Anda di halaman 1dari 52

OM SWASTYASTU

HUKUM ACARA PERADILAN


TATA USAHA NEGARA
Oleh :
Dr. I Ketut Tjukup, SH.,MH
PENDAHULUAN
1. NEGARA HUKUM
- RECHT STAAT
- RULE of LAW
2. SEJARAH PEMBENTUKAN PTUN
a. Periode 1945-1949 (UUD 1945)
b. Periode Konstitusi RIS (1949-1950)
c. Periode UUDS 1950 s/d 5 Juli 1959
d. Periode 1959-1986
3. TUJUAN PEMBENTUKAN PTUN
a. Kelembagaan
Kontrol Internal
Kontrol Eksternal
b. Negara Hukum
Perlindungan HAM
Good Governance
4. DASAR HUKUM (HUKUM ACARA PTUN)
a. UU No. 5 Tahun 1986 (PTUN)
b. UU No. 9 Tahun 2004 (Perubahan Atas UU No. 5
Tahun1986)
c. UU No. 51 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas UU
No. 5 Tahun 1986)
d. Peraturan Perundang-Undangan Lainnya
- UU No. 3 Tahun 2009 Perubahan Atas UU No.
14/1985 tentang MA
- UU No. 48 Tahun 2009 (Kekuasaan Kehakiman)
- UU No. 2 Tahun 1986 (Peradilan Umum)
- HIR dan RBg
- dan lain-lainya seperti : Yuris Prudensi
5. ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA
NEGARA
a. Asas Praduga Rechtmatige (Vermooden Van
Rechtmatigehaid atau praesumptio iustaecausa)
b. Asas Hakim Aktif (Dominus litis)
c. Asas Erga Omnes (Putusan memiliki kekuatan
mengikat)
d. Asas Acara Dengan Tulisan
e. Asas Bantuan Hukum (Wakil)
f. Asas Hukum Pembuktian Bebas Terbatas
g. Asas Gugatan Tidak Memunda Eksekusi Putusan Tata
Usaha Negara
h. Asas Prodeo
i. Asas Kopetensi (tempat Penggugat)
j. Asas Trilogi Peradilan
k. Asas Pemeriksaan dengan Acara Cepat
l. Asas Prosedur Penolakan (Dismisal)
m. Asas Pemeriksaan Persiapan
n. Asas Tidak Ada Perdamaian
o. Asas-Asas Lainnya
6. PERBEDAAN ACARA TUN DAN ACARA PERDATA
ACARA TUN ACARA PERDATA
1. Asas Praduga Rechtmatige 1. Tidak Dikenal
2. Asas Pembuktian Bebas Terbatas 2. Pembuktian Bebas Formal
/ Materiil
3. Asas Hakim Aktif (Dominus Litis) 3. Hakim Pasif
4. Asas Erga Omnes (Putusan 4. Hanya Mengikat Para Pihak
Pengadilan Mengikat semua Saja
Pihak)
5. Asas Acara Tulisan 5. Lisan / Tulisan
6. Asas Prodeo 6. Asas Prodeo
7. Juru Sita Surat Menyurat dengan 7. Juru Sita Surat Menyurat
Post Tercatat Langsung pada Pihak-Pihak
8. Pemeriksaan dismisal 8. Tidak Mengenal
9. Pemeriksaan Persiapan 9. Tidak Mengenal
10. Pemeriksaan Cepat 10. Tidak Mengenal
11. Pemeriksaan Singkat 11. Tidak Mengenal
12. Subjek / Objek 12. Subjek / Objek
13. Tidak Ada Rekonvensi 13. Ada
14. Tidak Ada Verstek 14. Ada
15.Tidak Ada Eksekusi 15. Ada
wit vooraad by
vooraad
16. Tidak Ada Perdamaian 16. Ada
17. Tidak Ada ADR 17. Ada
18. Dll 18 . -
7. SUBJEK DAN OBJEK PTUN
a. Subjek Sengketa Tata Usaha Negara
b. Objek Sengketa Tata Usaha Negara
c. Keputusan Tata Negara Yang Tidak Bisa di
TUN
1. Subjek Sengketa TUN
Ialah : orang atau badan hukum perdata dan badan
atau pejabat TUN. Sedangkan sengketa TUN ialah
sengketa yang timbul dalam bidang TUN antara
orang dan badan hukum perdata dengan badan /
pejabat TUN baik di pusat / di daerah sebagai
akibat dikeluarkannya KTUN Termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
• Sengketa TUN adalah : sengketa yang timbul
dalam bidang TUN antara orang atau badan
hukum perdata dengan badan atau pejabat
TUN, baik di pusat maupun di daerah sebagai
akibat dikeluarkannya KTUN, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan-peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Sengketa TUN ialah berpangkal dari
ditetapkannya suatu KTUN oleh badan atau
pejabat TUN. Hakikatnya sengketa TUN ialah
sengketa tentang syah atau tidaknya suatu
KTUN yang telah dikeluarkan oleh badan atau
pejabat TUN. Berdasarkan hal ini dapat ditarik
kesimpulan:
a. Yang dapat digugat di Peradilan TUN ialah
badan atau pejabat TUN
b. Sengketa yang dapat diadili oleh peradilan
TUN ialah sengketa mengenai syah atau
tidaknya suatu keputusan TUN bukan
sengketa mengenai kepentingan hak.
• Menurut Pasal 53 ayat (1) dalam penjelasan
dinyatakan sebagai berikut :
a. Hanya orang atau badan hukum perdata
yang berkedudukan sebagai subjek hukum
yang dapat mengajukan gugatan ke PTUN
untuk menggugat KTUN.
b. Badan/Pejabat TUN tidak dapat menggugat
ke PTUN untuk menggugat KTUN.
c. Hanya orang/badan hukum perdata yang
dapat menggugat karena dirugikan akibat
dikeluarkannya KTUN.
d. Gugatan harus tertulis
e. Tapi dengan bantuan Panitra Pengadilan
dapat secara lisan
f. Tuntutan pokok agas KTUN dinyatakan
batal/tidak syah
g. Tuntutan tambahan hanya sengketa
kepegawaian.
• Dalam kongkritnya orang atau badan hukum
perdata yang merasa diinginkan akibat KTUN
ada beberapa kelompok :
Orang atau badan hukum perdata sebagai
alamat yang ditju oleh suatu KTUN
Orang atau badan hukum perdata yang
dapat disebut sebagai pihak ketiga yang
kepentingannya meliputi, contoh : A
memperoleh izin peternakan dan bau, B
keberatan atas izin A.
Organisasi-organisasi kemasyarakatan
• Objek Sengketa TUN
Keputusan TUN : suatu penetapan tertulis
yang dikeluarkan oleh badan/pejabat tata
usaha negara yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yang
bersifat : konkrit, individual dan final yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata.
• Unsur-Unsurnya
a. Penetapan tertulis : kemudahan dari segi
pembuktiannya, oleh karena itu memo/nota
dapat memenuhi syarat tertulis akan merupakan
KTUN apabila : badan/pejabat TUN mana
mengeluarkannnya, maksud dan mengenai hak
apa isi tulisan itu, kepada siapa tulisan itu
ditujukan dan apa yang ditetapkan di dalamnya.
b. Dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN baik di
pusat/ di daerah yang melakukan kegiatan
eksekutif
c. Berisi tindakan hukum TUN berdasarkan
peraturan perundang-undangan
d. Bersifat konkrit, individual dan final
Konkrit : objek yang diputuskan dalam KTUN
tidak abstrak, tapi berwujud dapat ditentukan :
rumah si A, izin usaha bagi si B, C pegawai negeri
Individual : tertuju pada alamat, misal :
pelebaran jalan banyak yang kena
Final sudah definitif, tidak perlu lagi
persetujuan
e. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atas badan hukum perdata
• Secara substansial KTUN yang merupakan
penetapan tertulis harus jelas
a. Badan/pejabat tata usaha negara yang
mengeluarkannya
b. Maksud dan mengenai hal apa tulisan itu
c. Kepada siapa tulisan ini ditujukan dan apa
yang ditetapkan di dalamnya
• Unsur-Unsur KTUN meliputi :
a. Ditinjau dari segi pembuatnya dikeluarkan oleh
badan/pejabat TUN dalam rangka melaksanakan
kegiatan yang bersifat eksekutif.
b. Ditinjau dari segi wujud materiilnya berisi
tindakan hukum tata usaha negara yaitu
melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan baik di pusat / di daerah
c. Ditinjau dari segi sifatnya : konkrit, individual
dan final
d. Ditinjau dari segi akibatnya : menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang/badan hukum
perdata
• Objek Sengketa TUN yang bersifat Fiktif Negatif
Objek sengketa yang bersifat fiktif dalam pasal 3
UU No. 5 Tahun 1986 al.
1. Apabila badan/pejabat TUN tidak
mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu
menjadi kewajibannya maka hal tersebut
disamakan dengan KTUN
2. Jika suatu badan/pejabat TUN tidak
mengeluarkan keputusan yang dimohon jangka
waktu telah lewat
3. Setelah lewat jangka waktu 4 bulan
• KTUN yang tidak termasuk objek sengketa Tata
Usaha Negara diantaranya :
1. KTUN yang merupakan perbuatan hukum
perdata
2. KTUN yang merupakan pengaturan yang
bersifat umum
3. KTUN yang masih memerlukan persetujuan
4. KTUN yang dikeluarkan berdasarkan
ketentuan KUHP dan KUHAP atau peraturan
perundang-undangan lain yang bersifat hukum
pidana
5. KTUN yang dikeluarkan atas dasar hasil
pemeriksaan badan peradilan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. KTUN mengenai TNI
7. KTUN hasil PEMILU pusat / daerah
• Kewenangan Mengadili (Kopetensi)
a. K. Absolut menurut Yahya Harahap
Didasarkan atas lingkungan kewenangan
Masing-masing lingkungan memiliki kewenangan
mengadili tertentu/diversity juridiction
Kewenangan tertentu tersebut menciptakan
kewenangan absolut pada masing-masing lingkungan
sesuai dengan subjek matter of juridiction
b. K. Relatif : kewenangan dari pengadilan yang
sejenis yang mana berwenang memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara tersebut. Apakah
PTUN : Ujung Pandang, Surabaya, dan seterusnya
• Penyelesain Sengketa TUN
a. Melalui Gugatan PTUN
Orang atau badan hukum perdata merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu KTUN
dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan berwenang berisi tuntutan agar
KTUN yang disengketakan itu dinyatakan
batal/tidak sah dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan atau rehabilitasi.
b. Melalui upaya administratif ditempuh sebelum ke
– PTUN yang diperiksa :
1. Sudut doelmetiqheid (kebijaksanaan) alasan
mengapa suatu KTUN dikeluarkan dan apa yang
menjadi pertimbangan badan/pejabat TUN dalam
mengeluarkan KTUN.
2. Sudut rechtmatiqheid (legalitas ) apa yang
menjadi dasar hukum dikeluarkannya KTUN.
3. Apakah tata cara (formalitas) pengeluaran suatu
KTUN telah ditempuh terlebih dahulu oleh badan
atau pejabat TUN yang mengeluarkannya
• Dalam Pasal 48 UU No. 5 Tahun 1986
1. Dalam suatu badan atau pejabat TUN
diberi wewenang oleh atau berdasarkan
peraturan perundangan-undangan untuk
menyelesaikan secara administratif sengketa
TUN harus diselesaikan melalui upaya
administratif yang tersedia
2. Pengadilan baru berwenang memeriksa ,
memutus dan menyelesaikan sengketa TUN
sebagai mana dimaksudkan dalam ayat (1)
jika seluruh upaya administratif yang
bersangkutan telah digunakan
• Upaya Administratif
1. a. Pengajuan surat keberatan (beswaarschrift)
yang ditujukan kepada badan dari pejabat
TUN yang mengeluarkan keputusan
(penetapan / beschiking) semula
b. Pengajuan surat banding administratif
(administratif beroep) yang ditujukan kepada
atasan pejabat atau instansi lain dari
badan/pejabat TUN yang mengeluarkan KTUN
yang disengketakan
2. a. Apabila peraturan dasarnya hanya
menentukan adanya upaya administratif berupa
pengajuan surat keberatan maka gugatan
terhadap KTUN tersebut diajukan kepada PTUN
b. Apabila peraturan dasarnya menentukan
adanya upaya administratif berupa pengajuan
surat keberatan dan atau mewajibkan pengajuan
surat banding administratif maka gugatan
terhadap KTUN yang telah diputus dalam tingkat
banding administratif ditujukan langsung ke
pengadilan tinggi tata usaha negara dalam
tingkat pertama yang berwenang
• Gugatan Tata Usaha Negara
Ada 2 syarat yang harus dipenuhi
1. Syarat Formal : (Identitas)
a. Nama, kewarganegaraan, pekerjaan penggugat,
atau kuasanya
b. Nama, jabatan, dan tempat kedudukan tergugat
2. Syarat Materiil
a. Dasar Gugatan: Kejadian/hal-hal yang merupakan
dasar tuntutan termasuk alasan- alasan (Posita)
b. Tuntutan apa yang diminta baik berupa tuntutan
pokok maupun tuntutan ganti rugi dan atau rehabilitasi
• Persyaratan mengenai isi gugatan dengan
objek sengketa yang bersifat positif
1. Pengadilan TUN mana gugatan diajukan
2. Perihal gugatan pembatalan
3. Identitas penggugat atau kuasanya
4. Lampiran surat kuasa
5. Identitas dan tempat kedudukan tergugat
6. Posita
Menguraikan objek sengketa TUN berupa SK No.
