2. Diberlakukannya UUD KRIS maka Indonesia menjadi Negara federal. Tetapi semangat dan kesetiaan
pada Negara kesatuan RI mengakibatkan Negara negara bagian satu persatu meleburkan diri dalam
Negara RI kembali. Maka pada tanggal 17 Agustus 1950 negara KRIS sudah sepenuhnya menjadi Negara
RI dengan Undang-undang Dasar Sementara yaitu UUDS 1950 (merupakan modifikasi UUD KRIS) dan
sistem pemerintahan masih tetap bersifat parlementer.
3. Badan konstituante mulai bekerja menyusun UUD, tetapi gagal mencapai kata sepakat untuk
membuat UUD yang baru. Maka keluarlah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya : 1. Menetapkan
pembubaran Konstituante 2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali mulai saat tanggal dekrit dan
menyatakan tidak berlakunya UUDS 1950 3. Pembentukan MPRS Sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
Negara Indonesia berdasarkan UUD 1945.
4. Pada masa UUDS ini tidak beda jauh dengan masa awal kemerdekaan yang mana kekuatan-kekuatn
politik melalui partai politik dan organisasi-organisasi masyarakat lainnya menggeliat. Praktik demokrasi
liberal menjadi kiblat pelaksaaan demokrasi waktu itu. Akan tetapi, sekaligus memiliki hasil yang baik
yaitu terbentuknya konstituante yang bertugas untuk membuat UUD yang baru badan ini merupakan
badan yang dibentuk sebagai pembuat UUD Negara Indonesia atas hasil pemilu 1955. Sebagai hasil dari
Pemilu 1955, maka ada empat partai besar yang berpengaruh, yaitu PNI, PKI, Masyumi dan NU.
5. . Pada masa ini juga diperkenalkan demokrasi Terpimpin sehingga menuju pada kepemimpinan yang
ootriter. Masa ORLA berakhir dengan adanya pemberontakan G-30S PKI rakyat menuntut perbaikan-
perbaikan dalam penyelengaraan Negara. Lahirlah TRITURA (tiga tuntutan Rakyat) yaitu bubarkan PKI,
bersihkan cabinet dari Unsur PKI dan turunkan harga-harga. Dalam keadaan kacau itu Presiden Soekarno
mengeluarkan Surat Perintah Kepada Letjen Soeharto dan dengan dasar Surat Perintah itu Letjen
Soeharto mengeluarkan surat Keputusan Presiden NO.1/3/1966 tanggal 12 Maret 1966 yang
ditandatanagninya. Isi Kepres ini ialah pembubaran PKI di seluruh wilayah Indonesia yang berlaku sejak
tanggal dikeluarkannya surat tersebut.
2. Soeharto berhasil menciptakan stabilitas Negara, maka ia pun mendapatkan tongkat estafet
kekuasaan dan akhirnya Soekarno diturunkan oleh MPRS pada tahun 1967 dengan kemudian
menjadikan Soeharta menjadi pengganti. Pemerintah Soeharto berusaha untuk melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam hidup berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
3. . Diera soeharto menggunakan konsep Negara Integralistik Soepomo yang menginginkan tidak adanya
jarak antara Negara dan warga negaradengan penguasa sebagai pemangku keputusan dan kebijakan
tertinggi.
4. Untuk meredakan konflik ideologis ORBA membangun konsep baru tentang demokrasi yang diberi
nama “Demokrasi Pancasila” yang sebenarnya bersifat otoriter dengan angkatan bersenjata menjadi
intinya. Orde baru bersifat anti komunis, anti-Islamis dan mempunyai komitemen terhdap
pembangunan
5. Pada mas ORBA ini selain kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislative dan yudikatif juga dibawah
Presiden. Pembangunan segala bidang dengan prioritas pertumbuhan ekonomi telah menghasilkan
ketidakmerataan pendapatan. Segelintir orang iIndonesia mebuagasai dua pertiga GNP Indonesia
sehingga jurang antara sikaya dan si miskin makin dalam. Sementara di pihalk lain, pemerintah dan
penguasa menjalin kerjasaa yang menguntungkan pribadi dan keluarga pejabat. Korupsi dan kolusi dan
nepotisme seakan menjadi budaya yang wajar-wajar aja. Pancasila dan UUD 1945 yang dilakukan
Soeharto merupakan rekonstruksi dan dimana ia melakukan itu untuk mengamankan kekuasaannya.
Pemberdayaan ini dapat dengan mudah memang dilakukan karena keanggotaan MPR sendiri sebagian
besar diangkat oleh Presiden dan dalam kenyataannya menjadi kelemahan UUD 1945 pada waktu itu
Sampai pada terjadinya krisis moneter pada tahun 1997 telah mebawa krisis-krisis lain yang akhirnya
membawa pada krisis kepercayaan dan krisis politik. Rakyat dengan dipelopori oleh mahasiswa
menghendaki agar Soeharto turun dan gaung reformasi mulai bergema dimana-mana menginginkan
adanya perbaikan kehidupan kenagaran di Indonesia. Setelah terjadinya demonstasi dimana-mana,
ultimatum MPR, Soeharto dinyatakan berhenti menjadi Presiden pada hari kamis 21 Mei 1998