Anda di halaman 1dari 40

Lingkungan Hukum

Hukum Lingkungan
Bagaimana Pendapat saudara ?
Hukum Lingkungan
Mengapa “HUKUM” penting dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup ?
• Bersifat NORMATIF ---- norma yang mengatur perilaku
manusia
• Norma yang berisi perintah, larangan, keharusan, izin,
dispensasi
• Bersifat preventif ---- Mencegah
• Dapat dipaksakan berlakunya oleh lembaga yang berwenang
• Memberikan sanksi bagi yang tidak taat atau tidak patuh
atau yang melanggar
Pengertian Hukum
1. Hukum adalah suatu sistem yang dibuat manusia
untuk membatasi tingkah laku manusia agar tingkah
laku manusia dapat terkontrol ,
2. Hukum adalah aspek terpenting dalam
pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan,
3. Hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya
kepastian hukum dalam masyarakat.
Tujuan
• Tujuan hukum mempunyai sifat universal seperti
ketertiban, ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan
dan kebahagiaan dalam tata kehidupan bermasyarakat.
• Dengan adanya hukum maka tiap perkara dapat
diselesaikan melaui proses pengadilan dengan
perantara hakim berdasarkan ketentuan hukum yang
berlaku
• Hukum bertujuan untuk menjaga dan mencegah agar
setiap orang tidak dapat menjadi hakim atas dirinya
sendiri
Pengertian Lingkungan Hidup
1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain`( UU No 23 Tahun 1997)
2. Pengertian Lingkungan menurut UU.No.32.Th.2009, adalah
kesatuan ruang dgn semuan benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yg
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan prikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Hukum Lingkungan
K eseluruhan peraturan yg mengatur tingkah laku orang tentang apa yg
seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan terhadap lingkungan, yg
pelaksanaan peraturan tersebut dapat dipaksakan dengan suatu sanksi
oleh pihak yg berwenang.
Menurut Munadjat Danu Saputro (Gubes Hkm Lingkungan Unpad)
hukum lingkungan terbagi 2, yaitu :
a. Hukum lingkungan klasik, menetapkan ketentuan dan norma-norma dgn
tujuan utama untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber daya
lingkungan dgn berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai
hasil semaksimal mungkin dlm jangka waktu sesingkat2nya
b. Hukum Lingkungan Modern, menetapkan ketentuan dan norma2 guna
mengatur tindak perbuatan manusia dgn tujuan untuk melindungi
lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi utk
menjamin kelestariannya agar dpt digunakan secara terus menerus oleh
generasi sekarang dan mendatang.
Hukum Lingkungan
1. Dalam pengertian sederhana adalah sebagai hukum yang
mengatur tatanan lingkungan. Dibedakan atas :
a. Hukum Lingkungan moderen; berorientasi pada lingkungan
dan
b. Hukum Lingkungan Klasik; berorientasi kepada penggunaan
lingkungan

2. Seperangkat norma hukum, baik yang tertulis maupun yang


tidak tertulis yang mengatur tingkah laku masyarakat
terhadap lingkungan hidup dan tatanannya
• Hukum Lingkungan merupakan suatu disiplin ilmu
yang cukup luas sehingga terkadang dirasakan tidak
mudah untuk dipahami, karena mencakup aspek :
• Tata Lingkungan.
• Perlindungan Lingkungan.
• Kesehatan Lingkungan.
• Kesehatan Manusia.
• Tata Ruang.
• Aspek Sektoral.
• Otonomi Daerah.
• Internasionalisasi Lingkungan Hidup.
Peranan Hukum Lingkungan
1. Memberi efek kepada kebijakan-kebijakan yang dirumuskan
dalam mendukung konsep pembangunan yang berkelanjutan
2. Sebagai sarana penaatan melalui penerapan aneka sanksi
3. Memberi panduan kepada masyarakat tentang tindakan-
tindakan yang dapat ditempuh untuk melindungi hak dan
kewajibannya
4. Memberi definisi tentang hak dan kewajiban dan perilaku-
perilaku yang merugikan masyarakat
5. Memberi dan memperkuat mandat serta otoritas kepada
aparat pemerintah terkait untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya
Sejarah Hukum Lingkungan
A. Internasional
1. Perjanjian internasional pada tahun 1967
dengan nama •Treaty on Principles Governing
the Activities of States in the Exploration and
Use of Outer Space, the Moon and other
celestial bodies”, (selanjutnya disebut Space
Treaty).
2. Konferensi Stockholm tahun 1972 Hukum
lingkungan internasional (yang moderen) 
ONE WORLD ONLY
3. KTT Bumi di Rio de Jainero tahun 1992 : Konvensi
Keanekaragaman Hayati dan Konvensi Kerangka PBB
untuk perubahan iklim
4. Genewa, Swiss (Juli 1996)
5. Johannesburg, Afrika Selatan (2002)
Penyelenggaraan KTT Pembangunan Berkelanjutan
(World Summit on Sustainable Development) pada 2002
di Johannesburg, Afrika Selatan
6. Penyelenggaraan KTT Bali, Indonesia (Desember 2007)
Pemanasan Global di Nusa Dua, Bali pada tanggal 13 –
15 Desember 2007 merupakan momentum dalam upaya
untuk membangun kesadaran semua warga bumi untuk
berbuat sekecil apapun demi menyelamatkan bumi, 
B. Indonesia
1. UU No 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1997 : Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Peraturan – Peraturan ( Peraturan Menteri, Perda, Pergub
dll)
Hukum Lingkungan dan
Penegakannya di Indonesia
Hukum lingkungan mengatur pola lingkungan
beserta semua perangkat dan serta kondisi
bersama manusia yang berada dan
mempengaruhi lingkungan tersebut.
Ada 3 pilar yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Pilar ekonomi
2. Pilar Lingkungan Hidup
3. Pilar Sosial Masyarakat
ASPEK HUKUM LINGKUNGAN
Hukum Lingkungan merupakan suatu disiplin ilmu yang cukup
luas sehingga terkadang dirasakan tidak mudah untuk dipahami,
karena mencakup aspek :
1. Tata Lingkungan
2. Perlindungan Lingkungan
3. Kesehatan Lingkungan
4. Kesehatan Manusia
5. Tata Ruang
6. Aspek Sektoral
7. Otonomi Daerah
8. Internasionalisasi Lingkungan Hidup
9. Penegakkan hukum
Instrumen Penegakan Hukum Lingkungan
Beberapa Instrumen Penegakan Hukum antara
lain :
1. Sanksi Administrasi
2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan di Luar
Pengadilan.
3. Penyelesaian Sengketa Lingkungan di
Pengadilan
4. Penegakan Hukum Pidana.
BEBERAPA PASAL PENEGAKKAN HUKUM
LINGKUNGAN DI INDONESIA
Pasal 65
(1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari
hak asasi manusia.
(2) Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi,
akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat.
(3) Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana usaha
dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup.
(4) Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(5) Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengaduan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 66
Setiap orang yang memperjuangkan hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat
dituntut secara pidana maupun digugat secara
perdata.
Bagian Kedua Kewajiban
Pasal 67
Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup.
Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau
kegiatan berkewajiban;
a. Memberikan informasi yang terkait dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu,
b. Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup,
dan
c. Menaati ketentuan tentang baku mutu
lingkungan hidup dan/atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup
Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air
limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan dipidana, dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi
administratif yang telah dijatuhkan tidak
dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari
satu kali.
Pasal 116
(1) Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk,
atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi
pidana dijatuhkan kepada:
a. badan usaha; dan/atau
b. orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana
tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin
kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh orang, yang berdasarkan
hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak
dalam lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan
terhadap pemberi perintah atau pemimpin dalam tindak pidana
tersebut tanpa memperhatikan tindak pidana tersebut
dilakukan secara sendiri atau bersama-sama.
Pasal 118 :
Terhadap tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 116 ayat (1) huruf a,
sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha
yang diwakili oleh pengurus yang berwenang
mewakili di dalam dan di luar pengadilan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
selaku pelaku fungsional.
Dengan demikian, dari rumusan Pasal 116 dan Pasal
118 UUPPLH dapat diketahui bahwa ada tiga pihak
yang dapat dikenai tuntutan dan hukuman yaitu :
1. badan usaha itu sendiri;
2. orang yang memberi perintah atau yang
bertindak sebagai pemimpin dalam tindakpi dana;
3. pengurus.
Penegakan Hukum Lingkungan
1. PENEGAKAN HUKUM LINGKUGAN PERDATA   
Penyelesaian sengketa terbagi menjadi dua yaitu di dalam
pengadilan dan diluar pengadilan.
A.    Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan
• Penyelesaian sengketa di luar pengadilan ini bisa dilakukan
oleh hanya kedua belah pihak atau dengan menggunakan
pihak ketiga.
• Tujuan penyelesaian sengketa di luar pengadilan adalah untuk
mencari kesepakatan tentang bentuk dan besarnya ganti rugi
atau menentukan tindakan tertentu yang harus dilakukan oleh
pencemar untuk menjamin bahwa perbuatan ini tidak terjadi
lagi di masa yang akan datang.
B.     Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan
• Penyelesaian sengketa melalui pengadilan ini adalah
suatu proses beracara biasa.
• Penyelesaian melalui pengadilan ini dapat di tempuh
jika penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak
mencapai kesepakatan.
• Korban pencemaran lingkungan dapat secara sendiri-
sendiri atau di wakili oleh orang lain menggugat
pencemaran untuk meminta ganti rugi atau  untuk
meminta pencemar melakukan tindakan tertentu.
2. PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN PIDANA

Penegakan hukum pidana ini dapat


menimbulkan faktor penjera (detterant factor)
yang sangat efektif.
Penegakan hukum pidana merupakan ultimum
remendium atau upaya hukum terakhir karena
tujuannya adalah untuk menghukum pelaku
dengan degan hukuman penjara atau denda.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia

1. Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan


Kehutanan (KLHK), Rabu, 05 Februari 2020.
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum)
KLHK menahan Direktur Utama PT. NTS, Perusahaan
Jasa Pengolah Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3), diduga telah melakukan tindak pidana
pencemaran lingkungan di Bekasi, Jawa Barat.
• Direktur Utama PT. Nirmala Tipar Sesama (NTS) ditetapkan sebagai
tersangka atas tindak pidana pencemaran lingkungan hidup oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 21
Januari 2020 dan menahannya di Rumah Tahanan Cipinang.
• Perusahaan jasa pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3)
yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat ini diduga melakukan
pencemaran lingkungan dengan mengumpulkan, menimbun,
memanfaatkan, menyimpan, dan membuang limbah tanpa izin. 
• Perusahaan tersebut menyebabkan kontaminasi logam berat yang
mencemari tanah. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) telah
melakukan pengawasan rutin terhadap PT. NTS sejak 18 Oktober 2019.
• Dari hasil Pengumpulan Bahan dan Keterangan (Pulbaket) didapati
pelanggaran peraturan pengelolaan limbah B3 oleh tersangka.
• Setelah divonis satu tahun penjara karena kasus pencemaran
lingkungan hidup, akhirnya NS membayar denda sebanyak Rp
150.000.000,00 ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada
27 Agustus 2021. Jika tidak membayar denda, dimungkinkan
hukumannya akan ditambah kurungan satu tahun. Pembayaran denda
tersebut merupakan eksekusi putusan pengadilan terhadap NS
2. Pengadilan Negeri Jakarta Utara menyatakan PT
How Are You Indonesia (PT. HAYI) terbukti
melakukan pencemaran lingkungan hidup di
lokasi perusahaan di Jalan Nanjung No 206,
Kelurahan Cibeureum, Kota Cimahi, Jawa Barat
dengan prinsip pertanggungjawaban mutlak (Strict
Liability), pada Kamis, 23 Juli 2020, denda 12
Milyar
• Pengadilan Negeri Jakarta Utara telah memutus perkara perkara
perdata Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan melawan
PT How Are You Indonesia (PT. HAYI) dengan nomor perkara:
735/Pdt.G-LH/2018/PN.Jkt.Utr. PT HAYI dinyatakan terbukti
melakukan pencemaran lingkungan hidup di lokasi PT HAYI
yang beralamat di Jalan Nanjung No 206, Kelurahan Cibeureum,
Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat
dengan prinsip pertanggungjawaban mutlak (Strict Liability).
Majelis Hakim menghukum PT HAYI untuk membayar ganti rugi
materiil sebesar Rp. 12.013.501.184
• PT. HAYI melaksanakan putusan pengadilan secara sukarela sesuai
Komitmen untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewijsde)
3 Pabrik Aluminium Disegel karena Cemari Udara
Jakarta

Baca artikel CNN Indonesia "2 Pabrik Aluminium Disegel


karena Cemari Udara Jakarta" selengkapnya di sini: 
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190917162
305-20-431274/2-pabrik-aluminium-disegel-karena-cem
ari-udara-jakarta
.
• Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyatakan ada 47 dari
114 perusahaan atau pabrik bercerobong di DKI Jakarta yang mendapatkan
teguran terkait pelanggaran ketentuan soal pencemaran udara
• Dari angka itu ada sebanyak 25 perusahaan yang sempat ditindaklanjuti.
Namun baru dua perusahaan yang mendapat penyegelan.
• Sebanyak 47 perusahaan itu melanggar ketentuan baku mutu emisi dari
polutan yang dikeluarkan berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Nomor 670 Tahun 2000 tentang Penetapan Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak di Provinsi DKI Jakarta.
• Laporan kepada Dinas Lingkungan Hidup per 6 bulan. Kemudian, laporan
itu dievaluasi berdasarkan peraturan dalam Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pelaporan Rencana
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
• Hukum Lingkungan memiliki peranan penting
dalam rangka menanggulangi kerusakan
lingkungan hidup. Tidak hanya dengan aturan
hukum, penegakan hukum lingkungan juga
merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan
dalam rangka memberikan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai