DOSEN PENGAMPU :
DR..Teddy.Prima.Anggriawan.S.H.,.S.Sos.,.M.Kn.,.M.H.,.CLA
DISUSUN OLEH :
2024
PENDAHULUAN
hukum lingkungan itu sendiri memiliki arti yakni hukum yang mengatur bentuk
lingkungan, yang berkaitan dengan semua kondisi, termasuk manusia dan perilakunya
yang berada didalam ruang, yang mana manusia sangat memengaruhi keberlangsungan
hidup dan kesejahteraann manusia dan kehidupan lainya. Dalam beberapa kasus, undang-
undang lingkungan hidup secara keseluruhan mengatur apa yang boleh dan dilarang
dilakukan masyarakat pada lingkungan hidup hukum lingkungan hidup mempunyai
peranan yang penting dalam meningkatkan dan mempertahankan keberlangsungan hidup
manusia dan lingkungan hidup hukum lingkungan hidup adalah alat hukum pengelolaan
lingkungan hidup Hukum lingkungan hidup pada hakekatnya adalah suatu sistem hukum
yang diatur oleh peraturan perundang-undangan tata usaha negara atau pemerintahan.
Arti penegakan ini memberikan kita pemikiran bahwa penegakan hukum ini akan
disertai dengan paksaan untuk memastikan bahwa semua orang mematuhi peraturan yang
ada dan tidak menggapkan bahwa adanya peraturan bukan untuk dilanggar. Hal ini diatur
dalam UU Nomor. 32 Tahun 2009 Pasal 57 ayat 1 perihal Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Berikut merupakan tindakan yang bisa dilakukan untuk menjaga
lingkungan hidup yang sesuai dengan undang-undang tersebut, yaitu:
Penegakan hukum ini bisa dilakukan dengan cara preventif dan juga represif yang
sangat cocok dengan negara Indonesia karena pemerintahannya turut andil dalam
memajukan kesadaran hukum masyakat. Yang di maksud penegakan hukum yang
dilakukan dengan cara preventif ini berarti pengawasanya aktif dilaksanakan terhadap
kepatuhan pada peraturan dengan tidak adanya kejadian langsung yang menyangkut
peristiwa nyata yang menyebabkan prasangka bahwa aturan-aturan hukum yang
dilanggar. Penegakan hukum administrasi yang mempunyai sifat preventif ini bermula
dari rangkain pelaksanaan pada pemberian izin pada seseorang yang melakukan kegiatan,
sampai kewenangan untuk melakukan pengawasan yang ditegaskan dalam pasal 23,22,18
dan 24 dalam UUPLH. Sedangkan yang memiliki sifat represif itu diatur dalam pasal 25-
27 UUPLH Nomor 23 tahun 1997.
Keikut sertaan pemerintah dalam hal ini, tidaklah merupakan hal yang
dibutuhkan didalam penegakan hukum lingkungan hidup, dari individu warga negara
sedniri, juga diperlukan. Hukum lingkungan hidup adalah undang-undang yang dibuat
pemerintah untuk mengatur dan mengelola lingkungan hidup dalam usaha untuk
melindunginya.
Mulai dari hukum administratif, hukum perdata, dan hukum pidana adalah 3
jalur utama bisa dipakai untuk menegakkan hukum lingkungan hidup. Setiap teknik
mempunyai sanksi yang berbeda, termasuk sanksi administratif, perdata, dan pidana.
Oleh karena itu, setiap orang memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan,
termasuk pemerintah dan masyarakat. UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah dasar hukum utama yang mengatur perihal
lingkungan hidup di Indonesia. Menurut Pasal 1 undang-undang ini, lingkungan hidup
dianggap sebagai semua yang yang ada dalam ruang lingkup kita, termasuk benda-benda,
kondisi alam, serta seluruh makhluk hidup di dalamnya. Konsep ini mencakup segala
aspek yang berkaitan dengan lingkungan fisik, biologis, dan sosial. Dalam Pasal 1
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, pengertian lingkungan hidup yang melipiti
segala sesuatu yang ada dalam ruang lingkup kita menjadi penting sebagai dasar
pemahaman untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara holistik.
STUDI KASUS
Sungaiyang berada di jombang yang dinamakan avur budug kesambi ini telah mengalami
pencemaran air karena air tersebut telah mengandung microplastic, klorin dan juga belerang.
Karena terjadinya pencememaran air disungai avur budug kesambi ini menyebabkan banyak
masalah yang sangat parah parah, salah satunya adalah menyebabkan Sungai menjadi rusak,
banyak tanaman yang di tanam oleh petani mati, warna Sungainya menjadi keruh, dan
menyebabkan bau yang tidak enak dan uga ikan -ikan yang berada didalam Sungai tersebut mati
dan yang paling parah adalah warga disekitar Sungai tersebut terkena penyakit kulit.
Kepala Balai Gakkum Kementerian Hidup dan Kehutanan atau yang biasanya disebut KLHK
wilayah Jawa yaitu Muhammad Nur, menjelaskan bahwa sungai avur budug itu tercemar
dikarenakan ada Perusahaan yang membuang limbah sembarangan di Sungai yaitu Perusahaan
pabrik PT M.A.G dan pabrik plastic UD MPS. Untuk memproses laporan tersebut , para pihak
Gakkum KLHK Jabalnusra cepat tanggap untuk melaksanakan proses verifikasi dan mengambil
air disungai tersebut untuk alat bukti dan sample. Dari hasil verifikasi yang telah dilakukan,
menjelaskan bahwa PT M.A.G lah yang melakukan pembuang limbah secara sembarang
disungai avur budug kesambi. Setelah Komunitas Santri Jogo Kali Jombang mengetahui perihal
verifikasi tersebut, komunitas santri jogo kali jombang langsung mendesak para pemerintah
untuk cepat-cepat memberi sangki kepada PT M.A.G dengan sanksi pidana dan memberikan
denda kepada PT M.A.G, tetapi Balai Gakkum KLHK menyarankan agar memberikan sanksi
administrasi kepada PT M.A.G. Dengan memberikan sanksi berupa Sanksi Administrasi, yaitu
dengan memaksa PT M.A.G agar vmemngunakan Kembali IPALnya yang sesuai dengan UU
Nomor 32 Tahun 2009 pada pasal 100 ayat 2
Oleh karena itu pelaksanaan penegakan hukum lingkungan itu sama seperti dulu yaitu
memprioritaskan sanksi administrasi sebelum memprioritaskan sanksi pidana. Sama seperti
kasus UD MPS yang sebelumya dijatuhi sanksi administrasi pada Januari 2019 oleh pemerintah
karena tidak mempunyai izin untuk membuang limbah cair disungai dan sama juga seperti PT
M.A.G dijatuhi sanksi administrasi terlebih dahulu oleh pemerintah, tetapi jika kita lihat Kembali
pencemaran tersebut sangat merugikan Masyarakat sekitar dan Masyarakat pun mendesak
pemerintah agar pemerintah memberi sanksi pidana dan denda yang berat ke PT M.A.G.
Aturan yang ada didalam Pasal 20 Ayat ayat 3 UU No 32 Tahun 2009 perihal Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup,setiap orang bisa membuang limbah ke lingkungan hidup jika
sudah sesuai dengan baku mutu lingkungan hidup sdan sudah memiliki izin dari Menteri,
Gubernur, bupati atau bisa dari walikota sesuai dengan kewenangannya.
Maksud dari baku mutu lingkungan hidup yaitu kadar zat, mahkluk hidup, komponen yang ada
dan harus ada dunsur pencemar yang harus diindahkan keberadaannya didalam sumber sebagai
unsur lingkungan hidup. baku mutu air, air limbah, air laut, udara ambien, emisi, gangguan, itu
merupakan bagian dari baku mutu lingkungan dan baku mutu yang lain yang sesuai pada
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. baku mutu air limbah ini merupakan konsentrasi
yang paling pertama dalam masalah ini. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 pasal
20 ayar 2, baku mutu air limbah ini merupakan kadar polutan yang disempurnakan agar dapat
dibuang ke air. Jika terjadi pelanggaran terhadap baku mutu air limbah, maka proses penegakan
hukumnya mengacu pada Pasal 100 UU No 32 Tahun 2009, yang menjelaskan Setiap orang yang
melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,.2) Tindak
pidana sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratif
yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali.Ketentuan di
atas merupakan proses penegakan hukum terhadap pelanggaran baku mutu air limbah.
Penegakan hukum merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh seluruh warga negara
dengan berdasarkan pada pemahaman akan hak dan kewajiban sebagai syarat mutlak. Aturan
pada Pasal 100 UU No 32 Tahun 2009, penegakan hukum lingkungan yang diberikan kepada
setiap orang yang melanggar aturan baku mutu air limbah itu berupa penerapan sanksi
administratif sebelum dilanjutkan pada sanksi pidana. Hal ini memperlihatkan bahwa berlakunya
sanksi pidana dijatuhkan kepada orang yang melanggar jika sanksi administrasi dianggap tidak
efektif
Bentuk penerapan sanksi administrasi demikian dapat dilihat ketika Pabrik Plastik UD MPS
dijatuhi sanksi administrasi lingkungan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Jombang pada Januari 2019 silamkarena pabrik tersebut tidak memiliki izin pembuangan limbah
cair(IPLC).
39Adapun sanksi administrasi lingkunganyang diberikan adalah berupa
pelarangan operasional untuk jangka waktu tertentu, pembuatan sejumlah Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL), dan kewajiban pengurusan izin pembuangan limbah cair
(IPLC).40Pemberian sanksi administrasi tersebut termasuk ke dalam bentuk sanksi administrasi
lingkungan dengan paksaan pemerintah, sebagaimana diatur di dalam Pasal 80 Ayat (1) Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009. Setelah mendapatkan sanksi tersebut, Pabrik Plastik UD MPS
segera membangun IPALnya dan mendapatkan izin pembuangan limbah cair dari Pemkab
Jombang sekitar bulan April-Mei.
