Anda di halaman 1dari 8

UTS

HUKUM ISLAM

Oleh:

Nama : Immanuel Riyadi Tampubolon

NPM : 110110160238

Fakultas Hukum

Universitas Padjadjaran
Nama : Immanuel Riyadi Tampubolon

NPM : 110110160238

Dosen : Djanuardi, S.H., M.H.

UTS Hukum Islam

1. Sumber Hukum Islam menurut Al-Quran surat An-Nisa ayat 59 terdiri dari: Al-Quran,
As-sunah, Ijtihad.(ulama/ulil amri)







\
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.

Dari ayat tersebut diatas jelas sekali menunjukan bahwa orang-orang yang beriman
diperintahkan untuk mentaatil Allah dan mentaati Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya) artinya sumber utama Hukum Islam
adalah Al-Quran dan Sunah sedangkan ijtihad diperkenankan bila ditemukan secara
terperinci dalam Al-Quran dan Sunah serta tidak bertentangan dengan keduannya.
Al-Quran
Al-Quran secara bahasa berarti bacaan. Menurut Istilah Al-Quran adalah kalamuwloh
yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat jibril sebagai
pedoman hidup manusia untuk kebahagiaan dunia dan akhirat sebagai mujizat dan
membacanya bernilai ibadah(berpahala) Al-Quran merupakan bacaan yang sempurna
Karena :
- Asli dan tidak dapat dirubah
- Dapat dihafalkan ayat-ayatnya dan mudah difahami
- Diatur cara membacanya seperti panjang pendek, tebal tipis dan lain-lainnya
- Dibaca oleh yang mengerti maupun tidak
- Tidak membosankan walau diulang-ulang
- Berpahala membacanya
- Memberikan efek ketenangan dalam hati dll

Tiga komponen dasar pendidikan hukum Al-quran

- Hukum Itiqodiah yaitu hukum yang berhubungan masalah aqidah dan keimanan yang
tercermin dalam rukun iman. Ilmu pendidikan islam yang mempelajari nya ilmu
kalam,tauhid,usuludin.
- Hukum amaliah yang mengatur hablum minawloh dan minannas ,tercermin dalam
rukun islam ilmunya fiqh
- Hukum Khuluqiyah yaitu yang berkaitan dengan ahlaq atau prilaku sebagai individu
dan mahluk sasial, tercermin dalam konsep pendidikan islam ikhsan, ilmunya Ahlaq
atau tasauf
Al-hadist
Al-hadist menurut bahasa artinya baru atau kabar. Menurut istilah hadist adalah segala
prilaku nabi Muhammad Saw baik berupa perbuatan, perkataan maupun ketetapannya
yang berkenaan dengan syariat atau hukum islam. Kedudukan dan fungsi hadist
adalah:
- Sebagai sumber hukum ke 2 setelah Al-Quran
- Sebagai pengukuh dan penguat hukum Quran
- Sebagai penjelas Ayat Quran yang masih umum
- Melengkapi hukum yang termaktub di dalam Al-Quran
Ijtihad
Ijtihad secara bahasa artinya mencurahkan tenaga, memeras fikiran, berusaha
sungguh-sungguh, dan bekerja semaksimal mungkin. Menurut istilah ijtihad adalah
usaha sungguh-sungguh para Ulama untuk memecahkan masalah hukum islam yang
tidak ada ketetapan hukumnya secara jelas baik dalam Al-Quran maupun hadist Nabi
Saw dengan memperhatikan isyarat-isyarat yang terdapat pada keduanya. Syarat-
syarat Mujtahid (orang yang berijtihad):
- Memahami Al-Quran dan Hadis dengan baik
- Memahami bahasa Arab dengan segala kelengkapannya
- Memahami ilmu usul fiqh secara luas
- Hal yang di ijtihadkan bukan hal yang sudah jelas dasar hukumnya.
- Memahami ijma, pendapat para ulama terdahulu.
- Orang islam, dewasa, sehat akalnya serta cerdas.

Metode-metode pendidikan islam Ijtihad:

- Ijma adalah Kebulatan pendapat ulama pada suatu masalah atas suatu masalah
yang berkaitan dengan syariat hukum islam
- Qiyas adalah mengenai penetapkan hukum sesuatu yang belum ada hukumnya
dengan mengacu pada hukum sesuatu yang ada hukumnya berdasarkan
persamaan-persamaan yang ada antara dua hal tersebut.
- Urf adalah Menetapkan hukum sesuatu dengan berorientasi pada adat istiadat
masyarakat setempat dengan tetap memperhatikan isyarat-isyarat yang terdapat
pada Al-Quran dan Hadist.
- Istihsan adalah Menetapkan hukum dengan berorientasi pada kebaikan atau
kemaslahatan dengan tetap memperhatikan isyarat-isyarat pada Al-Quran dan
Hadist.
- Maslahah Al-mursalah mirip dengan Istihsan yaitu Menetapkan Hukum dengan
berorientasi kepada kemaslahatan atau kebikan umat yang berkembang yang tidak
bertentangan dengan islam dengan tetap memperhatikan isyarat-isyarat yang ada
pada Al-Quran dan Hadist.

Sumber Hukum Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang No. 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Perundang-Undangan tidak dapat dimasukkan ke dalam sumber hukum
Islam. Seperti yang kita ketahui bahwa Hukum Indonesia merupakan hukum yang dibuat oleh
manusia yaitu masyarakat Indonesia sedangkan Hukum Islam merupakan hukum yang berasal
dari Allah SWT. Lagipula, Hukum Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
manusia tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan sedangkan Hukum Indonesia
hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia saja. Kedua hukum tersebut memiliki
dasar yang berbeda sehingga tidak mungkin sumber hukum Indonesia masuk dapat
dimasukkan ke dalam sumber Hukum Islam.

2. Karakteristik Hukum Islam:


Hukum Islam mempunyai kareteristik yang berbeda dengan Hukum Barat dan Hukum
Adat. Karakteristik tersebut adalah :
Robbaniah
Hukum Islam itu bukan buatan manusia , tetapi merupakan wahyu Allah Swt. Dasar
hukumnya dapat dilihat dalam Al Quran Surat Al Haqqah ayat 40-43.
General (Syanil Mutakamil )
Artinya Hukum Islam tidak hanya membahas Ibadah Ritual saja , akan tetapi juga
membahas masalah Aqidah , Muammamlat ,dll . Dasar hukumnya dalam Al- Q uran surat
Ad Dzariyat ayat 56.
Universal (Insaniyyah Alamiyah )
Hukum Islam tidak terbatas wilayah , suku ras ,dll . Dasar hukumnya dapat dilihat dalam
Al Quran surat Al Hujarat ayat 10-13.
Orisinil dan Abadi (Tsabat)
Hukum Islam telah dijamin oleh Alloh SWT sampai akhir zaman akan tetap stabil tidak
akan hilang dan terpengaruh apapun. Hal ini dapat kita temukan dalam Al Quran Surat Al
Hijr ayat 9.
Mudah dan Tidak Mempersulit (Al Basathah)
Hukum Islam diterapkan kepada manusia tidak untuk membebani manusia itu sendiri,
sebagai mana Alloh SWT berfirman Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan
kesanggupannya . Dasar Hukumnya dapat dilihat Dalam Al- Quran Surat Al Baqarah
ayat 185 dan ayat 286 .
Mengutamakan Kemaslahatan / Kepentingan masyarakat
Dalam Hukum Islam kepentingan masyarakat banyak lebih diutamakan daripada
kepentingan individu dan kepentingan golongan atau kepentingan kelompok.
Sanksinya Rangkap / Ganda
Berbeda dengan Hukum, Hukum Islam dalam pelaksanaannya mengenal sanksi yang
rangkap artinya setiap tindak pidana yang dilakukan akan mendapat balasan /ganjaran di
dunia dan akhirat, tidak seperti hukum yang sanksinya hanya dijatuhkan di dunia saja (oleh
negara sebagai lembaga yang berwenang)
Persamaan dan Keadilan.
Dalam Hukum Islam juga dikenal istilah Equality before the law yang artinya bahwa setiap
warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama , begitu juga dengan masalah
keadilan, apalagi masa sekarang adanya Hak Asasi Manusia ( HAM ).

Sedangkan Mohammad Daud Ali berpendapat bahwa ciri-ciri hukum Islam sebagai
berikut :
Merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam
Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau akidah dan
kesusilaan atau akhlak Islam.
Mempunyai dua istilah kunci (a) syariat dan (b) fiqih.
Terdiri dari dua bidang utama yakni (a) ibadah dan (b) muamalah.
Strukturnya berlapis terdiri dari (a) nash atau teks Al-Quran (b) Sunnah Nabi Muhammad
SAW (c) hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat tentang wahyu dan Sunnah (d)
pelaksnaannya dalam praktik (i) berupa keputusan hakim, maupun (ii) berupa amalan-
amalan umat Islam dalam masyarakat.
Mendahulukan kewajiban dari hak, amalan dari pahala.
Dapat dibagi menjadi (a) hukum taklif yakni al-ahkam al-khamsah yaitu lima hujum yakni
jaiz, sunnat, makruh, wajib dan haram (b) hukum wadhi yang mengandung sebab, syarat,
halangan terjadi atau terwujudnya hubungan hukum.

