Anda di halaman 1dari 6

Indonesia Pusat (KNIP) hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal lV Aturan Peralihan UUD 1945.

KNIP
berfungsi sebagai pembantu presiden dalam tugas-tugas melaksanakan kedaulatan rakyat dan tugas
lembaga tinggi negara lainnya (tugas MPR, DPR dan DPA) sebelum badan itu dibentuk. Keanggotaan
KNlP sebanya 135 orang yang mencerminkan dari tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan baik di pusat
maupun di daerah, tokoh agama, pemimpin partai, pemimpin masyarakat pemimpin ekonomi yang
terkemuka. Kemudian pada tanggal 2 September 1945 dibentuk dan dilantik oleh Ir. Soekarno kabinet
Pertama yang dipimpin langsung oleh Ir. Soekarno.

Pada periode ini telah terjadi perubahan pertama ketatanegaraan yang sangat signifikan, karena KNlP
berkeinginan untuk berperan dalam penyelenggaraan negara, karena sejak pembentukannya hanya
berfungsi sebagai pembantu presiden dalam melaksanakan tugas-tugas yang seharusnya di emban oleh
MPR, DPR dan DPA.

Berdasarkan desakan dari anggota KNIP, maka wakil presiden mngeluarkan maklumat No. X tahun 1945
tanggal 16 Oktober 1945, yang dikemudian hari menjadi polimik tentang dasar hukum dikeluarkannya
maklumat wakil presiden tersebut. Maklumat No. X antara lain menetapkan: ”bahwa Komite Nasional
Pusat, sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat dan dewan Perwakilan Rakyat diserahi
kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan garis-garis.

besar dari pada haluan negara. Ini berarti bahwa segala penetapan undang-undang harus disetujui baik
oleh Komite Nasinal Pusat maupun oleh Presiden. Maklumat itu juga . menentukan, bahwa Komite
Nasional Pusat, berhubung gentingnya keadaan mendelegasikan kekuasaannya kepada sebuah badan
Pekerja yang dipilih diantara mereka dan bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat (Sunny,
1986:28)

Latar belakang keluarnya maklumat No. X ini menurut Mahfud MD (2010:25) yang mengutip pendapat
George McTru nan Kahin di dalam National and Revolution in ldonesia, karena tokoh-tokoh muda
seperti Sjahrir menganggab pemerintah berdasarkan UUD 1945 tak ubahnya seperti pemerintahan fasis
sehingga mereka mendorong digantinya sistem pemerintahan melalui desakan KNIP kepada pemerintah
untuk mengeluarkan maklumat

Dengan adanya maklumat tersebut sebenarnya telah mengurangi kekuasaan Presiden sebagai
penyelenggara negara melalui sistem pemerintahan presidensiil, karena harus membagi kekuasaan
kepada KNIP, yang semula melalui Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 kekuasaan presiden sangat luas.
Perubahan kedua terjadi pada tanggal 11 Nopember 1945, ketika Badan Pekerka KNIP
mengusulkankepada presiden adanya sistem pertanggungjawaban menteri-menteri kepada parlemen
(KNIP), menanggapi usul tersebut maka pada

tanggal 14 Nopember 1945 kabinet presidensiil dibawah pimpinan |r. Soekarno meletakkan jabatan dan
diganti oleh kabinet baru, dengan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri, dan mulai saat itu kekuasaan
eksekutif telah bergeser dari presiden kepada Perdana Menteri.

Pada periode ini pemerintah Indonesia juga mengalami tragedi luar biasa, karena Belanda melakukan
agresi pertama tanggal 27 Juli 1947 dan disusul dengan agresi ke dua pada tangal 19 Desember 1948,
dan lbu Kota Negara terpaksa harus pindah ke Yogyakarta, di samping itu PKI juga melakukan
pemberontakan di Madiun pada tanggal 18 September 1948. Dengan peristiwa-peristiwa seperti ini
membuat negara

Republik indonesia yang baru merdeka mengalami cobaancobaan luar biasa selalu akan tercatat dalam
sejarah bangsa.

D.2. Konstitusi RIS (27 Desember 1949 1 7 Agustus 1950) Perjalan sejarah perjuangan bangsa terus
berlanjut sebelumnya pada tanggal 18 Desember 1948 Belanda secara sepihak membatalkan perjanjian
Renville di Tanjung Priok, dan disinilah Belanda melancarkan agresi kedua, lr. Soekarno, Sutan Syahrir,
H.A. Salim pada tanggal 27 desember 1948 diasingkan ke Brastagi, sedangkan Moh. Hatta, Mr.
Pringgodogdo, M. Assaat, Suryadarma, Moh. Room, Mr. Ali Satro Amidjojo diasingkan ke pulau Bangka.
Sedangkan Jenderal Sudirman terus melakukan griliya di hutan-hutan seputar Yogyakarta dan Jawa
Timur.

Pada tanggal 1 Maret 1949 rakyat bersama TNI di bawah pimpinan Soeharto melancarkan serangan
besar-besar

untuk merebut kembali negara RI di Yogyakarta dan terjadi pertempuran selama 6 jam dan Yogyakarta
dapat direbut kembali, peristiwa ini telah membuka mata dunia bahwa

Indonesia masih eksis sebagai negara yang selama ini diinformasikan oleh Belanda bahwa TNI tidak ada
lagi dan RI sudah bubar; Dengan peristiwa 1 Maret 1949 tersebut maka PBB memerintahkan Indonesia
untuk mengadakan perundingan kembali yang isinya Belanda menyetujui RI kembali ke Yogyakarta.
Setelah para tokoh Rl kembali dari pengasingan, maka pada tanggal 16 Desember 1949 diadakan
pemilihan presiden yang pertama RIS oleh negaranegara bagian dan Soekarno terpilih sebagai presiden
RIS, kemudian tangal 19 desember 1949 terbentuk kabinet RIS ke1 dengan perdana menterinya Moh.
Hatta merangkap Menteri Luar negeri. Maka pada tangal 27 Desember 1949 terbentulah Negara RIS
dengan dikembalikannya kedaulatan oleh Belanda kepada Indonesia.

Peristiwa terbentuknya negara RlSdiawali dari Konferensi Meja Bundar antara Belanda dan Indonesia di
Den Haag dari tanggal 23 Agustus -2 Nopember 1949 ialah kerajaan Belanda harus memulihkan
kedaulatan atas wilayah Indonesia kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat. Dan pada hari yang
sama pula Republik Indonesia menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat dan menjadi

salah satu dari enam belas negara bagian dari Republik Indonesia Serikat.

Negara serikat yang berbentuk federal merupakan bentukan dari Belanda seperti Negara Indonesia
Timur, Negara Sumatera Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatera selatan, Negara Jawa Timur, Negara
Madura, dan lain-lain. Akan tetapi walaupun berbentuk negara serikat yang terpisah-pisah rakyat tetap
merasakan sebagai negara kesatuan yang tujuan utamanya mempertahankan negara Republik Indonesia
yang di Proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.

D.3. UUDS 1950 ( 17 Agustus 1950 5 juli 1959)

Seperti telah diketahui bahwa negara RIS adalah hasil kompromi antara Indonsia dengan Belanda dalam
posisi terdesak Indonesia menerima RIS, namun negara RIS hasil dari KMB tidak sejalan dengan cita-cita
dan perjuangan bangsa Indonesia, maka pada tangal 27 Desember 1949 dirintis untuk kembali kepada
negara kesatuan dengan proses pemulihan kedaulatan sebagai berikut:

1. Negara-negara bagian yang menggabungkan diri pada negara bagian yang lain (dalam hal ini kepada
negara RIS pemerintah federal);

2. Penyerahan kekuasaan kepada pemerintah federal oleh negara bagian; 3. Persetujuan antara negara
federal dengan negara bagian.

Dengan cara ini ternyata belum berhasil untuk melaksanakan pembentkan negara kesatuan kembali,
maka harus di cari jalan lain, yaitu harus merubah Konstitusi RIS dengan konstitusi baru dengan berbagai
catatan antara lain:
1. Pasal-pasal yang federalisme dalam konstitusi RIS harus dicabut. 2. Negara Kesatuan dibentuk dengan
cara semua negara

bagian yang ada masuk RI, dengan sendirinya RIS bubar

Oleh karena itu maka pada tanggal 18 Agustus 1950 dinyatakan UUDS 1950 dinyatakan berlaku, UUDS
1950 ini sangat berbeda dengan UUD 1945 hasil proklamsi terutama sistem pemerintahan yang
parlementer, kepala pemerintahan di pimpin oleh Perdana Menteri. Pada periode ini pemerintahan
tidak stabil sering terjadi pergantian pemerintahan, untuk itu diadakanlah Pemilihan Umum untuk
Konstituante bulan Desember 1955 yang diikuti oleh banyak partai politik, pada tanggal 10 November
1956 Presiden Soekarno membuka dengan resmi sidang pertama Konstituante di Bandung. Presiden
Sokarno meminta agar Konstituante tidak terlalu lama bersidang untuk menghasilkan UUD. Tetapi
setelah itu konstituante telah menjadi medan perdebatan yang tidak berkesudahan, medan pertarungan
bagi partai politik dan pemimpin-pemimpin politik mengenai persoalan-pesoalan prinsipil. (Sunny,
1986:1991). '

Di samping itu terjadi pergolakan pada masa kabinet Ali Satro Amidjojo terjadi pemberontakan di
daerah oleh PRRl/ Permesta pada akhir 1956, kemudian disusul dengan pengunduran diri wakil presiden
Moh. Hatta. Konstituante yang bersidang untuk membentuk UUD yang permanen telah gagal.