Selain Pabrik Plastik UD MPS, terdapat satu pabrik lainnya yang juga diduga kuat menimbulkan
dampak pencemaran terhadap sungai tersebut, yaitu Pabrik Kertas PT MAG. Namun
perbedaannya adalah PT MAG tidak pernah dijatuhi sanksi administrasi sebelumnya oleh
pemerintah.Berdasarkan hasil verifikasi dari timBalai Gakkum KLHK, PT MAG dinyatakan
telah melakukan pencemaran terhadap Sungai Avur Budug Kesambi.Atas kejadian ini, Balai
Gakkum KLHK merekomendasikan untuk menerapkan sanksi administrasi terlebih dahulu
kepada PT MAG melalui Direktorat Pengaduan Pengawasan Sanksi Administrasi berupa
paksaan pemerintah agar PT MAG memfungsikan kembali IPALnya.Namun, Balai Gakkum
KLHK justru didesak oleh komunitas Santri Jogo Kali Jombang untuk segeramemberikan sanksi
pidana kepada manajemen pabrik kertas tersebut dikarenakan pabrik ini dinilai sebagai penjahat
lingkungan yang merusak
alam. Jika dibandingkan dengan sanksi administrasi, sanksi pidana lebih memiliki keunggulan
untukmemberikan efek jera terhadap pelaku kerusakan lingkungan. Hal ini dapat dilihat dalam
sanksi-sanksi yang diatur oleh Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang sebagian besar mengutamakan sanksi pidananya sehingga
sanksi pidana di dalam undang-undang ini ditempatkan menjadi premium remedium
sanksi administratif yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang
kepada Pabrik Plastik UD MPS yang berupa pelarangan operasional untuk jangka waktu tertentu,
pembuatan sejumlah instalasi IPAL, dan kewajiban pengurusan izin pembuangan limbah air
(IPLC) merupakan hal yang tepatuntuk mengatur jalannya proses produksi dan pembuangan
limbah pabrik tersebut sehingga dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup.
Penerapan sanksi administrasi oleh pemerintah kepada Pabrik Plastik UD MPS pada Januari
2019 silam juga dapat dikatakan berhasil, karena setelah mendapatkan sanksi tersebut Pabrik
Plastik UD MPS segera membangun IPALnya dan berhasil mendapatkan izin pembuangan
limbah cair dari Pemkab Jombang sekitar bulan April-Mei.
Balai Gakkum K.L.H.K sudah melakukan sanksi administrasi yang sangat tepat karena balai
gakkum K.L.H.L melakukan paksaan pemerintah, yang bertujuan untuk PT M.A.G ini
melakukan atau menggunakan IPALnya Kembali dan bertujuan agar limbah yang dihasilkan
oleh PT tersebut tidak mencemzri lingkungan sekitar karena telah di oleh terlebih dahulu
sebelum dibuang sehingga tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Karena adanya sanksi
administratif ini bertujuan membangun pemulihan fungsi lingkungan,PT MAG juga mempunyai
tanggung jawab yang besar untuk membenahi semua dampak pencemaran yang diperbuat
olehnya pada Sungai Avur Budug Kesambi dijombang dan juga Masyarakat sekitarnya
Dalam pengawasan yang dilakukan pemerintah, sesuai dengan Pasal 71 UU Nomor 32 Tahun
2009, mau Menteri, gubernur, atau walikotayang mempunyai kewenangannya harus melaksakan
pengawasan pada ketaatan penanggung jawab usaha dan kegiatan dengan cara ditetapkanya
pejabat pengawas lingkungan. Kemudian mengenai pengawasan oleh masyarakat, seperti yang
dijelaskan, keikutsertaan masyarakat adalah yang terpenting di dalam penerapan sanksi
administrasi lingkungan dikarenakan masyarakat adalah pengawas yang dalam pelaksanaan
penegakan hukum terhadap perilaku yang merusak lingkungan dan Masyarakat memiliki peran
penting didalam mendukung pengawasan pemerintah yang jika Keputusannya tidak sesuai
dengan aturan hukum lingkungan hidup.
Solusinya
1. Pemerintah harus bertindak tegas dalam mengambil tindakan segera, jika adanya pelanggaran
yang dilakukan pabrik dalam membuang limbah dan Hal ini sangat penting melihat peran
pabrik adalah meproduksi barang untuk kebutuhan Masyarakat. Maka sangat diperlukanya
sanksi administratif agar pihak yang mempunyai kepentingan dapat mengelola limbahnya
lebih baik dan mencegah pencemaran akibat limbah dari pabrik