Anda di halaman 1dari 3

a.

Masa Awal Kemerdekaan (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)


1. Sejak disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 UUD 1945 belum dapat
dilaksanakan dengan sepenuhnya. Ada berbagai gangguan yang menghambat
pelaksanaan UUD 1945, diantaranya adalah masuknya sekutu yang diboncengi Belanda
untuk menjajah kembali, adanya pemberontakan PKI madiun 1948, PRRI semesta dan
DI/TII.
2. Keluar maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945 yang isinya KNIP
sebagai pembantu Presiden menjadi badan yang diberi tugas kekuatan Legislatif dan ikut
menetapkan GBHN. Pada tanggal 3 November 1945 diumumka Maklumay Wakil
Presiden tentang pembentukan partai-partai politik.
3. Keluar Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 yang isinya merubah cabinet
Presidensial menjadi cabinet Parlemeter.
4. Indonesia sebagai sebuah negara yang merdeka dan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh
belanda pada tanggal 27 Desember 1949, dengan syarat:
a. Negara RI dipecah-pecah menjadi Negara-negara bagian (RIS)
b. UUD 1945 diganti dengan UUDS Maka sejak saat Negara Indonesia menjadi Negara
serikat dengan UUD yang ditentukan oleh sekutu dengan semangat liberalismenya.
5. UUD 1945 hanya berlaku dari 18 Agustus 1945-26 Desember 1949. Dalam pada masa
berlakunya yang singkat ini, UUD 1945 lebih dijadikan sebagai simbo bahwa Negara Indonesia
memang telah menjadi bangsa yang merdeka dan mandiri.

B.Masa UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)


1. Negara Indonesia menyiapkan suatu naskah UUD baru dan dibentuklah satu panitia besama itu.
Setelah selesai, rancangan naskah UUD itu kemudian disahkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional
Pusat (BPKNP) pada tanggal 12 Agutus 1950. Selanjutnya, naskah UUD baru itu diberlakukan secara
resmi mulai tanggal 17 Agutus 1950 yang ditetapkan melalui UU No.7 tahun 1950. Naskah UUD baru
tersebut kemudian disebut dengan nama Undang-undang dasar Sementara

2. Diberlakukannya UUD KRIS maka Indonesia menjadi Negara federal. Tetapi semangat dan kesetiaan
pada Negara kesatuan RI mengakibatkan Negara negara bagian satu persatu meleburkan diri dalam
Negara RI kembali. Maka pada tanggal 17 Agustus 1950 negara KRIS sudah sepenuhnya menjadi Negara
RI dengan Undang-undang Dasar Sementara yaitu UUDS 1950 (merupakan modifikasi UUD KRIS) dan
sistem pemerintahan masih tetap bersifat parlementer.

3. Badan konstituante mulai bekerja menyusun UUD, tetapi gagal mencapai kata sepakat untuk
membuat UUD yang baru. Maka keluarlah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya : 1. Menetapkan
pembubaran Konstituante 2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali mulai saat tanggal dekrit dan
menyatakan tidak berlakunya UUDS 1950 3. Pembentukan MPRS Sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945.

4. Pada masa UUDS ini tidak beda jauh dengan masa awal kemerdekaan yang mana kekuatan-kekuatn
politik melalui partai politik dan organisasi-organisasi masyarakat lainnya menggeliat. Praktik demokrasi
liberal menjadi kiblat pelaksaaan demokrasi waktu itu. Akan tetapi, sekaligus memiliki hasil yang baik
yaitu terbentuknya konstituante yang bertugas untuk membuat UUD yang baru badan ini merupakan
badan yang dibentuk sebagai pembuat UUD Negara Indonesia atas hasil pemilu 1955. Sebagai hasil dari
Pemilu 1955, maka ada empat partai besar yang berpengaruh, yaitu PNI, PKI, Masyumi dan NU.

5. . Pada masa ini juga diperkenalkan demokrasi Terpimpin sehingga menuju pada kepemimpinan yang
ootriter. Masa ORLA berakhir dengan adanya pemberontakan G-30S PKI rakyat menuntut perbaikan-
perbaikan dalam penyelengaraan Negara. Lahirlah TRITURA (tiga tuntutan Rakyat) yaitu bubarkan PKI,
bersihkan cabinet dari Unsur PKI dan turunkan harga-harga. Dalam keadaan kacau itu Presiden Soekarno
mengeluarkan Surat Perintah Kepada Letjen Soeharto dan dengan dasar Surat Perintah itu Letjen
Soeharto mengeluarkan surat Keputusan Presiden NO.1/3/1966 tanggal 12 Maret 1966 yang
ditandatanagninya. Isi Kepres ini ialah pembubaran PKI di seluruh wilayah Indonesia yang berlaku sejak
tanggal dikeluarkannya surat tersebut.

C. Masa orde baru


1. Sukarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar pada tahun 1966. Dimana
supersemar adalah surat mandate Presiden Soekarno kepada Soeharto yang pada intinya melakukan
stabilitas NKRI terhadap kekacauan oleh PKI dan merekonsilidasi kekuatan demi keutuhan kesatuan dan
persatuan serta yang lebih penting adalah menjaga bung Karno tetap aman dan hidup. Setelah ORLA
runtuh, pemerintah baru terbentuk yang diberi nama Orde baru (ORBA). Tekad ORBA ialah
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

2. Soeharto berhasil menciptakan stabilitas Negara, maka ia pun mendapatkan tongkat estafet
kekuasaan dan akhirnya Soekarno diturunkan oleh MPRS pada tahun 1967 dengan kemudian
menjadikan Soeharta menjadi pengganti. Pemerintah Soeharto berusaha untuk melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam hidup berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.

3. . Diera soeharto menggunakan konsep Negara Integralistik Soepomo yang menginginkan tidak adanya
jarak antara Negara dan warga negaradengan penguasa sebagai pemangku keputusan dan kebijakan
tertinggi.

4. Untuk meredakan konflik ideologis ORBA membangun konsep baru tentang demokrasi yang diberi
nama “Demokrasi Pancasila” yang sebenarnya bersifat otoriter dengan angkatan bersenjata menjadi
intinya. Orde baru bersifat anti komunis, anti-Islamis dan mempunyai komitemen terhdap
pembangunan

5. Pada mas ORBA ini selain kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislative dan yudikatif juga dibawah
Presiden. Pembangunan segala bidang dengan prioritas pertumbuhan ekonomi telah menghasilkan
ketidakmerataan pendapatan. Segelintir orang iIndonesia mebuagasai dua pertiga GNP Indonesia
sehingga jurang antara sikaya dan si miskin makin dalam. Sementara di pihalk lain, pemerintah dan
penguasa menjalin kerjasaa yang menguntungkan pribadi dan keluarga pejabat. Korupsi dan kolusi dan
nepotisme seakan menjadi budaya yang wajar-wajar aja. Pancasila dan UUD 1945 yang dilakukan
Soeharto merupakan rekonstruksi dan dimana ia melakukan itu untuk mengamankan kekuasaannya.
Pemberdayaan ini dapat dengan mudah memang dilakukan karena keanggotaan MPR sendiri sebagian
besar diangkat oleh Presiden dan dalam kenyataannya menjadi kelemahan UUD 1945 pada waktu itu
Sampai pada terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 telah mebawa krisis-krisis lain yang akhirnya
membawa pada krisis kepercayaan dan krisis politik. Rakyat dengan dipelopori oleh mahasiswa
menghendaki agar Soeharto turun dan gaung reformasi mulai bergema dimana-mana menginginkan
adanya perbaikan kehidupan kenagaran di Indonesia. Setelah terjadinya demonstasi dimana-mana,
ultimatum MPR, Soeharto dinyatakan berhenti menjadi Presiden pada hari kamis 21 Mei 1998

4. Masa Orde Reformasi


1. Setelah Soeharto turun, Bj. Habibie naik menjadi presiden, Prakasa awalnya adalah
menjadwalkan reformasi politik. Setelah berunding bersama pimpinan MPR dan DPR saat itu
hasilnya adalah sidang Istimewa MPR pada Desember 1998. Sidang itu antara lain menghasilkan
keputusan memberikan mandate kepada Presiden untuk menyelenggarakan Pemilu baru pada
tahun 1999. Partai-partai baru bermunculan dimana untuk memperebutkan kursi DPR dalam
pemilu 1999 tersebut yang diikuti oleh 48 partai. Dan banyak kalangan mengatakan dan
termasuk pengamat Luar Negari bahwa Pemilu 1999 adalah pemilu paling demokratis bila
dibandingkan pemilu-pemilu di zaman Orde Baru.
2. . Sidang MPR pasca pemilu 1999 memilih presiden KH. Abdurahman Wahid dan wakil
presiden Megawati Soekarnoputri. Tetapi, terkait dengan pelaksanaan UUD 1945, ada hal yang
sangat penting dalam sidang MPR 1999 tersebut. Terdapat kesepakatan politik yang dibuat oleh
seluruh anggota MPR untuk mengamandeman secara bertahap pasal-pasal didalam UUD 1945
agar lebih lengkap, lebih jelas (tidak multi-interpretable) dan sesuai dengan dinamika masyarakat
serta perkembangan zaman. Sedangkan pembukaan UUD 1945 dan konsep Negara kesatuan
sebagaimana termaktub didalam pasal 1 ayat 1 tidak akan diubah.
3. UUD 1945 hasil amandeman juga menghilangkan penjelasan dari UUD tersebut yang
merupakan hasil kesepakatan MPR ketika melakukan amandeman pada tahun 1998-2002. Pada
era orde baru melakukan perubahan terhadap UUD 1945 merupakan hal yang tabu, akan tetapi
sebaliknya Orde reformasi memandang sangat perlu perubahan UUD 1945 dalam bentuk
amandeman untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai