Konstitusi pada tahun 1945 – 1949 terjadi dua kali periode. Periode Pertama yaitu UUD
1945 dan Periode kedua yaitu RIS 1949.
Pada Periode pertama, tanggal 18 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah menetapkan dan
memberlakukan sebuah Undang-Undang Dasar yang merupakan hasil dari perumusan
penyelidikan Lembaga yang dibuat oleh bala tentara Jepang sebagai janjinya untuk
memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia dengan bentuk Lembaga yang Bernama
BPUPKI yang telah menghasilkan rumusan UUD Negara yang kemudian setelah
kemerdekaan bangsa Indonesia rumusan ini disahkan oleh PPKI menjadi UUD Negara
Republik Indonesia. Dan setelah disahkannya UUD 1945 oleh PPKI pada 18 agustus 1945
maka mulai berlaku dan menjadi hukum dasar dalam penyelenggaraan ketatanegaraan
Republik Indonesia.
Pada Periode kedua, Negara RI berubah status menjadi salah satu Negara bagian dari
Negara RIS. Undang-undang Dasar 1945 yang semula berlaku untuk seluruh wilayah
Indonesia, mulai tanggal 27 Desember 1949 hanya berlaku dalam wilayah Negara bagian
Republik Indonesia saja.
Negara RIS dengan Konstitusi RIS-nya berlangsung lama karena memang tidak sesuai
dengan jiwa Proklamasi Kemerdekaan yang menghendaki Negara Kesatuan, tidak
menginginkan Negara dalam Negara, sehingga beberapa Negara bagian meleburkan diri lagi
dengan Republik Indonesia.
B. Pelaksanaan Konstitusi Yang Berlaku Pada Tahun 1949-1950
Konstitusi RIS mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
karena hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus – 2
November 1949 yang membawa pengaruh besar dalam sistem Pemerintahan Indonesia.
Perubahan bentuk Negara dari Negara kesatuan menjadi Negara Serikat mengharuskan
adanya penggantian Konstitusi Negara yaitu dari UUD 1945 menjadi UUDS 1949.
a) Kerajaan Belanda menyerahkan Kedaulatan Indonesia secara penuh dan tanpa syarat
kepada RIS.
b) Pelaksanaan kedaulatan akan dilaksanakan paling lambat 30 Desember 1949.
c) Status RIS dan Kerajaan Belanda terikat dalam suatu unit Indonesia-Belanda yang
dikepalai Ratu Belanda.
d) Kapal-kapal perang akan ditarik dari Indonesia dan beberapa korvet (jenis kapal laut)
akan diserahkan kepada RIS.
e) Tentara Belanda akan ditarik dari Indonesia, dan KNIP akan digabungkan ke dalam
Angkatan perang RIS.
Berdasarkan perjanjian Konferensi Meja Bundar, sejak 27 Desember 1949 NKRI berubah
menjadi negara Republik Indonesia Serikat. Pemerintahan RI berkedudukan di Yogjakarta
yang masih menggunakan UUD 1945 dan Pemerintahan RIS berkedudukan di Jakarta
menggunakan UUDS 1949.
Dalam waktu belum genap setahun RIS mempunyai berbagai macam permasalahan yang
nantinya menjadi salah satu penyebab bubarnya RIS. Diantaranya tentang perdebatan status
kemerdekaan Indonesia yang kata Penyerahan Kedaulatan dari Belanda ke Republik
Indonesia Serikat yang dinilai bahwa Kemerdekaan tersebut hasil pemberian dari Belanda.
Dan terdapat pula permasalahan utama pada bidang ekonomi yaitu Inflasi (proses kenaikan
harga barang secara terus menerus) dan Defisit anggaran (pengeluaran belanja Negara lebih
banyak daripada pemasukan). Dan juga terjadi demonstrasi yang menuntut pembubaran RIS.
Pada tanggal 18 Maret 1950 Pemerintah RIS di Jakarta mengeluarkan UU Darurat No. 11
tahun 1950 tentang tata cara perubahan susunan Kenegaraan RIS, maka berdasarkan UU
tersebut, beberapa Negara Bagian mulai menggabungkan diri dengan RI di Yogjakarta.
Negara bagian RIS pun tinggal terdiri dari RI, NIT, dan NST.
Pada tanggal 19 Mei 1950, diadakan perundingan antara pemerintah RIS yang diwakili
oleh Mohammad Hatta setelah mendapat Mandat dari NIT dan NST dengan Pemerintah RI
yang diwakili oleh Abdul Halim. Perundingan itu menghasilkan kesepakatan bersama yang
dituangkan dalam piagam persetujuan yang berisi :
Pada tanggal 21 Juli 1950, Pemerintah RIS dan RI berhasil menyepakati rancangan UUD
Negara Kesatuan. Pada tanggal 14 Agustus 1950, Parlemen RI dan Senat RIS mengesahkan
rancangan UUD Negara Kesatuan menjadi UUDS tahun 1950. Sehari kemudian, Presiden
Soekarno membacakan piagam terbentuknya NKRI dan dinyatakan mulai berlaku pada
tanggal 17 Agustus 1950. Dengan demikian, sejak 17 Agustus 1950 Negara RIS secara resmi
dibubarkan dan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Pelaksanaan Konstitusi Yang Berlaku Pada Tahun 1950-1959
Negara Kesatuan adalah bentuk Negara yang dikehendaki UUDS 1950 sesuai dengan
pengertian yang tercantum dalam UUD 1945. Sistem pemerintahan yang dianut oleh Undang-
undang Sementara 1950 yang berlaku antara 17 Agustus 1950- 5 Juli 1959 adalah
Parlementer. Hal ini dijelaskan dalam pasal-pasal berikut :
Namun sistem pemerintahan yang dianut UUDS 1950, tidak jauh berbeda dengan yang
dianut oleh konstitusi RIS 1949 yaitu sistem parlementer semu (Quasi Parlementer) yang
masih terdapat ciri-ciri Kabinet Presidensil.
Dan pada masa UUDS 1950 tersebut diberlakukan, gejolak politik yang panas
meninbulkan berbagai Gerakan Politik yang tidak stabil, sehingga Kabinet Pemerintahan pun
ikut kena imbasnya, tercatat pada periode 1950-1959 ada tujuh kali pergantian kabinet.
Pada tanggal 1 April 1953 Undang-undang tentang Pemilihan Umum yaitu UU No. 7
Tahun 1953 diumumkan selanjutnya tanggal 29 September 1955 diadakan Pemilihan Umum
(Pemilu) yang pertama kali di Indonesia, Pemilu ini diselenggarakan untuk memilih anggota
DPR. Pada tanggal 10 November 1956 Konstituante hasil pemilu 1955 mulai menggelar
sidangnya di Bandung.
Dalam sidang ini agenda utama adalah menetapkan UUDS 1950. Namun setelah
bersidang selama 3 tahun, Badan yang bertugas membuat Konstitusi tersebut gagal membuat
UUD baru. Kegagalan ini disebabkan karena adanya perdebatan Panjang diseputar persoalan
Dasar Negara. Pada tanggal 25 April 1950, Presiden Soekarno memberikan amanatnya dalam
Sidang Konstituante agar menetapkan UUD 1945 sebagai pengganti UUDS 1950.
Selanjutnya, tanggal 29 Mei 1950 Konstituante Kembali bersidang, namun perdebatan
tentang Dasar Negara Republik Indonesia masih saja terjadi. Karena Konstituante telah
dianggap gagal menetapkan UUD 1945, akhirnya, tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit yang berisi antara lain bahwa Konstituante dibubarkan dan Kembali ke
UUD 1945 dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959
sekaligus menegaskan pada tahun itu Indonesia Kembali ke UUD 1945 serta membentuk
MPRS dan DPRS.
1. Tahun 1959-1966
Periode Demokrasi Terpimpin dimulai dengan lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
yang dibuat setelah Konstituante tidak dapat menyelesaikan tugasnya untuk membentuk
UUD tetap sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan Ketatanegaraan. Dekrit
Presiden memuat ketentuan pokok sebagai berikut :
Dewan Perwakilan Agung Sementara (DPAS) dalam wantu singkat.Dekrit Presiden 5 Juli
1959 disambut baik oleh Rakyat dan didukung oleh TNI AD. Dan Dekrit Presiden juga
dibenarkan oleh Mahkamah Agung dan DPR yang bekerja terus dalam rangka menegakkan
UUD 1945.
Akan tetapi, pada masa Demokrasi Terpimpin tahun 1959-1966 terdapat beberapa
penyimpangan yaitu :
Menafsirkan Pancasila secara terpisah, tidak dalam Kesatuan bulat dan utuh.
Pengangkatan Presiden seumur hidup,
Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955 (kebijakan ini membuat hilangnya
pengawasan dari Lembaga Legislatif terhadap Eksekutif)
Pada tahun 1965, Soekarno memutuskan hubungan dengan dunia kapitalis barat dan
mengeluarkan Indonesia dari keanggotaan IMF (International Monetery Fund). Hal ini
memperburuk Indonesia hingga mencapai level ekstrim.
Pada 30 September 1965 terjadi Gerakan 30S yang diusung oleh PKI. Yang bertujuan
menggulingkan era Soekarno dan mengganti Negara Indonesia menajadi Negara Komunis,
Gerakan ini terjadi hingga 1 Oktober 1965 dini hari. Gerakan ini memicu aksi Demonstrasi
besar-besaran dari mahasiswa dan beberapa kelompok lainnya, situasi ini akhirnya
meletuskan pemberontakan diberbagai titik. Sehingga Panglima Angkatan Darat Jendral
Soeharto menitip pesan kepada tiga Jendral untuk mendesak dikeluarkannya surat perintah.
2. Tahun 1966-1998
Sejak Proklamasi Kemerdekaan hingga saat ini Indonesia sudah mengalami beberapa
Periode Sistem Pemerintahan, salah satunya adalah era Orde Baru (Orba) yang berlangsung
sejak tahun 1966-1998. Orde baru adalah istilah yang digunakan untuk menyebut masa
Pemerintahan yang terjadi di Indonesia setelah mundurnya Presiden Soekarno. Presiden
penggannti Soekarno adalah Soeharto yang mendapatkan mandat melalui SUPERSEMAR
setelah terjadinya peristiwa G30S PKI ditahun 1965 rakyat menuntut Tritura (trik tuntutan
rakyat) yang menyebabkan menurunnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah.
Orde Baru ini dimulai sejak 23 Februari 1966-21 Mei 1998 dalam bentuk Negara
Indonesia Kesatuan (NKRI), Sitem Pemerintahan Presidensial, bentuk Pemerintahan
Republik dan UUD 1945 sebagai dasar Konstitusi atau Undang-Undang yang berlaku. Orde
Baru ini dibuat untuk mengatasi penyimpangan dimasa Orde Lama yang dimana Orde ini
didasari dengan Pancasila serta UUD 1945.
Pada masa orde ini Soeharto melakukan Depolitisasi Indonesia, partai digabung
sehingga hanya dua partai saja yakni, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang terdiri dari
partai – partai Islam dan partai kedua adalah Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang terdiri
dari partai – partai Nasionalis dan Kristen. Golkar yang memiliki jangkauan yg luas dijadikan
alat untuk memastikan bahwa mayoritas suara dalam pemilihan umum akan mendukung
pemerintah, ini memperkuat kekuasaan politik Soeharto.
Pada tahun 1980 Suharto berada di puncak kekuasaannya, setiap pemilu dimenangkan
dengan mudah juga Pancasila dijadikan alat penekanan untuk semua organisasi sosial politik.
Selama era 1990an, Pemerintah Orde Baru Soeharto mulai kehilangan kontrol Ketika
masyarakat Indonesia menjadi semakin asertif. Dan pada tahun 1993 demonstrasi –
demonstrasi dijalan menjadi lebih sering terjadi tanpa kesuksesan.
Pada tahun 1997 Krisis Finansial Asia atau yang dikenal juga dengan kerisis moneter
melanda Indonesia,krisis ini menimbulkan efek bola salju,efeknya berlanjut menyebabkan
krisis sosial dan juga politik. Jakarta berubah menjadi medan pertempuran tempat kerusuhan-
kerusuhan menghancurkan ribuan Gedung dan lebih dari seribu orang dibunuh.
Akhirnya pada 21 mei 1998 Bachraruddin Jusuf Habibie selaku wakil presiden dari
presiden Soeharto diangkat menjadi presiden ketiga Indonesia. Dan dia tidak memiliki pilihan
lain selain menyetujui tuntutan masyarakat Indonesia untuk memulai Era Reformasi.
Pada 30 Agustus 1999 kasus timor timur adalah salah hal yang menyebabkan banyak
konflik,baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional. Timur-timur perlu
mendeklarsikan kemerdekaannya pada tahun 1975. Tetapi diinvasi oleh Indonesia pada tahun
berikutnya. Hal ini tidak mengakhiri keinginan timur-timur untuk merdeka. Dan Habibie
memiliki sikap terbuka terhadap kemerdekaan timur-timur. Dia menyatakan bahwa jika
timur-timur menolak status provinsi otonomi khusus di Indonesia. Maka timur-timur dapat
merdeka.
Pernyataan Habibie ini tidak disetujui oleh tentara nasional Indonesia (TNI) yang
sangat ingin mencegah pemisahan Timor Timur dari Indonesia. Menurut pihak TNI,
pemisahan Timor Timur itu berbahaya bagi persatuan Indonesia karena dapat menyebabkan
efek domino di Provinsi-Provinsi lain. Maka Habibie menadapatkan mosi tidak
percaya,sehigga reputasi Habibie rusak parah akibat hilangnnya kendali atas situasi politik di
timor timur.
Tepat dihari sebelum dilantik Gusdur yaitu pada tanggal 19 Oktober 1999
Amandemen UUD 1945 pertama di sahkan. Dan pada perubahan UUD yang meliputi pasal 7
yaitu membatasi masa jabatan presiden dan wakil presiden RI sehingga maksimal 2 priode.
Dan beberapa kewenangan presiden RI pun harus berkoordinasi dengan DPR berdasarkan
perubahan ini.
Pada tahun pertamanya sebagai presiden, Gusdur memecat 7 mentri yang semua di
duga terlibat dalam kasus korupsi. Kemudian ia juga menutup depertemen penerangan dan
depertemen sosial secara sepihak tanpa pengetahuan DPR, juga kasus-kasus korupsi
tampaknya masi sangat sering terjadi.
Dan rencana pelengseran Gusdur mendapat perlawanan dari banyak pihak, terutama
dari kaum Nahdliyin, lantaran DPR maupun MPR dianggap tidak bisa membuktikan
kesalahan Gusdur secara konstitusional, termasuk dalam perkara Buloggate dan Bruneiggate.
Demi menjaga stabilitas negara ditengah situasi politik yang semakin panas. Gusdur
akhirnya mengeluarkan muamalat akan melakukan dekrit untuk kedua kalinya seteah masa
pemerintahan Soekarno yaitu pada tanggal 23 Juli 2001.
Hanya 8 jam setelah Presiden Gusdur mengumumkan dekret, MPR melakukan sidang.
Sidang ini memberikan dampak terhadap Gusdur terkait jabatannya sebagai presiden yaitu
pencabutan mandat dan pemberhentian Abdurrahman Wahid sebagi presiden.
3) Pada masa Megawati (2001-2004)
Langkah yang Megawati ambil untuk mengatasi krisis ekonomi dan politik tersebut
adalah berusaha membangun tatanan politik yang baru dengan melakukan amandemen UUD
1945. Tercatat bahwa amandemen kedua UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus
2000, amandemen ketiga UUD 1945 disahkan pada tanggal 9 November 2001, dan
amandemen keempat UUD 1945 disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Setelah melewati 4 kali Amandemen (perubahan) UUD 1945, banyak perubahan yang
terjadi, seperti MPR yang semula memiliki kedudukan lebih tinggi menjadi Lembaga majelis
permusyawaratan rakyat yang lebih rendah kedudukannya.
Namun pada sisi lain banyak juga hal yang gagal dicapai Megawati dalam masa
pemerintahannya. Salah satunya yang paling menonjol dalam pemerintahan Megawati
Soekarnoputri adalah tentang maraknya privatisassi BUMN. Hal ini dapat dikatakan
menyimpang karena pada dasarnya BUMN adalah salah satu sarana pemasukan kepada
Negara yang harus dipertimbangkan secara seksama.
Akhir dari masa pemerintahan Megawati terjadi Ketika ia mencalonkan diri kembali
dalam pemilihan presiden langsung 2004, berharap untuk menjadi Wanita pertama yang
terpilih sebagai kepala negara di negara mayoritas muslim. Namun, dia dikalahkan secara
telak oleh Susilo Bambang Yudoyono di putaran kedua, pada 20 September 2004.
Setelah disahkannya amandemen UUD 1945 yang menyatakan presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu presiden tahap kedua kemudian
dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhyono atau yang akrab di sapa SBY dengan 60,9%
suara pemilih dan terpilih sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih
pertama pilihan rakyat, dan tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada
20 Oktober 2004 bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla.Meskipun ia telah memenangkan
Kepresidenan, tapi beliau masih lemah dalam parlemen Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Beliau juga dikenal sebagai orang yang lama dalam mengambil dan memutuskan
sesuatu.
Kasus century
Kriminalisasi KPK atau Komisi Pemberantas Korupsi
Konflik perbatasan Indonesia dan Malaysia
Pada saat Pemilu Presiden 2014 SBY menolak tegas memperpanjang jabatannya
sebagai presiden. Maka 2014 adalah akhir dari masa pemerintahannya.
Setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi melejit berkat
rekam jejaknya yang baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis, membuatnya
terpilih menjadi presiden pada tanggal 9 Juli 2014, Jokowi menyatakan kemenangannya
dengan Jusuf Kalla sebagai wakilnya.