Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN MATERI

HUKUM ADAT
SENIN, 26 SEPTEMBER 2022
Nama : Hanifah Duratun Da’yah
Npm : B1A020122
Kelas : B (Hukum Adat) Semester 5
Persekutuan Hukum

❖ Corak masyarakat hukum adat


Didalam seluruh suku bangsa di Indonesia, pada masyarakat di tingkat rakyat jelata
terdapat golongan-golongan yang para anggotanya bertalian satu sama lain sehingga
merupakan ‘satu kesatuan’. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka bersikap dan bertindak
sebagai kesatuan terhadap dunia luar, lahir dan batin. Golongan golongan inilah yang
disebut masyarakat hukum. Masyarakat masyarakat hukum adat seperti, Desa di Jawa,
Marga di Sumatra Selatan, Nagari di Minangkabau, Kuria di Tapanuli adalah kesatuan
kemasyarakatan yang mempunyai kelengkapan kelengkapan untuk sanggup berdiri
sendiri yakni mempunyai kesatuan hukum, kesatuan penguasa dan kesatuan lingkungan
hidup berdasarkan hak bersama atas tanah dan air bagi semua anggotanya.

❖ Unsur-unsur sistem sosial masyarakat hukum adat


✓ Kesulitan umum sangat dijunjung tingga dan diawasi secara bersama-sama
✓ Perkara-perkara di bidang hukum diselesaikan terutama dengan memelihara
kedamaian
✓ Kepala kepala adat bertugas di semua bidang : menangkap, memeriksa,
menghukum dan memberikan syarat-syarat untuk kebebasan

❖ Makna Persekutuan Hukum


✓ Kesatuan masyarakat yang mempunyai tata susunan yang teratur dan kekal serta
memiliki pengurus dan kekayaan sendiri baik kekayaan materiil maupun
unmateriil
Contoh : Famili di Minangkabau dan Desa di Jawa
✓ Masyarakat hukum adat bercorak komunal, dimana gotong royong, serasa dan
semalu mempunyai peranan besar
❖ Dasar penyusunan masyarakat hukum
1. Persekutuan hukum genealogis
Persekutuan hukum yang dibangun atas dasar garis keturunan dimana para
warganya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan keturunan yang sama
Dasar Pertalian keturunan dalam persekutuan hukum genealogis :
• Patrilineal : Susunan persekutuan hukum yang dibangun atas dasar pertalian
darah menurut garis bapak. Contoh : Batak, Nias, Sumba
• Matrilineal : Susunan persekutuan hukum yang dibangun atas dasar pertalian
darah menurut garis ibu. Contoh : Miangkabau
• Parental : Tata susunan persekutuan hukum yang dibangun atas dasar pertalian
darah menurut garis bapak dan ibu secara bersama-sama dan sama pentingnya.
Contoh : Kalimanta, Jawa dan Bali
2. Persekutuan hukum territorial
Persekutuan hukum territorial adalah persekutuan hukum yang dibangun atas
dasar kesamaan darah atau wilayah dimana para warganya terikat oleh suatu
daerah atau wilayah tertentu.
Macam persekutuan hukum territorial
• Persekutuan desa atau desabersentralisasi yakni apabila unsur pengikat
masyarakat persekutuan itu adalah tempat kediaman
Contoh : desa di Jawa dan Bali
• Perserikatan desa yakni apabila persekutuan persekutuan desa yang terletak
berdekatan mengadakan permufakatan untuk memelihara kepentingan
kepentingan mereka bersama
• Persekutuan daerah atau wilayah atau desa berdesentralisasi yakni apabila
di dalam suatu daerha tertentu terdapat beberapa desa yang sejenis dan
berdiri sendiri-sendiri namun kesemuanya merupakan bagian bawahan dari
daerah yang memiliki harta benda dan menguasai hutan-hutan yang ditanami dan
tanah-tanah yang ditinggalkan penduduk desa itu
Contoh : Marga dan dusun-dusunnya di Sumatra Selatan dan Kuria dengan huta-
huta di Batak
3. Persekutaun hukum Genealogis-Territorial
Persekutuan hukum yang dibangun atas dasar kesamaan garis keturunan dan
kesamaan wilayah sekaligus.
Contoh : Uma di Pulau Mentawai, Euri di Pulau Nias, Kuria dan Huta di daerah
Tapanuli, Nagari di Minangkabau dan Marga di Palembang

❖ Unsur-unsur fungsional dalam persekutuan hukum adat


✓ Putusan putusan penting mengenai masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan umum persekutuan ditetapkan dalam permusyawaratan oleh para
warga atau para pemuka persekutuan
✓ Masalah-masalah pemerintah yang penting dimusyawarahkan oleh kepala
persekutuan dengan para warga atau para pemuka dari persekutuan itu
✓ Urusan pemerintah dari persekutuan itu dikendalikan oleh beberapa warga
terkemuka bersama dengan kepala persekutuan
✓ Pengangkatan kepala persekutuan dan para pemuka persekutuan tersebut terdapat
unsur turun temurun
✓ Adanya satu kelompok kategori yang turut mengendalikan dalam pembuatan
kebijakan menyangkut urusan masyarakat persekutuan, yang terdiri atas orang-
orang tua. Mereka berfungsi sebagai pengawal dan pengamat tradisi yang
tertinggi

❖ Tingkatan keanggotaan dalam persekutuan hukum


✓ Golongan pertama : Para pembuka desa dan para keturunannya yang biasa
disebut orang-orang yang memiliki perkebunan sawah dan perkarangan meskipun
mereka bukan termasuk para pembuka desa. Mereka ini biasa disebut pribum,
sikep, gogol atau kuli knceng
✓ Golongan kedua : Orang orang yang hanya memiliki perkarangan atau rumah dan
tegalan saja. Mereka ini biasa disebut lindung-lindung atau kuli gundul
✓ Golongan ketiga : Orang-orang tidak memiliki perkarangan ataupun tanah pribadi
dan mereka tinggal dengan menempati tanah atau perkarangan orang lain.
Mereka ini disebut penumpang atau numpang magersari

❖ Faktor yang mempengaruhi perubahan dalam persekutuan hukum


✓ Adanya berbagai macam kekuasaan yang pernah dominan dalam masyarakat
Indonesia, seperti :
1. Raja-raja (sebelum ada pemerintah kolonial Belanda)
2. Pemerintah kolonial Belanda
3. Kekuasaan Republik Indonesia

❖ Masa raja-raja (sebelum ada pemerintah kolonial Belanda)


a. Penggantian kepala desa dengan seorang pegawai kerajaan
b. Tanah desa diambil dan diurus oleh pegawai kerajaan
c. Pemberian pilungguh kepada para kepala fimili raja atau pegawai kerajaan
sama sekali tidak memperhatikan batas-batas desa

❖ Masa pemerintah kolonial Belanda


Penggantian tata administrasi desa sebagai persekutuan hukum di berbagai
kepulauan di Indonesia dengan tata administrasi pemerintah kolonial Belanda. Hal
ini banyak terjadi dikota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dll.
Akan tetapi diluar kota-kota besar ini, persekutuan desa justru semakin kuat

❖ Masa pemerintah Republik Indonesia


✓ Pada masa ini, masalah tata administrasi pemerintah, khususnya tentang
pemerintah daerah atau desa atau marga atau nagari dll, tetap dianggap sebagai
sendi Negara. Karena tetap dianggap sebagai daerah otonom yang terbawah
yang kemudia diperkuat dan disempurnakan serta didinamisasi agar Negara
mengalami kemajuan
✓ Peradilan desa juga tetap dihormati dengan tanpa mengurangi kekuasaan yang
telah diberikan kepada hakim-hakim perdamaian desa (Berdasarkan UU
darurat No 1 tahun 1951)

LAPORAN iMATERI
HUKUM iADAT
SENIN, i5 iSEPTEMBER i2022
Nama i: iHanifah iDuratun iDa’yah
NPM i: iB1A020122
Kelas i: iB i(Hukum iAdat) Semester i5
Dosen iPengampu i: iSubanrio, iS.H., iM.H

 Nilai-nilai iuniversal iatau isifat iumum ihukum iadat


1. Asas igotong iroyong
Setiap imasyarakat ihukum iadat iada isifat isaling igotong iroyong iatau ibantu
imembantu, idalam ikeadaan isuka imaupun iduka. iMasyarakat ihukum iadat
imenolong itanpa imeminta iimbalan idan iikhlas idalam imembantu isesamanya
2. Fungsi isocial imanusia idan imilik imasyarakat
3. Asas ipersetujuan isebagai idasar ikekuasaan iumum
Segala isesuatu imereka iselalu imeminta ipersetujuan iterlebih idahulu iatau isaling
imelibatkan isatu isama ilain. iDidalam imasyarakat iada iunsur-unsur ireligius,
icendekia, iorang-orang iyang imemiliki ikekuasaan, ijadi ididalam imasyarakat
ihukum iadat iada iyang imengarahkannya
4. Asas iperwakilan idan ipermusyawaratan
Pada imasyarakat iini iselalu iada iperwakilan i(seseorang iyang imemiliki
iintelektual iatau iseseorang iyang imemiliki ikelebihan) iuntuk imenyelesaikan
isuatu imasalah ibaik iitu idemi ikepentingan ipribadi iataupun ibersama

 Objek iatau isifat ikhusus ihukum iadat


1. Komunal iatau ikebersamaan
- Menurut ipandangan iHukum iAdat isetiap iindividu, ianggota imasyarakat
imerupakan ibagian iintegral idari imasyarakat isecara ikeseluruhan. iHubungan
iantara ianggota imasyarakat iyang isatu idan iyang ilain ididasarkan ioleh irasa
ikebersamaan, ikekeluargaan, itolong imenolong, idan igotong iroyong.
iMasyarakat iHukum iAdat imeyakini ibahwa isetiap ikepentingan iindividu
isewajarnya idisesuaikan idengan ikepentingan imasyarakat ikarena itidak iada
iindividu iyang iterlepas idari imasyarakatnya.
- Manusia imerupakan imakhluk idalam iikatan ikemasyarakatan iyang ierat
i(kebiasaan, itolong imenolong, idsb)
2. Religius i– iMagis
- Mempercayai idan imenghormati ikekuatan iluar ibiasa iyang iada idiluar
imanusia i(upacara iadat)
- Sifat iini idiartikan isebagai ipola ipikir iyang ididasarkan ipada ireligiusitas,
iyakni ikeyakinan imasyarakat itentang iadanya isesuatu iyang ibersifat isakral.
iSebelum imasyarakat iadat imengenal iagama, isifat ireligius iini idiwujudkan
idalam icara iberpikir iyang itidak ilogis, ianimisme idan ikepercayaan ipada
ihal-hal iyang ibersifat igaib. iSifat iMagis ireligius iini imerupakan
ikepercayaan imasyarakat iyang itidak imengenal ipemisahan idunia ilahir
i(fakta) idengan idunia igaib. iSifat iini imengharuskan imasyarakat iuntuk
iselalu imenjaga ikeseimbangan iantara idunia ilahir i(dunia inyata) idengan
idunia ibatin i(dunia igaib). iSetelah imasyarakat iadat imengenal iagama, imaka
isifat ireligius itersebut idiwujudkan idalam ibentuk ikepercayaan ikepada
iTuhan iYang iMaha iKuasa. iMasyarakat imulai imempercayai ibahwa isetiap
iperilaku iakan iada iimbalan idan ihukuman idari iTuhan. iKepercayaan iitu
iterus iberlangsung idalam ikehidupan imasyarakat imodern. i
3. Konkrit iatau inyata
- Pemikiran ipenataan iserta inyata isatunya iperkataan idengan iperbuatan
- Sifat iyang iKonkrit iartinya ijelas, inyata, iberwujud, idan ivisual, iartinya
idapat iterlihat, itampak, iterbuka, itidak itersembunyi. iHal iini imengartikan
ibahwa isetiap ihubungan ihukum iyang iterjadi idalam imasyarakat itidak
idilakukan isecara idiam-diam. i
4. Visual i
- Perhubungan ihukum ihanya iterjadi idengan iadanya iikatan iyang idapat
idilihat itanda iyang iterlihat

 Kegunaan imempelajari ihukum iadat


1. Menumbuhkan irasa ipersatuan idan ikesatuan ibangsa
2. Kesadaran iakan iharga idiri isemakin ibertambah
3. Kesadaran iterhadap ikepribadian ibangsa isemakin itebal
4. Memberikan idasar icorak itersendiri iterhadap ihukum inasional

 Dasar iHukum iAdat


1. UUD i1945 i
Pasal i18B(2)
“Negara imengakui idan imenghormati ikesatuan-kesatuan imasyarakat ihukum
iadat ibeserta ihak-hak itradisionalnya isepanjang imasih ihidup idan isesuai idengan
iperkembangan imasyarakat idan iprinsip iNKRI.”
UUD i1945 iPasal i24 idan ipasal i32.
2. UU iNo. i14 ith. i1970 i: i
Pasal i23 i(1) i
“Segala iputusan iPengadilan iselain iharus imemuat ialasan-alasan idan idasar-
dasar iputusan iitu, ijuga iharus imemuat ipasal-pasal itertentu idari iperaturan-
peraturan iybs iatau isumber ihukum itak itertulis iyg idijadikan idasar iuntuk
imengadili.”
Pasal i27 i(1) ijo. iUU iNo. i4 itahun i2004 i
“Hakim isebagai ipenegak ihukum idan ikeadilan iwajib imenggali, imengikuti idan
imemahami inilai-nilai ihukum iyg ihidup idalam imasyarakat.”
Dan iPasal i25 i(1) idan i28 i(1).

Anda mungkin juga menyukai