NPM : 110110160238
Mata Kuliah : Sosiologi Hukum - Kelas D
Dosen : Sarinah, S.H., M.Si.
Rangkuman
BAB I
A. Pengantar
Sosiologi hukum berkembang atas dasar suatu anggapan dasar bahwa proses hukum
berlangsung di dalam suatu jaringan atau sistem sosial yang dinamakan masyarakat. Artinya
adalah, hukum hanya dapat dimengerti dengan jalan memahami sistem sosial terlebih dahulu
dan bahwa hukum merupakan suatu proses. Seorang ahli sosiologi menaruh perhatian yang
besar kepada hukum yang bertujuan untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas warga
masyarakat serta memelihara integrasinya. Akan tetapi, dia tak dapat berhenti sampai di sini,
karena hukum tak mungkin berfungsi atas dasar kekuatan sendiri. Warga masyarakat
menggunakan, menerapkan, dan menafsirkan hukum, dan dengan memahami proses
tersebut, barulah akan dapat dimengerti bagaiamana hukum berfungsi dan bagaimana suatu
organisasi sosial memberi bentuk atau bahkan menghalang-halangi proses hukum. Misalnya,
bagi seorang ahli sosiologi hukum, tidaklah cukup untuk hanya mengetahui struktur dan
organisasi peradilan dalam sistem hukum di Indonesia, tetapi dia juga harus mengetahui asal-
usul hakim-hakimnya, bagaimana cara mereka mencapai kata sepakat dalam menjatuhkan
vonis, bagaimana perasaan keadilan para hakim, sampai sejauh mana efek keputusan
pengadilan terhadap masyarakat, dan seterusnya.
Suatu fakta yang merupakan penghalang besar terhadap hubungan antara sosiologi
dengan hukum dan pada akhirnya menyebabkan lambatnya perkembanga sosiologi hukum
adalah kesulitan-kesulitan terjadinya hubungan antara para sosiolog dengan para ahli hukum,
karena kedua belah pihak tidak mempergunakan bahasa dan kerangka pemikiran yang sama.
Bahasa yang dimengerti oleh pihak-pihak yang mengadakan hubungan merupakan suatu
syarat mutlak bagi terjadinya dan berhasilnya komunikasi antara pihak-pihak tersebut.
Sulitnya komunikasi antara seorang sosiolog dengan seorang ahli hukum dipertajam dengan
kenyataan, bahwa masing-masing mempunyai pusat perhatian yang berbeda.
C. Perlukah Suatu Cabang Ilmu Pengetahuan Yang Berdiri Sendiri Dinamakan Sosiologi
Hukum?
Sosiologi hukum diperlukan dan bukan merupakan penamaan yang baru bagi suatu
ilmu pengetahuan yang telah lama ada. Baik ilmu hukum maupun sosiologi hukum
mempunyai pusat perhatian yang sama yaitu hukum, akan tetapi sudut pandang kedua ilmu
pengetahuan tadi berbeda, oleh karena itu, hasil yang diperoleh ke dua ilmu pengetahuan
tadi juga berbeda.
Pada dasarnya ruang lingkup sosiologi hukum adalah pola-pola perikelakuan dalam
masyarakat, yaitu cara-cara bertindak atau berkelakuan yang sama dari orang-orang yang
hidup bersama dalam masyarakat. Sosiologi hukum merupakan suatu cabang ilmu
pengetahhuan yang antara lain meneliti mengapa manusia patuh pada hukum dan mengapa
dia gagal untuk mentaati hukum tersebut serta faktor-faktor sosial lain yang
mempengaruhinya. Sosiologi hukum merupakan suatu cabang dari sosiologi umum,
sebagaimana halnya dengan sosiologi keluarga, sosiologi industri, sosiologi politik, ataupun
sosiologi ekonomi. Sosiologi hukum dapat pula dipandang sebagai suatu alat dari ilmu hukum
di dalam meneliti obyeknya dan untuk pelaksanaan proses hukum. Setelah melihat beberapa
persoalan yang disoroti sosiologi hukum, maka akan dapat diperoleh suatu perumusan yang
mantap tentang objeknya.
Perihal perspektif dari sosiologi hukum secara umum ada dua pendapat utama,
sebagai berikut (J van Houtte 1970:57).