Menguraikan waktu diajukannya gugatan
Menguraikan tentang kejadian atau peristiwanya
(hubungan hukum)
Menguraikan tentang hukumannya (pasal 53 ayat (2) UU
No. 5 / 1986 al
a. KTUN yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
b. Badan dari pejabat TUN menggunakan wewenangnya
dengan tujuan lain
c. Badan dari pejabat TUN pada
waktu tidak mengeluarkan
keputusan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) setelah
mempertimbangkan semua
kepentingan tersangkut dengan
keputusan itu seharusnya tidak
sampai pada pengambilan / tidak
pengambilan keputusan
Tuntutan Ganti Rugi (kalau ada)
Permohonan penundaan (kalau ada)
7. Petitum
Mengabulkan gugatan penggugat
Menyatakan tindakan tergugat
Mengeluarkan KTUN melanggar Peraturan
Perundang-undangan harus dicantumkan, atau
melanggar asas-asas umum pemerintahyang baik
yang mana dilanggar
Membatalkan/menyatakan tidak syah KTUN
dicantumkan secara lengkap, No, perihal, atau ciri-
ciri identitas KTUN
Mewajibkan tergugat untuk mencabut KTUN dan
menerbitkan KTUN yang baru
Mewajibkan tergugat untuk mencabut KTUN dan
menerbitkan KTUN yang baru
Mewajibkan tergugat yang tidak bersedia
melaksanakan putusan pengadilan yang tetap
dikenakan uang paksa dan atau sanksi administratif
serta dicantumkan pada media masa cetak setempat
Menghukum tergugat untuk membayar biaya
perkara
Mohon putusan seadil-adilnya
Tanggal Gugatan dibuuat
Tanda tangan penggugat atau kuasanya
Jenis-Jenis Pemeriksaan di Peradilan Tata
Usaha Negara
• Dimissal Process (Rapat Permusyawaratan)
– Pemeriksaan dengan penelitian administrasi
– Register perkara, biaya perkara, syarat-
syarat gugatan
– Yang menyentuh yuridis ialah wewenang
Hakim
– Identitas, alamat pengadilan
• Penelitian Administratif Dapat Diteruskan :
– Apakah objek gugatan penetapan tertulis
– Apakah K.T.U.N sudah dilampirkan
– Kapan surat keputusan diterima dan
diumumkan
– Apakah penggugat sudah (orang dan badan
hukum perdata)
– Surat kuasa sudah dilampirkan
– Biaya sudah di lunasi
• Resume Gugatan
– Siapa subjek / pakai kuasa
– Apakah objek sudah KTUN
– Apakah alasan-alasan gugatan
– Apakah isi petitum (tuntutan)
• Ketua PTUN dengan penetapan gugatan-
gugatan tidak diterima
– Pokok gugatan bukan wewenangnya
– Syarat-syarat gugatan tidak terpenuhi
– Alasan-alasan gugatan
– Gugatan diajukan sebelum waktunya
• Kelebihan pemeriksaan cepat ialah dapat
mengatasi berbagai rintangan, mengatasi
perkara yang masuk dan perkara-perkara yang
tidak perlu. Kelemahannya dalam waktu 14
hari mengajukan perlawanan menjadi tidak
realistis, misal : berhalangan hadir di luar Bali.
• Pemeriksaan Persiapan
– Untuk melengkapi dan penyempurnaan
gugatan
– Nasehat-nasehat dari Hakim
– Minta penjelasan pada badan/pejabat TUN
• Acara Pemeriksaan Biasa
- Penunjukan majelis hakim
acara di PTUN ada kekhususan al :
• Pemeriksaan administratif
• Rapat permusyawaratan
• Pemeriksaan persiapan
- Terdiri dari majelis hakim
Ketua, dua orang hakim anggota dan 1/atau
2 panitra
• Pedoman M.A.
1. 14 hari penetapan majelis hakim untuk mengadili
2. Hakim ganjil
- Ketua/wakil ketua-ketua majelis
- Hakim senior
- Majelis ditetapkan dalam waktu tertentu
- Perkara-perkara tertentu  majelis hakim
khusus
- Dibantu oleh seorang panitra
3. Petugas meja/loket kedua mencatat Majelis
Hakim
4. Dimasukkan dalam kolom register induk
5. Setelah ditetapkan majelis hakimnya sudah
dilengkapi formulir pendaftaran hari sidang
6. Panitra muda perkara menyerahkan berkas
perkara
7. Hakim Majelis 7 hari kalender sidang pertama
8. Sidang pertama, penundaan, alasan-alasan
harus dicatat dengan tertib
9. Hakim jadwal persidangan lengkap
10.Penetapan sidang selalu di musyawarahkan
• Panggilan para pihak
- Jauh dekat penggugat / tergugat
- 6 hari kalender bukan hari kerja
- Sidang dibuka untuk umum
- Yang menyangkut keselamatan negara,
ketertiban umum sidang tertutup
• Ketidak hadiran para pihak
® Pemanggilan hari pertama, kedua tanpa alasan
dan dipanggil secara patut
1. Penggugat atau kuasanya telah dua kali
dipanggil untuk sidang yang telah ditentukan
tidak hadir atau mengirimkan wakilnya
a. Pada hari sidang pertama
b. Ketidak hadiran penggugat tanpa
alasan….
c. Penggugat / kuasanya telah dipanggil
dengan patut
® Sebelum gugatan digugurkan hakim harus
memeriksa al :
- Berita acara pemanggilan
- Resi pengiriman dan penerimaan dari
kantor post
- Gugatan gugur
- Penggugat dapat memasukkan dalam
waktu 90 hari
® Tergugat tidak hadir, apabila :
1. Tergugat telah dipanggil secara patut 2 kali
berutur-turut….
2. Tidak hadir tanpa alasan yang syah….
3. Hakim sidang minta atasan tergugat untuk
hadir….
4. Apabila 2 bulan sidang dilanjutkan tanpa
hadir….
5. Putusan pokok dapat dijatuhkan setelah
pembuktian tuntas….
 Perdamaian dan jawaban Tergugat
 Bila tidak ada perdamaian Tergugat diberi
kesempatan untuk menjawab dan
menanggapi gugatan Peggugat.
 Tidak dikenal reconvensi
 Eksepsi
 Eksepsi tentang kewenangan absolut
 Eksepsi tentang kewenangan relatif
 Eksepsi-eksepsi lain diputus bersama-sama
dengan pokok sengketa
 Pemeriksaan permohonan penundaan eksekusi
K.T.U.N
 Gugatan tidak menunda atau menghalangi
keputusan TUN….
 Penggugat dapat mohon penundaan KTUN…..
Sampai putusan tetap.
 Permohonan dapat digabung dengan gugatan dan
dapat diputus lebih dahulu sebelum pokok perkara.
 Dapat dikabulkan karena mendesak….
 Tidak dapat untuk kepentingan umum -
pembangunan
 Jawab-menjawab dan intervensi
 Pengakuan
 Sangkalan
 Repliek dan dupliek
 Intervensi inisiatif sendiri dari pihak ketiga dan dari pihak-
pihak
 Pembuktian dalam sengketa TUN
 Alat-alat bukti
1. Surat / tulisan
2. Keterangan ahli
3. Keterangan saksi
4. Pengakuan pihak-pihak
5. Pengetahuan hakim
dstnya…..
 Putusan, upaya hukum dan eksekusi
Sekian
&
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai