0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan52 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara peradilan tata usaha negara di Indonesia. Secara garis besar dibahas mengenai sejarah pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara, tujuan pembentukannya, dasar hukum dan asas-asas hukum acara, subjek dan objek sengketa tata usaha negara, serta penyelesaian sengketa melalui gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara atau upaya administratif.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara peradilan tata usaha negara di Indonesia. Secara garis besar dibahas mengenai sejarah pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara, tujuan pembentukannya, dasar hukum dan asas-asas hukum acara, subjek dan objek sengketa tata usaha negara, serta penyelesaian sengketa melalui gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara atau upaya administratif.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum acara peradilan tata usaha negara di Indonesia. Secara garis besar dibahas mengenai sejarah pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara, tujuan pembentukannya, dasar hukum dan asas-asas hukum acara, subjek dan objek sengketa tata usaha negara, serta penyelesaian sengketa melalui gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara atau upaya administratif.
TATA USAHA NEGARA Oleh : Dr. I Ketut Tjukup, SH.,MH PENDAHULUAN 1. NEGARA HUKUM - RECHT STAAT - RULE of LAW 2. SEJARAH PEMBENTUKAN PTUN a. Periode 1945-1949 (UUD 1945) b. Periode Konstitusi RIS (1949-1950) c. Periode UUDS 1950 s/d 5 Juli 1959 d. Periode 1959-1986 3. TUJUAN PEMBENTUKAN PTUN a. Kelembagaan Kontrol Internal Kontrol Eksternal b. Negara Hukum Perlindungan HAM Good Governance 4. DASAR HUKUM (HUKUM ACARA PTUN) a. UU No. 5 Tahun 1986 (PTUN) b. UU No. 9 Tahun 2004 (Perubahan Atas UU No. 5 Tahun1986) c. UU No. 51 Tahun 2009 (Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986) d. Peraturan Perundang-Undangan Lainnya - UU No. 3 Tahun 2009 Perubahan Atas UU No. 14/1985 tentang MA - UU No. 48 Tahun 2009 (Kekuasaan Kehakiman) - UU No. 2 Tahun 1986 (Peradilan Umum) - HIR dan RBg - dan lain-lainya seperti : Yuris Prudensi 5. ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA a. Asas Praduga Rechtmatige (Vermooden Van Rechtmatigehaid atau praesumptio iustaecausa) b. Asas Hakim Aktif (Dominus litis) c. Asas Erga Omnes (Putusan memiliki kekuatan mengikat) d. Asas Acara Dengan Tulisan e. Asas Bantuan Hukum (Wakil) f. Asas Hukum Pembuktian Bebas Terbatas g. Asas Gugatan Tidak Memunda Eksekusi Putusan Tata Usaha Negara h. Asas Prodeo i. Asas Kopetensi (tempat Penggugat) j. Asas Trilogi Peradilan k. Asas Pemeriksaan dengan Acara Cepat l. Asas Prosedur Penolakan (Dismisal) m. Asas Pemeriksaan Persiapan n. Asas Tidak Ada Perdamaian o. Asas-Asas Lainnya 6. PERBEDAAN ACARA TUN DAN ACARA PERDATA ACARA TUN ACARA PERDATA 1. Asas Praduga Rechtmatige 1. Tidak Dikenal 2. Asas Pembuktian Bebas Terbatas 2. Pembuktian Bebas Formal / Materiil 3. Asas Hakim Aktif (Dominus Litis) 3. Hakim Pasif 4. Asas Erga Omnes (Putusan 4. Hanya Mengikat Para Pihak Pengadilan Mengikat semua Saja Pihak) 5. Asas Acara Tulisan 5. Lisan / Tulisan 6. Asas Prodeo 6. Asas Prodeo 7. Juru Sita Surat Menyurat dengan 7. Juru Sita Surat Menyurat Post Tercatat Langsung pada Pihak-Pihak 8. Pemeriksaan dismisal 8. Tidak Mengenal 9. Pemeriksaan Persiapan 9. Tidak Mengenal 10. Pemeriksaan Cepat 10. Tidak Mengenal 11. Pemeriksaan Singkat 11. Tidak Mengenal 12. Subjek / Objek 12. Subjek / Objek 13. Tidak Ada Rekonvensi 13. Ada 14. Tidak Ada Verstek 14. Ada 15.Tidak Ada Eksekusi 15. Ada wit vooraad by vooraad 16. Tidak Ada Perdamaian 16. Ada 17. Tidak Ada ADR 17. Ada 18. Dll 18 . - 7. SUBJEK DAN OBJEK PTUN a. Subjek Sengketa Tata Usaha Negara b. Objek Sengketa Tata Usaha Negara c. Keputusan Tata Negara Yang Tidak Bisa di TUN 1. Subjek Sengketa TUN Ialah : orang atau badan hukum perdata dan badan atau pejabat TUN. Sedangkan sengketa TUN ialah sengketa yang timbul dalam bidang TUN antara orang dan badan hukum perdata dengan badan / pejabat TUN baik di pusat / di daerah sebagai akibat dikeluarkannya KTUN Termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku • Sengketa TUN adalah : sengketa yang timbul dalam bidang TUN antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat TUN, baik di pusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya KTUN, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Sengketa TUN ialah berpangkal dari ditetapkannya suatu KTUN oleh badan atau pejabat TUN. Hakikatnya sengketa TUN ialah sengketa tentang syah atau tidaknya suatu KTUN yang telah dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN. Berdasarkan hal ini dapat ditarik kesimpulan: a. Yang dapat digugat di Peradilan TUN ialah badan atau pejabat TUN b. Sengketa yang dapat diadili oleh peradilan TUN ialah sengketa mengenai syah atau tidaknya suatu keputusan TUN bukan sengketa mengenai kepentingan hak. • Menurut Pasal 53 ayat (1) dalam penjelasan dinyatakan sebagai berikut : a. Hanya orang atau badan hukum perdata yang berkedudukan sebagai subjek hukum yang dapat mengajukan gugatan ke PTUN untuk menggugat KTUN. b. Badan/Pejabat TUN tidak dapat menggugat ke PTUN untuk menggugat KTUN. c. Hanya orang/badan hukum perdata yang dapat menggugat karena dirugikan akibat dikeluarkannya KTUN. d. Gugatan harus tertulis e. Tapi dengan bantuan Panitra Pengadilan dapat secara lisan f. Tuntutan pokok agas KTUN dinyatakan batal/tidak syah g. Tuntutan tambahan hanya sengketa kepegawaian. • Dalam kongkritnya orang atau badan hukum perdata yang merasa diinginkan akibat KTUN ada beberapa kelompok : Orang atau badan hukum perdata sebagai alamat yang ditju oleh suatu KTUN Orang atau badan hukum perdata yang dapat disebut sebagai pihak ketiga yang kepentingannya meliputi, contoh : A memperoleh izin peternakan dan bau, B keberatan atas izin A. Organisasi-organisasi kemasyarakatan • Objek Sengketa TUN Keputusan TUN : suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan/pejabat tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat : konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. • Unsur-Unsurnya a. Penetapan tertulis : kemudahan dari segi pembuktiannya, oleh karena itu memo/nota dapat memenuhi syarat tertulis akan merupakan KTUN apabila : badan/pejabat TUN mana mengeluarkannnya, maksud dan mengenai hak apa isi tulisan itu, kepada siapa tulisan itu ditujukan dan apa yang ditetapkan di dalamnya. b. Dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN baik di pusat/ di daerah yang melakukan kegiatan eksekutif c. Berisi tindakan hukum TUN berdasarkan peraturan perundang-undangan d. Bersifat konkrit, individual dan final Konkrit : objek yang diputuskan dalam KTUN tidak abstrak, tapi berwujud dapat ditentukan : rumah si A, izin usaha bagi si B, C pegawai negeri Individual : tertuju pada alamat, misal : pelebaran jalan banyak yang kena Final sudah definitif, tidak perlu lagi persetujuan e. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atas badan hukum perdata • Secara substansial KTUN yang merupakan penetapan tertulis harus jelas a. Badan/pejabat tata usaha negara yang mengeluarkannya b. Maksud dan mengenai hal apa tulisan itu c. Kepada siapa tulisan ini ditujukan dan apa yang ditetapkan di dalamnya • Unsur-Unsur KTUN meliputi : a. Ditinjau dari segi pembuatnya dikeluarkan oleh badan/pejabat TUN dalam rangka melaksanakan kegiatan yang bersifat eksekutif. b. Ditinjau dari segi wujud materiilnya berisi tindakan hukum tata usaha negara yaitu melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat / di daerah c. Ditinjau dari segi sifatnya : konkrit, individual dan final d. Ditinjau dari segi akibatnya : menimbulkan akibat hukum bagi seseorang/badan hukum perdata • Objek Sengketa TUN yang bersifat Fiktif Negatif Objek sengketa yang bersifat fiktif dalam pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 al. 1. Apabila badan/pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya maka hal tersebut disamakan dengan KTUN 2. Jika suatu badan/pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan yang dimohon jangka waktu telah lewat 3. Setelah lewat jangka waktu 4 bulan • KTUN yang tidak termasuk objek sengketa Tata Usaha Negara diantaranya : 1. KTUN yang merupakan perbuatan hukum perdata 2. KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum 3. KTUN yang masih memerlukan persetujuan 4. KTUN yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan KUHP dan KUHAP atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana 5. KTUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku 6. KTUN mengenai TNI 7. KTUN hasil PEMILU pusat / daerah • Kewenangan Mengadili (Kopetensi) a. K. Absolut menurut Yahya Harahap Didasarkan atas lingkungan kewenangan Masing-masing lingkungan memiliki kewenangan mengadili tertentu/diversity juridiction Kewenangan tertentu tersebut menciptakan kewenangan absolut pada masing-masing lingkungan sesuai dengan subjek matter of juridiction b. K. Relatif : kewenangan dari pengadilan yang sejenis yang mana berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tersebut. Apakah PTUN : Ujung Pandang, Surabaya, dan seterusnya • Penyelesain Sengketa TUN a. Melalui Gugatan PTUN Orang atau badan hukum perdata merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu KTUN dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan berwenang berisi tuntutan agar KTUN yang disengketakan itu dinyatakan batal/tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau rehabilitasi. b. Melalui upaya administratif ditempuh sebelum ke – PTUN yang diperiksa : 1. Sudut doelmetiqheid (kebijaksanaan) alasan mengapa suatu KTUN dikeluarkan dan apa yang menjadi pertimbangan badan/pejabat TUN dalam mengeluarkan KTUN. 2. Sudut rechtmatiqheid (legalitas ) apa yang menjadi dasar hukum dikeluarkannya KTUN. 3. Apakah tata cara (formalitas) pengeluaran suatu KTUN telah ditempuh terlebih dahulu oleh badan atau pejabat TUN yang mengeluarkannya • Dalam Pasal 48 UU No. 5 Tahun 1986 1. Dalam suatu badan atau pejabat TUN diberi wewenang oleh atau berdasarkan peraturan perundangan-undangan untuk menyelesaikan secara administratif sengketa TUN harus diselesaikan melalui upaya administratif yang tersedia 2. Pengadilan baru berwenang memeriksa , memutus dan menyelesaikan sengketa TUN sebagai mana dimaksudkan dalam ayat (1) jika seluruh upaya administratif yang bersangkutan telah digunakan • Upaya Administratif 1. a. Pengajuan surat keberatan (beswaarschrift) yang ditujukan kepada badan dari pejabat TUN yang mengeluarkan keputusan (penetapan / beschiking) semula b. Pengajuan surat banding administratif (administratif beroep) yang ditujukan kepada atasan pejabat atau instansi lain dari badan/pejabat TUN yang mengeluarkan KTUN yang disengketakan 2. a. Apabila peraturan dasarnya hanya menentukan adanya upaya administratif berupa pengajuan surat keberatan maka gugatan terhadap KTUN tersebut diajukan kepada PTUN b. Apabila peraturan dasarnya menentukan adanya upaya administratif berupa pengajuan surat keberatan dan atau mewajibkan pengajuan surat banding administratif maka gugatan terhadap KTUN yang telah diputus dalam tingkat banding administratif ditujukan langsung ke pengadilan tinggi tata usaha negara dalam tingkat pertama yang berwenang • Gugatan Tata Usaha Negara Ada 2 syarat yang harus dipenuhi 1. Syarat Formal : (Identitas) a. Nama, kewarganegaraan, pekerjaan penggugat, atau kuasanya b. Nama, jabatan, dan tempat kedudukan tergugat 2. Syarat Materiil a. Dasar Gugatan: Kejadian/hal-hal yang merupakan dasar tuntutan termasuk alasan- alasan (Posita) b. Tuntutan apa yang diminta baik berupa tuntutan pokok maupun tuntutan ganti rugi dan atau rehabilitasi • Persyaratan mengenai isi gugatan dengan objek sengketa yang bersifat positif 1. Pengadilan TUN mana gugatan diajukan 2. Perihal gugatan pembatalan 3. Identitas penggugat atau kuasanya 4. Lampiran surat kuasa 5. Identitas dan tempat kedudukan tergugat 6. Posita Menguraikan objek sengketa TUN berupa SK No. Menguraikan waktu diajukannya gugatan Menguraikan tentang kejadian atau peristiwanya (hubungan hukum) Menguraikan tentang hukumannya (pasal 53 ayat (2) UU No. 5 / 1986 al a. KTUN yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku b. Badan dari pejabat TUN menggunakan wewenangnya dengan tujuan lain c. Badan dari pejabat TUN pada waktu tidak mengeluarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah mempertimbangkan semua kepentingan tersangkut dengan keputusan itu seharusnya tidak sampai pada pengambilan / tidak pengambilan keputusan Tuntutan Ganti Rugi (kalau ada) Permohonan penundaan (kalau ada) 7. Petitum Mengabulkan gugatan penggugat Menyatakan tindakan tergugat Mengeluarkan KTUN melanggar Peraturan Perundang-undangan harus dicantumkan, atau melanggar asas-asas umum pemerintahyang baik yang mana dilanggar Membatalkan/menyatakan tidak syah KTUN dicantumkan secara lengkap, No, perihal, atau ciri- ciri identitas KTUN Mewajibkan tergugat untuk mencabut KTUN dan menerbitkan KTUN yang baru Mewajibkan tergugat untuk mencabut KTUN dan menerbitkan KTUN yang baru Mewajibkan tergugat yang tidak bersedia melaksanakan putusan pengadilan yang tetap dikenakan uang paksa dan atau sanksi administratif serta dicantumkan pada media masa cetak setempat Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara Mohon putusan seadil-adilnya Tanggal Gugatan dibuuat Tanda tangan penggugat atau kuasanya Jenis-Jenis Pemeriksaan di Peradilan Tata Usaha Negara • Dimissal Process (Rapat Permusyawaratan) – Pemeriksaan dengan penelitian administrasi – Register perkara, biaya perkara, syarat- syarat gugatan – Yang menyentuh yuridis ialah wewenang Hakim – Identitas, alamat pengadilan • Penelitian Administratif Dapat Diteruskan : – Apakah objek gugatan penetapan tertulis – Apakah K.T.U.N sudah dilampirkan – Kapan surat keputusan diterima dan diumumkan – Apakah penggugat sudah (orang dan badan hukum perdata) – Surat kuasa sudah dilampirkan – Biaya sudah di lunasi • Resume Gugatan – Siapa subjek / pakai kuasa – Apakah objek sudah KTUN – Apakah alasan-alasan gugatan – Apakah isi petitum (tuntutan) • Ketua PTUN dengan penetapan gugatan- gugatan tidak diterima – Pokok gugatan bukan wewenangnya – Syarat-syarat gugatan tidak terpenuhi – Alasan-alasan gugatan – Gugatan diajukan sebelum waktunya • Kelebihan pemeriksaan cepat ialah dapat mengatasi berbagai rintangan, mengatasi perkara yang masuk dan perkara-perkara yang tidak perlu. Kelemahannya dalam waktu 14 hari mengajukan perlawanan menjadi tidak realistis, misal : berhalangan hadir di luar Bali. • Pemeriksaan Persiapan – Untuk melengkapi dan penyempurnaan gugatan – Nasehat-nasehat dari Hakim – Minta penjelasan pada badan/pejabat TUN • Acara Pemeriksaan Biasa - Penunjukan majelis hakim acara di PTUN ada kekhususan al : • Pemeriksaan administratif • Rapat permusyawaratan • Pemeriksaan persiapan - Terdiri dari majelis hakim Ketua, dua orang hakim anggota dan 1/atau 2 panitra • Pedoman M.A. 1. 14 hari penetapan majelis hakim untuk mengadili 2. Hakim ganjil - Ketua/wakil ketua-ketua majelis - Hakim senior - Majelis ditetapkan dalam waktu tertentu - Perkara-perkara tertentu majelis hakim khusus - Dibantu oleh seorang panitra 3. Petugas meja/loket kedua mencatat Majelis Hakim 4. Dimasukkan dalam kolom register induk 5. Setelah ditetapkan majelis hakimnya sudah dilengkapi formulir pendaftaran hari sidang 6. Panitra muda perkara menyerahkan berkas perkara 7. Hakim Majelis 7 hari kalender sidang pertama 8. Sidang pertama, penundaan, alasan-alasan harus dicatat dengan tertib 9. Hakim jadwal persidangan lengkap 10.Penetapan sidang selalu di musyawarahkan • Panggilan para pihak - Jauh dekat penggugat / tergugat - 6 hari kalender bukan hari kerja - Sidang dibuka untuk umum - Yang menyangkut keselamatan negara, ketertiban umum sidang tertutup • Ketidak hadiran para pihak ® Pemanggilan hari pertama, kedua tanpa alasan dan dipanggil secara patut 1. Penggugat atau kuasanya telah dua kali dipanggil untuk sidang yang telah ditentukan tidak hadir atau mengirimkan wakilnya a. Pada hari sidang pertama b. Ketidak hadiran penggugat tanpa alasan…. c. Penggugat / kuasanya telah dipanggil dengan patut ® Sebelum gugatan digugurkan hakim harus memeriksa al : - Berita acara pemanggilan - Resi pengiriman dan penerimaan dari kantor post - Gugatan gugur - Penggugat dapat memasukkan dalam waktu 90 hari ® Tergugat tidak hadir, apabila : 1. Tergugat telah dipanggil secara patut 2 kali berutur-turut…. 2. Tidak hadir tanpa alasan yang syah…. 3. Hakim sidang minta atasan tergugat untuk hadir…. 4. Apabila 2 bulan sidang dilanjutkan tanpa hadir…. 5. Putusan pokok dapat dijatuhkan setelah pembuktian tuntas…. Perdamaian dan jawaban Tergugat Bila tidak ada perdamaian Tergugat diberi kesempatan untuk menjawab dan menanggapi gugatan Peggugat. Tidak dikenal reconvensi Eksepsi Eksepsi tentang kewenangan absolut Eksepsi tentang kewenangan relatif Eksepsi-eksepsi lain diputus bersama-sama dengan pokok sengketa Pemeriksaan permohonan penundaan eksekusi K.T.U.N Gugatan tidak menunda atau menghalangi keputusan TUN…. Penggugat dapat mohon penundaan KTUN….. Sampai putusan tetap. Permohonan dapat digabung dengan gugatan dan dapat diputus lebih dahulu sebelum pokok perkara. Dapat dikabulkan karena mendesak…. Tidak dapat untuk kepentingan umum - pembangunan Jawab-menjawab dan intervensi Pengakuan Sangkalan Repliek dan dupliek Intervensi inisiatif sendiri dari pihak ketiga dan dari pihak- pihak Pembuktian dalam sengketa TUN Alat-alat bukti 1. Surat / tulisan 2. Keterangan ahli 3. Keterangan saksi 4. Pengakuan pihak-pihak 5. Pengetahuan hakim dstnya….. Putusan, upaya hukum dan eksekusi Sekian & Terima Kasih