Anda di halaman 1dari 13

Sejarah dan

Perkembanga
n Konstitusi di
Indonesia
Sejarah Konstitusi
Perjalanan konstitusi di Indonesia dimulai sejak satu hari setelah Ir. Soekarno mendeklarasikan
Proklamsi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17Agustus 1945. Pada tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengesahkan revolusi grondwet atau naskah yang kemudian dinamakan
UUD 1945.

Dalam sejarah perkembangan Ketatanegaraan Indonesia, ada 4 macam UUD dalam 4 periode
pergantian konstitusi dari awal mula Indonesia merdeka hingga sekarang. Keempat periode
meliputi periode pertama berlaku UUD 1945, periode kedua berlaku Konstitusi RIS1949,
periode ketiga berlaku Undang-Undang Sementara (UUDS) 1950, dan periode terakhir berlaku
kembali UUD 1945 beserta penjelasannya.

Sejarah Lahirnya UUD 1945.


Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada
tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa sidang
pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan
gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila.
Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9
orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi
pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945
yang disahkan pada tanggal 18Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).

Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang
bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada
masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan ini
tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatra ada
BPUPKI untuk Sumatra. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18Agustus 1945,
PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena
Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan bahwa
kekuasaan legislatif diserahkan kepada KNIP, karena MPR dan DPRbelum terbentuk. Tanggal
14 November 1945, dibentuk Kabinet Semi-Presidensial ("Semi-Parlementer") yang pertama,
sehingga peristiwa ini merupakan perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia
terhadap UUD 1945.

Penangguhan (1949-1959)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Bentuk pemerintahan dan
bentuk negaranya federasi yaitu negara yang di dalamnya terdiri dari negara-negara bagian
yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan
dalam negerinya. Ini merupakan perubahan dari UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa
Indonesia adalah Negara Kesatuan.

Pada periode UUDS 1950 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering disebut
Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti, akibatnya pembangunan
tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau
golongannya.
Pada periode UUDS 1950 ini diberlakukan sistem
Demokrasi Parlementer yang sering disebut Demokrasi
Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih
berganti, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar,
masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan
partai atau golongannya.

Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem


Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama
hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa
UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak
cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan
UUD 1945. Beberapa aturan pokok itu mengatur bentuk
negara, bentuk pemerintahan, pembagian kekuasaan,
dan sistem pemerintahan Indonesia.
Perkembangan Konstitusi
Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan
konstitusi atau penyesuaian itu memang sudah dilihat oleh
para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan merumuskan
dan melalui pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-
Undang Dasar.

Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap


dan menjadi salah satu agenda sidang Tahunan MPR dari
tahun 1999 hingga perubahan ke empat pada sidang
tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan
dibentuknya komisi konstitusi yang bertugas melakukan
pengkajian secara komperhensif tentang perubahan UUD
1945 berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2002tentang
pembentukan komisi Konstitusi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat
macam Undang-Undang yang pernah berlaku, yaitu :
1. Periode 18Agustus 1945 – 27 Desember 1949
(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)
Pada masa periode pertama kali terbentuknya Negara Republik
Indonesia, konstitusi atau UndangUndang Dasar yang pertama kali
berlaku adalah UUD 1945 hasil rancangan BPUPKI, kemudian
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18Agustus 1945.

Menurut UUD 1945 kedaulatan berada ditangan rakyat dan


dilaksanakan oleh MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara.
Berdasarkan UUD 1945, MPR terdiri dari DPR, Utusan Daerah dan
Utusan Golongan. dalam menjalankan kedaulatan rakyat
mempunyai tugas dan wewenang menetapkan UUD, GBHN,
memilih dan mengangkat Presiden dan wakil Presiden serta
mengubah UUD. Selain MPR terdapat lembaga tinggi negara
lainnya dibawah MPR, yaitu Presiden yang menjalankan
pemerintahan, DPRyang membuat Undang-Undang, Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) dan Mahkamah Agung (MA).
Dalam menjalankan tugasnya presiden dibantu oleh
Komite Nasional, dengan sistem pemerintahan
presidensial artinya kabinet bertanggung jawab pada
presiden.

Pada masa ini terbukti bahwa konstitusi belum


dijalankan secara murni dan konskwen, sistem
ketatanegaraan berubah-ubah, terutama pada saat
dikeluarkannya maklumat Wakil Presiden No. X tanggal
16 Oktober 1945, yang berisi bahwa Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) sebelum terbentuknya MPR dan
DPRdiserahi tugas legislatif dan menetapkan GBHN
bersama Presiden, KNIP bersama Presiden menetapkan
Undang-Undang, dan dalam menjalankan tugas sehari-
hari dibentuklah badan pekerja yang bertanggung
jawab kepada Komite Nasional Pusat ( Titik Triwulan
Tutik, 2006 : 67).
2. Periode 27 Desember 1949 – 17Agustus 1950
(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda, dengan
menghasilkan tiga buah persetujuan antara lain :
A. Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat;
B. Penyerahan kedaulatan Kepada Republik IndonesiaSerikat;
dan;
C. Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dengan
Kerajaan Belanda ( Titik Triwulan Tutik, 2006: 69).

Pada tahun 1949 berubahlah konstitusi Indonesia yaitu dari UUD


1945 menjadi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat
(UUD RIS), maka berubah pula bentuk Negara Kesatuan menjadi
negara Serikat (federal), yaitu negara yang tersusun dari beberapa
negara yang semula berdiri sendiri-sendiri kemudian mengadakan
ikatan kerja sama secara efektif, atau dengan kata lain negara
serikat adalah negara yang tersusun jamak terdiri dari negara-
negara bagian.
Sistem pemerintahan presidensial berubah menjadi
parlementer, yang bertanggung jawab kebijaksanaan
pemerintah berada di tangan Menteri-Menteri baik
secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri
bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).

Namun demikian pada konstitusi RIS ini juga belum


dilaksanakan secara efektif, karena lembaga-lembaga
negara belum dibentuk sesuai amanat UUD RIS.
3. Periode 17Agustus 1950 – 5 Juli 1959
(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat
1949 merupakan perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa
Indonesia sejak 17Agustus 1945 menghendaki sifat kesatuan, maka
negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama karena
terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia.

Hal ini mengakibatkan wibawa dari pemerintah Republik Indonesia


Serikat menjadi berkurang, akhirnya dicapailah kata sepakat untuk
mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi negara
kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu undang-undang
dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu panitia bersama yang
menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang kemudian
disahkan pada tanggal 12Agustus 1950 oleh badan pekerja komite
nasional pusat dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik
Indonesia Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950 dan berlakulah undang-
undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus 1950.
4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang
(Penetapan berlakunya kembali Undang-UndangDasar
1945)
Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali
Undang-Undang Dasar 1945. Dan perubahan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada
masa 1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara Orde Baru.

Perubahan itu dilakukan karena Majelis


Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama
dianggap kurang mencerminkan pelaksanaan Undang-
Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
Thank you
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai