Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG
2023
Abstrack
Pengaturan penegakan hukum lingkungan melalui sanksi administrasi memiliki peran penting
sebagai sarana pengendalian, pencegahan, dan penanggulangan tindakan yang melanggar
ketentuan lingkungan hidup. Sanksi administrasi bertujuan untuk menghentikan pelanggaran
tersebut, sehingga menjadi instrumen hukum yang bersifat preventif dan represif non-yustisial
dalam menghentikan atau mencegah pelanggaran terhadap persyaratan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Sanksi administrasi menjadi penting dalam mempertahankan
kelestarian lingkungan, di mana sanksi tersebut dapat diterapkan kepada individu dalam
masyarakat yang melakukan pencemaran lingkungan dan merugikan orang lain. Oleh karena itu,
pentingnya penerapan sanksi administrasi sebagai sanksi utama dalam upaya penegakan hukum
lingkungan diakui.
Abstract
PENDAHULUAN
Pencemaran lingkungan hidup tidak hanya berdampak negatif pada kehidupan saat ini,
tetapi juga mengancam kelangsungan hidup generasi mendatang. Oleh karena itu, baik
masyarakat maupun pemerintah memiliki hak dan kewajiban untuk berperan aktif dalam
pelestarian lingkungan hidup. Negara telah berupaya memberikan perlindungan melalui
berbagai peraturan perundang-undangan. Dalam konteks ini, sanksi diperlukan untuk
memastikan penegakan hukum administrasi. Menurut Pde Haan dkk, sanksi administrasi
adalah penerapan kewenangan pemerintahan yang berasal dari aturan hukum administrasi
tertulis dan tidak tertulis. JJ. Oosternbrink berpendapat bahwa sanksi administrasi adalah
sanksi yang diberlakukan oleh pemerintah langsung kepada warga negara tanpa perantara
pihak ketiga. J.B.J.M ten Berge menggambarkan sanksi administrasi sebagai sanksi regresif,
yaitu sanksi yang diterapkan sebagai respons terhadap ketidakpatuhan terhadap ketetapan
yang dikeluarkan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 menyediakan tiga jenis penegakan
hukum lingkungan, yaitu administrasi, perdata, dan pidana. Dari ketiga bentuk penegakan
hukum tersebut, penegakan hukum administrasi dianggap paling penting karena lebih fokus
pada pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Selain itu, penegakan hukum
administrasi juga bertujuan untuk menghukum pelaku pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Hukum Administrasi dapat didefinisikan sebagai aturan hukum yang menjadi
pedoman bagi aparatur negara dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara
pemerintahan. Sanksi administratif dalam konteks ini mencakup teguran tertulis, paksaan
pemerintah, pembekuan izin lingkungan, atau pencabutan izin lingkungan. Dilihat dari
sasarannya, dalam hukum administrasi terdapat dua jenis sanksi yang dikenal sebagai
berikut:
1. Sanksi reparatori adalah sanksi yang diterapkan sebagai respons terhadap
pelanggaran norma, dengan tujuan mengembalikan keadaan menjadi seperti semula
sebelum pelanggaran terjadi atau menempatkannya dalam situasi yang sesuai dengan
hukum (legale situatie). Contoh dari sanksi reparatori adalah paksaan pemerintah
(bestuursdwang) dan pengenaan uang paksa (dwangsom). Menurut N.E. Algra,
pengenaan uang paksa adalah hukuman atau denda yang jumlahnya ditentukan
berdasarkan persyaratan dalam perjanjian. Denda ini harus dibayarkan jika seseorang
tidak mematuhi, tidak melaksanakan dengan sempurna, atau tidak sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Perlu diperhatikan bahwa pengenaan uang paksa berbeda
dengan biaya ganti rugi, kerusakan, atau pembayaran bunga. Dalam konteks hukum
administrasi, pengenaan uang paksa dapat diterapkan pada individu atau warga
negara yang melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai alternatif
dari tindakan paksaan pemerintah. Sebagai contoh, jika ada peraturan dari
pemerintah daerah yang melarang pembuangan sampah di wilayah tertentu, namun
masyarakat tetap melanggar dan merusak lingkungan, maka mereka dapat dikenai
sanksi denda sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penting bagi pemerintah untuk
tetap memperhatikan prinsip-prinsip hukum administrasi, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis, dalam memberlakukan sanksi ini. Perlu diperhatikan bahwa ada
perbedaan dalam penerapan denda administratif. Berbeda dengan pengenaan uang
paksa yang bertujuan untuk mengembalikan situasi konkret sesuai dengan norma,
denda administratif hanyalah sebagai respons terhadap pelanggaran norma dan
bertujuan untuk menambah hukuman yang pasti. Oleh karena itu, pemerintah harus
memastikan bahwa dalam memberlakukan sanksi ini tetap memperhatikan prinsip-
prinsip hukum administrasi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
2. Sanksi punitif artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada
seseorang, misalnya adalah berupa denda administratif
3. Sanksi regresif merujuk pada sanksi yang diberlakukan sebagai respons terhadap
ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang terdapat dalam ketetapan yang dikeluarkan.
Dalam hukum administrasi, terdapat beberapa macam sanksi, seperti paksaan
pemerintahan (bestuursdwang), penarikan kembali keputusan yang menguntungkan,
pengenaan denda administratif, dan pengenaan uang paksa oleh pemerintah
(dwangsom). Perbedaan antara sanksi administrasi dan sanksi pidana adalah bahwa
sanksi administrasi ditujukan pada perbuatan dan memiliki sifat repatoir-
condemnatoir, di mana prosedurnya dilakukan langsung oleh pejabat Tata Usaha
Negara tanpa melalui peradilan. Sementara itu, sanksi pidana ditujukan pada pelaku
dan memiliki sifat condemnatoir, yang melibatkan proses peradilan. Menurut Mas
Achmad Santoso, penegakan hukum administrasi memiliki tiga manfaat strategis.
Pertama, penegakan hukum administrasi dalam bidang lingkungan hidup dapat
menjadi alat pencegahan yang lebih efisien secara finansial dibandingkan penegakan
hukum pidana dan perdata. Biaya pengawasan lapangan yang dilakukan secara rutin
dan pengujian laboratorium dalam penegakan hukum administrasi lebih terjangkau
daripada pengumpulan bukti, investigasi lapangan, dan melibatkan saksi ahli dalam
kasus pidana dan perdata. Kedua, penegakan hukum administrasi memiliki
kemampuan untuk mendorong partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat
dimulai dari proses perizinan, pemantauan penataan/pengawasan, hingga partisipasi
dalam mengajukan keberatan dan meminta pemerintah untuk memberlakukan sanksi
administrasi. Penting untuk memastikan bahwa peringatan diberikan kepada pihak
yang terkait dan memiliki kemampuan untuk mengakhiri pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku. Ketentuan peraturan yang dilanggar harus dijelaskan dengan
jelas dalam surat peringatan, termasuk deskripsi yang jelas tentang pelanggaran yang
terjadi. Peringatan juga harus mencantumkan batas waktu yang ditetapkan untuk
melaksanakan beban (sanksi) yang diberikan kepada pihak yang melanggar. Waktu
ini harus ditentukan dengan jelas, tanpa tergantung pada kejadian di masa depan.
Terakhir, pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom) dianggap sebagai
sanksi yang bersifat reparatoir. Sanksi ini diberlakukan jika pelaksanaan paksaan
pemerintahan sulit dilakukan dalam kasus pelanggaran yang dilakukan oleh warga
negara. Dengan demikian, sanksi administrasi dalam hukum administrasi memiliki
peran yang penting dalam penegakan hukum, termasuk dalam lingkungan hidup, dan
memiliki manfaat strategis dalam pencegahan dan partisipasi masyarakat. Penting
untuk memastikan bahwa penerapan sanksi administrasi tetap mematuhi prinsip-
prinsip hukum administrasi yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis.
Adanya peraturan hukum administrasi dalam lingkungan hidup berfungsi secara konsisten
untuk meminimalisir kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Selain itu, pengawasan
yang dilakukan bertujuan mendesak untuk melakukan pemulihan atau penanggulangan
lingkungan hidup. Tujuan dari penegakan sanksi administrasi terhadap pelanggaran izin
lingkungan adalah melindungi lingkungan hidup dari pencemaran dan/atau perusakan yang
disebabkan oleh usaha dan/atau kegiatan, menanggulangi pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup, serta memulihkan kualitas lingkungan hidup yang terkena dampak.
Pengawasan dalam lingkungan hidup berfungsi untuk menjaga agar fungsi pemerintah
berjalan dengan baik dan terjaminnya penerapan tata kelola pemerintahan yang baik.
Pengawasan yang konsisten terhadap lingkungan hidup dapat mengurangi kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup serta segera melakukan upaya pemulihan atau
penanggulangan. Sistem pengawasan yang efektif merupakan salah satu manfaat penting
dalam penegakan sanksi administrasi, terutama pengawasan preventif. Pengawasan represif
hanya berfungsi jika dilakukan secara komprehensif dan intensif, dengan laporan yang
objektif dan cepat disampaikan. Penting untuk diingat bahwa penerapan sanksi administrasi
harus dipahami sebagai konsekuensi dari tindakan pengawasan. Sanksi administrasi juga
memiliki fungsi instrumental, yaitu mengendalikan perbuatan yang melanggar dan
melindungi kepentingan yang dijaga oleh ketentuan yang dilanggar. Sebagai contoh, jika
seseorang membuang sampah rumah tangga ke sungai dan mengakibatkan penurunan mutu
lingkungan, pemerintah daerah dapat memberikan sanksi administratif terhadap perilaku
masyarakat yang melakukan pencemaran lingkungan. Hal ini bertujuan untuk memberikan
efek jera dan mempertanggungjawabkan perbuatan yang merusak lingkungan hidup. Dengan
demikian, penting untuk memahami bahwa sanksi administrasi memiliki peran yang penting
dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan pengawasan yang efektif serta penerapan
sanksi yang tepat menjadi instrumen utama dalam penegakan hukum administrasi
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka :
Philipus Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press,
Yogjakarta.2005
J.C.T. Simorangkir, Kamus Hukum, Sinar Grafika : Jakarta, 2002, Halaman 152
J.B.J.M.TenBerge,disunting PhilipusM.Hadjon, 1993, Pengantar