Anda di halaman 1dari 17

Bismillah

KULIAH I
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Senin, 14 September 2020

BAHAN BACAAN
1. UU No. 5/1986, No. 9/2004, No. 51/2009 ttg PTUN
2. UU No. 30/2014 ttg Administrasi Pemerintahan
3. UU No. 37/2008 ttg Ombudsman
4. UU No. 5/2014 ttg

ASAS-ASAS UMUM HUKUM ACARA


1. Audi et alteram partem
a. Hak yg mendasar dalam kehidupan manusia
2. Equality before the law
3. Freedom of judiciary
a. Legislative membuat peraturan, eksekutif (pemerintah) melaksanakan peraturan, yudikatif
mengawasi apakah pemerintah melaksanakan kewenangannya sesuai dengan peraturan
b. Tanpa diskresi, pemerintah tidak dapat melaksanakan peraturan --> makanya harus ada
peraturan diskresi
i. Tp tidak membuat pemerintah dpt melakukan tindakan sewenang-wenangnya thd
peraturan diskresi
ii. Berkaitan dengan AAUPB
iii. Oleh karena itu, kewenangan diskresi sangat dibatasi
c. diskresi terikat krn pelaksana diskresi harus melaporkan kepada atasan
i. Diatur dalam UU 30/2014
ii. Pasal 53 UU 5/1986 ttg larangan melakukan tindakan pemerintah sewenang2annya
(penyalahgunaan kewenangan) diapus dalam UU 9/2004
4. Accountability
5. Professionalism
6. Transparency
7. Ne bis in idem

ASAS UMUM HUKUM ACARA


1. Sederhana, murah, cepat 5. Praduga tak bersalah
2. Kesatuan beracara 6. Peradilan terbuka untuk umum
3. Peradilan berjenjang 7. Bantuan hukum
4. Musyawarah untuk mufakat
Bismillah

KULIAH II:
ASAS & KARAKTERISTIK HUKUM ACARA PTUN

Asas-Asas Hukum Acara PTUN


1. Point d'interet- point d'action
o Dlm Hkm. Acara Perdata = tidak ada kepentingan, maka tidak ada gugatan
o Jgn mencoba2 menggugat kalau tidak ada kepentingan
o Hkm Acara PTUN basicnya adalah Hukum Administrasi Negara --> HAN itu sumbernya dari
hukum Perancis, yang mana dibawa oleh Belanda pd masa kolonialisme ke Indonesia -->
oleh karena itu, HAPTUN basicnya mengacu pada hukum dari Perancis
o Puang de tre, Puang de aksyon
2. Dominus litis
o Litis: Perkara; Dominus: Dominan
o Hakim sangat dominan perannya dalam sengketa PTUN
o Cth: Tidak ada pemeriksaan secara langsung, hakim memanggil para pihak
• Hakim dapat memaksa pihak tergugat untuk melakukan pembuktian (beban diberikan
kepada Tgg untuk membawa alat bukti berupa SK)
3. Erga Omnes
o Putusan hakim PTUN tidak hanya diberikan kepada para pihak yg bersengketa, tetapi juga
dapat diberikan kepada para pihak-pihak yang bersangkutan dengan SK tersebut
• Karena PTUN sifatnya berada di dalam ranah hukum publik, maka putusan hakim
PTUN perlu diberitahukan ke pihak2 lain sehingga tidak tertutup oleh para pihak yg
bersengketa saja
4. Presumptio Justae Causa
o Berasal dari hukum Acara Pidana, sama maknanya dengan Presumption of Innocent
• Seseorang tidak boleh dikatakan pencuri, sebelum ditetapkan dalam putusan oleh
Hakim kalau dia melakukan pelanggaran dalam Pasal 362 KUHP
o Tujuan: Mencegah orang untuk melakukan main hakim sendiri
o Penerapan asas Presumptio Justae Causa dalam HAPTUN
• Objek HAPTUN adalah Surat Ketetapan. Walaupun diajukan gugatan dan belum terbit
putusan PTUN menyatakan SK tersebut batal/tidak sah, SK tersebut tetap dianggap
benar atau sah
• Tujuan: Melindungi pemerintah dalam menggerakan roda kepemerintahan, supaya dia
punya landasan hukum dalam melaksanakan tugasnya

