Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

HUKUM ADAT LANJUTAN

NAMA : PUTU RISKI ANANDA KUSUMA

NIM : 1604551123

NO. URUT : 20

KELAS : B (Reguler Pagi)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
Denpasar
2017
Soal
1. A. Apa yang dimaksud dengan masyarakat hukum adat ?
B. Apa yang dimaksud dengan masyarakat adat ?
C. Apa yang dimaksud dengan kesatuan masyarakat hukum adat ?
D. Apakah ketiga istilah mengenai masyarakat dan adat tersebut sama ?
2. Apa saja penggolongan masyarakat hukum adat ?
3. Bagaimana Kesatuan Masyarakat Hukum Adat sebagai subyek hukum adat dalam
hukum adat / badan hukum menurut hukum adat ? (Beri argumentasi)

Jawab

1. A. Masyarakat hukum adat adalah sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum
adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat
tinggal ataupun atas dasar keturunan serta mematuhi hukum adat. Pengertian
masyarakat hukum adat adalah masyarakat yang timbul secara spontan di wilayah
tertentu, yang berdirinya tidak ditetapkan atau diperintahkan oleh penguasa yang lebih
tinggi atau penguasa lainnya, dengan rasa solidaritas yang sangat besar diantara para
anggota masyarakat sebagai orang luar dan menggunakan wilayahnya sebagai sumber
kekayaannya hanya dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh anggotanya. (Djamanat
Samosir. 2013. Hukum Adat Indonesia. Medan: CV. Nuansa Aulia, hal.69). Konsep
masyarakat hukum adat untuk pertama kali diperkenalkan oleh Cornelius Van
Vollenhoven. Ter Haar sebagai murid dari Cornelius Van Vollenhoven mengeksplor
lebih mendalam tentang masyarakat hukum adat. Ter Haar memberikan pengertian
sebagai berikut, masyarakat hukum adat adalah kelompok masyarakat yang teratur,
menetap di suatu daerah tertentu, mempunyai kekuasaan sendiri, dan mempunyai
kekayaan sendiri baik berupa benda yang terlihat maupun yang tidak terlihat, dimana
para anggota kesatuan masing-masing mengalami kehidupan dalam masyarakat
sebagai hal yang wajar menurut kodrat alam dan tidak seorang pun diantara para
anggota itu mempunyai pikiran atau kecenderungan untuk membubarkan ikatan yang
telah tumbuh itu atau meninggalkan dalam arti melepaskan diri dari ikatan itu untuk
selama-lamanya.

B. Ada beberapa pendapat mengenai definisi masyarakat adat yang dikemukakan dan
telah berkembang di masyarakat, sebagai berikut :

- Masyarakat adat merupakan istilah umum yang dipakai di Indonesia untuk paling
tidak merujuk kepada empat jenis masyarakat asli yang ada di dalam negara-
bangsa Indonesia. Dalam ilmu hukum dan teori secara formal dikenal Masyarakat
Hukum Adat, tetapi dalam perkembangan terakhir, masyarakat asli
Indonesia menolak dikelompokkan sedemikian mengingat perihal adat tidak
hanya menyangkut hukum, tetapi mencakup segala aspek dan tingkatan
kehidupan.
- Menurut definisi yang diberikan oleh UN Economic and Sosial Council (dalam
Keraf, 2010: 361) "masyarakat adat adalah suku-suku dan bangsa yang, karena
mempunyai kelanjutan historis dengan masyarakat sebelum masuknya penjajah di
wilayahnya, menganggap dirinya berbeda dari kelompok masyarakat lain yang
hidup di wilayah mereka".
- Secara singkat dapat dikatakan bahwa secara praktis dan untuk kepentingan
memahami dan memaknai Deklarasi ini di lapangan, maka kata "masyarakat adat"
dan "masyarakat/penduduk pribumi" digunakan silih berganti dan mengandung
makna yang sama. Pandangan yang sama dikemukakan dalam merangkum konsep
orang-orang suku dan populasi/orang-orang asli di Departemen Urusan Ekonomi
dan Sosial PBB dengan merujuk kepada Konvensi ILO 107 (1957) dan 169
(1989).

