KULIAH I
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Senin, 14 September 2020
BAHAN BACAAN
1. UU No. 5/1986, No. 9/2004, No. 51/2009 ttg PTUN
2. UU No. 30/2014 ttg Administrasi Pemerintahan
3. UU No. 37/2008 ttg Ombudsman
4. UU No. 5/2014 ttg
KULIAH II:
ASAS & KARAKTERISTIK HUKUM ACARA PTUN
KULIAH III:
PERBANDINGAN ANTARA HAPTUN & HUKUM ACARA PERDATA
PTUN memberikan perlindungan hak-hak masyarkat yang hidup dalam lingkungan masyarakat tsb
• Cth kasus: Lahan perumahan digunakan untuk pemakaman korban Covid-19
o Liat ke peraturan tata kota, apakah ada pemakaman di kompleks perumahan?
o Tidak ada, maka harus cari dulu tata guna tanah itu seperti apa --> cek PerUU dan ketentuan
Pemerintah yg mengatur peruntukan tanah
o Sbg WN, kita bisa mengajukan gugatan ke PTUN bkn hanya berdasarkan hak individual,
namun juga berdasarkan hak-hak masyarakat bersama
Subjek Orang Pribadi atau BH Perdata vs. Orang Pribadi/BH Perdata vs. Badan atau
Perkara Orang Pribadi/BH Perdata Penjabat TUN
Putusan Tergugat tidak datang dan tidak • Pasal 72 UU PTUN merujuk pada
Verstek mengirimkan wakilnya yang sah (Pasal Pasal 73 UU PTUN
125 HIR) • 2 kali dipanggil berturut-turut
dengan layak dan patut, ke 2x
sidang seolah-olah para pihak hadir
Pasal 21 UU PTUN
1. Pengadilan berwenang menerima, memeriksa, dan memutuskan ada atau tidak adanya unsur
Penyalahgunaan Wewenang yang dilakukan oleh Penjabat Pemerintahan
2. Badan dan/atau Penjabat Pemerintahan dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan
untuk menilai ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan Wewenang dalam Keputusan dan/atau
Tindakan
3. Pengadilan wajib memutus permohonan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) paling lama 21
(dua puluh satu) hari kerja sejak permohonan diajukan
4. Terhadap putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diajukan banding ke
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
5. Pengadilan Tinggi TUN wajib memutus permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sehaj permohonan banding diajukan
6. Putusan Pengadilan Tinggi TUN sebagaimana dimaksud pada ayat (5) bersifat final dan mengikat
--> Penjelasan Pasal 21: Cukup Jelas
Bismillah
BAGIAN IV:
KEPUTUSAN ADMINISTRASI
Sanksi Administratif
1. Paksaan Pemerintah
a. Contohnya: Dalam izin Lingkungan Hidup. Misalnya ada seseorang memiliki sebidang tanah
yg luas dan ternyata mengandung bahan kimia yg bisa dijual belikan. Kemudian org
tersebut menjual tanah, namun akibatnya tanah tsb menimbulkan lobang sumber karbit yg
mengganggu tetangga. Sehingga tetangga melapor. Pemerintah kemudian memaksa orang
tersebut untuk menutup galian tersebut atau membeli bidang tanah tetangga
b. Contoh: dalam Loket Listrik, biaya listrik harus dibayar pada akhir bulan. Jika belum dibayar
juga tunggakannya, pemerintah dapat melakukan pemaksaan berupa denda atau
pemutusan listrik.
2. Penarikan KTUN yang menguntungkan
3. Pengenaan denda administratif
a. Contoh: Denda administratif ketika tidak membayar pajak. Namun dalam perspektif HAN,
apabila denda adm telah dibayar maka kedudukan orang tsb kembali ke normal (beda sama
perspektif pidana yg wlpn bayar denda, kedudukannya tetap sbg orang yg kena pidana,
tidak dipulihkan)
4. Pengenaan Uang Paksa
Jenis-Jenis Pembatalan
• Batal: Pembatalan bersifat ex-tunc
• Batal demi hukum
o Akibat suatu perbuatan untuk sebagian/seluruhnya bagi hukum dianggap tidak ada
o Tanpa diperlukan putusan hakim atau badan pemerintahan lain yang berkompeten
o Pembatalan bersifat ex-tunc
• Dalam konsep pidana, ex tunc itu berlaku surut (t = terdahulu) --> akibat2 hukum
terdahulu bersifat bersih
• Contoh: iSK terbit 1 April 2020, trs hakim nyatain tidak sah (dibatalin) pada 1 Agt, maka
SK tsb berlaku surut. Maka SK mulai gaberlaku sejak 1 April 2020
• Contoh SK berlaku surut: APBN
• Dapat dibatalkan
o Pembatalan karena ada suatu kekurangan
o Bagi hukum perbuatan yg dilakukan dan akibatnya dianggap sah sampai waktu pembatalan
oleh hakim terhadap SK Pemerintah/Badan Hukum yg berwenang
o Bersifat ex-nunc
• Contoh: SK terbit 1 April 2020, trs hakim nyatain tidak sah (dibatalin) pada tanggal 1
Agustus 2020, maka SK tsb mulai gaberlaku sejak 2 Agustus 2020
• Cth: UU No. 5 Tahun 86, tapi berlaku efektif pada tahun 1991 sejak ada Pengadilan
Tata Usaha Negara --> selama tahun 86-91, hakim2 sedang dididik tentang TUN, jadi
blm aktif
Apakah Pemerintah selaku pemegang kewenangan dalam ranah Hukum Publik dapat masuk ke
dalam ranah Hukum Privat?
• Hk Perdata: Hukum yg mengatur hubungan antara Pribadi Kodrati/BH perdata dengan Pribadi
Kodrati/BH Perdata.
• Apakah BUMN merupakan BH Perdata? --> BUMN adalah BH Publik
o Pemerintah punya kewenangan dalam sistem Hukum Publik, sehingga kedudukannya itu
gabisa disamain dengan BH Perdata
Pemerintah biasanya
kerjasama/subcon sama
lembaga2 diluar pemerintah
Keuntungan dan Kerugian Pemanfaatan TAN Privat
Keuntungan Kerugian
BAGIAN V:
UPAYA ADMINISTRATIF
Penilaian
• Oleh instansi pemutus perselisihan dilakukan penilaian yang lengkap terhadap Keputusan Tata
Usaha. Negara yang disengketakan
o Segi penerapan hukum (legalitas)
o Segi kebijaksanaan (oportunitas)
Penyelesaian
• Keberatan
o Apabila menurut peraturan dasarnya seseorang yang terkena suatu KTUN yang tidak dapat
ia setujui mengajukan keberatan kepada instansi yang mengeluarkan keputusan tsb
• Banding Administratif
o Dimohonkan kepada instansi atasan langsung atau instansi lain dari yang mengeluarkan
keputusan.
o Tidak selalu keberatan membuka kemungkinan terhadap banding administratif
Pasal 75 UU 30/2014
• Warga Masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan dapat mengajukan
Upaya Administratif kepada Penjabat Pemerintahan atau Atasan Penjabat yang menetapkan
dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan
• Upaya Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
o Keberatan; dan
o Banding
Keberatan
• Diajukan secara tertulis, paling lama 21 hari kerja sejak diumumkan Keputusan Tata Usaha Negara
• Diselesaikan paling lama 10 hari kerja, bila tidak maka keberatan dianggap dikabulkan dan wajib
dibuatkan penetapannya paling lama 5 hari kerja
• Pasal 77 UU 30/2014
o Keputusan dapat diajukan keberatan dalam jangka waktu paling lama 21 (dua puluh satu)
hari kerja sejak diumumkannya Keputusan tersebut oleh Badan dan/atau Penjabat
Pemerintahan.
o Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada Badan
dan/atau Penjabat Pemerintahan yang menetapkan Keputusan.
o Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, Badan dan/atau
Penjabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai dengan permohonan
keberatan.
o Badan dan/atau penjabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama 10 (sepuluh)
hari kerja.
o Dalam hal Badan dan/atau Penjabat Pemerintahan tidak menyelesaikan keberatan dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), keberatan dianggap dikabulkan.
o Keberatan yang dianggap dikabulkan ditindaklanjuti dengan penetapan Keputusan sesuai
dengan permohonan keberatan oleh Badan dan/atau Penjabat Pemerintahan.
Banding Administratif
• Diatur dalam Pasal 78 UU 30/2014
o Keputusan dapat diajukan banding dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
keputusan upaya keberatan diterima
o Banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada Atasan
Penjabat yang menetapkan Keputusan
o Dalam hal banding sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikabulkan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan
sesuai dengan permohonan banding.
o Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan banding paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja.
o Dalam hal Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak menyelesaikan banding dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), keberatan dianggap dikabulkan.
o Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib menetapkan Keputusan sesuai dengan
permohonan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah berakhirnya tenggang waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
BAGIAN VI:
REVIEW UU PTUN - UU ADMINISTRASI PEMERINTAH
Perbandingan Rezim Fiktif Negatif (UU PTUN) Rezim Fiktif Positif (UUAP)
Dasar Hukum UU PTUN, UU MA, Peraturan Sektoral UU AP, UU MA, Perma No. 5/2015,
Perma No. 8/2017, dan peraturan
sektoral
Objectum litis Keputusan Konkrit, Final dan Individual Keputusan dan/atau tindakan
Perhitungan Sejak Tidak diatur oleh peraturan dasarnya, Jika tidak diatur dalam peraturan
Kapan Berlaku perhitungan tenggang waktu berlaku dasarnya, perhitungan Tenggang Waktu
Fiksi Hukum dimulai dari empat bulan sejak dilakukan mulai dari 10 hari kerja sejak
diterimanya permohonan secar lengkap permohon diterima secar lengkap
Jenis Perkara Perkara jurisdictio Perkara Permohonan (Perkara
voluntaria)
Tenggang Waktu Dimulai 90 hari sejak terlewatinya jangka Tidak diatur dalam UUAP, Sehingga
Upaya Hukum ke waktu sesuai aturan dasar/sejak berlaku ketentuan dalam Pasal 55 UU
Pengadilan terlewatinya 4 bulan dari diterimanya PTUN
permohonan
Batasan Waktu UU PTUN tidak mengatur batas waktu Diputus 21 hari kerja sejak permohonan
Pemeriksaan pemeriksaan perkara diajukan