Anda di halaman 1dari 3

Dasar hukum perlindungan dan pengelolaan ayat (3) menjelaskan bahwa “setiap orang mempunyai usaha untuk memberikan

usaha untuk memberikan informasi yang terkait


lingkungan hidup UUD 1945 :Pasal 28 ayat (1), setiap hak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
org berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat hidup sesuai dengan peraturan perundang undangan hidup secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu
tinggal dn mendapatkan lingkungan hidup yg baik, yang berlaku.” Agar warga dapat memainkan peran (Pasal 68 butir a). c. Menjaga keberlanjutan fungsi
Pasal 33 ayat (1), perekonomian nasional serta secara lebih konstruktif, maka warga harus lingkungan hidup; dan (Pasal 68 butir b). d. Menaati
diselenggarakan berd atas demokrasi ekonomi dgn memiliki akses atas informasi pengelolaan lingkungan ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan., dan Pasal hidup.peran serta dalam pengelolaan lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
33 ayat (3), bumi ,air, dan kekayaan alam yg dapat dilakukan dengan cara cara seperti yang (Pasal 68 butir c). mensyaratkan suatu negara untuk
terkandung di dalamnya dikuasi oleh negara Pasal 1 disebut dalam Pasal 65 ayat (2), (3), (4), dan (5) yaitu: melakukan upaya semaksimal mungkin untuk
ayat 1:”Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang a. Pasal 65 ayat 2 UUPPLH merumuskan bahwa: meniadakan atau mengurangi risiko akibat
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk “Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan dilakukannya suatu kegiatan atau dikeluarkannya
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi, suatu kebijakan. Untuk itu, negara (pemerintah) harus
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas memastikan adanya peraturan perundang undangan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta lingkungan hidup yang baik dan sehat.” Hak atas yang memandatkan pelaku usaha untuk menerapkan
makhluk hidup lain”. Manusia sebagai kearifan di informasi lingkungan hidup akan meningkatkan nilai best available technology (BAT) atau mendorong
muka bumi. Hak kita harus dikembalikan pada nilai- dan efektivitas peran serta dalam pengelolaan praktik praktik pengelolaan lingkungan yang terbaik.
nilai pancasila, hak yang berdasarkan ketuhanan yang lingkungan hidup, di samping akan membuka peluang Berdasarkan Pasal 69 UUPPLH, yang menjadi larangan
maha esa, hak yang berdasarkan kemanusiaan yang bagi masyarakat untuk mengimplementasikan haknya adalah sebagai berikut: a. Setiap orang dilarang: 1)
adil dan beradab, hak yang berdasarkan persatuan atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. b. Pasal 65 Melakukan perbuatan yang mengakibatkan
indonesia, hak yang berdasarkan Kerakyatan yang ayat 3 UUPPLH merumuskan bahwa: “Setiap orang pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup; 2)
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap Memasukkan B3 (Bahan berbahaya dan beracun) yang
Permusyawaratan Perwakilan, hak yang berdasarkan rencana usaha dan/ atau kegiatan yang diperkirakan dilarang menurut peraturan perundang undangan ke
keadilan sosial yang adil bagi rakyat indonesia. Asas dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3)
pembangunan keberlanjutan adalah asas yang utama, hidup.” Berbagai aktivitas pengelolaan dan Memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah
asas yang memenuhi kebutuhan generasi tanpa perlindungan lingkungan yang membuka pelibatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke media
mengabaikan generasi yang akan datang. Dengan kata masyarakat dalam setiap prosesnya c. Pasal 65 ayat 4 lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 4)
lain asas ini lebih banyak menjalankan kewajiban. UUPPLH menyebutkan: “Setiap orang berhak untuk Memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara
Kewajiban dalam uu perlindungan lingkungan hidup berperan dalam perlindungan dan pengelolaan Kesatuan Republik Indonesia; 5) Membuang limbah ke
terdapat pada pasal 67:”Setiap orang berkewajiban lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang media lingkungan hidup; 6) Membuang B3 dan limbah
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta undangan.” d. Pasal 65 ayat 5 UUPPLH menyebutkan B3 ke media lingkungan hidup; 7) Melepaskan produk
mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan pula bahwa: “Setiap orang berhak melakukan rekayasa genetik ke media lingkungan hidup yang
lingkungan hidup.” Setiap orang wajib memelihara, pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau bertentangan dengan peraturan perundang undangan
fungsi kerja sama. Hak atas lingkungan juga menjadi perusakan lingkungan hidup.” Pasal ini selanjutnya atau izin lingkungan; 8) Melakukan pembukaan
bagian dari hak asasi manusia. Hak atas lingkungan dipertegas dalam Pasal 70 ayat 2 tentang bentuk dengan cara membakar; 9) Menyusun AMDAL tanpa
hidup bukan semata mata merupakan hak yang peran masyarakat yang salah satunya adalah berupa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal; 10)
bersifat negatif atau positif, namun hak atas pengaduan. Proses pengaduan sebagai bentuk peran Memberikan informasi palsu, menyesatkan,
lingkungan harus dipandang sebagai satu kesatuan hak serta masyarakat terhadap dugaan adanya menghilangkan informasi, merusak informasi, atau
asasi manusia dengan elemen hak atas ekonomi, pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, memberikan keterangan yang tidak benar
sosial, politik, sipil, dan budaya. Hak atas lingkungan kemudian berkembang menjadi entry point bagi
juga tidak dapat dipisahkan sebagai hak individu, masyarakat untuk mengajukan langkah langkah Penegakan hukum perdata sengketa lingkungan hidup
karena lingkungan hidup sebagai hak asasi, merupakan hukum lebih lanjut. Bentuk langkah hukum itu adalah perselisihan antara pihak atau lebih yg timbul
hak yang juga hak kolektif. Hak manusia atas seperti: 1) Hak untuk menggugat sebagaimana diatur dari kegiatan yg berpotensi dan atau yang telah
lingkungan dikualifikasi sebagai fundamental rights, dalam Pasal 91 ayat 1 UUPPLH tentang hak gugat berdampak. potensi ini maksudnya belum terjadi.
