Anda di halaman 1dari 8

Nama : Kezia Khatwani

NIM : 010002000118
Mata Kuliah : Hukum Adat
Tanggal : 16/4/2021
Dosen : Dr. Ning Adiasih S.H, M.H.

1. A. Dari uraian di atas, apa Sistem Kekerabatan masyarakat Suku Flores ?


- Untuk sistem Kekerabatan Suku Flores menganut sistem kekerabatan Kuno
dimana sebagian besar kilo biasanya merasakan diri terikat pada patrilineal
sebagai keturunan dari seorang nenek moyang kira-kira lima sampai enam
generasi keatas. Sistem Kekerabatan Patrilineal adalah sistem kekerabatan
berdasarkan garis keturunan sang ayah.

- Untuk bentuk kekerabatan Masyarakat Suku Flores menganut bentuk


berdasarkan pertalian darah-kesamaan daerah (genealogis-territorial),suatu
mayarakat yang merupakan satu kesatuan genealogis dan bertempat tinggal
dalam satu daerah/wilayah.
- Karena di paragraf pertama dikatakan bahwa untuk Lapisan Kraeng dan Gae
meze merupakan lapisan bangsawan yang telah datang terlebih dahulu dan
menduduki daerah tersebut, Lapisan ata leke dan gae kisa adalah lapisan
orang biasa, bukan keturunan orang-orang senior. Orang ata leke biasanya
bekerja sebagai petani, tukang-tukang atau pedagang, walau banyak dari
orang bangsawan ada juga yang dalam kehidupan sehari-hari juga bekerja
seperti orang biasa. Sedangkan untuk lapisan budak adalah keturunan dari
orang orang yang ditangkap pada masa peperangan, orang yang tidak melunasi
hutang, orang yang dijatuhi hukuman karena melanggar peraturan adat.

B. Bagaimana Sistem Kekerabatan masyarakat Minangkabau ? Masyarakat Jawa ?


- Sistem Kekerabatan Masyarakat Minangkabau adalah sistem Materilineal.
Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ibu
berdasarkan garis keturunan perempuan secara unilateral. Dalam masyarakat
yang susunannya matrilineal, keturunan menurut garis ibu dipandang sangat
penting, sehingga menimbulkan hubungan pergaulan kekeluargaan yang jauh
lebih kental. Garis turunan ini juga mempunyai arti pada penerusan harta
warisan, dimana seorang anak akan memperoleh warisan menurut garis ibu.
- Sistem kekerabatan masyarakat Jawa di dasarkan pada garis keturunan dari ke
dua belah pihak ayah dan ibu yaitu sistem Parental/Bilateral dimana anak
menghubungkan diri dengan kedua orangtuanya. Anak juga menghubungkan
diri dengan kerabat ayah-ibunya secara bilateral. Dalam sistem kekerabatan
parental kedua orang tua maupun kerabat dari ayah-ibu itu berlaku
peraturan-peraturan yang sama baik tentang perkawinan , kewajiban memberi
nafkah, penghormatan, pewarisan.
2. A. Apa saja peran Ketua Adat/Kepala Desa di masyarakat Suku Flores?

- Peran Kepala Adat Masyarakat Suku Flores:


1. Kepala Adat mempunyai peranan sebagai hakim perdamaian yang berhak
menimbang berat ringannya sanksi yang harus dikenakan kepada anggota
masyarakat yang bersengketa. Kepala Adat disini berkewajiban untuk
mengusahakan perdamaian, sehingga dalam masyarakat tercipta kedamaian.

2. Untuk membetulkan hukum adat yang telah dilanggar oleh masyarakat.


Pembetulan bermaksud mengembalikan citra hukum adat, sehingga dapat
ditegakkan keutuhannya. Misalnya bila terjadi sengketa pertanahan sehingga
hubungan menjadi rusak. Maka dalam masalah ini Kepala Adat berperan
untuk membetulkan keseimbangan tersebut sehingga dapat didamaikan
Kembali.

3. Untuk memutuskan dan menetapkan peraturan hukum adat sebagai landasan


bagi kehidupan masyarakat. Adapun keputusan tersebut mempunyai tujuan
agar masyarakat dapat melaksanakan perbuatan selalu sesuai peraturan
yang telah diputuskan.
B. Berikan contoh peran Ketua Adat/Kepala Desa di Suku Flores?
- Contoh peran Ketua Adat/Kepala Desa di Suku Flores adalah untuk menyelesaikan
beberapa masalah Hukum Adat secara musyawarah dan mufakat seperti kasus
Penyelesaian Sengketa Tanah Nepang di antara desa Adobala dengan desa Redontena
di Kecamatan Kelubagolit, Adonara. Upaya hukum telah dilakukan oleh kedua belah
pihak yang bersengketa, akan tetapi penyelesaian sengketa tanah Nepang tidak dapat
diselesaikan. Hukum Adat yang menyatakan bahwa membunuh merupakan cara untuk
mencari kebenaran semakin menambah konflik di antara kedua desa dan
menyebabkan perang tanding pada tahun 1982. Kepala Adat merupakan orang yang
paling dihormati oleh masyarakat Adatnya dan dapat menyelesaikan sengketa Adat
- karena memahami hukum Adatnya.

Perannya adalah : a. Memimpin dan melakukan musyawarah dengan anggota


keluarga dan masyarakatnya.
b. Melakukan sumpah adat.
c. Meminta keputusan Raja Adonara sebagai Penguasa atas seluruh tanah di
Adonara

3. A. Apakah yang dimaksud dengan Teori Receptio in Complexu?


- Dalam teori ini mengemukakan bahwa Adat Istiadat dan Hukum adat suatu
golongan masyarakat adalah resepsi seluruhnya dari agama yang dianut oleh
golongan masyarakat itu. Bahwa Hukum Adat suatu golongan masyarakat
adalah hasil penerimaan bulat-bulat hukum agama yang dianut oleh golongan
masyarakat tersebut.
B. Siapa tokoh yang mengemukakannya?
- Yang menggemukakannya adalah C.F.Winter dan Salomon Keyzer, yang
kemudian diikuti oleh Van den Berg.
C. Jelaskan pendapat Snouck Hurgronje dan Ter Haar dalam menanggapi Teori Receptio In
Complexu
- Sebagai sanggahan dari Teori Receptio In Complexu, Snouck Hurgronje
mengeluarkan Teori Receptie karena ia merasa bahwa Teori Receptio In Complexu
lebih menitik beratkan kepada agama. Disini hukum agama adalah bagian dari hukum
adat, hukum agama bukanlah hukum adat itu sendiri. Semua ada porsinya masing
masing. Bagi Snouck sikap pemerintah Hindia Belanda sebelumnya menerima teori
Receptio In Complexu bersumber dari ketidaktahuannya terhadap situasi masyarakat
pribumi, khususnya masyarakat muslim. la berpendapat bahwa sikap terhadap umat
Islam selama ini merugikan pemerintah Jajaran sendiri,
- Ter Haar membantah sebagian dari pendapat Snouck Hurgronje itu. Menurut Ter
Haar, hukum waris merupakan hukum adat yang asli, yang tidak dipengaruhi oleh
Hukum Islam.
4. a. Jelaskan empat (4) sifat Hukum Adat?
Sifat Hukum Adat :
Religio magis (sakral)
- Adanya kesatuan dunia lahir dan dunia gaib, religio magis ini bersifat kesatuan
batin dan ada hubungannya dengan arwah nenek moyang dan arwah arwah
gaib lainnya, masyarakat hukum adat biasanya percaya akan adanya kekuatan
gaib dan mereka pun sering melakukan pemujaan terhadap arwah arwah nenek
moyang. Tidak hanya itu mereka pun mengadakan upacara upacara religius,
adanya kekuatan sakti, dan adanya pantangan pantangan.
Kontan (tunai)
- Pemindahan hak dan kewajiban harus dilakukan pada saat yang bersamaan
yaitu peristiwa penyerahan dan penerimaan harus dilakukan secara serentak
hal ini dimaksudkan agar terjadinya pergaulan yang seimbang didalam
masyarakat.
Konkrit (nyata)
- Adanya tanda yang kelihatan artinya tiap perbuatan atau keinginan dalam
hubungan hukum tertentu harus dinyatakan dengan benda benda berwujud.
Semua harus disertai dengan tindakan nyata.
Komunal (kebersamaan)
- Masyarakat Hukum Adat meyakini bahwa setiap kepentingan individu
sewajarnya disesuaikan dengan hukum dan kepentingan masyarakat karena
tidak ada individu yang terlepas dari masyarakatnya.

b. Apakah Hukum Adat Suku Flores juga memiliki ke-4 sifat tersebut?
- Ya Hukum Adat Suku Flores juga memiliki sifat Relegio magis, Kontan,
Konkrit dan Komunal. Mereka masih melaksanakan upacara upacara adat,
pemindahan hak hak, dan rasa kebersamaan. Hal tersebut dapat dilihat dari
dibawah ini :
- Upacara Belo Ahik. Upacara Belo Ahik adalah sebuah upcara
pemotongan/penyembelihan hewan sebelum membangun, merombak atau
merenovasi rumah adat. Lalu daging hewan yang telah disembelih diberikan
kepada anak yaitm, janda dan orang miskin. Upacara ini menunjukkan rasa
syukur kepada Tuhan Rera Wulan Tana Ekan, leluhur bahwa kegiatan renovasi
telah terlaksana dengan lancar. Dan juga dengan adanya upacara ini
Masyarakat adat juga memberikan perhatian kepada anak yatim, janda, dan
orang-orang miskin melalui pemberian makanan dari sumbangan suku-suku
tadi.
- Mereka memberlakukan sifat sifat hukum adat seperti relegio magis karena
mengadakan upacara upacara dan juga menunjukan sifat kebersamaan
(komunal) dengan cara memberikan makanan kepada anak yatim, janda dan
orang orang miskin
5. a. Jelaskan apa saja corak/ciri Hukum Adat?
Corak Hukum Adat
Dinamis
- Hukum Adat dapat berubah menurut tempat dan waktu. Hukum akan
menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Tradisional :
- Corak ini memperlihatkan sifat turun menurun dari nenek moyang di
masyarakat. Hal turun menurun ini adalah peristiwa istimewa yang harus
dijaga.
Terbuka
- Sistem Hukum Adat terbuka dalam artian hukum ini bisa menerima hukum
hukum yang lainnya.
Sederhana dan tidak rumit
Musyawarah dan Mufakat
- Menyelesaikan semua masalah dengan musyawarah dan mufakat. Secara
kekeluargaan.
Ciri - Ciri Hukum Adat :
● Lisan, artinya tidak tertulis dalam bentuk perundangan dan tidak dikodifikasi.
● Tidak sistematis.
● Tidak berbentuk kitab perundangan.
● Tidak tertatur.
● Keputusannya tidak memakai konsideran (pertimbangan).
● Pasal-pasal aturannya tidak sistematis dan tidak mempunyai penjelasan.

b. Berikan contoh corak/ciri Hukum Adat di Masyarakat Suku Flores?


- Upacara Belo Ahik. Upacara Belo Ahik adalah sebuah upcara
pemotongan/penyembelihan hewan sebelum membangun, merombak atau
merenovasi rumah adat. Lalu daging hewan yang telah disembelih diberikan
kepada anak yaitm, janda dan orang miskin. Upacara ini menunjukkan rasa
syukur kepada Tuhan Rera Wulan Tana Ekan, leluhur bahwa kegiatan renovasi
telah terlaksana dengan lancar. Dan juga dengan adanya upacara ini
Masyarakat adat juga memberikan perhatian kepada anak yatim, janda, dan
orang-orang miskin melalui pemberian makanan dari sumbangan suku-suku
tadi.
- Untuk contoh diatas ini diberlakukan Corak Tradisional dimana mereka masih
mengikuti upacara upacara adat sebelum melakukan sesuatu, peristiwa turun
menurun ini masih sangat kental diantara para masyarakat suku Flores

6. a. Bagaimana ciri-ciri /unsur-unsur persekutuan masyarakat hukum adat menurut


Soepomo?

- Ciri Ciri Persekutuan Masyarakat :


1. Terdiri dari orang-orang sebagai suatu kelompok/kesatuan
terhadap dunia luar, lahir dan bathin.
2. Kelompok tersebut mempunyai tata susunan yang tetap dan
kekal.
3. Adanya kekuasaan sediri sebagai kelompok yang otonom dan
mempunyai pengurus sendiri.
4. Mempunyai harta kekayaan baik milik keduniawian dan milik
gaib (matriil dan spirituil) yang terpisah antara harta kekayaan
milik kelompok dengan harta kekayaan anggota.

b. Apakah Masyarakat Suku Flores memiliki ciri-ciri tersebut?


- Ya masyarakat Suku Flores memiliki ciri ciri yang disebutkan diatas.
7. a. Bagaimana bentuk “kedewasaan” dalam Hukum Adat? Jelaskan.

- Hukum Adat menitikberatkan pada kemampuan untuk hidup mandiri.


Sedangkan KUHper masih mengandalkan umur dan kelakuan cakap atau
tidaknya dalam berbuat hubungan hukum.
Kriteria Cakap dan Dewasa menurut Hukum Adat yang dikemukakan oleh
para sarjana :
Cakap :
- Berkerja (Soepomo)
- Bisa mengurus harta benda dan keperluan dirinya sendiri; (Soepomo)
- Bisa bergaul dengan masyarakat luas dan mempertanggung
jawabkannya (Soepomo
Dewasa :
- Tidak menjadi tanggungan orang tua – bukan sekedar sudah kawin;
(Ter Haar)
- Tidak hidup bersama orangtua lagi; (Ter Haar)
- Menempati rumah sendiri (Ter Haar)

b. Bagaimana pembidangan Hukum Adat menurut Van Vollenhoven? Sehingga


nampak tidak membedakan Hukum Privat dan Hukum Publik.

- Van Vollenhoven berpendapat, bahwa pembidangan hukum adat adalah


sebagai berikut:
a. Bentuk-bentuk masyarakat hukum adat
b. Tentang Pribadi
c. Pemerintahan dan peradilan
d. Hukum Keluarga
e. Hukum Perkawinan
f. Hukum Waris
g. Hukum Tanah
h. Hukum Hutang piutang
j. Hukum Delik
k. Sistem Sanksi

Van Vollenhoven tidak membedakan antara Hukum Private dan Hukum Publik
karena ia menjelaskan bahwa hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah
laku positif yang disatu pihak mempunyai sanksi dan pihak lain dalam
keadaan tidak dikodifikasi sehingga disebut hukum adat.

Sistem Hukum Adat Indonesia bersendi atas dasar dasar alam pikiran bangsa
Indonesia berbeda dengan Hukum Barat yang bersendi atas pemikiran sistem
hukum barat.
Hukum adat tidak mengenal perbedaaan yang demikian dan jika ingin
mengadakan perbedaan antara hukum hukum tersebut yaitu hukum adat yang
bersifat public dan yang bersifat privat maka batas batas antara kedua
lapangan itu didalam hukum adat adalah berbeda dengan batas batas yang
ditentukan pada Hukum Barat.

Anda mungkin juga menyukai