Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Pengertian Kekuasaan Kehakiman Kekuasaan oleh lembaga peradilan tertinggi yaitu Mahkamah mengupayakan perdamaian, menunjukkan
adalah kemampuan seseorang atau sekelompok Agung yang membawahi empat lingkup peradilan upayaupaya hukum dan memberikanketerangan
manusia untuk mempengaruhi tingkah laku yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama/Mahkamah kepada pihak-pihak yang berperkara (pasal 132
seseorang atau sekelompok lain sedemikian rupa Syar`iyah, Peradilan Tata Usaha Negara, dan HIR/156 Rbg). e. Asas Hakim Bersifat Pasif (Tut
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan Peradilan Militer dan Mahkamah Konstitusi. Wuri) Dalam hukum acara perdata, ruang lingkup
keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai Kekuasaan kehakiman, secara global diakui sebagai atau luas poko sengketa yang diajukan kepada hakim
kekuasaan itu. Amandemen Undang-Undang Dasar kekuasaan yang harus independen (merdeka) dari untuk diperiksa, oleh pihak-pihak yang berperkara
Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah berbagai intervensi maupun intimidasi dari pihak lain itu sendiri. Hakim hanya membantu para pencari
membawa perubahan dalam kehidupan yang dapat mengganggu proses hukum yang sedang keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan
ketatanegaraan dalam pelaksanaan kekuasaan berjalan (undue process of law). Kekuasaan dan rintangan untuk dapat tercapai peradilan yang
kehakiman. Dengan adanya Pasal 24 Ayat (1) kehakiman merupakan elemen penting dalam sebuah sederhana, cepat dan biaya ringan (pasal4 ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945. negara bangsa, karena kekuasaan kehakiman tersebut UU No.4 Tahun 2004. f. Asas Kesamaan (Audi et
merupakan pilar ketiga dalam sistem sistem Alteram Partem) Dalam proses peradilan, para pihak
Amandemen maka selanjutnya muncul keharusan kekuasaan negara terutama modern. 2.2 Asas yang berperkara harus diperlakukan dan diberi
untuk mengganti Undang-Undang Nomor 35 Tahun Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman kesmpatan yang dan adil untuk membela dan
1999 dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 Pengertian asas hukum menurut Sudikno melindungi kepentingan yang bersangkutan. Asas ini
tentang Kekuasaan Kehakiman dan dirubah lagi Mertokusumo adalah pikiran dasar yang umum mengendaki adanya keseimbangan prosesuil dalam
dengan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 sifatnya atau merupakan latar belakang dari pemeriksaan
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 peraturan yang konkret yang terdapat dalam setiap
Tahun 2004 mengatur mengenai hal yang sama. Ada sistem hukum yang terjelma dalam peraturan g. Asas obyektivitas Terdapat dalam pasal 5 ayat (1)
bebearapa hal ditambahkan dan berbeda dalam perundang-undangan dan putusan hakim yang UU No. 4 tahun 2004 menyebutkan “pengadilan
Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009, di antaranya merupakan hukum positif dan dapat diketemukan mengadili menurut hukum dengan tidak
adalah Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 lebih dengan mencari sifatsifat umum dalam peraturan membedakan orang. Maksudnya tidak lain bahwa
komprehensif, lebih lengkap dan lebih tuntas dalam konkret tersebut. didalam memeriksa dan memberikan putusan hakim
menyusun kerangka kekuasaan kehakiman di harus obyektif dan tidak boleh memihak. h. Putusan
Indonesia, seperti yang terdapat di dalam pasal 3 ayat Asas-asas penyelenggaraan kekuasaan disertai alasan Pasal 25 ayat (1) UU No. 4 Tahun
1 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 yaitu kehakiman di antaranya adalah: 2004 menegaskan bahwa segala putusan pengadilan
dalam menjalankan tugas dan fungsinya, hakim dan a. Asas Kebebasan Hakim yatu: Asas ini dijamin di harus memuat alasan dan dasar putusan tersebut,
hakim konstitusi wajib menjaga kemandirian dalam peraturan perundangan-undangan, pasal 1 UU memuat pula pasal tertentu dari peraturan
peradilan, tidak terdapat didalam Undang-undang No.4 Tahun 2004 menegaskan “kekuasaan perundangan yang bersangkutan atau sumber hukum
Nomor 4 Tahun 2004. Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan Oleh karena itu menjadi kewajiban hakim unutk
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 hukum dan keadilan berdasarkan pancasila, demi mempertimbangkan yang cukup pada putusan yang
mencerminkan keinginan yang kuat dan konsekuen terselenggaranya Negara Hukum Republik dijatuhkan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
untuk menciptakan kekuasaan kehakiman yang Indonesia. Oleh sebab itu dalam melaksanakan supaya jangan sampai terjadi perbuatan sewenang-
benar-benar mandiri dan merdeka dari sekalian tugasnya hakim sebagai kekuasaan yang merdeka wenang dari hakim.
intervensi pihak luar yang dapat merusak pada harus bebas campur tangan pihak manapun, baik
keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum. internal maupun eksternal sehingga hakim dapat i. Tidak ada keharusan unutk mewakilkan Baik
Kekuasaan kehakiman merupakan salah satu bentuk dengan tenang memebrikan putusan yang seadil- dalam HIR maupun Rbg tidak ada keharusan kepada
kekuasaan tertinggi di Indonesia (prime power). adilnya. Kekuasaan Kehakiman yang merdeka para pihak untuk mewakilkan pengurusan perkara
Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun (independen Judiciary). b. Hakim bersifat menunggu kepada kuasa ahli hukum, sehingga pemeriksaan di
2009 menjelaskan bahwa Kekuasaan kehakiman Asas ini berarti bahwa inisiatif berperkara di pengadilan dilakukan secara langsung terhadap
adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk pengadilan ada pada pihakpihak yang berkepntingan, pihak-pihak yang berkepentingan. Walau demikian
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan sedangkan hakim bersifat menunggu datangnya para pihak dapat mewakilkan kepada kuasanya (ps
hukum dan keadilan berdasarkan pancasila dan tuntutan hak diajukan kepada (iudex ne procedat ex 123 HIR/147 Rbg ) J Beracara dikenakan biaya Tidak
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia offisio). Jadi akan ada proses atau tidak, ada tuntutan ada biaya maka tidak ada perkara.Pada prinsipnya
Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum hak atau tidak diserahkan sepenuhnya kepada pihak- beracara perdata di muka pengadilan dikenakan
Republik Indonesia. pihak yang berkepentingan. biaya. Perkara hanya bisa didaftarakan setelah
dibayar panjar biaya perkara oleh yang
Ketentuan hukum tersebut mengartikan bahwa Oleh karena itu dalam perkara perdata, selama berkepentingan. Biaya ini meliputi biaya
kekuasaan kehakiman yang merdeka mendapatkan keterlibatan hakim tidak dimintakan oleh pihak yang kepaniteraan pemanggilan dan pemberitahuan
landasan kuat untuk dilaksanakan dan diakui secara merasa dirugikan, ia tidak turut campur menangani kepada para pihak, biaya materai serta biaya untuk
konstitusional. Karena tidak ada negara hukum tanpa dan memutuskan perkaranya. c. Pemeriksaan pengacara apabila menggunakan.
adanya kekuasaan kehakiman yang merdeka. Pada Berlangsung Terbuka Asas tersebut dapat dijumpai
negara hukum yang demokratislah kekuasaan dalam pasal 19 ayat (1) UU No.4 Tahun 2004 yang Asas-asas penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
kehakiman yang merdeka akan dapat diwujudkan menyebutkan, “Sidang pemeriksaan Pengadilan terdapat juga di dalam Pasal 23 Undang-Undang
dan bukan hanya uraian katakata semu di dalam adalah terbuka untuk umum, kecuali apabila Nomor 48 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa
konstitusi. Meskipun demikian, perlu dipahami Undang-Undang menentukan lain”. Hal tersebut Putusan pengadilan dalam tingkat banding dapat
bahwa kekuasaan kehakiman tidak berkaitan dengan berarti bahwa setiap orang boleh hadir, mendengar dimintakan kasasi kepada Mahkamah Agung oleh
pembuatan hukum (law making), walaupun hakim dan menyaksikan jalanya pemeriksaan perkara di pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali undang-
diberikan kebebasan untuk dapat menemukan hukum pengadilan. d. Hakim aktif Hakim selaku pimpinan undang menentukan lain. 5 Pasal 24 ayat 1 Undang-
karena kasus tertentu yang tidak ada ketentuan dalam sidang harus aktif memimpin jalannya persidangan Undang Nomor 48 Tahun 2009 dijelaskan bahwa
teks peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, hal sehinggaberjalan lancar. Hakim yang menentukan terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh
itu bukan dikategorikan sebagai pembuatan hukum, pemanggilan menetapkan hari persidangan serta kekuatan hukum tetap, pihak-pihak yang
namun itu diartikan sebagai penemuan hukum yang memerintahkan supaya alat-alat bukti yang bersangkutan dapat mengajukan peninjauan kembali
meliputi penafsiran hukum dan kontruksi hukum. diperlukan disampaikan dalam prsidangan. Hakim kepada Mahkamah Agung, apabila terdapat hal atau
Kekuasaan kehakiman di Indonesia diselenggarakan juga berwenang memberikan nasehat, keadaan tertentu yang ditentukan dalam
undangundang. Pasal 24 ayat 2 bahwa terhadap Pengadilan HAM, merupakan pengadilan yang Tahun 2014. 2.4 Susunan Badan Peradilan beserta
putusan peninjauan kembali tidak dapat dilakukan melakukan proses peradilan yang berkaitan dengan Kompetensinya di Indonesia, Susunan Badan
peninjauan kembali. Undang-undang kekuasaan pelanggaran HAM berat meliputi kejahatan genosida Peradilan di Indonesia Peradilan adalah segala
kehakiman yang baru yakni Undang-Undang Nomor dan kejahatan terhadap kemanusiaan. d.Pengadilan sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di
48 Tahun 2009 pada Pasal 1 angka 8 terdapat Niaga, merupakan pengadilan yang melakukan Pengadilan yang berhubungan dengan tugas
pengertian Pengadilan khusus. Pengadilan khusus proses peradilan atas perkara pailit dan penundaan memeriksa, memutus dan mengadili perkara dengan
adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan kewajibann pembayaran utang, kekayaan intelektual, menerapkan hukum dan/ atau menemukan hukum “in
untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara dan likuidasi.e. Pengadilan Hubungan Industrial, concreto” (hakim menerapkan peraturan hukum
tertentu, yang hanya dapat dibentuk dalam salah satu merupakan pengadilan yang melakukan proses kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan
lingkungan badan peradilan di bawah Mahkamah peradilan atas perkara perselisihan hubungan kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk
Agung yang diatur dalam undang-undang.6 industrial meliputi hak, kepentingan, PHK, dan mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum
Pengaturan pengadilan khusus dalam batang tubuh perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam materiil, dengan menggunakan cara prosedural yang
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 semakin satup perusahaan.2. Peradilan agama ini adalah ditetapkan oleh hukum formal. Dari kedua uraian di
memperjelas, mempertegas posisi, kedudukan dan peradilan yang khusus menangani perkara perdata atas dapat dikatakan bahwa, pengadilan adalah
legitimasi pengadilan khusus yang tidak disebutkan tertentu bagi masyarakat beragama Islam. Yang lembaga tempat subjek hukum mencari keadilan,
secara rinci dalam Undang-undang kekuasaan sangat umum diperkarakan adalah perkara perdata sedangkan peradilan adalah sebuah proses dalam
kehakiman sebelumnya. seperti perceraian dan waris secara Islam. Badan rangka menegakkan hukum dan keadilan atau suatu
yang menjalankannya terdiri dari Pengadilan Agama proses mencari keadilan itu sendiri. Lembaga
2.3 Jenis-jenis Lembaga Peradilan di Indonesia sebagai pengadilan tingkat pertama yang berada di Peradilan di Indonesia. Badan Peradilan yang
Peradilan adalah suatu proses yang dilakukan oleh ibukota dan Pengadilan Tinggi Agama sebagai tertinggi di Indonesia adalah Mahkamah Agung,
Lembaga yang diberi kewenangan untuk memeriksa, pengadilan tingkat banding yang terletak di ibukota sedangkan Badan Peradilan yang lebih rendah yang
memutus, mengadili hingga menyelesaikan perkara provinsi. berada di bawah Mahkamah Agung adalah
yang dilakukan dengan tata cara tertentu dengan
menggunakan prosedural hukum formal yang diatur 2.Peradilan Tata Usaha Negara. Peradilan ini khusus 1. Badan Peradilan Umum
dalam hukum acara demi tegaknya hukum dan menangani perkara gugatan terhadap pejabat
- Pengadilan Tinggi
keadilan. Lembaga atau badan atau instansi yang administrasi negara akibat penetapan tertulis yang
melaksanakan sistem peradilan yang dimaksud disini dibuatnya merugikan seseorang atau badan hukum - Pengadilan Negeri
adalah merupakan lembaga Pengadilan. Bentuk tertentu. Pengadilan ini terdiri dari pengadilan tata
2. Badan Peradilan Agama
sistem peradilan yang dilaksanakan di pengadilan usaha negara dan pengadilan tinggi tata usaha negara
adalah sebuah forum publik yang resmi dan di ibukota provinsi. (UU No 5 Th 1986 dan - Pengadilan Tinggi Agama
dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku di perubahannya Jo. Puusan MK Nomor 37/PUU-
- Pengadilan Agama
Indonesia. Dari penjelasan tersebut dapat X/2012) dan terdapat pengadilan turunan dari
disimpulkanlah bahwa peradilan merupakan proses pengadilan tata usaha negara yang menangani 3. Badan Peradilan Militer

menerapkan dan mengakkan hukum demi keadilan, masalah pajak yaitu Pengadilan Pajak. (UU No 14 Th - Pengadilan Militer Utama
sedangkan pengadilan adalah tempat berlangsungnya 2002). Ada satu pengadilan khusus dibawah
- Pengadilan Militer Tinggi
proses peradilan tersebut. Peradilan di Indonesia lingkungan peradilan tata usaha yaitu
memiliki banyak jenis dengan jenis peradilan yang PengadilanPajak yang menangani perkara sengketa - Pengadilan Militer
berbeda-beda pula. Berikut adalah jenis-jenis pajak. Dasar hukum peradilan ini adalah berdasarkan
4. Badan Peradilan Tata Usaha Negara
pengadilan yang terdapat di Indonesia. UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara jo. UU No.9 Tahun 2004 jo. UU No.51 - Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
1.Peradilan umum menangani perkara pidana dan Tahun 2009 jo. Putusan MK Nomor 37/PUU-
- Pengadilan Tata Usaha Negara
perdata secara umum. Badan pengadilan yang X/2012. 3.Peradilan Militer, Peradilan militer hanya
menjalankannnya adalah Pengadilan Negeri sebagai menangani perkara pidana dan sengketa tata usaha
Dalam melaksanakan tugasnya Mahkamah
pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi bagi kalangan militer. Badan yang menjalankan
Agung (MA) merupakan pemegang kekuasaan
sebagai pengadilan tingkat bandingnya. Pengadilan terdiri dari Pengadilan Militer, Pengadilan Militer
kehakiman yang terlepas dari kekuasaan pemerintah.
Negeri berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota Tinggi dan Pengadilan Militer Utama.
Kewajiban dan wewenang MA menurut Undang-
yang menjadi wilayah kewenangannya. Sedangkan
Undang Dasar 1945 adalah: Berwenang mengadili
Pengadilan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi Pengadilan Militer adalah pengadilan tingkat
pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
dengan kewenangan meliputi wilayah Provinsi pertama bagi perkara pidana yang terdakwanya
undangan di bawah Undang-Undang, dan
tersebut. Peradilan ini diatur dengan UU No. 2 Tahun berpangkat Kapten atau di bawahnya. Pengadilan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
1986 tentang Peradilan Umum jo. UU No. 8 Tahun Militer Tinggi sebagai pengadilan tingkat banding
Undang-Undang, Mengajukan 3 orang anggota
2004 jo. UU No. 49 Tahun 2009 jo. Putusan MK untuk putusan Pengadilan Militer, sekaligus
Hakim Konstitusi dan Memberikan pertimbangan
Nomor 37/PUU-X/2012. Terdapat 6 pengadilan pengadilan tingkat pertama untuk perkara pidana
dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitas
khusus di lingkungan peradilan umum: dengan terdakwa berpangkat Mayor atau di atasnya.
Kompetensi Badan Peradilan Salah satu hal
Pengadilan Militer Tinggi juga pengadilan tingkat
penting jika ingin mengajukan gugatan ke pengadilan
a.Pengadilan Anak, merupakan pengadilan yang pertama bagi sengketa tata usaha angkatan
adalah memerhatikan bahwa gugatan yang akan
melakukan proses peradilan atas perkara yang bersenjata. Sedangkan Pengadilan Militer Utama
diajukan oleh Penggugat adalah benar ditujukan
dilakukan oleh pada anak berumur 12-17 tahun yang ialah pengadilan tingkat banding atas putusan
kepada badan peradilan yang berwenang untuk
diduga melakukan suatu tindak pidana. B. Pengadilan Militer Tinggi. Dasar hukum peradilan
mengadili perkara tersebut. Pengadilan Negeri
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, merupakan ini adalah berdasarkan UU No.31 Tahun 1997
memiliki batasan kewenangan. Batasan tersebut
pengadilan yang melakukan proses peradilan atas tentang Peradilan Militer.4. Peradilan Konstitusi
menyebabkan Pengadilan Negeri menjadi tidak
perkara tindak pidana korupsi, dimana pekara yang Menangani pengujian kesesuaian isi undang-undang
berwenang dalam memeriksa, mengadili, dan
diperkarakan adalah pekara yang tuntutannya dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan
memutus perkara yang diajukan kepadanya.
diajukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.c. kewenangan lain yang diatur dalam UUD 1945.
Hal tersebut merupakan konsekuensi dari adanya
Pengadilan Perikanan, merupakan pengadilan yang Dasar hukum peradilan ini adalah berdasarkan UUD
pengaturan mengenai kewenangan atau kompetensi
melakukan proses peradilan yang berhubungan 1945 dan UU No.24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
absolut suatu badan peradilan. Kewenangan absolut
dengan tindak pidana di bidang perikanan.d. Konstitusi jo. UU No.8 Tahun 2011 jo. UU No.4
yang menjadi pemisah kewenangan? menyangkut
pembagian kekuasaan antara badan-badan peradilan, wajib menghentikan pemeriksaan. Contoh terhadap menguasakan perkaranya kepada orang lain dengan
menegaskan bahwa apa yang menjadi kewenangan kewenangan/kompetensi absolut, yaitu pengajuan surat kuasa khusus (special authorization),
satu badan peradilan tertentu mutlak tidak dapat gugatan oleh Penggugat ke Pengadilan Negeri. sedangkan bagi pihak penggugat dapat juga
menjadi kewenangan badan peradilan lainnya. Pasal Dimana diketahui sebelumnya dalam perjanjian dilakukan dengan mencantumkan pemberian kuasa
134 HIR berbunyi: Jika perselisihan itu suatu perkara pihak-pihak yang bersengketa terdapat perjanjian itu dalam surat gugatannya.
yang tidak masuk kekuasaan pengadilan negeri maka arbitrase yang menegaskan pilihan forum
pada setiap waktu dalam pemeriksaan perkara itu penyelesaian sengketa di Badan Arbitrase Nasional Cara memberikan kuasa dapat dilakukan dengan
dapat diminta supaya hakim menyatakan dirinya Indonesia (BANI).
akta notaris (notariat document) akta yang dibuat
tidak berkuasa dan hakimpun wajib mengakuinya
oleh panitera Pengadilan Negeri, yang daerah
karena jabatannya. Terhadap kewenangan pengadilan yang dianggap
hukumnya meliputi tempat tinggal si pemberi kuasa,
tidak sesuai maka Tergugat dapat menyampaikannya
atau dengan akta di bawah tangan yang dilegalisir
Pada perkara perdata sebagaimana dalam Hukum melalui eksepsi. Eksepsi mengenai kewenangan
Acara Perdata telah diatur dua macam kewenangan Pengadilan tersebut diajukan apabila pihak Tergugat serta didaftarkan menurut ordonansi Stb No 46

yaitu kewenangan/kompetensi relatif dan merasa gugatan yang diajukan oleh pihak Penggugat Tahun 1916 yaitu ordonansi tentang cara

kewenangan/kompetensi absolut. bukan merupakan perkara yang menjadi kewenangan menandatangani akta di bawah tangan.
Kewenangan/Kompetensi Relatif Pengadilan Negeri untuk memeriksa, mengadili, dan PERUBAHAN GUGATAN, HIR dan RBG tidak
Kewenangan/kompetensi relatif mengatur memutus. Berdasarkan Pasal 136 HIR, apabila mengatur tentang perubahan gugatan, akan tetapi
pembagian kekuasaan mengadili antar badan terdapat pengajuan eksepsi mengenai kewenangan hal itu dapat ditemukan di dalam pasal 127 Rv,
peradilan yang sama, tergantung pada domisili atau absolut maka hakim akan memeriksa dan memutus dimana ditentukan bahwa perubahan Gugatan
tempat tinggal para pihak (distributie van terlebih dahulu mengenai eksepsi tersebut. Terhadap sepanjang Pemeriksaan perkara diperbolehkan asal
rechtsmacht), terutama tergugat. Pengaturan pengajuan eksepsi mengenai kewenangan absolut tidak mengubah atau menambah Petitum – Pokok
mengenai kewenangan relatif ini diatur pada Pasal tersebut hakim akan menunda pemeriksaan pokok Tuntutan (onderwerp van den eis).
118 HIR. Kewenangan relatif ini menggunakan perkara. Hal tersebut disebabkan oleh pemeriksaan
asas actor sequitor forum rei yang berarti yang serta pemutusan mengenai eksepsi tersebut diambil
PENCABUTAN GUGATAN, Pencabutan Gugatan
berwenang adalah Pengadilan Negeri tempat tinggal dan dijatuhkan sebelum pemeriksaan pokok perkara.
dapat dilakukan sebelum gugatan itu diperiksa di
Tergugat.
persidangan atau sebelum tergugat memberikan
Tindakan yang demikian bersifat imperatif dimana
jawabannya atau sesudah diberikan jawaban oleh
tidak dapat dibenarkan memeriksa pokok perkara
tergugat. HIR dan RBG tidak mengatur tentang
Terhadap kewenangan/kompetensi relatif, jika pihak sebelum ada putusan yang menegaskan apakah
Tergugat tidak mengajukan jawaban yang berisi Pengadilan Negeri yang bersangkutan berwenang pencabutan Gugatan ini, untuk merujuk masalah

eksepsi mengenai kewenangan/kompetensi relatif atau tidak untuk memeriksanya. Apabila hakim pencabutan gugatan ini maka ada diatur dalam Pasal

terhadap perkara yang sedang diadili, maka perkara berpendapat, bahwa ia berwenang memeriksa 271 RV yang menentukan bahwa gugatan dapat
tersebut dapat dilanjutkan pemeriksaannya hingga dengan mengadili perkara dengan alasan, apa yang dicabut oleh Penggugat sebelum tergugat
majelis hakim menjatuhkan putusan akhir. Terhadap diperkarakan termasuk yuridiksi absolut Pengadilan memberikan jawaban. Posita (Fundamentum
kewenangan/kompetensi relatif, apabila Tergugat Negeri yang bersangkutan, maka eksepsi tergugat Petendi) adalah dalil-dalil konkret tentang adanya
tidak mengajukan jawaban yaitu eksepsi mengenai ditolak, penolakan dituangkan dalam bentuk putusan hubungan hukum yang merupakan dasar serta
kewenangan relatif, maka perkara tetap dapat sela (interlocutory) dan amar putusan, berisi alasan-alasan dari tuntutan (middelen van den eis).
dilanjutkan pemeriksaannya karena tidak penegasan bahwa Pengadilan Negeri berwenang Untuk mengajukan suatu tuntutan, seseorang harus
menyangkut hal krusial, yaitu hanya mengenai lokasi mengadili dan memerintahkan kedua belah pihak menguraikan dulu alasan-alasan atau dalil sehingga
pengadilan seharusnya. Contoh terhadap melanjutan pemeriksaan pokok perkara. Apabila
ia bisa mengajukan tuntutan seperti itu. Karenanya,
kewenangan/kompetensi relatif, yaitu Penggugat eksepsi kompetensi yang diajukan tergugat beralasan
fundamentum petendi berisi uraian tentang
mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta dan dapat dibenarkan oleh hakim bahwa Pengadilan
kejadian perkara atau duduk persoalan suatu kasus
Pusat, sedangkan diketahui bahwa Tergugat Negeri tidak berwenang mengadili perkara, maka
bertempat tinggal di daerah Jakarta Timur. Hal eksepsi dikabulkan. Hakim menjatuhkan putusan
Petitum berisi tuntutan apa saja yang dimintakan
tersebut tidak sesuai dengan asas actor sequitor akhir (final judgement) sehingga pemeriksaan
oleh penggugat kepada hakim untuk dikabulkan.
forum rei. perkara dianggap selesai pada tingkat pertama.
Selain tuntutan utama, penggugat juga biasanya

Pengertian gugatan adalah permasalahan perdata menambahkan dengan tuntutan subside atau

Kewenangan/Kompetensi Absolut, yang mengandung sengketa antara 2 (dua) pihak atau pengganti seperti menuntut membayar denda atau
Kewenangan/kompetensi absolut merupakan lebih yang diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri menuntut agar putusan hakim dapat dieksekusi
pemisahan kewenangan yang menyangkut dimana salah satu pihak sebagai penggugat untuk walaupun akan ada perlawanan di kemudian hari
pembagian kekuasaan antara badan-badan peradilan, menggugat pihak lain sebagai tergugat. Pihak yang yang disebut dengan uitvoerbar bij voorrad. Jenis-
dilihat dari macamnya pengadilan, menyangkut merasa memiliki kepentingan dengan adanya jenis gugatan: A. Gugatan voluntair Gugatan ini
pemberian kekuasaan untuk mengadili (attributie perkara perdata yang ada, dapat mengajukan adalah salah satu jenis gugatan yang diajukan atas
van rechtsmacht). Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 dan permohonan untuk ditarik masuk dalam proses dasar permohonan ke pengadilan negeri. Adapun
Pasal 18 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan pemeriksaan perkara perdata tersebut yang lazim dasar hukum gugatan voluntair ini adalah Pasal 2
Kehakiman yang menyatakan bahwa kekuasaan
dinamakan sebagai Intervensi. Intervensi adalah ayat (1) UU No. 14 Tahun 1970 (diubah dengan UU
kehakiman terdiri dari Peradilan Umum, Peradilan
suatu perbuatan hukum oleh pihak ketiga yang No. 35 Tahun 1999, Namun saat ini telah diubah lagi
Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha
mempunyai kepentingan dalam gugatan tersebut menjadi 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Negara. Terhadap kewenangan absolut, walaupun
dengan jalan melibatkan diri atau dilibatkan oleh Kehakiman). B. Gugatan Contentiosa Gugatan ini
Tergugat tidak mengajukan eksepsi kewenangan
salah satu pihak dalam suatu perkara perdata yang dapat diartikan sebagai jenis gugatan yang
absolut atas perkara yang diajukan ke suatu badan
sedang berlangsung. Pihak Intervensi tersebut dapat mengandung 2 (dua) pihak atau party. Dalam
pengadilan, maka majelis hakim tetap harus
berperan sebagai Penggugat Intervensi atau pun prakteknya, gugatan ini biasanya disebut dengan
memeriksa terkait kewenangan absolutnya untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara yang sebagai Tergugat Intervensi. Perwakilan atau gugatan biasa. C. Gugatan class action Gugatan ini

diajukan kepadanya. Apabila terbukti bahwa perkara pemberian kuasa ini diatur dalam Pasal 123 HIR dan dapat diartikan sebagai gugatan kelompok. Intinya
tersebut bukan merupakan kewenangan absolut pasal 147 RBG. Menurut ketentuan dari pasal adalah gugatan perdata, biasanya terkait dengan
pengadilan yang bersangkutan, maka majelis hakim tersebut, pihak-pihak yang berperkara dapat permintaan injuntction atau ganti kerugian yang
diajukan oleh sejumlah orang dalam jumlah yang
tidak banyak. Gugatan Class Action ini diatur dalam
Perma No. 1 Tahun 2002 tentang Acara Gugatan
Perwakilan Kelompok. .08 D. Gugatan Legal Standing
Gugatan ini dapat diartikan secara luas, yaitu hak
seseorang atau kelompok orang atau organisasi
untuk tampil sebagai penggugat di pengadilan guna
mengajukan gugatan perdata. Pada dasarnya
gugatan legal standing ini diajukan dengan dasar
mewakili kepentingan umum (publik) atau
kepentingan lingkungan. E. Gugatan Citizen Law Suit
Pada prinsipnya, citizen law suit merupakan suatu
gugatan warga negara yang banyak dikenal dalam
sistem hukum amerika serikat, india, australia
khususnya dalam bidang hukum lingkungan

Anda mungkin juga menyukai