Menurut H.A. Djazuli selain kareteristik di atas ciri hukum Islam dalam prakteknya
yang berbentuk peraturan perundang-undangan dapat dikategorikan sebagai berikut:

Dalam perkembangan lebih lanjut , Kareteristik Hukum Islam dalam bentuk peraturan
perundang-undangan ada yang bersifat Universal. Pengertian Universal artinya bahwa
Hukum Islam materinya dapat dibentuk dalam bentuk umum ( tidak berlebel Islam ),
dimana berlakunya dapat diberlakukan kepada seluruh warga Negara, misalnya masalah
perjudian , narkoba, Miras dan lain-lain.
Di samping yang bersifat Universal , ada juga kareteristik Hukum Islam yang bersifat
Identitas ( ciri khas ), artinya walaupun kemajuan zaman dan teknologi kareteristik hukum
Islam tidak bisa dirubah.misalnya masalah zakat lahirnya Undang-undang Nomor 38
Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, masalah Haji lahinya Undang-Undang Nomor 17
tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, dan lain-lain.

Pengertian Hukum Islam: Hukum Islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan
pada wahyu Allah SWT mengenai tingkah laku dan mengikat bagi semua pemeluknya.
Ruang Lingkup:
FIQH MUNAKAHAT
Mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian serta
akibat akibatnya. (Hukum Perkawinan).
FIQH WIRASAH
Mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta
peninggalan serta pembagian warisan. Hukum Kewarisan Islam disebut juga Faraid.
(Hukum Kewarisan)
FIQH MUAMALAT
Dalam arti yang khusus, mengatur masalah kebendaan dan hak ha katas benda, tata
hubungan manusia dalam soal soal jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam,
perserikatan dan sebagainya. (Hukum dan perjanjian perdata khusus)
FIQH JINAYAT
Yang memuat aturan aturan mengenai perbuatan perbuatan yang diancam dengan
hukum baik dalam jarimah hudud maupun dalam jarimah tazir. (Hukum Pidana)
Jarimah hudud adalah perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas
hukumnya dalam alquran dan sunnah Nabi Muhammad.
Hudud Jamak dari had = batas.
Jarimah tazir adalah perbuatan pidana yang bentuk dan ancaman hukumnya
ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya (azas diskresi).
Tazir = ajaran atau pengajaran.
AL-AHKAM AS-SULTHANIYAH / SIYASAH
Membicarakan soal soal yang berhubungan dengan kepala Negara pemerintahan,
baik pemerintah pusat maupun daerah, tentara, pajak dan sebagainya. (Hukum Tata
Negara).
SIYAR
Mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk agama dan
Negara lain. (Hukum Internasional).
MUKHASHAMAT / QUDAT
Mengatur soal peradilan, kehakiman dan hukum acara acara. (Hukum Acara).

3. Berdasarkan kasus tersebut, dapat kita lihat bahwa saudara Dimas Kanjeng Taat Pribadi
melakukan tindakan yang merupakan bentuk pidana yaitu pembunuhan dan penipuan. Di
dalam Hukum Islam, hal pembunuhan dan penipuan terdapat pada fiqh Jinayat/Hukum
Pidana. Adapun secara spesifik mayoritas ulama berpendapat bahwa tindak pidana
pembunuhan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
Pembunuhan sengaja (qatl al- amd)
Al-Qur'an dan As-Sunnah mengharamkan pembunuhan sengaja ini secara tegas dan
termasuk perbuatan haram sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur'an :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.
Adapun unsur-unsur dalam pembunuhan sengaja yaitu:
- Korban adalah orang yang hidup.
- Perbuatan si pelaku yang mengakibatkan kematian korban.
- Ada niat bagi si pelaku untuk menghilangkan nyawa korban.
Pembunuhan menyerupai sengaja (qatl syibh al-amd)
Dalam pembunuhan semi sengaja ini, ada 2 (dua) unsur yang berlainan, yaitu
kesengajaan di satu sisi dan kesalahan disisi lain. Perbuatan si pelaku untuk memukul
si korban adalah disengaja, namun akibat yang dihasilkan dari perbuatan tersebut sama
sekali tidak diinginkan pelaku.
Menurut Prof. H.A. Jazuli, ada 3 (tiga) dalam pembunuhan semi sengaja, yaitu;
- Pelaku melakukan suatu perbuatan yang mengakibatkan kematian.
- Ada maksud penganiayaan atau permusuhan.
- Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan pelaku dengan kematian korban.
Pembunuhan kesalahan/tidak sengaja (qatl al-khata')
Adapun unsur-unsur pembunuhan tidak sengaja yaitu ;
- Adanya perbuatan yang menyebabkan kematian
- Terjadinya perbuatan itu karena kesalahan
- Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan kesalahan dengan kematian
korban.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa saudara Dimas Kanjeng Taat Pribadi
melakukan tindakan pidana pembunuhan sengaja, dalam Hukum Islam disebut Pembunuhan
sengaja (qatl al- amd). Hal ini dipertegas oleh penjelasan pada kasus yang mengatakan bahwa
tindakan pembunuhan sengaja ini dilakukan atas sepengatahuan dan perintah dari Dimas
Kanjeng Taat Pribadi kepada anak buahnya untuk membunuh dua orang, yaitu Abdul Gani dan
Ismail Hidayah.

Anda mungkin juga menyukai