Karakteristik Hukum Acara PTUN


• Tenggang Waktu 90 hari untuk menggugat
o Cara menghitung TW: Dihitung dari seluruh hari yang mana termasuk juga hari libur. kecuali
pada hari-Hnya, hari tersebut adalah hari libur --> sehingga dimajukan ke hari berikutnya yg
bukan hari libur
• Kedudukan Penggugat tidak sama dengan Tergugat
o Tergugat: Badan TUN yg memiliki kekuasaan, sarana dan prasarana
o Penggugat: Pribadi kodrati atau Badan Hukum Perdata
• Penelitian Administrasi, dismissal procedure, pemeriksaan persiapan
o Penelitian Administrasi: Pasal 63 5/1986 ttg Pemeriksaan Persiapan oleh Hakim
o Saksi: Hakim mewajibkan tergugat langsung datang dlm pemeriksaan dalam Pengadilan
• Adanya penerapan asas Dominus Litis terhadap Hakim
o Dismissal procedure: intinya kl ga penting2 bgt gausah menggugat, karena akan
mendapatkan dismissal procedure (ada kekurang2an yg harus dipenuhi)
• Pembuktian bebas tapi terbatas
• Acara Cepat
• Pengujian Hakim bersifat ex-tunc
o Ex-tunc: Suatu peraturan tidak dapat berlaku surut
o Contoh: Tanggal 1 September 2020 beliau dipecat. Peraturan terbit tgl 2 September 2020,
90 hari kemudian gugatan masuk. Hari ke-100 Pembuktian,
o Oleh karena itu, Hakim dalam memutuskan perkara TUN dilarang menggunakan peraturan
yg terbit setelah terjadinya kasus
• Peran Pengadilan Tinggi
o Banding, Tingkat 1, Bersifat final
o Perkara ASN: PT bisa menjadi Pengadilan tingkat pertama berdasarkan Pasal 58 UU 5/1986
(tentang Upaya Administratif)
o Upaya Adm: Pengadilan semu yg berada dalam Pemerintahan itu sendiri
• Putusan hakim tidak boleh ultra petita, tapi dimungkinkan re-formatio in peius sepanjang diatur
dalam peraturan perundang-undangan
o Ultra petita: melampaui gugatan penggugat
o re-formatio in peius: Membawa penggugat ke dalam situasi yg lebih buruk
• Syarat: Sepanjang diatur di dalam peraturan perundang-undang
• Sebenarnya asas ini bertentangan dengan karakteristik HAPTUN di mana kedudukan
Penggugat tidak seimbang dengan Tergugat
Bismillah

KULIAH III:
PERBANDINGAN ANTARA HAPTUN & HUKUM ACARA PERDATA

Tahap-Tahap dalam HAPER


1. Tahap Administrasi
2. Tahap Yudisial
a. Masing2 pihak msh ada tahap "dirasa" dan "merasa", lalu melakukan pembuktian di tahap
yudisial
b. Mengajukan Pengadilan Negeri yang mana wilayah hukumnya sesuai dengan ketentuan
kompetensi relatif 118 HIR

Jenis Perkara dalam Peradilan Agama


Menurut UU 3 Tahun 2006 tentang Pengadilan Agama --> Perkara agama: perkawinan, Waris, Wasiat,
Hibah, Wakaf, Zakat, Infak, Shadaqah, Ekonomi Syariah

Regeling, Beschikking, dan Vonnis


• Regeling: Peraturan
o Sifatnya umum, abstrak, dan final
o digunakan untuk menyebut hasil kegiatan pengaturan yang menghasilkan peraturan
• Beschikking: Keputusan
o digunakan untuk menyebut hasil kegiatan penetapan atau pengambilan keputusan
administratif
• Vonnis: tetapan, digunakan untuk menyebut penghakiman atau pengadilan yang menghasilkan
putusan

PTUN memberikan perlindungan hak-hak masyarkat yang hidup dalam lingkungan masyarakat tsb
• Cth kasus: Lahan perumahan digunakan untuk pemakaman korban Covid-19
o Liat ke peraturan tata kota, apakah ada pemakaman di kompleks perumahan?
o Tidak ada, maka harus cari dulu tata guna tanah itu seperti apa --> cek PerUU dan ketentuan
Pemerintah yg mengatur peruntukan tanah
o Sbg WN, kita bisa mengajukan gugatan ke PTUN bkn hanya berdasarkan hak individual,
namun juga berdasarkan hak-hak masyarakat bersama

