan yang
menjadi gabungan dari sejumlah gezin-gezin di kalimantan.

Masyarakat hukum adatyang strukturnya yang bersifat teritorial, yaitu


masyarakat hukum adat yang disusun berasaskan lingkungan daerah,
adalah masyarakat hukum adat yang para anggotanya merasa bersatu, dan
oleh karena itu merasa bersama-sama merupakan kesatuan masyarakat

Hilman Hadikusuma,pengantar ilmu hukum adat indonesia,Bandung, Mandar Maju,2003


huukum adat yang bersangkutan, karena ada ikatan antara mereka
masing-masing dengan tanah tempat tinggal mereka. Landasan yang
mempersatukan para anggota masyarakat hukum adat yang strukturnya
bersifat teritorial adalah ikatan antara orang yaitu anggota masing-masing
masyarakat tersebut dengan tanah yang didiami sejak kelahirannya, yang
didiami oleh orang tuanya, yang didiami oleh neneknya, yang didiami
oleh nenek moyangnya, secara turun temurun ikatan dengaan tanah
menjadi inti azas teritorial itu.

Ada 3 jenis masyarakat hukum adat yang strukturnya bersifat teritorial :

1. Masyakarat hukum desa


2. Masyarakat hukum wilayah
3. Masyarakat hukum serikat desa

4. Keberadaannya dewasa ini.

1. Hukum tertulis
a. Kewilayahan
Peraturan daerah yang mengatur kewilyahan belum ada.
Oleh karena itu, dalam menata masyarakat merujuk pada
peraturaan perundang-undangan yang ada dengan tetap
mengakomodasi wilayah-wilayah berdasarkan tradisi
masyarakat lokal yang sudah dikenal secara turun
temurun sebagai warisan leluhur mereka.

Soepomo, hukum adat, jakarta, PT Pradnya paramita,1993


pemberdayaan masyarakat hukum adat diwujudkan
dengan tertibnya peraturan daerah (perda) nomow 39
tahun 2001 tentang peemberdayaan, pelestarian adat
istiadat melayu dan pengembangan kebiasan-kebiasaan,
masyarakat serta lembaga adat dikabupaten bengkali.
2. Hukum tak tertulis
a. Kewilayahan
Tanah ulayat adalah lingkungan tanah yang dikuasai oleh
suatu kelompok orang-orang yang biasa di sebut
persekuan hukuam adat. Sedangkan nak ulayat adalah
persekutuan hukum adat yang menguasai suatu
lingkungan tanah termasuk lingkungan persediaan,
perluasan, untukmkepentingan hidup persekutuan beserta
seluruh warganya.
b. Kebudayaan
Agama yang dianut oleh masyarakat hukum adat di Riau
yaitu islam, budha dan kristen. Namun sebagian masih
memiliki kepercayaan amanism, yaitu percaya terhadap
kekuatan-kekuatan pada batu-batu besar, pohon-pohon
besar, terutama berkaitan dengan penyelenggaraan upaya
adat. Agama dan kepercayaan tersebut merupakan
warisan leluhur secara turun temurun.
3. Implementasi dan kendala pengakuan hukum
a. Implementasi
1. Meskipun sudah ada hukum tertulis yang mengatur
pemberdayaan, pelestarian adat istiadat melayu dan
pengembangan kebiasaan-kebiasaan, masyarakat serta
lembaga adat, yaitu peraturan daerah (perda) nomor
39 tahun 2001(khusus kabupaten bengkalis) namun
dalam praktiknya peraturan daerah tersebut belum
efektif.
2. Sementara itu implementasi hukum adat cenderungb
melemah, disebabkan semakin kuatnya pengaruh dari
luar. Contoh kasus, tanahnulayat sebagai milik
bersama masyarakat hukum adat mengalami peralihan
hak guna kepada investor, sehingga mengurangi aset
masyarakat hukum adat.
b. Kendala
Berbagai kendala yang dirasakan sebagai kendala dalam
mengimplementasikan pengakuan hukum terhadap
masyarakat hukum adat, yaitu :
1. Undang –undang nomor 41 tahun 1999 tentang
kehutanan yang mengatur paham domain negara,
dengan mengklaim semua hutan yang tidak dapat
dibuktikan sehingga hutan milik adalah hutan negara.
Padahal, hak ulayat bukan hak milik, akibatnya hak
ulayat atas menjadinobjek sengketa dengan
departemen kehutanan.
2. Hak ulayat dipersiapkan untuk memusnakan dengan
cara pembebasan dengan pemberian ganti rugi apabila
tanah tersebut digunakan untuk kepentingan umum,
sehingga di atar dalam keputusan presiden nomor 55
tahun 1993.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Masyarakat adat merupakan istilah umum yang dipakai diindonesia untuk


paling tidak merujuk kepada 4 jenis masyarakat asli yang ada didalam negara
bangsa indonesia. Dengan kata lain masyarakat hukum adat ialah “ komunitas-
komitas hidup yang berdasarkan asal – usul secara turun-temurun di atas suatu
wilayah adat, yang memiliki kekuatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan
sosial budaya yang diatur oleh hukum adat dan lembaga adat yang mengelolah
keberlangsungan kehidupan masyarakat”.

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. C.S.T.Kansil,S.H, pengantar ilmu hukum tatanegara indoensia


(jakarta:BalaiPustaka,1986)
2. DR. SoedjonoDirdjosisworo, S.H, pengantar ilmu hukum , (jakarta :
RajawaliPers,2010)
3. Muhammad, Bushar, asas-asas hukum adat. (jakarta:PerdnyaParamita,
1984)

Anda mungkin juga menyukai