Anda di halaman 1dari 5

1 Masyarakat hukum adat berbeda dengan Persekutuan Hukum adat yang mempunyai pengertian lebih

sempit. Ada 3 bentuk Persekutuan Hukum adat. Sebutkan dan jelaskan masing-masing bentuk dengan
contohnya!

2. Berikan contoh Masyarakat Hukum Adat yang masih ada di Indonesia

Masyarakat hukum adat merupakan pengertian teknis yuridis yang merujuk


sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah (ulayat) tempat tinggal dan lingkungan
kehidupan tertentu, memiliki kekayaan dan pemimpin yang bertugas menjaga kepentingan
kelompok (keluar dan kedalam), dan memiliki tata aturan (sistem) hukum dan pemerintahan.
Secara faktual setiap provinsi di Indonesia terdapat kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat dengan karakteristiknya masing-masing yang telah ada sejak ratusan tahun
yang lalu. Undang-undang Dasar 1945 telah menegaskan keberadaan masyarakat hukum
adat.
Salah satu contoh masyarakat yang memenuhi kriteria tersebut adalah masyarakat
Minangkabau, yang bermukim di Sumatera Barat. Lalu ada juga suku Batak yang berasal
dari Sumatra Utara.

3. Jelaskan keberadaan masyarakat hukum adat yang diakui oleh negara dalam Konstitusi Indonesia

Masyarakat hukum adat di indonesia diakui keberadaannya melalui UUD 1945 sebagai hasil
amandemen kedua dalam Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara
mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Ketentuan
dalam Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 lalu diperkuat dengan ketentuan dalam Pasal 28I ayat
3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa identitas budaya dan masyarakat tradisional
dihormati dan selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

Pasal 18B
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Pasal 28I
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban
4. Bagaimana hak seorang perempuan dalam kehidupan keluarga yang menganut sistem patrilineal?
Berikan contoh salah satu daerah di Indonesia yang menganut sistem patrilineal/Kebapaan.

Dalam keluarga yang menganut sistem patrilineal, anak akan terhubung ke garis keturunan
laki-laki secara unilateral. Konsekuensi dalam sistem ini adalah keturunan dari pihak bapak
atau laki-laki serta kedudukan anak laki-laki lebih kuat. Hak-hak yang diterima pun juga lebih
banyak. Dalam sistem ini, perempuan dipandang sebagai seorang yang kelak akan
dijadikan bagian dari keluarga lain dan tugasnya adalah untuk menghasilkan keturunan
keluarga lain. Dalam artian, anak perempuan dianggap tidak pantas dalam mewarisi
keluarga tersebut sehingga jika suatu keluarga tidak mempunyai anak laki-laki, maka
keluarga tersebut dianggap putus keturunan. Dengan hal demikian, apabila dikaitkan
dengan pewarisan, maka sistem patrilineal hanya mengakui anak laki-laki sebagai pewaris
dan anak perempuan hanya sebagai yang menerima warisan dari pihak laki-laki.

Contohnya, dalam adat Batak, masyarakat batak menganggap bahwa anak laki-laki
merupakan penerus keturunan yang akan mewarisi marganya, yang menandakan asal dari
keluarga tersebut. Sedangkan, anak perempuan dalam masyarakat adat Batak dianggap
sebagai pendamping laki-laki dikarenakan laki-laki yang dinikahinya telah memberikan uang
jujur sehingga maraga anak perempuan tersebut tidak lagi dari marga asalnya, melainkan
marga pihak laki-laki sehingga tidak lagi dianggap sebagai bagian dari keluarganya.

Melalui Yurisprudensi MA No. 03/Yur/Pdt/2018, Mahkamah Agung menetapkan bahwa


dasar keputusan dalam menentukan warisan tidak terletak pada bias gender yang terdapat
dalam struktur masyarakat, melainkan pada persamaan hak antara perempuan dan laki-laki
di seluruh Indonesia, tanpa terkecuali masyarakat adat Batak yang menerapkan sistem
patrilineal dalam menentukan harta warisnya. Hal tersebut didukung dengan keputusan
Mahkamah Agung pada Putusan No, 537K/Pdt/2017 yang membahas tentang pembagian
waris dalam adat Batak, yang juga menjadi dasar dikeluarkannya Yurisprudensi MA No.
03/Yur/Pdt/2018. Dalam putusan tersebut, Mahkamah Agung menyatakan dukungan
penyetaraan gender. Putusan tersebut mengungkit bahwa pembagian waris dalam sistem
patrilineal masyarakat adat Batak yang lebih mengutamakan anak laki-laki sebagai pewaris
utama merupakan tindakan yang tidak adil serta menetapkan bahwa perempuan memiliki
hak yang sama dalam hukum sehingga warisan harus dibagi sama rata oleh ahli waris tanpa
bias gender tertentu serta meminta agar hukum adat Batak mengikuti perkembangan
zaman.

5. Apakah ada daerah yang menganut sistem ke ibuan atau matrilineal? Bagaimana dalam sistem
kewarisannya

Ada, ini link Wikipedianya dan ini beberapa contoh:

Suku Minangkabau, Sumatera Barat


Masyarakat Minangkabau yang lebih dari enam juta orang adalah masyarakat matrilineal
terbesar di dunia. Perempuan adalah pewaris harta pusaka keluarga. Dalam keluarga
tradisional Minangkabau, garis keturunan dirujuk pada ibu dan klan/marga diwariskan dari
ibu, dan ayah dianggap tamu dalam keluarga. Kekuasaan sangat dipengaruhi penguasaan
aset ekonomi tapi pria dari pihak perempuan memiliki legitimasi kekuasaan pada
komunitasnya.
Suku Garo, Meghalaya, India dan Bangladesh
Masyarakat Garo tinggal di negara bagian Meghalaya, di timur laut India. Masyarakat Garo
menggunakan campuran bahasa Tibet dan Burma. Jika seorang pria menikah, ia ikut tinggal
bersama istri atau ibu istrinya. Jika seorang perempuan kehilangan suami dan tidak bisa
mengolah sendiri lahannya, ia berhak mendapat suami baru dari keluarga suaminya yang
meninggal dunia

Suku Mosuo, danau Lugu serta tersebar di Provinsi Yunnan dan Sichuan
Masyarakat Mosuo tinggal di barat daya Cina. Mereka tinggal bersama sebagai "keluarga
besar," dan dipimpin perempuan yang disebut "Ah Mi". Pria mengurus ternak, terutama
penyembelihan. Dalam masyarakat Mosuo tidak ada pernikahan. Seorang perempuan
hanya perlu datang ke pria yang diinginkannya. Anak yang lahir dari hubungan mereka
diasuh perempuan, dan kerap tidak diketahui ayahnya yang mana.

6. Apakah masyarakat hukum adat di dunia diakui secara internasional, jelaskan dan dasar
hukumnya (konvensinya)

Ada beberapa konvensi dan deklarasi internasional yang mengakui masyarakat hukum adat
atau Indigenous People. Hak dan keberadaanya telah diakui oleh berbagai macam konvensi
dan deklarasi internasional (seperti daftar di bawah). Yang terpenting atau terbesar adalah
UNDRIP yaitu suatu deklarasi PBB tentang hak-hak masyarakat adat pada 2007

● Convention of International Labor Organisation Concerning Indigeneous and Tribal


People in Independent Countries (1989) : Meminta pemerintah melindungi hak
sosial, ekonomik, budaya, tradisi, dan institusi masyarakat hukum adat.
● Deklarasi CariOca tentang Hak-Hak Masyarakat Adat (1992),
● Deklarasi Bumi Rio de Janairo (1992), Declaration on the Right of Asian Indigenous
Tribal People Chianmai (1993),
● De Vienna Declaration and Programme Action yang dirumuskan oleh United Nations
World Conference on Human Rights (1993). : Tentang Hak Asasi Manusia Secara
umum
● Sekarang istilah indigenous people semakin resmi penggunaannya dengan telah
lahirnya Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat (United Nation
Declaration on the Rights of Indegenous People (UNDRIP)) pada tahun 2007 :
Banyak diantara lain penentuan nasib (self-determination), untuk melestarikan
budaya dan HAKI, memerintah diri sendiri, hak tanah dan lingkungan hidup.
7. Terkait dengan masyarakat hukum adat aturan internasional yang mengatur haknya dalam
HAM, Sebutkan hukumnya dalam Pasal berapa UU HAM dan bagaimana normanya/ Isi
Pasalnya? HAM? Juga UU HAM

UNDRIP https://kumparan.com/nurul-firmansyah/5-hak-masyarakat-adat-berdasarkan-
hukum-internasional-ham-1vLVtLnuQMr/1

8. Pada hukum adat terdapat hukum perutangan. Jelaskan bagaimana ruang lingkup hukum perutangan
adat !

Pengertian Hukum Perutangan.


Hukum perutangan menurut hukum adat adalah keseluruhan hukum yang menguasai hak-
hak atas benda-benda selain tanah dan perpindahan hak-hak itu serta hukum mengenai
jasa-jasa

Halaman 197 Buku adat,


Juga di rangkuman berjudul “9. HUKUM BENDA ADAT” dari bu Jeane

http://budutbu.blogspot.com/2017/03/hukum-transaksi-dan-perutangan-adat.html
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Undang-Undang Pokok Agraria,
Pemerintah RI menetapkan kebijakan penuh terhadap masalah jual gadai. Dalam Pasal 16
Ayat 1dan Pasal 53 Ayat 1 Undang-Undang tersebut ditetapkan bahwa hak gadai itu
sifatnya sementara artinya pada waktu yang akan datang diusahakan dihapuskan. Dan
pada saat ini mengingat keadaan masyarakat Indonesia sekarang masih belum dapat
dihapuskan dan diberi sifat sementara. Sifat sementara ini akan diatur lebih lanjut dalam
Undang-Undang.

9. Bagaimana kedudukan hukum tanah adat setelah berlakunya hukum tanah nasional/UUPA? Jelaskan
dengan dilengkapi peraturan-peraturan yang terkait disertai isi pasal-pasal yang ada !

Jawab
Kedudukan hukum tanah adat telah diakui secara nasional dengan adanya UU 1960 no 5
tentang Undang Undang Pokok Agraria (UUPA). Pada pasal 5 UUPA ditulis:

“Hukum agraria yang berlaku awas bumi, ari dan ruang angkasa ialah hukum adat,
sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara…”

Maka, hukum adat diakui dan merupakan sebagai dasar untuk hukum agraria di Indonesia.

Catatan untuk baca lebih/cek kalau salah/kurang

UUPA = Undang undang pokok agraria


https://fh.unpatti.ac.id/pemahaman-hak-hak-tanah-adat-menurut-undang-undang-pokok-
agraria/
Tanah Adat Menurut Undang – Undang Pokok Agraria
Parafrase
Dalam Penjelasan Umum angka III UUPA: Karena kebanyakan orang di Indonesia
menggunakan hukum adat, hukum agraria akan menggunakan hukum adat

Sejalan dengan itu, pasal 5 dari UUPA:


Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat,
sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara, yang
berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan
peraturan-peraturan yang tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan
peraturan perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur
yang bersandar pada hukum agama.

Secara singkat: Pakai hukum adat kecuali bertentangan dengan kepentingan nasional dan
negara.

10. Banyak kasus sengketa tanah adat yang melibatkan masyarakat adat dan pihak atau
perusahaan (PT) yang memegang hak guna usaha, hak pengelolaan hutan, dll, karena
sebagian tanah yang dikelola perusahaan adalah tanah adat, yang terkadang masyarakat
hukum adat dikalahkan haknya. Bahkan penanganan masalah dan pengendalian
pertanahannya tidak berjalan dengan optimal dan menjadi tunggakan kasus pertanahan
nasional.

Bagaimana menurut pendapat anda apa penyebab sengketa tanah ini, dan bagaimana saran
anda dalam hal pemberian hak kepada perusahaan. Jelaskan ! (Nilai 25)

http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/27950
Konflik penguasaan tanah di Kota Ambon

Anda mungkin juga menyukai