Persamaan HAPTUN & HAPER


1. Adanya Inisiatif Penggugat 5. Adanya Pemeriksaan Prodeo
2. Memiliki Dua macam kewenangan 6. Pengajuan Gugatan
3. Adanya Perdamaian 7. Isi Gugatan
4. Adanya Jurusita
8. Adanya Pendaftaran Perkara ke 13. Adanya 2 Macam Upaya Hukum (Upaya
Pengadilan yang berwenang Hk Biasa & Luar Biasa)
9. Adanya Penetapan Hari Sidang 14. Adanya pemberian Kuasa
10. Adanya Pemanggilan para pihak 15. Adanya Pemeriksaan Perkara
11. Terdapat dua macam jawaban Tergugat 16. Adanya Intervensi
12. Adanya 2 macam putusan 17. Adanya Pembuktian terhadap Alat Bukti
18. Adanya Eksekusi Putusan Pengadilan

Perbedaan HAPTUN & HAPER

Indikator Hukum Acara Perdata Hukum Acara Peradilan TUN


Perbedaan

Objek • Sengketa Kepemilikan • Beschikking


Gugatan • PMH • (Kepuusan dapat berbentuk
• Kalau tidak ada hak yg dirugikan, Elekronik)
tidak bisa pakai 1365 KUHPer • Pasal 38 UU No. 30 Tahun 2014
(Wanprestasi), melainkan PMH • Menetapkan tindakan/perbuatan
• Wanprestasi konkret

Tuntutan • Pengambilan ke keadaan semula • Pernyataan batal/tidak sah suatu


• Pelaksanaan atau pembatalan keputusan
perjanjian • Segala KTUN dianggap selalu
• Ganti rugi benar selama tidak ada putusan
yg menetapkan KTUN tidak
berlaku lagi
• Ganti kerugian Materi (Pasal 71 (3)
UU PTUN)

Subjek Orang Pribadi atau BH Perdata vs. Orang Pribadi/BH Perdata vs. Badan atau
Perkara Orang Pribadi/BH Perdata Penjabat TUN

Tenggang Tidak ada tenggang waktu • 90 hari sejak keputusan diterima


Waktu (diumumkan
• 4 Bulan sejak diterimanya
permohonan (fiktif negarif)
• 10 hari sejak diterimanya
permohonan (fiktif positif)

Tahap 1. Tahap Administratif 1. Penelitian Administratif


Berperkara 2. Tahap Yudisial 2. Dismissal Procedure
3. Pemeriksaan Persiapan
4. Pemeriksaan Sengketa

Putusan Tergugat tidak datang dan tidak • Pasal 72 UU PTUN merujuk pada
Verstek mengirimkan wakilnya yang sah (Pasal Pasal 73 UU PTUN
125 HIR) • 2 kali dipanggil berturut-turut
dengan layak dan patut, ke 2x
sidang seolah-olah para pihak hadir

Rekonvensi Dapat dilakukan Rekonvensi, karena Tidak dapat dilakukan Rekonvensi,


objek dan subjek perkara dapat karena objek dan subjek perkara tetap
berubah (tidak dapat berubah)

Peran Sebagai Pengadilan Banding (Tingkat • Sebagai Pengadilan Banding


Pengadilan Kedua) (Tingkat kedua)
Tinggi • Sebagai Pengadilan tingkat
pertama untuk kasus yang termasuk
dalam ketentuan dalam Pasal 48
UUPTUN
• Sebagai Pengadilan Terakhir untuk
ketentuan dalam Pasal 21 Ayat (6)
UU No. 30 Tahun 2014

Pasal 21 UU PTUN
1. Pengadilan berwenang menerima, memeriksa, dan memutuskan ada atau tidak adanya unsur
Penyalahgunaan Wewenang yang dilakukan oleh Penjabat Pemerintahan
2. Badan dan/atau Penjabat Pemerintahan dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan
untuk menilai ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan Wewenang dalam Keputusan dan/atau
Tindakan
3. Pengadilan wajib memutus permohonan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) paling lama 21
(dua puluh satu) hari kerja sejak permohonan diajukan
4. Terhadap putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diajukan banding ke
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
5. Pengadilan Tinggi TUN wajib memutus permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sehaj permohonan banding diajukan
6. Putusan Pengadilan Tinggi TUN sebagaimana dimaksud pada ayat (5) bersifat final dan mengikat
--> Penjelasan Pasal 21: Cukup Jelas
Bismillah

BAGIAN IV:
KEPUTUSAN ADMINISTRASI

Sanksi Administratif
1. Paksaan Pemerintah
a. Contohnya: Dalam izin Lingkungan Hidup. Misalnya ada seseorang memiliki sebidang tanah
yg luas dan ternyata mengandung bahan kimia yg bisa dijual belikan. Kemudian org
tersebut menjual tanah, namun akibatnya tanah tsb menimbulkan lobang sumber karbit yg
mengganggu tetangga. Sehingga tetangga melapor. Pemerintah kemudian memaksa orang
tersebut untuk menutup galian tersebut atau membeli bidang tanah tetangga
b. Contoh: dalam Loket Listrik, biaya listrik harus dibayar pada akhir bulan. Jika belum dibayar
juga tunggakannya, pemerintah dapat melakukan pemaksaan berupa denda atau
pemutusan listrik.
2. Penarikan KTUN yang menguntungkan
3. Pengenaan denda administratif
a. Contoh: Denda administratif ketika tidak membayar pajak. Namun dalam perspektif HAN,
apabila denda adm telah dibayar maka kedudukan orang tsb kembali ke normal (beda sama
perspektif pidana yg wlpn bayar denda, kedudukannya tetap sbg orang yg kena pidana,
tidak dipulihkan)
4. Pengenaan Uang Paksa

Jenis-Jenis Pembatalan
• Batal: Pembatalan bersifat ex-tunc
• Batal demi hukum
o Akibat suatu perbuatan untuk sebagian/seluruhnya bagi hukum dianggap tidak ada
o Tanpa diperlukan putusan hakim atau badan pemerintahan lain yang berkompeten
o Pembatalan bersifat ex-tunc
• Dalam konsep pidana, ex tunc itu berlaku surut (t = terdahulu) --> akibat2 hukum
terdahulu bersifat bersih
• Contoh: iSK terbit 1 April 2020, trs hakim nyatain tidak sah (dibatalin) pada 1 Agt, maka
SK tsb berlaku surut. Maka SK mulai gaberlaku sejak 1 April 2020
• Contoh SK berlaku surut: APBN
• Dapat dibatalkan
o Pembatalan karena ada suatu kekurangan
o Bagi hukum perbuatan yg dilakukan dan akibatnya dianggap sah sampai waktu pembatalan
oleh hakim terhadap SK Pemerintah/Badan Hukum yg berwenang
o Bersifat ex-nunc
• Contoh: SK terbit 1 April 2020, trs hakim nyatain tidak sah (dibatalin) pada tanggal 1
Agustus 2020, maka SK tsb mulai gaberlaku sejak 2 Agustus 2020
• Cth: UU No. 5 Tahun 86, tapi berlaku efektif pada tahun 1991 sejak ada Pengadilan
Tata Usaha Negara --> selama tahun 86-91, hakim2 sedang dididik tentang TUN, jadi
blm aktif

Pasal 52 UU No. 30/2014


1. Syarat sah Keputusan meliputi:
a. Ditetapkan oleh penjabat yg berwenang
b. Dibuat sesuai prosedur
c. Substansi sesuai dengan objek Keputusan
2. Sahnya Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada ketentuan peraturan
perundang-undangan dan AUPB.

Pasal 56 UU No. 30/2014


1. Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1)
huruf a merupakan keputusan yang tidak sah.
2. Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1)
huruf b dan huruf c merupakan Keputusan yang batal atau dapat dibatalkan.

TINDAKAN PEMERINTAH DALAM HUKUM PUBLIK & HUKUM PRIVAT

Apakah Pemerintah selaku pemegang kewenangan dalam ranah Hukum Publik dapat masuk ke
dalam ranah Hukum Privat?
• Hk Perdata: Hukum yg mengatur hubungan antara Pribadi Kodrati/BH perdata dengan Pribadi
Kodrati/BH Perdata.
• Apakah BUMN merupakan BH Perdata? --> BUMN adalah BH Publik
o Pemerintah punya kewenangan dalam sistem Hukum Publik, sehingga kedudukannya itu
gabisa disamain dengan BH Perdata

Perbandingan TAN Hukum Publik dan TAN Hukum Perdata

Indikator Hukum Publik Hukum Perdata


Perbandingan

Instrumen TAN Untuk menjalankan kekuasan publik, Untuk melakukan perbuatan


dijelmakan dalam kualitas penjabatan Hukum Keperdataan, dijelmakan
TUN dalam Kualitas Badan Hukum
Tata Usaha • Sepihak (perbuatan faktual, Menurut Ketentuan2 Hukum
Negara pengatran, norma konkrit, perUU Perdata
semu, KTUN)
• Dua pihak

Macam2 TAN Pengaturan (Regerings besluit) Perjanjian Perdata Biasa


• Contohnya adalah UU • Harta kekayaan negara
• Abstrak, umum, terus menerus dipertanggungkan Lembaga
Hk Publik yg menguasai harta
Norma jabaran (concrete norm tsb menjadi Organisasi negara
geving) & mempunyai kemandirian
• Contoh: Perencanaan Kementerian • Oki berkedudukan sebagai BH
PUPN dalam melakukan Perdata
perpanjangan Jalan Tol • Perjanjian selalu didahului oleh
• Konkrit, pelaksanaan praktis KTUN
menurut waktu dan tempat pada • Paling sering digunakan.
ketentuan umum • Contoh: Jual beli alat-alat
kantor, sewa menyewa,
Legislasi Semu (psedo-wetgeving, pemborongan pekerjaan
spiegel regelingen, beleidsregels)
• Contoh: Peraturan Presiden, Perjanjian mengenai
Peraturan Menteri, Peraturan Wewenang Pemerintah
Gubernur, dll. • Perjanjian antara pemerintah
• Kebijakan untuk menjalankan dengan WN mengenai cara
ketentuan UU dan dipublikasikan pemerintah menggunakan
secara luas wewenangnya
• Disebut perjanjian menurut
Penetapan (beschikking, Hukum Publik, Pemerintah
administrative discretion) tidak dapat selamanya terikat
• Penetapan termasuk diskresi yg pada perjanjian tsb
mana harus berpatokan pada asas • Pemerintah boleh
legalitas & asas AUPB menyimpangi kalau terjadi
• Contoh: Surat Keputusan perubahan dalam masyarakat
• Bersifat konkrit, kasuistis, individual yang belum tergambarkan saat
(hanya berlaku untuk orang tertentu perjanjian dibuat
tapi bs diorangkan) --> Cth: SK
Gubernur terhadap perluasan Perjanjian mengenai Kebijakan
sungai, yang memuat nama orang2 yang akan dilaksanakan
yg harus dibebaskan tanahnya • Objek perjanjian adalah
mengenai hak kebendaan
(harta kekayaan) pemerintah
yang dimaksudkan sebagai
sarana untuk mencapai tujuan
kebijakan yang ditempuhnya
• Kelompok perjanjian yang
penting adalah mengenai
transaksi harta tidak bergerak

Perjanjian Kontrak Standar


• Pada umumnya, perjanjian
adalah kontrak standar yg
sudah ditentukan
syarat/kondisi secara sepihak
oleh salah satu pihak
• Ada kewenangan untuk
membuat perjanjian dengan
pihak ke-3. Rinciannya
bergantung pada stelsel
perjanjian antara penjual &
pembeli

Perjanjian jual beli barang dan


jasa
• Tata cara distribusi tidak diatur
rinci dalam peraturan pokok,
yang diatur hanya hubungan
hukum sebagai penjual,
pembeli barang/jasa
• Distribusi listrik, air minum, gas,
telepon

Pemerintah biasanya
kerjasama/subcon sama
lembaga2 diluar pemerintah
Keuntungan dan Kerugian Pemanfaatan TAN Privat

Keuntungan Kerugian

• Ketegangan yg disebabkan oleh tindakan • Penggunaannya oleh Pemerintah tidak


sepihak pemerintah dapat dikurangi selalu pasti dimungkinkan, yaitu dalam hal
• Hampir selalu dapat memberikan untuk mencapai tujuan Pemerintah yg
jaminan kebendaan tersedia bentuknya menurut hkm publik
• Saat jalur hukum publik mengalami • Pengaturan pembagian wewenang intern
kebuntuan, jalur perdata dapat memberi jajaran pemerintah kadang menjadi kacau
jalan keluar o Karena dlm kalangan pemerintah lebih
o Pemanfaatan TAN Publik dan TAN bergantung kepada kepentingan
Privat itu pada prinsipnya selalu personal
sejalan & saling melengkapi • Efektivitas pengawasan preventif dan
• Lembaga keperdataan selalu dapat represif, maupun jalur banding
diterapkan untuks egala keperluan administratif kadang tidak dapat
karena sidatnya fleksibel ditempuh
• Para pihak bebas menentukan perjanjian • Pemerintah dgn kedudukannya yg khusus
(berfungsi untuk menjaga dan
memelihara kepentingan umum),
menuntut kedudukan yg khusus pula
dalam hubungan hk perdata, yg dapat
mengakibatkan pemutusan sepihak
perjanjian yg telah diadakan dengan
warga sipil
• Mudah menjurus pada detournement de
procedure, yaitu dengan menempuh jalur
perdata lalu menyimpang dari jaminan
prosessual atau jaminan lain yg dapat
diberikan hukum publik
o Contoh: Rumah dinas itu banyak yg
dijadiin Rumah Pribadi. Padahal rumah
dinas itu digunakan untuk Pemerintah
yang sedang menjabat
Bismillah

BAGIAN V:
UPAYA ADMINISTRATIF

Penilaian
• Oleh instansi pemutus perselisihan dilakukan penilaian yang lengkap terhadap Keputusan Tata
Usaha. Negara yang disengketakan
o Segi penerapan hukum (legalitas)
o Segi kebijaksanaan (oportunitas)

Penyelesaian
• Keberatan
o Apabila menurut peraturan dasarnya seseorang yang terkena suatu KTUN yang tidak dapat
ia setujui mengajukan keberatan kepada instansi yang mengeluarkan keputusan tsb
• Banding Administratif
o Dimohonkan kepada instansi atasan langsung atau instansi lain dari yang mengeluarkan
keputusan.
o Tidak selalu keberatan membuka kemungkinan terhadap banding administratif

UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan


• Warga masyarakat dapat mengajukan upaya administratif (keberatan dan banding) tanpa
dibebani biaya (Pasal 75)
• Penyelesaian upaya administratif berkaitan dengan batal atau tidak sahnya keputusan dengan
atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan tuntutan administratif

Pasal 75 UU 30/2014
• Warga Masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan dapat mengajukan
Upaya Administratif kepada Penjabat Pemerintahan atau Atasan Penjabat yang menetapkan
dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan
• Upaya Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
o Keberatan; dan
o Banding

Keberatan
• Diajukan secara tertulis, paling lama 21 hari kerja sejak diumumkan Keputusan Tata Usaha Negara
• Diselesaikan paling lama 10 hari kerja, bila tidak maka keberatan dianggap dikabulkan dan wajib
dibuatkan penetapannya paling lama 5 hari kerja
• Pasal 77 UU 30/2014
o Keputusan dapat diajukan keberatan dalam jangka waktu paling lama 21 (dua puluh satu)
hari kerja sejak diumumkannya Keputusan tersebut oleh Badan dan/atau Penjabat
Pemerintahan.
o Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada Badan
dan/atau Penjabat Pemerintahan yang menetapkan Keputusan.
o Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, Badan dan/atau
Penjabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai dengan permohonan
keberatan.
o Badan dan/atau penjabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja.
o Dalam hal Badan dan/atau Penjabat Pemerintahan tidak menyelesaikan keberatan dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), keberatan dianggap dikabulkan.
o Keberatan yang dianggap dikabulkan ditindaklanjuti dengan penetapan Keputusan sesuai
dengan permohonan keberatan oleh Badan dan/atau Penjabat Pemerintahan.

Banding Administratif
• Diatur dalam Pasal 78 UU 30/2014
o Keputusan dapat diajukan banding dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
keputusan upaya keberatan diterima
o Banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada Atasan
Penjabat yang menetapkan Keputusan
o Dalam hal banding sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikabulkan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan
sesuai dengan permohonan banding.
o Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan banding paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja.
o Dalam hal Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak menyelesaikan banding dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), keberatan dianggap dikabulkan.
o Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai dengan
permohonan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah berakhirnya tenggang waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Perbedaan Upaya Administrasi menurut UU PTUN & UU AP (Based on Catatan Praptun-3)

Upaya Administrasi menurut UU PTUN Upaya Administrasi menurut UU AP

Jika suatu penyelesaian mengharuskan Warga masyarakat yang dirugikan terhadap


dilakukannya upaya administratif, maka seluruh keputusan dan/atau tindakan dapat mengajukan
upaya administratif tsb harus ditempuh terlebih upaya administratif kepada Penjabat Pemerintahan
dahulu atau atasan penjabat yang menetapkan dan/atau
melakukan keputusan dan/atau tindakan
Pengadilan baru berwenang memeriksa, Konsekuensi dari adanya kata "dapat", ada
memutus, dan menyelesaikan sengketa jika perbedaan pendapat yaitu
seluruh upaya Administrasi yg bersangkutan • sebagian kalangan berpendapat Pengadilan
telah digunakan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan sengketa yang diajukan tanpa
melalui upaya Administrasi
• Sebagian lagi berpendapat, jika akan
mengajukan gugatan tetap harus menempuh
upaya administrasi terlebih dahulu
sebagaimana diatur dalam Pasal 129 UU ASN.
Dan saat ini para hakim PTUN cenderung
pada pendapat kedua ini

Sarana Perlindungan Hukum


• Lembaga upaya administratif memungkinkan pemulihan keserasian hubungan antar pemerintah
dengan rakyat sehingga tercipta kembali kerukunan
• Bila hal ini tercapai, maka dengan demikian upaya administratif akan dirasakan sebagai suatu
kebutuhan penyelesaian sengketa karena mampu berfungsi sebagai sarana perlindungan hukum
seperti halnya yg dilakukan oleh peradilan administrasi.

Contoh Badan Tata Usaha Negara


• Kepegawaian
• Instansi yang mengurus perizinan

Upaya Administratif di Negara-negara lain


• Perancis
o Jika seseorang merasa tidak senang pada suatu keputusan yang bertentangan dengan
kelayakan, maka ia dapat mengajukan permohonan/keluhan/tuntutan yang diajukan
kepada penjabat administrasi. Hal tersebut disebut sebagai recours administratif
o Bentuknya adalah recours gracieux yang diajukan kep
o ada pembuat keputusan
Jepang
o Prosedur pertimbangan Kembali
o Prosedur banding administratif
Bismillah

BAGIAN VI:
REVIEW UU PTUN - UU ADMINISTRASI PEMERINTAH

Pertimbangan Fiktif Positif dan Fiktif Negatif


• Lihat Putusan PK No. 175 PK/TUN/2016 dan Putusan No. 188 PK/TUN/2016
o Berdasarkan Kaidah hukum ini, maka setiap putusan Administrasi Pemerintahan tingkat
pertama yg bersifat final and binding adalah tidak menutup adanya upaya hukum. Karena
para pihak masih punya kesempatan melakukan upaya huku, minimal satu tahap lagi
diselesaikan oleh peradilan tingkat atasnya.
o Konsekuensi: Putusan PTUN tingkat pertama yang berkekuatan hukum tetap tidak dapat
secara langsung dieksekusi sebelum adanya putusan PK, sebagai wujud adanya kepastian
hukum
o Ketentuan batasan waktu 21 hari kerja dalam pemeriksaan perkara fiktif-positif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 (5) UUAP diuji dalam perkara No. 77/PUU-XV/2017 & kemudian
MK menyatakan menolak seluruhnya permohonan pemohon dalam putusan tertanggal 3
Mei 2018
• Kedua, Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional melihat permasalahan perbedaan rezim fiktif
negatif
o Putusan Analisis & Evaluasi Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan HAM RI Rekomendasi dan sbgmn tercermin dari dalil para
pemohon dalam perkar pengujian konstitusional Pasal 53 UUA?
• Dalam perkara No. 61/PUUXIV/2016, selain menyatakan ketentuan fiktif positif dalam
UU AP, dianggap tidak menentukan status keputusan fiktif negatif dalam UUPTUN -->
mengakibatkan ketidakpastian hukum
• Pasal 53 (3) dinilai tidak lengkap
• Ketiga, pergeseran makna sikap diam pemerintah dari diam berarti menolak (fiktif negatif)
menjadi diam berarti setuju (fiktif positif) menimbulkan permasalahan mengenai status hukum
Pasal 3 UUPTUN
o Perbedaan yg bertolak belakang
o Ada beberapa hakim PTUN yang menggunakan fiktif positif, ada juga yang masih
menggunakan fiktif negatif --> Karena tidak ada ketentuan yang mencabut ketentuan
dalam Pasal3 UU PTUN dicabut, diubah, atau tidak dicabut dikarenakan bertentangan
dengan UU No. 3 Tahun 2014 (UU Administrasi Pemerintah)
• Dengan diberlakukannya Pasal 53 (3) UU AP bukan berarti secara mutatis mutandi ketentuan Pasal
3 UU PTUN menjadi tidak berlaku, karena Lampiran II huruf C, angka 221 UU No. 12 Tahun 2011,
mengatur bahwa pencabutan perUU yang sudah tidak berlaku harus dilakukan secara tegas dalam
peraturan perundang-undangan yang baru
• Kebijakan MA : Berlaku Rezim Fiktif Positif sejak UU AP (UU No. 30/2014) diberlakukan (SEMA No.
1/2017 (ttg rumusan hasil), Sema No. 4/2016 (ttg pemberlakuannya))
o Sehingga Rezim Fiktif Negatif di dalam UU PTUN itu udah gaberlaku lagi

Perbandingan Hukum Acara Fiktif Negatif & Fiktif Positif

Perbandingan Rezim Fiktif Negatif (UU PTUN) Rezim Fiktif Positif (UUAP)

Prinsip Diam berarti menolak Diam berarti setuju

Dasar Hukum UU PTUN, UU MA, Peraturan Sektoral UU AP, UU MA, Perma No. 5/2015,
Perma No. 8/2017, dan peraturan
sektoral

Objectum litis Keputusan Konkrit, Final dan Individual Keputusan dan/atau tindakan

Subjectum litis • Penggugat dan Tergugat, • Pemohon dan Termohon


• Penggugat II Intervensi • (tidak dimungkinkan) Pemohon II
• Tergugat II Intervensi Intervensi atau Termohon II
Intervensi

Perhitungan Sejak Tidak diatur oleh peraturan dasarnya, Jika tidak diatur dalam peraturan
Kapan Berlaku perhitungan tenggang waktu berlaku dasarnya, perhitungan Tenggang Waktu
Fiksi Hukum dimulai dari empat bulan sejak dilakukan mulai dari 10 hari kerja sejak
diterimanya permohonan secar lengkap permohon diterima secar lengkap
Jenis Perkara Perkara jurisdictio Perkara Permohonan (Perkara
voluntaria)

Tenggang Waktu Dimulai 90 hari sejak terlewatinya jangka Tidak diatur dalam UUAP, Sehingga
Upaya Hukum ke waktu sesuai aturan dasar/sejak berlaku ketentuan dalam Pasal 55 UU
Pengadilan terlewatinya 4 bulan dari diterimanya PTUN
permohonan

Batasan Waktu UU PTUN tidak mengatur batas waktu Diputus 21 hari kerja sejak permohonan
Pemeriksaan pemeriksaan perkara diajukan

Upaya Hukum Dapat diajukan Final dan Mengikat

Contoh di beberapa negara


• Penerapan fiktif positif dalam pengurusan izin bangunan di Spanyol mampu membatasi
penerbitan izin bangunan sampai dengan 90 hari
• Di belanda, membatasi sampai dengan 45 hrai
• Kesuksesan negara2 Eropa, menjadi dasar bagi Bank Dunia untuk memberikan saran kepada
Jepang agar mengikuti fiktif positif guna mengurangi waktu pengurusan izin bangunan
o Rekomendasi penyederhanaan pengurusan perizinan bangunan di Jepang diharpkan
mampu mengurangi durasi waktu 197 hari menjadi 67 hari (memangkas 130 hari)

Anda mungkin juga menyukai