NIM : 010002000118
Mata Kuliah : Hukum Adat
Tanggal : 16/4/2021
Dosen : Dr. Ning Adiasih S.H, M.H.
b. Apakah Hukum Adat Suku Flores juga memiliki ke-4 sifat tersebut?
- Ya Hukum Adat Suku Flores juga memiliki sifat Relegio magis, Kontan,
Konkrit dan Komunal. Mereka masih melaksanakan upacara upacara adat,
pemindahan hak hak, dan rasa kebersamaan. Hal tersebut dapat dilihat dari
dibawah ini :
- Upacara Belo Ahik. Upacara Belo Ahik adalah sebuah upcara
pemotongan/penyembelihan hewan sebelum membangun, merombak atau
merenovasi rumah adat. Lalu daging hewan yang telah disembelih diberikan
kepada anak yaitm, janda dan orang miskin. Upacara ini menunjukkan rasa
syukur kepada Tuhan Rera Wulan Tana Ekan, leluhur bahwa kegiatan renovasi
telah terlaksana dengan lancar. Dan juga dengan adanya upacara ini
Masyarakat adat juga memberikan perhatian kepada anak yatim, janda, dan
orang-orang miskin melalui pemberian makanan dari sumbangan suku-suku
tadi.
- Mereka memberlakukan sifat sifat hukum adat seperti relegio magis karena
mengadakan upacara upacara dan juga menunjukan sifat kebersamaan
(komunal) dengan cara memberikan makanan kepada anak yatim, janda dan
orang orang miskin
5. a. Jelaskan apa saja corak/ciri Hukum Adat?
Corak Hukum Adat
Dinamis
- Hukum Adat dapat berubah menurut tempat dan waktu. Hukum akan
menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Tradisional :
- Corak ini memperlihatkan sifat turun menurun dari nenek moyang di
masyarakat. Hal turun menurun ini adalah peristiwa istimewa yang harus
dijaga.
Terbuka
- Sistem Hukum Adat terbuka dalam artian hukum ini bisa menerima hukum
hukum yang lainnya.
Sederhana dan tidak rumit
Musyawarah dan Mufakat
- Menyelesaikan semua masalah dengan musyawarah dan mufakat. Secara
kekeluargaan.
Ciri - Ciri Hukum Adat :
● Lisan, artinya tidak tertulis dalam bentuk perundangan dan tidak dikodifikasi.
● Tidak sistematis.
● Tidak berbentuk kitab perundangan.
● Tidak tertatur.
● Keputusannya tidak memakai konsideran (pertimbangan).
● Pasal-pasal aturannya tidak sistematis dan tidak mempunyai penjelasan.
Van Vollenhoven tidak membedakan antara Hukum Private dan Hukum Publik
karena ia menjelaskan bahwa hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah
laku positif yang disatu pihak mempunyai sanksi dan pihak lain dalam
keadaan tidak dikodifikasi sehingga disebut hukum adat.
Sistem Hukum Adat Indonesia bersendi atas dasar dasar alam pikiran bangsa
Indonesia berbeda dengan Hukum Barat yang bersendi atas pemikiran sistem
hukum barat.
Hukum adat tidak mengenal perbedaaan yang demikian dan jika ingin
mengadakan perbedaan antara hukum hukum tersebut yaitu hukum adat yang
bersifat public dan yang bersifat privat maka batas batas antara kedua
lapangan itu didalam hukum adat adalah berbeda dengan batas batas yang
ditentukan pada Hukum Barat.