KELAS : B
NPM : 18.4301.149
DOSEN : R. Wawan Darmawan, S.H.,M.H..
Ajaran pembuktian bebas atau teori pembuktian bebas adalah ajaran atau
teori yang tidak menghendaki adanya ketentuan-ketentuan yang mengikat
hakim, sehingga sejauhmana pembuktian dilakukan diserahkan kepada
hakim;
3. Gugat Rekonvensi
Dalam hukum acara perdata dikenal dengan gugat rekonvensi (gugat
balik), yang artinya gugatan yang diajukan oleh tergugat terhadap
penggugat dalam sengketa yang sedang berjalan antar mereka.
5. Tuntutan Gugatan
Dalam hukum acara perdata boleh dikatakan selalu tuntutan pokok itu
(petitum primair) disertai dengan tuntutan pengganti atau petitum
subsidiar. Dalam hukum acara PTUN hanya dikenal satu macam tuntutan
poko yang berupa tuntutan agar KTUN yang digugat itu dinyatakan batal
atau tidak sah atau tuntutan agar KTUN yang dimohonkan oleh
penggugat dikeluarkan oleh tergugat.
6. Rapat Permusyawaratan
Dalam hukum acara perdata tidak dikenal Rapat permusyawaratan.
Dalam hukum acara PTUN, ketentuan ini diatur pasal 62 UU PTUN.
7. Pemeriksaan Persiapan
Dalam hukum acara PTUN juga dikenal Pemeriksaan persiapan yang
juga tidak dikenal dalam hukum acara perdata. Dalam pemeriksaan
persiapan hakim wajib member nasehat kepada pengugat untuk
memperbaiki gugatan dalam jangka waktu 30 hari dan hakim memberi
penjelasan kepada badan hukum atau pejabat yang bersangkutan.
8. Putusan Verstek
Kata verstek berarti bahwa pernyataan tergugat tidak dating pada hari
sidang pertama. Apabila verstek terjadi maka putusan yang dijatuhkan
oleh hakim tanpa kehadiran dari pihak tergugat. Ini terjadi karena
tergugat tidak diketahui tempat tinggalnya. PTUN tidak mengenal
Verstek.
9. Pemeriksaan Cepat
Dalam hukum acara PTUN terdapat pada pasal 98 dan 99 UU PTUN,
pemeriksaan ini tidak dikenal pada hukum acara perdata. Pemerikasaan
cepat dilakukan karena kepentingan penggugat sangat mendesak, apabila
kepentingan itu menyangkut KTUN yang berisikan misalnya perintah
pembongkaran bangunan atau rumah yang ditempati penggugat.