maksudnya setiap orang memiliki hak yang memiliki masyarakat bahwa masyarakat berhak mengajukan Berpotensi ini berkaitan dengan lingkungan hidup B3
suatu tun tutan (claim), yang berkaitan dengan gugatan perwakilan kelompok untuk kepentingan berbahaya dan beracun, walaupun sudah masuk ke
perlindungan hukum bagi rakyat. Di Indonesia, hak dirinya sendiri dan/atau untuk kepentingan media lingkungan belum tentu terjadi pencemaran di
atas lingkungan yang sehat dan baik, pertama kalinya masyarakat apabila mengalami kerugian akibat hari itu juga. Didalam lingkungan hidup tidak ada batas
disebutkan dalam Undang Undang Nomor 4 Tahun pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, 2) daluarsa, daluwarsa dihitung terjadinya pencemaran
1982 tentang Lingkungan Hidup (UULH), kemudian Pasal 92 UUPPLH tentang hak gugat organisasi atau kerusakan lingkungan. Ini yang dikatakan
dihapus dan diubah menjadi Undang Undang Nomor lingkungan hidup, mengatur bahwa dalam rangka perbuatan yang berpotensi. ( pasal 84) Dalam
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan penyelesaian lingkungan ini ditempuh jalur di luar
(UUPLH), dan kemudian dihapus dan diubah kembali pengelolaan lingkungan, organisasi lingkungan hidup pengadilan: diutamakan tapi kalo tidak mencapai
menjadi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan kesepakatan maka ke jalur pengadilan (upaya
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan pelestarian fungsi lingkungan hidup. 3) Gugatan terakhir). Melalui pengadilan hanya dapat ditempuh
Hidup (UUPPLH) yang berlaku hingga saat ini. Hukum terhadap keputusan Tata Usaha Negara (Pasal 93 apabila tidak berhasil di luar pengadilan. Diluar
lingkungan mengenal adanya hak substantif UUPPLH).Pasal Pasal di atas menegaskan tentang hak pengadilan ada dua: mediasi dan arbitrase. Melalui
(substantive right to environmental quality) dan hak bagi setiap orang untuk mengadukan dugaan pengadilan hakim yang memutus. Penyelesaian
prosedural (procedural rights). Hak substantif pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan (pasal
merupakan hak atas lingkungan yang baik dan sehat. Secara khusus, Pasal 66 UUPPLH menegaskan bahwa: 85) dilakukan mencapai kesepakatan, mengenai :
Adapun hak prosedural meliputi hak akses informasi, “Setiap orang yang memperjuangkan hak atas bentuk dan besarnya ganti rugi, tindakan pemulihan
akses partisipasi, hak berperan dalam perlindungan lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat akibat pencemaran, tindakan tertentu untuk
dan pengelolaan lingkungan. Hak Hak subjektif dituntut secara pidana, maupun digugat secara menjamin tidak akan terulangnya pencemaran, Dan
(subjective rights) dijelaskan dalam Pasal 65 ayat (1) perdata.” Penjelasan pasal ini menyebutkan: atau tindakan yang menimbulkan efek negatif
UUPPLH dan Pasal 5 ayat 1 UUPLH. Hak subjektif “Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi terhadap lingkungan. Bisa dibuat oleh masyarakat atau
sebagaimana tertera dalam Pasal 3 UUPPLH tersebut korban dan/atau pelapor yang menempuh cara difasilitasi oleh pemerintah. Ganti rugi atau setiap
dapat dikaitkan dengan hak umum yang tercantum hukum akibat pencemaran dan/atau perusakan penanggung jawab usaha yang melakukan perbuatan
dalam alinea keempat pembukaan UUD 1995 yang lingkungan hidup. Perlindungan ini dimaksudkan melawan hukum membuat pencemaran dan
menyatakan “membentuk suatu pemerintah negara untuk mencegah tindakan pembalasan dari terlapor kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian
Indonesia yang melindungi segenap bangsa melalui pemidanaan dan/atau gugatan perdata pada orang lain atau lingkungan hidup harus wajib
Indonesia,” serta dikaitkan pula dengan hak dengan tetap memperhatikan kemandirian membayar ganti rugi atau mengambil tindakan
penguasaan kepada negara atas bumi, air dan peradilan.” Ketentuan ini merupakan simbol tertentu. Pasal 87 Mengenai ganti rugi dan pemulihan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk perlindungan hukum, sekaligus wujud sikap Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan:
sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Adanya hak akomodatif UUPPLH terhadap berbagai peran serta yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa:
untuk mendapatkan informasi dan berperan dalam pe- masyarakat selama ini. Pasal 66 UUPPLH ingin - pencemaran dan/atau - perusakan lingkungan hidup
ngelolaan lingkungan hidup atau disebut dengan melindungi masyarakat yang bermaksud yang menimbulkan kerugian pada: - orang lain atau -
“participatory rights”. Dalam UUPLH, hak atas memberikan informasi tentang tindakan tindakan lingkungan hidup. Asas pencemar membayar. Selain
informasi dan hak peran serta dirumuskan dalam Pasal pencemaran dan perusakan lingkungan, tapi malah diharuskan membayar ganti rugi: pencemar dan/atau
5 ayat (2) dan (3): Pasal 5 ayat (2) menjelaskan bahwa menjadi korban penegakan hukum yang tidak adil. perusak LH dapat pula dibebani oleh hakim -
“setiap orang mempunyai hak atas informasi Pasal 66 UUPPLH ini berlaku nondiskriminatif memasang atau memperbaiki unit pengolahan limbah
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam terhadap sikap kritis dan masukan masyarakat. Selain sehingga limbah sesuai dengan baku mutu LH yang
pengelolaan lingkungan hidup.” Pengertian informasi mengakui adanya hak atas lingkungan hidup, ditentukan; - memulihkan fungsi lingkungan hidup;
lingkungan hidup, yaitu “data, keterangan atau UUPPLH juga mengatur mengenai kewajiban dan/atau - menghilangkan atau memusnahkan
informasi lain yang berkenaan dengan pengelolaan kewajiban hukum bagi setiap orang dalam penyebab timbulnya pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup yang menurut sifat dan tujuannya pengelolaan lingkungan hidup. Kewajiban Kewajiban LH. Setiap orang: -yang melakukan
memang terbuka untuk diketahui masyarakat. Hak tersebut di antaranya: a. Kewajiban memelihara pemindahtanganan, - pengubahan sifat dan bentuk
atas informasi merupakan konsekuensi logis dari kelestarian fungsi lingkungan hidup serta usaha, dan/atau - kegiatan dari suatu badan usaha
adanya pengakuan atas hak warga untuk berperan mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan yang melanggar hukum tidak melepaskan tanggung
serta dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 5 lingkungan hidup (Pasal 67). b. Kewajiban bagi pelaku jawab hukumdan/atau – kewajiban badan usaha
tersebut. Pengadilan: dapat menetapkan pembayaran korporasi bukan hanya bertujuan untuk keuntungan fungsi lingkungan hidup. Kerugian lingkungan hidup
uang paksa thdp setiap hari keterlambatan atas pribadi, melainkan pada pemenuhan kebutuhan dan yang dimaksud berdasarkan penjelasan Pasal 90 ayat
pelaksanaan putusan pengadilan. Pasal 88 (tanggung pencapaian keuntungan organisasional. Tidak (1) UUPPLH yaitu kerugian yang timbul akibat
jawab mutlak) Setiap orang: yang -- tindakannya, -- menutup kemungkinan motif tersebut ditopang pula pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
usahanya, dan/atau – kegiatannya - menggunakan B3, oleh norma operasional (internal) dan sub-kultur yang bukan merupakan hak milik privat. Dengan
- menghasilkan dan/atau - mengelola limbah B3, organisasional.Pengawasan lingkungan hidup demikian, ganti kerugian yakni berupa ganti kerugian
dan/atau - yang menimbulkan ancaman serius merupakan salah satu instrumen penegakan hukum atau biaya yang harus ditanggung oleh penanggung
terhadap LH bertanggung jawab mutlak atas kerugian dan merupakan amanat UU Nomor 32 tahun 2009 jawab kegiatan dan/atau usaha akibat terjadinya
yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan. tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang
Penjelasan) “bertanggung jawab mutlak” strict liability Hidup dimana dalam pasal tersebut Menteri / bukan merupakan hak milik privatnya. Jika
-- (uu ciptaker) unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan Gubernur / Bupati / Walikota mengangkat dan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan terjadi
oleh pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup pada lingkungan yang merupakan milik privatnya
rugi. -- merupakan lex specialis dalam gugatan tentang (PPLH) dan pejabat pengawas lingkungan hidup maka ia dikenakan pembebanan melakukan tindakan
perbuatan melanggar hukum pada umumnya. daerah (PPLHD) yang merupakan jabatan fungsional. tertentu berupa tindakan pencegahan dan
Besarnya nilai ganti rugi: yang dapat dibebankan ASPEK YANG DIAWASI?? 1. Ketaatan terhadap Izin penanggulangan pencemaran dan/ atau kerusakan
terhadap pencemar atau perusak LH menurut Pasal ini lingkungan 2. Ketaatan terhadap Izin perlindungan serta pemulihan fungsi lingkungan hidup guna
dapat ditetapkan sampai batas tertentu. “sampai dan pengelolaan lingkungan hidup (Izin pembuangan menjamin tidak akan terjadi atau terulangnya dampak
batas waktu tertentu” jika menurut penetapan perat. air limbah, izin Pengelolaan Limbah Limbah Bahan, negatif terhadap lingkungan hidup. Penegakan hukum
perUUan ditentukan keharusan asuransi bagi usaha berbahaya dan beracun (penyimpanan, pengumpulan, administrasi merupakan bagian kekuasaan
dan/atau kegiatan ybs atau telah tersedia dana pengolahan, penimbunan, pengangkutan) memerintah (besturen).Penegakan hukum
lingkungan hidup. Pasal 88 untuk kegiatan usaha 3. Ketaatan terhadap Peraturan perundang undangan administrasi di bidang lingkungan hidup memiliki
perusahaan yang menggunakan B3, Menghasilkan B3, di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan beberapa manfaat strategis dibandingkan dengan
mengelolah B3 atau yang menimbulkan ancaman hidup (dokumen lingkungan, Air, Udara, Bahan perangkat hukum lainnya (perdata dan pidana)
serius. Pasal 89 (tenggat kadaluwarsa) (1) - untuk berbahaya dan beracun (B3) dan Limbah Bahan sebagai berikut: a. Penegakan hukum administrasi di
mengajukan gugatan ke pengadilan sbgmn - diatur berbahaya dan beracun (LB3) SIAPA YANG DIAWASI ? bidang lingkungan hidup dapat dioptimalisasikan
dalam ketentuan KUHPerdata dan – dihitung seja Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas sebagai perangkat pencegahan (preventif); b.
kdiketahu iadany apencemaran dan/atau kerusakan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Penegakan hukum administrasi (yang bersifat
LH.(2) - tidak berlaku terhadap: pencemaran dan/atau perundang-undangan di bidang perlindungan dan pencegahan) dapat lebih efisien dari sudut
kerusakan LH yang diakibatkan oleh usaha dan/atau pengelolaan lingkungan hidup (Rumah sakit, Hotel, pembiayaan dibandingkan penegakan hukum pidana
kegiatan yang: - menggunakan dan/atau - mengelola Industri, dll). SIAPA YANG MENGAWASI?? Sesuai dan perdata. c. -Penegakan hukum administrasi lebih
B3 serta - menghasilkan dan/atau mengelola limbah dengan Pasal 71 Undang Undang 32 tahun 2009 memiliki kemampuan mengundang partisipasi
B3. Artinya bukan pada saat pencemaran. Badan tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan masyarakat. Walaupun penjatuhan sanksi
usaha itu ada yang brbentuk badan hukum dan tidak hidup bahwa : 1. Menteri, gubernur, atau administratif ini telah diberikan kepada penanggung
berbadan hukum, kemudian badan usaha itu ada yang bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib jawab usaha dan/atau kegiatan, berdasarkan Pasal 78
milik negara (BUMN tingkat pusat, BUMD, badan melakukan pengawasan terhadap ketaatan UUPPLH tidak membebaskan penanggung jawab
usaha esa) dan ada yang milik swasta (Pt, Yayasan, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas usaha dan/atau kegiatan dari tanggung jawab
koperasi, firma, cv). Pasal 116 ini tidak bisa dipahami ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemulihan dan pidana. Selanjutnya, berdasarkan Pasal
tanpa memahami perundan-undangan yang lain , perundang-undangan dibidang perlindungan dan 82 UUPPLH, beban biaya untuk melakukan pemulihan
karena akan terkait pada pertanggungjawabaan pengelolaan lingkungan hidup. 2. Menteri, Gubernur, lingkungan akibat pencemaran dan/atau perusakan
pidananya. ( psl 116 )(1) Apabila TPLH dilakukan: oleh, atau Bupati/walikota dapat mendelegasikan lingkungan yang dilakukannya atas beban biaya
untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana kewenangannya dalam melakukan pengawasan penanggung jawab dan/atau kegiatan. -Penegakan
dan sanksi pidana dijatuhkan kepada: a. badan usaha; kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung hukum pidana lingkungan merupakan serangkaian
dan/atau b. - orang yg memberi perintah untuk jawab dibidang perlindungan dan pengelolaan kegiatan dalam upaya tetap mempertahankan
melakukan TP tsb atau - orang yg bertindak sbg lingkungan hidup. Kewenangan pejabat pengawas lingkungan hidup dalam keadaan lestari yang memberi
pemimpin kegiatan dalam TP tsb (2) Apabila TPLH lingkungan hidup seperti melakukan pemantauan, manfaat bagi generasi masa kini dan generasi masa
pada ayat (1) dilakukan: oleh orang, yang berdasarkan: meminta keterangan, membuat salinan dari depan. Upaya tersebut sangat kompleks dan banyak
- hubungan kerja atau - berdasarkan hubungan lain dokumen dan/atau membuat catatan yang sekali kendala dalam tataran aplikatif.. Ada dua alasan
yang bertindak dalam lingkup kerja badan usaha, diperlukan, memasuki tempat tertentu, memotret, diperlukannya sanksi pidana, yaitu: Pertama, sanksi
sanksi pidana dijatuhkan: terhadap: - pemberi membuat rekaman audio visual, mengambil sampel, pidana selain dimaksudkan untuk melindungi
perintah tindak pidana tsb atau - pemimpin dalam memeriksa peralatan, memeriksa instalasi dan/atau kepentingan manusia, juga untuk melindungi
tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan TP tsb alat transportasi dan/atau menghentikan kepentingan lingkungan karena manusia tidak dapat
dilakukan - secara sendiri atau bersama-sama. untuk pelanggaran tertentu. Penanggung jawab usaha menikmati harta benda dan kesehatannya dengan baik
itu biasanya dilakukan oleh orang lain Pasal 116 dan/atau kegiatan dilarang menghalangi jika persyaratan dasar tentang kualitas lingkungan
UUPPLH dapat dijelaskan sbb: Ketentuan Pasal pelaksanaan tugas pejabat pengawas lingkungan yang baik tidak terpenuhi; Kedua, pendayagunaan
tersebut: menetapkan: disamping orang secara pribadi hidup. 2. Penetapan Pejabat Pengawas Lingkungan sanksi pidana juga dimaksudkan untuk memberikan
(org pribadi itu pemimpinnya dan karyawan tingkat hidup dilaksanakan oleh Menteri, gubernur, atau rasa takut kepada pencemar potensial. Sanksi pidana
bawah), tindak pidana lingkungan dapat dilakukan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib dapat berupa pidana penjara, denda, perintah
oleh badan usaha. Sanksi atau tindakan tertentu: melakukan pengawasan terhadap ketaatan memulihkan lingkungan yang tercemar dan/atau
dikenakan kepada: a. badan usaha dan orang yang penanggung jawab usaha dan/atau kegiatannya dan rusak, penutupan tempat usaha dan pengumuman
memberi perintah untuk melakukan tindak pidana b. pengawasan kepada pejabat/instansi teknis termasuk melalui media massa yang dapat menurunkan nama
badan usaha dan orang yang bertindak sebagai menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup baik badan usaha yang bersangkutan.Jika ditinjau dari
pimpinan dalam melakukan tindak pidan c. Badan yang merupakan pejabat fungsional dalam perumusan tindak pidana, ketentuan Pasal 98
usaha d. orang yang memberi perintah untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. UUPPLH-115 UUPPLH, terdapat tindak pidana materiil
melakukan tindak pidana; e. orang yang bertindak yang menekankan pada akibat perbuatan, dan tindak
sebagai pimpinan dalam melakukan tindak pidana. PENEGAKAN HUKUM DI LH ADA 3: -Pengaturan pidana formil yang menekankan pada perbuatan.
Pertanggungjawaban pidana badan usaha: diperluas hukum perdata lingkungan dalam UUPPLH terdapat Tindak pidana materiil memerlukan (perlu terlebih
termasuk juga apabila TPLH tsb dilakukan oleh orang- dalam BAB XIII Pasal 84 sampai 92 UUPPLH. Adapun dahulu dibuktikan) adanya akibat dalam hal ini
orang, baik berdasar: -hubungan kerja maupun - penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
berdasar hubungan lain, yg bertindak dlm lingkungan ditempuh melalui dua jalur, yaitu pertama melalui lingkungan. Tindak pidana formal, tidak memerlukan
badan usaha. tuntutan pidana dan sanksi pidana: pengadilan (in court atau litigasi) dan kedua melalui adanya akibat, namun jika telah melanggar rumusan
dijatuhkan terhadap mereka yang: a. memberi luar Pengadilan (out court/settlement) atau biasa ketentuan pidana (ketentuan peraturan perundang-
perintah atau b. bertindak sebagai pimpinan tanpa dikenal dengan Alternatif penyelesaian Sengketa (APS) undangan), maka telah dapat dinyatakan sebagai telah
mengingat hubungan antar keduanya. tindak pidana atau Mekanisme Alternatif Penyelesaian Sengketa terjadi tindak pidana dan karenanya pelaku dapat
yang dilakukan untuk dan atau atas nama korporasi (MAPS) atau Alternative Dispute Resolution (ADR).373 dijatuhi hukuman. Pada Undang-Undang Cipta Kerja,
(badan usaha), setidak-tidaknya didalamnya Penegakan hukum lingkungan dalam perdata dapat terdapat 4 isu terkait AMDAL yang telah diubah yaitu
terdapat, bahwa:a. tindakan ilegal dari korporasi dan dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a. Class Action atau pertama, mengenai kegunaan Amdal. Dalam Undang-
agen-agennya berbeda dengan perilaku kriminal kelas Gugatan Masyarakat. Class Action atau gugatan Undang Cipta Kerja, AMDAL yang dibuat oleh
sosio-ekonomi bawah dalam hal prosedur masyarakat dalam UUPPLH diatur dalam Pasal 90. pemrakarsa yang bersertifikat dijadikan sebagai dasar
administrasi. Karenanya, yang digolongkan kejahatan Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan uji kelayakan lingkungan dalam penyelenggaraan
korporasi tidak hanya tindakan kejahatan atas hukum kelompok untuk kepentingan dirinya sendiri dan/atau usaha dan/atau kegiatan. Uji kelayakan lingkungan
pidana, tetapi juga pelanggaran atas hukum perdata untuk kepentingan masyarakat apabila mengalami dilakukan oleh sebuah tim yang dibentuk oleh lembaga
dan administrasi. b. baik korporasi (sebagai "subyek kerugian akibat pencemaran dan/atau kerusakan uji kelayakan lingkungan hidup pemerintah pusat. Tim
hukum perorangan "legal persons") dan lingkungan hidup. b Hak Gugat Organisasi. Hak gugat yang dimaksud dimulai dari, pemerintah daerah serta
perwakilannya termasuk sebagai pelaku kejahatan (as organisasi sendiri diatur dalam pasal 92 UUPPLH, hak ahli bersertifikat. Hal ini tentu berbeda dengan
illegal actors), dimana dalam praktek yudisialnya, ini dapat diberikan dalam rangka pelaksanaan ketentuan yang ada didalam UU PPLH, yakni: AMDAL
antara lain bergantung pada kejahatan yang dilakukan, tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan
aturan dan kualitas pembuktian dan lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhak lingkungan penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
penuntutan.c. motivasi kejahatan yang dilakukan mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian Kedua, Undang-Undang Cipta Kerja mengubah
ketentuan Pasal 25 huruf (c) terkait berkas yang harus berlaku. 6. Menerapkan suatu program pemenuhan Perma No. 13/2016 :
di dalam dokumen AMDAL. Salah satu syarat dokumen dan pengurangan B3 yang komprehensif, antara lain
yang diubah yaitu mengenai saran masukan serta mencurahkan perhatian dan dana untuk evaluasi atas Tata Cara Penanganan Perkara TIndak Pidana oleh
tanggapan dari masyarakat. Dalam UU PPLH diatur penggunaan B3 dengan melakukan pembuatan serta Korporasi . 1. Korporasi adalah kumpulan orang
bahwa dokumen AMDAL salah satunya harus memuat penerapan rencana yang komprehensif untuk dan/atau kekayaan yang terorganisir, balk merupakan
saran masukan serta tanggapan masyarakat terkena pengurangan dan pencegahan dari penggunaan B3. badan hukum maupun bukan badan hukum. 2.
dampak langsung yang relevan terhadap rencana Perusahaan memenej, mengukur, meningkatkan dan Korporasi Induk (parent company) adalah perusahaan
usaha/kegiatan, sedangkan dalam Undang-Undang mengkomunikasikan aspek-aspek lingkungan dari berbadan hukum yang memiliki dua atau lebIh anak
Cipta Kerja, saran, masukan, serta tanggapan dari operasi kegiatannya dengan cara yang sistematis. perusahaan yang disebut perusahaan subsidiary yang
masyarakat. Ketiga, dalam proses penyusunan Menetapkan badan hukum sebagai pelaku tindak juga memiliki status badan hukum tersendiri. 3.
AMDAL, baik Undang-Undang Cipta Kerja maupun UU pidana: dapat dengan berpatokan pada kriteria Perusahaan Subsidiary (subsidiary company) atau
PPLH sama-sama mengatur mengenai keterlibatan pelaksanaan tugas dan/atau pencapaian tujuan-tujuan perusahaan-perusahaan berbadan hukum yang
masyarakat. Namun, ketentuan dalam Undang- badan hukum tersebut. Badan hukum diperlakukan mempunyai hubungan (sister company) adalah
Undang Cipta Kerja mempersempit definisi sebagai pelaku: jika terbukti tindak bersangkutan perusahaan yang dikontrol atau dimiliki oleh satu
masyarakat. Masyarakat yang dimaksud dalam UU dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas dan/atau perusahaan Induk. Pertanggungjawaban pidana
PPLH adalah masyarakat yang terkena dampak; pencapaian tujuan badan hukum, juga termasuk korporasi: juga terkait dengan perbuatan: a. yang
pemerhati lingkungan hidup; dan/atau yang dalam hal orang (karyawan perusahaan) yang secara dilakukan oleh orang-orang yang bertanggungjawab
terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam faktual melakukan tindak bersangkutan yang dalam menjalankan operasional korporasi, kecuali
proses Amdal, sedangkan dalam Undang-Undang Cipta melakukannya atas inisiatif sendiri serta bertentangan korporasi dapat mengajukan argumen bahwa
Kerja, masyarakat yang dimaksud adalah hanya dengan instruksi yang diberikan. (Namun Dalam Hal pelanggaran tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan
masyarakat yang terkena dampak langsung. Keempat, Yang Terakhir ini tidak menutup kemungkinan badan dan bukan hal yang menguntungkan korporasi; b. yang
Perubahan mengenai mekanisme keberatan atas hukum mengajukan keberatan atas alasan tiadanya dilakukan "dengan persetujuan diam-diam" atau "dan"
AMDAL. UU PPLH menyediakan ruang bagi masyarakat kesalahan dalam dirinya) Badan hukum yang dalam atau "disebabkan" adanya pengabaian dani direksi,
yang keberatan dengan dokumen AMDAL untuk dapat kenyataannya kurang/tidak melakukan dan/atau manajer, sektetaris atau petugas korporasi lainnya
mengajukan keberatan atau upaya hukum. Sedangkan mengupayakan kebijakan atau tindak pengamanan yang bertanggungjawab atas kepengurusan korporasi
dalam Undang-Undang Cipta Kerja tidak diatur dalam rangka mencegah dilakukannya tindak terlarang tersebut. Hakim menjatuhkan pidana terhadap
mengenai mekanisme keberatan atas AMDAL. dapat diartikan bahwa badan hukum itu menerima korporasi berupa pidana pokok dan atau pidana
Undang-Undang Cipta Kerja menghapus ketentuan terjadinya tindakan terlarang tersebut, sehingga tambahan. Pidana pokok adalah pidana denda. Pidana
mengenai mekanisme keberatan tersebut, yaitu badan hukum dinyatakan bertanggung jawab atas tambahan dijatuhkan terhadap korporasi sesuai
dengan menghapus ketentuan mengenai komisi kejadian tersebut. Badan hukum dalam upaya PPLH dengan ketentuan peraturan peruu-an Putusan
penilai AMDAL yang dalam diatur dalam Pasal 29, Pasal mempunyai kewajiban untuk membuat pemidanaan dan putusan bukan pemidanaan
30 dan Pasal 31 UU PPLH. perbandingan yang terjadi kebijakan/langkah- langkah yang harus diambilnya, terhadap korporasi dibuat sesuai dengan kitab
dalam perubahan-perubahan yang terjadi dalam yaitu: 1. merumuskan kebijakan di bidang lingkungan; undang-undang hukum acara pidana atau KUHAP
undang-undang cipta kerja yang mengubah ketentuan 2. merumuskan rangkaian/struktur organisasi yang putusan pemidanaan dan bukan pemidanaan
UU PPLH terutama mengenai AMDAL dan izin layak (pantas) serta menetapkan siapa yang terhadap korporasi yang mencantumkan identitas
lingkungan dianggap oleh sejumlah pegiat lingkungan bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan sebagai berikut 1 nama koperasi 2 tempat tanggal
sebagai pelemahan yang mengancam kelestarian lingkungan tersebut; 3. merumuskan instruksi/aturan- pendirian dan atau nomor anggaran dasar atau akta
alam. Terlebih dari adanya analisis mengenai dampak aturan internal bagi pelaksanaan aktifitas-aktifitas pendirian atau peraturan atau dokumen atau
lingkungan yang digunakan hanya untuk proyek yang yang mengganggu lingkungan dimana juga harus perjanjian serta perubahan terakhir 3 tempat
memiliki risiko tinggi. Negara hukum sudah seharusnya diperhatikan bahwa pegawai- pegawai perusahaan kedudukan 4 kebangsaan korporasi 5 jenis korupsi 6
memiliki hukum atau undang-undang yang secara mengetahui dan memahami instruksi- instruksi yang bentuk kegiatan usaha dan 7 identitas pengurus yang
khusus dapat mengatur perlindungan dan pengelolaan diberlakukan perusahaan ybs 4. penyediaan sarana- mewakili.