D.4. UUD 1945 setelah dekrit 5 juli 1959.

Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950 merupakan UUD yang bersifat sementara, maka pada bulan
Desmber 1955 diadakanalah Pemilihan umum untuk memilih anggota Konstituante yang akan
menyusun UUD yang bersifat permanen, akan tetapi setelah tiga tahun bersidang Konstituante ini tidak
berhasil menyusun UUD baru dan Presiden Soekarno berkesimpulan bahwa konstituante telah gagal.
Atas dasar itulah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 (dituangkan dalam Keputusan
Presiden No 150 Tahun 1959) yang oleh kalangan ahli hukum dan tata negara menjadi kontroversial atas
dekrit ini.

Tindakan kembali ke UUD 1945 dan pembubaran Konstituante adalah titik awal berakhirnya proses
demokrasi di Indonesia karena mulai saat itu Indonesia memulai masa demokrasi terpimpin untuk
memenuhi watak kepentingan politik Soekarno dan tentara yang watak kekuasaanya otoriter. Menurut
Adnan Buyung Nasution tindakan Soekarno membubarkan Konstituante ini sebagai tindakan “Kudeta
konstitusional”. Suatu kesalahan besar yang menjauhkan bangsa ini dari cita-cita pembentukan negara
konstitusional.

D.B. UUD N RI hasil amandemen (empat kali perubahan).

Alternatif penggunaan UUDS 1950 dan tidak kemabli kepada UUD 1945 pada saat kembali kepada
negara kesatuan, menurut Mahfud MD (2010:24) pada saat itu _ memperjelas bahwa UUD 1945 tidak
cukup baik untuk dipergunakan“ di dalam membangun negara hukum yang demokratis. Memang tida
semua negara yang mempunyai konstitusi itu dapat melahirkan pemerintahan yang konstitusional,
sebab tampilnya pemerintahan konstitusional bergantung juga pada banyak hal, termasuk elaborasi
konstitualisme, secara ketat didalam UUD atau konstitusinya. Dalam kaitan ini tampaknya disadari
bahwa sebagai konstitusi tertulis UUD 1945 tidak mampu mendorong tercapainya pemerintahan yang
konstitusi-onal dan demokratis.

Pada era reformasi usaha untuk menjadikan UUD 1945 mendorong terbentuknya negara hukum yang
demokratis, oleh karena itu salah satu berkah dari reformasi adalah perubahan terhadap UUD 1945,
karena sejak Dekrit 5 Juli 1959 sampai berakhirnya kekuasaan Presiden Seoharto praktis UUD 1945
belum pernh diubah. Pada era Soekarno dengan demokrasi terpimpinnya telah melahirkan kediktatoran
dan menjauhkan diri dari nilai-nilai kedaulatan rakyat.

Begitupula pada masa Soeharto, UUD 1945 tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun, jika ada yang
mengganggu keutuhan UUD 1945 maka akan di cap sebagai subversif, bahkan hanya pemerintah Orde
Baru yang boleh menafsirkan UUD 1945. misalnya di dalam UUD disebutka ”Presiden dan Wakil Presiden
dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakayat

dengan suara terbanyak ” ditafsirkan oleh orede baru dengan Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan musywarah mufakat dan calonnya harus tunggal. dan akhirnya
Seoharto dapat berkuasa selama 32 tahun.

Secarasubstansif UUD 1945 banyak mengandung kelemahan, pertama: kekuasaan presiden/eksekutif


terlalu besar tanpa didasari prinsif check and balances, Kedua: rumusan UUD 1945 sangat sederhana,
umum, bahkan tidak jelas, sehingga banyak menimbulkan multi tafsir. Ketiga. Unsur-unsur
konstitualisme tidak dielaborasi secara memadai dalam UUD 1945. Keempat, Telalu menekankan
kepada semangat penyelenggaraan negara, kelima Memberikan atribusi kewenangan terlalu besar
kepada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dalam UU. Keenam, Banyak materi yang penting justru
hanya diatur dalam penjelasannya dan Ketujuh, status kekuatan hukum penjelasan UUD. Dalam rapat
Ad Hoc lll Badan Pekerja MPR masa sidang 1999, disepakati untuk mengadakan perubahan terhadap
UUD 1945, tanpa menetapkan UUD 1945 terlebih dahulu.

Fraksi-fraksi di MPR menyepakati bahwa perubahan UUD 1945 tidak menyangkut dan menggangu
eksistensi negara, tetapi dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan penyelenggaraan
negara, tidak merubah pembukaan UUD 1945 walaupun tidak ada ketentuan larangan untuk itu dan
tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan. (NKRI). Kesepakatan perubahan dilakukan
dengan ”Adendum" artinya tidak menghilangkan naskah asli UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai