Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ade Hanafidin

Nim : 111911300000069

Review jurnal

PENGAKUAN ATAS KEDUDUKAN DAN KEBERADAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT (MHA) PASCA
DIBENTUKNYA UNDANG UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014

1.Konsepsi Pengakuan Masyarakat Hukum Adat


a.Masyarakat Hukum Adat
Dari segi historis , MHA memiliki latar belakang serta kebudayaan yang lama (tua).Keberadaan
nya MHA sudah ada jauh sebelum Negara ini terbentuk.masyarakat hukum adat menurut van
vollenhoven merupakan masyarakat hukum yang merujuk pada pengertian-pengertian kesatuan
– kesatuan manusia yang mempunyai tata susunan yang teratur,Daerah yang tetap,penguasa-
penguasa atau pengurus,dan mempunyai harta berwujud maupun tidak berwujud.Ter Harr di
dalam bukunya Beginelen en Stelsel van Het Adatrecht (1939) mengatakan di seluruh
kepualauan Indonesia pada tingkatan rakyat bawah,terdapat pergaulan hidup di dalam
Golongan- golongan itu mempunyai tata susunan tetap dan kekal dan orang orang golongan itu
masing-masing mengalami kehidupan nya dalam golongan sebagai hal yang sewajarnya tidak
ada seorang pun dari mereka yang mempunyai pikiran akan kemungkinan. Pembubaran
golongan itu.Golongan manusia tersebut mempunyai pula pengurus sendiri Dan mempunyai
harta bends, milik keduniaan gain,golongan demikianlah yang bersifat persekutuan hukum.
Berdasarkan pendapat Ter Haar tersebut,dapat di rumuskan MHA yaitu:
1.Kesatuan manusia yang terstruktur
2.Menetap di suatu daerah tertentu
3.memiliki penguasa
4.mempunyai harta yang berwujud maupun tidal berwujud
5 Dan para aanggota nya tidal berfikiran until membubarkan atau melepaskkan ikatan nya
dengan kelompok sosial ny.
Menurut dasar susunan nya maka struktur persekutuan -persekutuan MHA di Indonesia ini
dapat di golongkkan menjadi dua:
A. Geneologis
Geneologis yaitu keanggotaan suatu kesatuan didasarkan pada faktor yang berdasarkan
pada ikatan darah, pertalian suatu keturunan.garis keturunan ini d bagi 3
1. Garis keturunan patrilinial (suku batak,bias,dan orang Sumba)
2. Garis keturunan matrilinial (minangkabau)
3. Garis keturunan parental (suku jawa,sunda,aceh,Dan dayak) 1
1
Lihat B. Bastian Tafal, 1992,pokok-pokok tata hukum di Indonesia,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 202
Soepomo, 1996, Bab-Bab tentang Hukum Adat,Pradnya Parramita, Jakarta,hlm. 46.
B. Territorial
Keanggotaan suatu kesatuan terikat pada suatu daerah tertentu hal ini merupakan faktor
yang mempunyai peranan terpenting dalam setiap pembentukan persekutuan hukum
Persekutuan hukum berdasarkan territorial di bagi menjadi 3 :
1. Persekutuan Desa,afalah sekumpulan orang orang yang terikat pada suatu
tempat kediaman,yang mempunyai batas-batas ini mungkin terdapat Desa
induk atau dusun-dusun,termasuk juga dukuh dukuh yang terpencil yang
merupakan pancaran dari Desa induk.
2. Persekutuan Daerah,ialah apabila di suatu daerah tertentu terletak beberapa
Desa yang masking masking mempunyai tata susunan Dan pengurus
sejenis,Masing- Masing boleh di katakana hidup berdiri sendiri,tetapi semuanya
bagian dari bawahan daerah
3. Persekutuan dari beberapa kampung ialah beberapa persekutuan kampung
yang terletak berdekatan mengadakan mufakat untuk memelihara
kepentinghan bersama .

b. Pengakuan Hukum Atas Masyarakat Hukum Adat

Pengakuan MHA dilakukan sejak Indonesia berdiri. Pasal 18 UUD merupakan pengakuan
gelombang pertama dalam konteks National Indonesia. Pengakuan gelombang kedua dilakukan
memlalui UU nomor 5 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok agrarian.pengakuan ketiga terjadi pada saat
order baru,pengakuan ke empat dilakukan setelah amandemen UUD dengan memunculkan beberapa
undaang-undang ,kenapa menjadi penting MHS ini untuk di legal kn dalam undang undang karena untuk
melindungi hak nya Dan juga karena keaslian nya ini maka dianggap istimewa.Hak asal-usul adalah hak
yang dalam konsep Politik hukum dikenal sebagai hak Bawaan bukan Pemberian.Sebagai susunan asli
Desa kerapkali disebut oleh Term Haar sebagai “dorps republic” atau negara kecil sebagai law an kata
negara besar yang mengacu kepada tatanan modern state.pengakuan atas keberadaan mereka
berdasarkan Sebagaimana adanya negara tidal di perkenankan untuk menyeragamkan nya.pengakuan
dan penghargaan yang tinggi ini telah dj cantum kan di UUD NKRI tahun 1945 terutama nya di pasal 18 B
ayat 2 tentang pengakuan,penghormatan,dan perlindungan HAM kayak dipersoalkan

Soepomo,Op.cit.,hlm. 47-49

Anda mungkin juga menyukai