Oleh:
Harmansyah Putra Sitorus|| Keke Tedisyah|| Afina Aulia 1
Mahasiswa Uinsu
Abstrak :
Tanah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat hukum adat. Sebagai salah satu unsur esensial pembentuk Negara,
tanah memegang peran vital dalam kehidupan dan penghidupan bangsa
pendukung Negara yang bersangkutan, lebih-lebih yang corak agrarianya
berdominasi. Hukum tanah adat sendiri tiap daerahnya memiliki perbedaan
dikarenakan di tiap daerah memiliki sumber adat yang berbeda. Hukum tanah adat
adalah hukum yang mengatur tentang ha katas tanah yang berlaku di tiap daerah.
Seperti yang kita ketahui hukum tanah adat ini masih sering digunakan dalam
transaksi dalam jual beli tanah di Indonesia. Namun, dibalik berlakunya hukum
tanah adat di tiap daerah disini juga berlaku hukum agrarian nasional yaitu diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang
“Peraturan dasar pokok –pokok Agraria “dalam peraturan itu sudah diatur dalam
hukum agraria.
1
Mahasiswa Aktif Semester VII, Hukum Keluarga (Akhwal Syaksiyah), Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Sumatera Utara, Medan.
1
PENDAHULUAN
2
Jonaidi, kajian hukum terhadap kedudukan tanah ulayat masyarakat hukum adat minangkabau
di sumatera barat, Lex Et Societatis Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018
2
Sebagai tindak lanjut penegasan alinea keempat, Pasal 18B ayat (2)
menegaskan: Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Selain itu Pasal 33 ayat (3) UUD 45
menegaskan Bumi, Air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Kemudian ketentuan ini dijabarkan selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 5
tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Selanjutnya disebut
UUPA).
METODE PENELITIAN
Penulisan inimenggunakan metode normative yaitu penelitian yang
mengkaji menggunakan data skunder seperti peraturan perundang undangan,
keputusan pengadilan dan penapat paraahli. Penulisan ini juga mengambil dari
beberapa jurnal yang relevan dengan permasalahan penelitian.
Hukum banyak sekali seginya dan luas sekali cakupannya karena hukum
mengatur semua bidang kehidupan masyarakat, tidak hanya masyarakat suatu
bangsa tetapi juga masyarakat dunia yang selalu mengalami perkembangan dan
perubahan terus menerus. Perkembangan sejarah kehidupan umat manusia
senantiasa menyebabkan terjadinya perubahan tentang apa yang di maksud dengan
hukum dari masa kemasa, sebelum manusia mengenal Undang-Undang hukum
identik dengan kebiasaan dan tradisi yang menjadi pedoman dalam kehidupan. 3
Hukum dapat didefenisikan dengan memilih satu dari 5 kemungkinan di bawah ini
yaitu : 4
3
Ahmad Ali, Menguak Tabir Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), hlm.12.
4
Riduan Syahrani, Kata-kata kunci mempelajari ilmu hukum, (Bandung: Bandung Alumni2009),
hlm.18.
3
c. Menurut efeknya di dalam kehidupan masyarakat.
b. Holmes yang berpaham realis, hukum adalah apa yang diramalkan akan
diputuskan oleh pengadilan.
Dengan demikian beberapa rumusan defenisi diatas yang dibuat oleh para
ahli untuk melukiskan apa yang dimaksud dengan hukum. Selain itu masih banyak
lagi defenisi-defenisi hukum yang berbeda beda akan tetapi kalau diperhatikan
defenisi-defenisi atau pengertian-pengertian hukum tersebut, satu hal adalah pasti
bahwa hukum itu berhubungan dengan manusia dalam masyarakat.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, tanah sangat diperlukan oleh anggota
masyarakat, oleh karena itu diperlukan kaedah-kaedah yang mengatur hubungan
antara manusia dengan tanah. Hukum tanah adalah keseluruhan kaedah hukum yang
tumbuh dari pergaulan hidup antar manusia yang berhubungan dengan pemanfaatan
mengenai masalah tanah. Dalam hukum tanah adat terdapat kaedah-kaedah hukum.
Keseluruhan kaedah hukum yang tumbuh dan berkembang didalam pergaulan hidup
antar sesama manusia adalah sangat berhubungan erat tentang pemanfaatan
sekaligus menghindarkan perselisihan tanah sebaikbaiknya. Hal inilah yang diatur
di dalam hukum tanah adat. Dari ketentuan-ketentuan hukum tanah ini akan timbul
hak dan kewajiban yang berkaitan erat dengan hak-hak yang ada diatas tanah.
5
Nunuk Sulisrudatin, Keberadaan Hukum Tanah Adat Dalam Implementasi Hukum Agraria,
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara – Fakultas Hukum Universitas Suryadarma Volume 4 No. 2, Maret 2014
5
Menurut Marwan dan Prastowo, hukum adat di Indonesia ada 2 (dua)
macam hak yang timbul atas tanah, antara lain yaitu:
Hukum tanah adat sudah tidak asing lagi bagi kita bangsa Indonesia. Karena
pada hakikatnya hukum tanah adat sudah berkembang di Indonesia sudah lama
sejak jaman dahulu dan masih sering digunakan hingga sekarang ini di beberapa
daerah. Dalam kehidupan manusia bahwa tanah tidak akan terlepas dari segala
tindak Tanduk manusia itu sendiri sebab tanah merupakan tempat bagi manusia
untuk menjalani dan kelanjutan kehidupannya.
Tanah adalah sumber daya material dan sumber terpenting. Dalam teori
kepemilikan tanah Berdasarkan hukum adat adalah tanah merupakan milik komunal
atau persekutuan hukum. Dalam pertanahan sering kita mendengar istilah hak
ulayat dalam pasal 3 UUPA terdapat istilah “hak ulayat dan hak-hak yang serupa
dengan itu” dijelaskan secara lengkap “ Dengan mengingat ketentuan-ketentuan
dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak ulayat dam hak-hak serupa itu dari
masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataanya masih ada,
6
harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan negara,
yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi”. Dalam Pasal 1
peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5
Masyarakat Hukum Adat tanah, bahwa tanah ulayat adalah bidang tanah yang di
atasnya terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat tertentu. Dalam
definisi tersebut dijelaskan bahwa adanya saling keterkaitan antara tanah ulayat
yang didalamnya ada hak ulayat. Dalam menentukan suatu tanah yang dijadikan
dalam kategori dalam hak ulayat.
Menurut Kurnia Warman didalam buku Hukum Agraria Dalam
Masyarakat Majemuk (hlm.40) mengatakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
hak ulayat dalam pasal 3 UUPA :
7
b. Unsur wilayah, yaitu terdapatnya tanah ulayat tertentu yang menjadi
lingkungan hidup para warga persekutuan hukum tersebut dan tempatnya
mengambil keperluan hidupnya sehari-hari, dan
2. Pasal 5
3. Penjelasan pasal5
4. Penjelasan pasal 6
dalam
6. Pasal 58
Disini dapat dilihat bahwa semua masalah hukum tanah adat secara praktis
di akomodasi oleh peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah.
Dan hukum tanah adat sendiri kedudukanya sebagai sumber utama dalam
pengambilan bahan-bahan kemudian dijadikan sebagai materi dalam pembuatan
UUPA.
8
KESIMPULAN
Van Vollenhoven, yang pertama kali menyebut hukum adat dan
memberikan definisi hukum adat sebagai: “Himpunan peraturan tentang perilaku
yang berlaku bagi orang pribumi dan timur asing pada satu pihak yang mempunyai
sanksi (karena bersifat hukum) dan pada pihak lain berada dalam keadaan tidak
dikodifikasikan (karena adat). Hukum tanah adat memiliki Kedudukan hukum
tanah adat dalam UUPA yaitu bahwa hukum tanah adat nasional disusun
berdasarkan hukum adat tentang tanah, dinyatakan dalam konsiderans/ berpendapat
UUPA. Pernyataan mengenai Hukum adat dalam UUPA membahas tentang :
2. Pasal 5
3. Penjelasan pasal5
4. Penjelasan pasal 6
dalam
6. Pasal 58
9
DAFTAR PUSTAKA
Ari Ahyar Gayo, 2021, Rekonstruksi Hak Imunitas Advokat Dalam Mewujudkan
Penegakan Hukum Berbasis Keadilan. Kuningan: Balitbangkumham
Press.
Educa Law Tim, 2017, Strategi Sukses Ujian Profesi Advokat. Jakarta: Visimedia
Pustaka.
Fuady Munir, 2005, Profesi Mulia. Bandung: Citra Aditya Bakti.
https://konspirasikeadilan.id/artikel/obstruction-of-justice1460
Jamil Jumrah, 2022, Etika Profesi Guru. Sumatera Barat: Cv. Azka Pustaka.
Manertiur Meilina Lubis, dkk, 2019, Analisis Hak Imunitas Hukum Profesi
Advokat Dalam Penanganan Kasus Pidana, Binamulia Hukum, Vol. 8 No.
2. Universitas Krisnadwipayana: Binamulia Hukum.
Nurjamal Ecep, 2023, Buku Ajar Pendidikan Profesi Advokat. Tasikmalaya: Edu
Publisher.
10