lingkungan hidup. Perubahan hukum yang telah terjadi sarana finansial atau menganggarkan biaya
memberikan ancaman bagi lingkungan hidup. Seperti pelaksanaan kebijaksanaan PPLH.Kewajiban: suatu Asas "judicial pardon" dilatarbelakangi/
halnya di Indonesia, yakni dengan tidak mewajibkan peranan yang harus dilaksanakan oleh pemegangnya. Ide/pemikiran. a. menghindari kekakuan/obstutisme
fungsi AMDAL sedangkan AMDAL adalah salah satu Setiap orang dapat dipaksa untuk melaksanakan pemidanaan; b. menyediakan "ktep/katup pengaman"
instrumen yang setidaknya dapat membantu dalam kewajibannya. Sehubungan dengan pelaksanaan ("valigheldsklep: c. bentuk koreksi Judicial thdp asas
menganalisis perizinan suatu usaha meskipun kewajiban tersebut: Hukum Pidana baru berlaku atau legalitas (judicial corrective to the legally principle">:
penghapusan hanya untuk beberapa kegiatan usaha diterapkan jika orang tersebut: 1. Sama sekali tidak d. pengimplementasian nilal atau paradigma "hikmah
tetapi dalam pembagiannya belum jelas dan pasti melakukan kewajibannya, 2. Tidak melaksanakan kebijaksanaan" dalam Pancasila: e
sehingga hal ini sangat memberikan ancaman bagi kewajibannya itu dengan baik sebagaimana mestinya, pengimptementaslan/pengintegrasian "tujuan
lingkungan hidup. yang dapat berarti a. kurang melaksanakan pemidanaan" ke dalam syarat pemidanaan (karena
kewajibannya; b. terlambat melaksanakan dalam memberikan pemaafan/pengampunan. hakim
Badan Usaha dapat mengurangi resiko tanggung kewajibannya, atau c. salah dalam melaksanakan harus mempertimbangkan tujuan pemidanaan); Jadi
jawab lingkungan dari operasi/kegiatannya sehari- kewajibannya, baik secara di sengaja maupun tidak syarat alau justifikasi pemidanaan #tidak hanya
hari, dengan cara: 1. Memelihara hubungan kerjasama disengaja 3. Menyalahgunakan pelaksanaan kewajiban didasarkan pada adanya "tindak pidana' (asas
yang baik dengan badan (instansi) yang melakukan itu. legalitas) dan "kesalahan" (asas culpabilitas), tetapi
pengawasan lingkungan. Pejabat (instansi) yang juga pada "tujuan pemidanaan
melakukan pengawasan lingkungan biasanya Pertanggungjawaban korporasi dalam tindak pidana
memberikan kesempatan bagi korporasi untuk lingkungan hendaknya memperhatikan hal- hal: 1.
memperbaiki pelanggaran yang telah dilakukannya. Korporasi mencakup baik badan hukum (legal entity)
Perbaikan terhadap pelanggaran yang telah dilakukan maupun non badan hukum seperti organisasi dan
menjadikan diterapkannya asas subsidaritas dalam sebagainya;2. Korporasi dapat bersifat privat (private
penegakan hukum pidana. 2. Melakukan perbaikan juridical entity) dan dapat pula bersifat publik (public
yang sesegera mungkin terhadap pemberitahuan entity); 3. Apabila diidentifikasikan bahwa tindak
pelanggaran yang dilakukan dan perbaikan tersebut pidana lingkungan dilakukan dalam bentuk
didokumentasikan dengan baik. 3. Mencari nasehat organisasional, maka orang alamiah (managers,
hukum sebelum merespon pemeriksaan oleh pejabat agents, employees) dan korporasi dapat dipidana baik
(instansi) yang melakukan pengawasan lingkungan, sendiri-sendiri maupun bersama-sama(bi punishment
agar dapat merespon secara tepat pertanyaan- provision); 4. Terdapat kesalahan manajemen
pertanyaan yang diajukan oleh pejabat (instasi) korporasi dan terjadi apa yang dinamakan breach of a
tersebut.Korporasi dapat mengurangi resiko tanggung statutory or regulatory provision; 5.
jawab lingkungan dari operasi/kegiatannya sehari- Pertanggungjawaban badan hukum dilakukan terlepas
hari, dengan cara 4. Memelihara catatan-catatan dari apakah orang-orang yang bertanggungjawab di
secara rinci mengenai pembelian dan pembuangan B3 dalam badan hukum tersebut berhasil
(Bahan Berbahaya dan Beracun) yang digunakan diidentifikasikan, dituntut dan dipidana;6. Segala
dalam kegiatan operasional korporasi, sehingga a. sanksi pidana dan tindakan pada dasarnya dapat
catatan pembuangan limbah secara tepat dapat dikenakan pada korporasi, kecuali pidana mati dan
diketahui guna pembelaan terhadap aksi penegakan pidana penjara. 7. Penerapan sanksi pidana terhadap
hukum, dan b. jumlah dan jenis bahan kimia yang korporasi tidak menghapuskan kesalahan perorangan;
digunakan korporasi dapat ditetapkan. 5. Membuang 8. Pemidanaan terhadap korporasi hendaknya
limbah B3 hanya melalui perusahaan pembuangan memperhatikan kedudukan korporasi untuk
limbah B3 yang handal dan kredibel, jika mungkin mengendalikan perusahaan, melalui kebijakan
korporasi melakukan daur ulang. - Kontrak dengan pengurus atau para pengurus (corporate executive
pihak yang menangani limbah harus diperiksa dan officers) yang memiliki kekuasaan untuk memutuskan
diteliti oleh korporasi dan konsultan hukumnya guna (power of decision) dan keputusan tersebut telah
menjamin bahwa proses penanganan limbah telah diterima (accepted) oleh korporasi tersebut.
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

Anda mungkin juga menyukai