sempit. Ada 3 bentuk Persekutuan Hukum adat. Sebutkan dan jelaskan masing-masing bentuk dengan
contohnya!
3. Jelaskan keberadaan masyarakat hukum adat yang diakui oleh negara dalam Konstitusi Indonesia
Masyarakat hukum adat di indonesia diakui keberadaannya melalui UUD 1945 sebagai hasil
amandemen kedua dalam Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara
mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Ketentuan
dalam Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 lalu diperkuat dengan ketentuan dalam Pasal 28I ayat
3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa identitas budaya dan masyarakat tradisional
dihormati dan selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Pasal 18B
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Pasal 28I
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban
4. Bagaimana hak seorang perempuan dalam kehidupan keluarga yang menganut sistem patrilineal?
Berikan contoh salah satu daerah di Indonesia yang menganut sistem patrilineal/Kebapaan.
Dalam keluarga yang menganut sistem patrilineal, anak akan terhubung ke garis keturunan
laki-laki secara unilateral. Konsekuensi dalam sistem ini adalah keturunan dari pihak bapak
atau laki-laki serta kedudukan anak laki-laki lebih kuat. Hak-hak yang diterima pun juga lebih
banyak. Dalam sistem ini, perempuan dipandang sebagai seorang yang kelak akan
dijadikan bagian dari keluarga lain dan tugasnya adalah untuk menghasilkan keturunan
keluarga lain. Dalam artian, anak perempuan dianggap tidak pantas dalam mewarisi
keluarga tersebut sehingga jika suatu keluarga tidak mempunyai anak laki-laki, maka
keluarga tersebut dianggap putus keturunan. Dengan hal demikian, apabila dikaitkan
dengan pewarisan, maka sistem patrilineal hanya mengakui anak laki-laki sebagai pewaris
dan anak perempuan hanya sebagai yang menerima warisan dari pihak laki-laki.
Contohnya, dalam adat Batak, masyarakat batak menganggap bahwa anak laki-laki
merupakan penerus keturunan yang akan mewarisi marganya, yang menandakan asal dari
keluarga tersebut. Sedangkan, anak perempuan dalam masyarakat adat Batak dianggap
sebagai pendamping laki-laki dikarenakan laki-laki yang dinikahinya telah memberikan uang
jujur sehingga maraga anak perempuan tersebut tidak lagi dari marga asalnya, melainkan
marga pihak laki-laki sehingga tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarganya.
5. Apakah ada daerah yang menganut sistem ke ibuan atau matrilineal? Bagaimana dalam sistem
kewarisannya
Suku Mosuo, danau Lugu serta tersebar di Provinsi Yunnan dan Sichuan
Masyarakat Mosuo tinggal di barat daya Cina. Mereka tinggal bersama sebagai "keluarga
besar," dan dipimpin perempuan yang disebut "Ah Mi". Pria mengurus ternak, terutama
penyembelihan. Dalam masyarakat Mosuo tidak ada pernikahan. Seorang perempuan
hanya perlu datang ke pria yang diinginkannya. Anak yang lahir dari hubungan mereka
diasuh perempuan, dan kerap tidak diketahui ayahnya yang mana.
6. Apakah masyarakat hukum adat di dunia diakui secara internasional, jelaskan dan dasar
hukumnya (konvensinya)
Ada beberapa konvensi dan deklarasi internasional yang mengakui masyarakat hukum adat
atau Indigenous People. Hak dan keberadaanya telah diakui oleh berbagai macam konvensi
dan deklarasi internasional (seperti daftar di bawah). Yang terpenting atau terbesar adalah
UNDRIP yaitu suatu deklarasi PBB tentang hak-hak masyarakat adat pada 2007
UNDRIP https://kumparan.com/nurul-firmansyah/5-hak-masyarakat-adat-berdasarkan-
hukum-internasional-ham-1vLVtLnuQMr/1
8. Pada hukum adat terdapat hukum perutangan. Jelaskan bagaimana ruang lingkup hukum perutangan
adat !
http://budutbu.blogspot.com/2017/03/hukum-transaksi-dan-perutangan-adat.html
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Undang-Undang Pokok Agraria,
Pemerintah RI menetapkan kebijakan penuh terhadap masalah jual gadai. Dalam Pasal 16
Ayat 1dan Pasal 53 Ayat 1 Undang-Undang tersebut ditetapkan bahwa hak gadai itu
sifatnya sementara artinya pada waktu yang akan datang diusahakan dihapuskan. Dan
pada saat ini mengingat keadaan masyarakat Indonesia sekarang masih belum dapat
dihapuskan dan diberi sifat sementara. Sifat sementara ini akan diatur lebih lanjut dalam
Undang-Undang.
9. Bagaimana kedudukan hukum tanah adat setelah berlakunya hukum tanah nasional/UUPA? Jelaskan
dengan dilengkapi peraturan-peraturan yang terkait disertai isi pasal-pasal yang ada !
Jawab
Kedudukan hukum tanah adat telah diakui secara nasional dengan adanya UU 1960 no 5
tentang Undang Undang Pokok Agraria (UUPA). Pada pasal 5 UUPA ditulis:
“Hukum agraria yang berlaku awas bumi, ari dan ruang angkasa ialah hukum adat,
sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara…”
Maka, hukum adat diakui dan merupakan sebagai dasar untuk hukum agraria di Indonesia.
Secara singkat: Pakai hukum adat kecuali bertentangan dengan kepentingan nasional dan
negara.
10. Banyak kasus sengketa tanah adat yang melibatkan masyarakat adat dan pihak atau
perusahaan (PT) yang memegang hak guna usaha, hak pengelolaan hutan, dll, karena
sebagian tanah yang dikelola perusahaan adalah tanah adat, yang terkadang masyarakat
hukum adat dikalahkan haknya. Bahkan penanganan masalah dan pengendalian
pertanahannya tidak berjalan dengan optimal dan menjadi tunggakan kasus pertanahan
nasional.
Bagaimana menurut pendapat anda apa penyebab sengketa tanah ini, dan bagaimana saran
anda dalam hal pemberian hak kepada perusahaan. Jelaskan ! (Nilai 25)
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/27950
Konflik penguasaan tanah di Kota Ambon