Anda di halaman 1dari 3

HUKUM LINGKUNGAN

Disusun Oleh :
Khor Elwin 205170020
Angel Halim 205170046
Ammanda Michelle Sumampow 205170056

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2019
A. Pengakuan atas Hak-hak Lingkungan hidup.
Baik UUPPLH, UULH 1997 dan UULH 1982 sama-sama memuat hak-hak setiap orang dalam
kaitannya dengan lingkungan hidup. Tetapi jika dibandingkan antara ketiganya, UUPPLH memuat
hak-hak lebih banyak daripada UULH 1997 dan UULH 1982. Ada delapan hak yang diakui dalam
UUPPLH yaitu:
1. Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai hak asasi manusia
2. Hak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup
3. Hak akses informasi
4. Hak akses partisipasi
5. Hak mengajukan usul atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup
6. Hak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
7. Hak untuk melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup
8. Hak untuk tidak dapat dituntut secara pidana dan perdata dalam memperjuangkan hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat
Diantara delapan hak tersebut, terdapat hak substantif ( substantive right to environmental quality
) dan hak prosedural ( procedural rights )
Hak substantif adalah hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, sedangkan hak akses
informasi, akses partisipasi, hak berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
termasuk kedalam hak-hak prosedural.
UULH 1997 mengakui adanya tiga jenis hak lingkungan hidup, yaitu :
1. Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
2. Hak atas informasi lingkungan hidup.
3. Hak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Sebaliknya, dalam UULH 1982 tidak ditemukan adanya hak atas informasi lingkungan hidup.
Dalam UULH 1997, hak substantif lingkungan hidup dirumuskan dalam Pasal 5 ayat (1), yaitu : “
setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”. Dalam
keputsakaan ilmu hukum di Eropa Kontinen, hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,
sebagaimana ditegaskan dalam pasal 65 ayat (1) UUPPLH dan Pasal 5 ayat (1) UULH itu
digolongkan sebagai hak-hak subjektif, adanya hak-hak subjektif itu mengandung dua fungsi yakni
:
1. The function of defence ( Abwherfunktion ), the rights of the individual to defend himself
against an interference with his environment which is to his disadvantage.
2. The function of performance ( Leistungs Funktion ), the rights of individuals to demand the
performance of an act in oreder to preserve, to restore, or to improve his environment
Fungsi pertama mengadung pengakuan hak setiap orang untuk mencegah terjadinya gangguan
terhadap lingkungannya.
Fungsi kedua mengakui adanya hak setiap orang untuk menuntut si pencemar atau perusak
lingkungan agar memulihkan atau memperbaiki lingkungan.
Hak untuk mendapatkan informasi dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup dalam
kepustakaan asing disebut sebagai “ participatory rights “, dalam UULH1997, hak atas informasi
dan hak peranserta dirumuskan dalam Pasal 5 ayat (2) dan (3)
Pasal (2)
Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
penglolaan lingkungan hidup.
Pasal (3)
Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
peraturan perundang-perundangan.

B. Kewajiban-kewajiban dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selain mengakui adanya hak-hak, UUPPLH maupun UULH 1997 juga meletakkan atau
menciptakan kewajiban-kewajiban hukum bagi setiap orang dalam pengelolaan lingkungan hidup.
UUPPLH menciptakan kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
- Kewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan
pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup ( Pasal 67 )
- Kewajiban bagi pelaku usaha untuk memberikan informasi yang terkait dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat
waktu ( Pasal 68 butir b )
- Kewajiban bagi pelaku usaha untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup ( Pasal 68
butir c )
- Kewajiban bagi pelaku usaha untuk menaati ketentuan baku mutu lingkungan hidup ( Pasal
68 butir c )
Ketidakmampuan atau kegagalan untuk memenuhi kewajiban tanpa alasan-alasan yang secara
objektif menurut hukum dapat diterima, tentu dapat mengakibatkan lahirnya pertanggungjawaban
hukum dalam lapangan hukum perdata maupun hukum pidana bagi subjek huku, yang tidak
mampu atau gagal memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut.

Anda mungkin juga menyukai