C. Jimly Asshiddiqie berpendapat bahwa harus pula dibedakan dengan jelas antara
kesatuan masyarakat hukum adat dengan masyarakat hukum adat itu sendiri.
Masyarakat adalah kumpulan individu yang hidup dalam lingkungan pergaulan
bersama sebagai suatu community atau society, sedangkan kesatuan masyarakat
hukum adat menunjuk kepada pengertian masyarakat organik, yang tersusun dalam
kerangka kehidupan berorganisasi dengan saling mengikatkan diri untuk kepentingan
mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain, kesatuan masyarakat hukum adat sebagai
unit organisasi masyarakat hukum adat itu haruslah dibedakan dari masyarakat hukum
adatnya sendiri sebagai isi dari kesatuan organisasinya itu.

Istilah kesatuan masyarakat hukum adat dipergunakan dalam UU Pemerintahan


Daerah dan dalam Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 sebagai entitas hukum yang diakui
dan dihormati keberadaannya berserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang kemudian diatur dalam undang-undang. Kata awal “kesatuan” pada
istilah ini menunjukan bahwa masyarakat adat itu merupakan suatu bentuk komunitas
(community) yang memiliki ikatan-ikatan berdasarkan adat, bukan society yang lebih
longgar dan bersifat umum. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 B Ayat (2)
memberikan mandat kepada negara untuk mengakui dan menghormati kesatuan
masyarakat hukum adat. Kesatuan masyarakat hukum adat lebih lanjut dijelaskan
dalam UU No 41 Tahun 1999, UU No 18 Tahun 2004, UU No 32 Tahun 2009, UU
No 21 Tahun 2001, dan putusan Mahkamah Konstitusi No 31/PUU-V/2007.

Intinya adalah masyarakat hukum adat adalah masyarakat organik yang terikat dan
mematuhi hukum adat. Ciri-cirinya, anggota masyarakatnya memiliki perasaan
sekelompok (in-group feeling), pranata pemerintahan adat, benda-benda adat, norma
hukum adat, dan wilayah tertentu sebagai tempat tinggal dan sumber penghidupan.
Konsep kesatuan masyarakat hukum adat sama dengan konsep indigenous peoples
Deklarasi PBB 2007 tentang Hak-hak Indigenous Peoples. Kesatuan masyarakat
hukum adat berbeda dengan masyarakat adat. Masyarakat adat bukan masyarakat
organik, tetapi hanya sebuah komunitas yang terikat dan mematuhi adat tertentu.
Masyarakat adat tak punya pranata pemerintahan adat, benda-benda adat, norma
hukum adat yang dipatuhi karena memiliki sanksi, tanah adat, dan wilayah tertentu
sebagai tempat tinggal dan sumber penghidupannya.

D. Menurut pendapat saya ketiga istilah diatas mengenai masyarakat hukum adat,
masyarakat adat, dan kesatuan masyarakat hukum adat adalah merupakan sesuatu
yang berbeda dimana masyarakat hukum adat merupakan suatu kelompok masyarakat
yang memiliki tatanan hukum karena alasan tempat tinggal yang sama ataupun juga
karena garis keturunannya serta mematuhi hukum adat yang berlaku di sekitarnya,
sementara masyarakat adat merupakan kumpulan masyarakat yang lebih kompleks
dan luas lagi karena tidak hanya menyangkut hukum saja, tetapi mencakup segala
aspek dan tingkatan kehidupan yang memenuhi adat tertentu, Sedangkan kesatuan
masyarakat hukum adat menunjuk kepada pengertian masyarakat organik, yang
tersusun dalam kerangka kehidupan berorganisasi dengan saling mengikatkan diri
untuk kepentingan mencapai tujuan bersama.

2. Penggolongan masyarakat hukum adat dapat dibagi menjadi 3, sebagai berikut :


 Masyarakat hukum adat dapat ditinjau dari segi Hukum, yang terdiri atas :
- Masyarakat hukum adat sebagai totalitet :
a. Merupakan masyarakat hukum
b. Bersama-sama mempunyai lingkungan tanah
c. Mempunyai hubungan kepunyaan atas lingkungan tanah
d. Mempunyai hak bersama atas lingkungan tanah dimana didalamnya terselip hak
peserta. Himpunan kewenangan dari setiap anggota masyarakat hukum adat
untuk :
o memperseorangkan tanah
o mengambil hasi hutan
o mengambil hasil tambang
o .menciptakan hak milik atas pohon atau sekumpulan pohon hutan dengan
member tanda.
- Masyarakat hukum adat sebagai badan hukum ini dapat dilihat dari tindakan
perdata kepala adatnya sebagai wakil dan badan hukum. Dapat berupa mewarisi,
menjual, membeli.
- Masyarakat adat sebagai kesatuan publik dapat dilihat dari tindakan-tindakan
publik kepala adat sebagai penguasa.
a. Yang ditujukan kepada lingkungan tanah :
o Kepala adat berhak member ijin untuk membuka tanah kosong
o Menentukan kegunaan atas tanah
o Menentukan larangan atas tanah
o Mencabut hak milik atas tanah
o Mencabut hak pakai atas tanah
b. Yang ditujukan kepada masyarakat hukum adat :
o Kepala adat berhak mengatur tata tertib dalam masyarakat :
 mendamaikan perselisihan
 melindungi harta dan jiwa semua penghuni masyarakat hukum adat
o Kepala adat berhak mengurus harta benda anggota masyarakat hukum adat
yang pergi tanpa sepengetahuan kepala adat dan tanpa meninggalkan
walinya yang akan mengurus harta bendanya.

 Masyarakat hukum adat dapat ditinjau dari segi Bentuk, yang terdiri atas :
- Masyarakat hukum adat tunggal adalah suatu masyarakat hukum adat yang
didalamnya tidak terdapat masyarakat hukum adat atasan dan tidak ada
masyarakat hukum adat bawahan. Dengan demikian masyarakat hukum adat ini
merupakan kesatuan tunggal. Contoh : desa di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali.
- Masyarakat hukum adat bertingkat adalah suatu masyarakat hukum adat dimana
didalamnya terdapat masyarakat hukum atasan dan beberapa masyarakat hukum
adat bawahan yang tunduk pada masyarakat hukum adat atasan tersebut.
Masyarakat hukum adat seperti ini di jumpai pada masyarakat di pulau Sumatera
seperti Tapanuli, Minangkabau, Lampung, dll. Inventarisasi terhadap siapa yag
menjadi pejabat/penguasa pada suatu masyarakat. Sudah tentu istilah yang
digunakan untuk menyebut siapa penguasa itu tidak sama untuk tiap masyarakat
yang bersangkutan
Contoh:
o Tapanuli

Masyarakat hukum adat atasannya disebut Kuria (Tapanuli


Selatan) dan Luhat (Padang Lawas). Masyarakat hukum adat atasan ini
terdiri atas beberapa masyarakat hukum adat bawahan yang disebut Huta.
Kepala Kuria dan Kepala Huta berasal dari marga asal yaitu seorang
pembuka tanah atau keturunan pembuka tanah.

o Minangkabau

Masyarakat hukum adat atasannya disebut Nagari. Nagari terdiri


atas suku-suku yang masing-masing suku dikepalai seorang kepala suku.
Ada dua jenis susunan Nagari, yaitu:

o Di Tanah Agam

Berlaku adat Bodi Chaniago dimana pimpinan Nagari terletak


ditangan permufakatan para penghulu andiko yang sederajat
kedudukannya. Kerapatan Nagari disini merupakan lembaga kekuasaan
yang tertinggi.

o Di Daerah Koto Piliang


Para family yang tergabung dalam apa yang dinamakan
“Kampung” bersatu dalam perikatan yang disebut “Suku”. Tiap suku
dikepalai oleh kepala suku. Kepala suku ini selalu bermusyawarah dengan
para penghulu dari sukunya sendiri dibantu oleh 3 orang, yaitu:

a. Mantri : petugas yang disamakan dengan polisi


b. Hulubalang : petugas yang bertanggungjawab mengenai pertahanan
c. Malin : urusan agama

- Masyarakat hukum adat berangkai


Yaitu masyarakat adat yang terdiri atas beberapa masyarakat yang saling
berdekatan dan bekerja sama untuk kepentingan bersama yang tidak menimbulkan
penguasa baru atau masyarakat hukum adat baru yang kedudukannnya lebih tinggi
dari pada yang lain.
Contoh: Subak di Bali

 Masyarakat hukum adat dapat ditinjau dari segi Susunannya, yang terdiri atas :
- Masyarakat hukum adat territorial
Persekutuan territorial, apabila keanggotaan seseorang tergantung dari tempat
tinggal di dalam lingkungan daerah persekutuan itu atau tidak.
Ada 3 Jenis Persekutuan
o Persekutuan desa yaitu:
Suatu masyarakat dimana para warganya mempunyai pandangan hidup,
kepercayaan dan cara hidup yang sama serta bertempat tinggal di tempat
yang sama yang dalam bertindak ke dalam dan ke luar merupakan suatu
kesatuan.
o Persekutuan daerah, yaitu :
Suatu masyarakat yang hidup sebagai suatu kekuasaan social yang
wilayahnya mencakup wilayah dari beberapa masyarakat desa yang berdiri
sendiri, namun masyarakat tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat wilayah.

o Perserikatan desa
Suatu kesatuan territorial yang dibentuk hanya berdasarkan kerjasama di
berbagai bidang kepentingan yang kebetulan wilayahnya berdekatan dan
tidak menimbulkan suatu penguasa baru/masyarakat hukum adat yang
kedudukannya lebih tinggi daripada yang lain, perikatan itu berakhir bila
kerjasama berakhir.
- Masyarakat hukum adat genealogis
Apabila keanggotaan seseorang tergantung dari suatu keturunan kerjasama.
Tipe-tipe genealogis :
o Patrilineal : suatu garis keturunan yang ditarik dari pihak bapak saja dan
seterusnya ke atas.
Contoh : Masyarakat Tapanuli, Bali, dll
o Matrilineal : suatu garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu dan
seterusnya ke atas.
Contoh: Masyarakat Minangkabau
o Bilateral: suatu garis keturunan yang ditarik dari kedua orang tua (ibu
bapaknya).
Contoh: Masyarakat Jawa, Aceh, dll
- Masyarakat hukum adat genealogis territorial/territorial genealogis menjadi
anggota persekutuan yang demikian ini wajib dipenuhi dua syarat:
o Harus masuk dalam satu kesatuan genealogis dan
o Harus berdiam di dalam daerah persekutuan
Tinggal titik beratnya, kalau lebih dititik beratkan pada territorialnya,
maka disebut territorial genealogis kalau lebih dititikberatkan pada
genealogisnya maka disebut genealogis territorial.
Contoh : Minangkabau
Tapanuli
Jawa

3. Menurut argumentasi saya kesatuan masyarakat hukum adat sebagai subyek hukum
adat dalam hal ini badan hukum adalah bahwa Kesatuan masyarakat hukum adat
dalam kehidupan sehari-hari berlaku di masyarakat dengan diakui oleh negara serta
memiliki sumber hukum yang jelas, sebagaimana dalam Pasal 18B ayat 2 yang
berbunyi ‘’ Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur dalam undang-undang’’, Dalam pasal telah jelas dikatakan bahwa negara
mengakui serta menghormati segala kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat. Lalu
kemudian kesatuan masyarakat hukum adat sebagai subyek hukum adat yaitu badan
hukum publik adalah bahwa kesatuan masyarakat hukum adat itu ada dan
berkembang di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan melalui kegiatan-kegiatan
bersama, serta untuk mencapai tujuan bersama sehingga antar anggota masyarakat
akan saling keterkaitan dan membutuhkan untuk tercapainnya kebersamaan dalam
mencapai tujuan masyarakat hukum adat. Sehingga oleh karena kesatuan masyarakat
hukum adat merupakan subyek hukum adat itu sendiri melalui badan hukum publik,
pastinya memiliki serta memenuhi unsur-unsur badan hukum publik tersebut, dimana
adanya pemimpin, pengurus, wilayah, serta harta kekayaan sendiri. Dengan demikian
Kesatuan masyarakat hukum adat merupakan suatu subyek hukum adat yang
berbentuk badan hukum yang diakui dan dihormati oleh pemerintah, serta berlaku di
masyarakat untuk kepentingan dan tujuan bersama.

Anda mungkin juga menyukai