Anda di halaman 1dari 9

Penerapan Hukum Lingkungan Dengan Sanksi

Administrasi Bagi Pelaku Pencemaran Lingkungan Di


Masyarakat

Dosen Pembimbing :

Suryaningsih, SH. MH.

Disusun Oleh :

TAUHIDZ SEPTIAN DWI ATMAJA


202110110311101

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG
2023
Abstrack

Pengaturan penegakan hukum lingkungan melalui sanksi administrasi memiliki peran penting
sebagai sarana pengendalian, pencegahan, dan penanggulangan tindakan yang melanggar
ketentuan lingkungan hidup. Sanksi administrasi bertujuan untuk menghentikan pelanggaran
tersebut, sehingga menjadi instrumen hukum yang bersifat preventif dan represif non-yustisial
dalam menghentikan atau mencegah pelanggaran terhadap persyaratan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Sanksi administrasi menjadi penting dalam mempertahankan
kelestarian lingkungan, di mana sanksi tersebut dapat diterapkan kepada individu dalam
masyarakat yang melakukan pencemaran lingkungan dan merugikan orang lain. Oleh karena itu,
pentingnya penerapan sanksi administrasi sebagai sanksi utama dalam upaya penegakan hukum
lingkungan diakui.

Kata Kunci : Hukum Lingkungan, Hukum Administrasi Sanksi Administrasi

Abstract

Environmental law enforcement arrangements through administrative sanctions have an


important role as a means of controlling, preventing and overcoming actions that violate
environmental provisions. Administrative sanctions aim to stop these violations, so that they
become non-judicial preventive and repressive legal instruments in stopping or preventing
violations of environmental protection and management requirements. Administrative sanctions
are important in maintaining environmental sustainability, where these sanctions can be applied
to individuals in society who pollute the environment and harm others. Therefore, the importance
of applying administrative sanctions as the main sanction in enforcing environmental law is
acknowledged.

Keywords: Environmental Law, Administrative Law Administrative Sanctions


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanksi Administrasi merupakan bagian integral dari sistem penegakan hukum di


Indonesia yang mencerminkan prinsip negara hukum sesuai dengan UUD 1945. Tujuan
sanksi administrasi saat ini adalah melindungi kepentingan individu dan menciptakan
keadilan dalam masyarakat guna mencapai kesejahteraan yang adil. Sanksi administratif
merupakan alat hukum administrasi yang digunakan untuk membebankan kewajiban atau
membatalkan keputusan pemerintah terhadap pelanggaran aturan hukum dalam perlindungan
lingkungan. Pencemaran lingkungan memiliki dampak negatif terhadap ekosistem dan
kesehatan lingkungan. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menekankan penggunaan bumi, air, dan
kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat, di mana lingkungan sebagai sumber daya dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
mengatur sanksi administrasi terkait dengan pencemaran lingkungan hidup. Sanksi
administratif adalah ancaman hukuman yang diberikan kepada individu atau lebih sebagai
alat untuk mematuhi peraturan hukum, seperti sanksi terhadap pelanggaran UU. Pencemaran
lingkungan terjadi ketika tatanan lingkungan mengalami perubahan akibat aktivitas manusia
atau proses alami, sehingga kualitas lingkungan menurun sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik. Sumber daya alam dan lingkungan saling terkait dengan berbagai kepentingan,
seperti kepentingan negara, pemilik modal, masyarakat, dan lingkungan itu sendiri. Limbah
dan sampah adalah faktor penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kasus-kasus
tercemarnya sungai mengharuskan perhatian dari semua pihak. Oleh karena itu, penting
untuk memiliki instrumen kebijakan lingkungan yang ditetapkan dalam peraturan hukum
guna memastikan kepastian hukum dan pentingnya hukum dalam penyelesaian masalah
lingkungan. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menegaskan bahwa setiap
individu yang melakukan pencemaran atau kerusakan lingkungan wajib menanggulangi
dampaknya dan memulihkan lingkungan. Oleh karena itu, pelaksanaan sanksi administrasi
terhadap pelaku pencemaran lingkungan sangat diperlukan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Pelaksanaan Sanksi Administrasi Kepada Masyarakat Sebagai Bentuk


Penegakan Hukum Lingkungan Di Masyarakat.

Pencemaran lingkungan hidup tidak hanya berdampak negatif pada kehidupan saat ini,
tetapi juga mengancam kelangsungan hidup generasi mendatang. Oleh karena itu, baik
masyarakat maupun pemerintah memiliki hak dan kewajiban untuk berperan aktif dalam
pelestarian lingkungan hidup. Negara telah berupaya memberikan perlindungan melalui
berbagai peraturan perundang-undangan. Dalam konteks ini, sanksi diperlukan untuk
memastikan penegakan hukum administrasi. Menurut Pde Haan dkk, sanksi administrasi
adalah penerapan kewenangan pemerintahan yang berasal dari aturan hukum administrasi
tertulis dan tidak tertulis. JJ. Oosternbrink berpendapat bahwa sanksi administrasi adalah
sanksi yang diberlakukan oleh pemerintah langsung kepada warga negara tanpa perantara
pihak ketiga. J.B.J.M ten Berge menggambarkan sanksi administrasi sebagai sanksi regresif,
yaitu sanksi yang diterapkan sebagai respons terhadap ketidakpatuhan terhadap ketetapan
yang dikeluarkan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 menyediakan tiga jenis penegakan
hukum lingkungan, yaitu administrasi, perdata, dan pidana. Dari ketiga bentuk penegakan
hukum tersebut, penegakan hukum administrasi dianggap paling penting karena lebih fokus
pada pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Selain itu, penegakan hukum
administrasi juga bertujuan untuk menghukum pelaku pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Hukum Administrasi dapat didefinisikan sebagai aturan hukum yang menjadi
pedoman bagi aparatur negara dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara
pemerintahan. Sanksi administratif dalam konteks ini mencakup teguran tertulis, paksaan
pemerintah, pembekuan izin lingkungan, atau pencabutan izin lingkungan. Dilihat dari
sasarannya, dalam hukum administrasi terdapat dua jenis sanksi yang dikenal sebagai
berikut:
1. Sanksi reparatori adalah sanksi yang diterapkan sebagai respons terhadap
pelanggaran norma, dengan tujuan mengembalikan keadaan menjadi seperti semula
sebelum pelanggaran terjadi atau menempatkannya dalam situasi yang sesuai dengan
hukum (legale situatie). Contoh dari sanksi reparatori adalah paksaan pemerintah
(bestuursdwang) dan pengenaan uang paksa (dwangsom). Menurut N.E. Algra,
pengenaan uang paksa adalah hukuman atau denda yang jumlahnya ditentukan
berdasarkan persyaratan dalam perjanjian. Denda ini harus dibayarkan jika seseorang
tidak mematuhi, tidak melaksanakan dengan sempurna, atau tidak sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Perlu diperhatikan bahwa pengenaan uang paksa berbeda
dengan biaya ganti rugi, kerusakan, atau pembayaran bunga. Dalam konteks hukum
administrasi, pengenaan uang paksa dapat diterapkan pada individu atau warga
negara yang melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai alternatif
dari tindakan paksaan pemerintah. Sebagai contoh, jika ada peraturan dari
pemerintah daerah yang melarang pembuangan sampah di wilayah tertentu, namun
masyarakat tetap melanggar dan merusak lingkungan, maka mereka dapat dikenai
sanksi denda sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penting bagi pemerintah untuk
tetap memperhatikan prinsip-prinsip hukum administrasi, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis, dalam memberlakukan sanksi ini. Perlu diperhatikan bahwa ada
perbedaan dalam penerapan denda administratif. Berbeda dengan pengenaan uang
paksa yang bertujuan untuk mengembalikan situasi konkret sesuai dengan norma,
denda administratif hanyalah sebagai respons terhadap pelanggaran norma dan
bertujuan untuk menambah hukuman yang pasti. Oleh karena itu, pemerintah harus
memastikan bahwa dalam memberlakukan sanksi ini tetap memperhatikan prinsip-
prinsip hukum administrasi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
2. Sanksi punitif artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada
seseorang, misalnya adalah berupa denda administratif
3. Sanksi regresif merujuk pada sanksi yang diberlakukan sebagai respons terhadap
ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang terdapat dalam ketetapan yang dikeluarkan.
Dalam hukum administrasi, terdapat beberapa macam sanksi, seperti paksaan
pemerintahan (bestuursdwang), penarikan kembali keputusan yang menguntungkan,
pengenaan denda administratif, dan pengenaan uang paksa oleh pemerintah
(dwangsom). Perbedaan antara sanksi administrasi dan sanksi pidana adalah bahwa
sanksi administrasi ditujukan pada perbuatan dan memiliki sifat repatoir-
condemnatoir, di mana prosedurnya dilakukan langsung oleh pejabat Tata Usaha
Negara tanpa melalui peradilan. Sementara itu, sanksi pidana ditujukan pada pelaku
dan memiliki sifat condemnatoir, yang melibatkan proses peradilan. Menurut Mas
Achmad Santoso, penegakan hukum administrasi memiliki tiga manfaat strategis.
Pertama, penegakan hukum administrasi dalam bidang lingkungan hidup dapat
menjadi alat pencegahan yang lebih efisien secara finansial dibandingkan penegakan
hukum pidana dan perdata. Biaya pengawasan lapangan yang dilakukan secara rutin
dan pengujian laboratorium dalam penegakan hukum administrasi lebih terjangkau
daripada pengumpulan bukti, investigasi lapangan, dan melibatkan saksi ahli dalam
kasus pidana dan perdata. Kedua, penegakan hukum administrasi memiliki
kemampuan untuk mendorong partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dapat
dimulai dari proses perizinan, pemantauan penataan/pengawasan, hingga partisipasi
dalam mengajukan keberatan dan meminta pemerintah untuk memberlakukan sanksi
administrasi. Penting untuk memastikan bahwa peringatan diberikan kepada pihak
yang terkait dan memiliki kemampuan untuk mengakhiri pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku. Ketentuan peraturan yang dilanggar harus dijelaskan dengan
jelas dalam surat peringatan, termasuk deskripsi yang jelas tentang pelanggaran yang
terjadi. Peringatan juga harus mencantumkan batas waktu yang ditetapkan untuk
melaksanakan beban (sanksi) yang diberikan kepada pihak yang melanggar. Waktu
ini harus ditentukan dengan jelas, tanpa tergantung pada kejadian di masa depan.
Terakhir, pengenaan uang paksa oleh pemerintah (dwangsom) dianggap sebagai
sanksi yang bersifat reparatoir. Sanksi ini diberlakukan jika pelaksanaan paksaan
pemerintahan sulit dilakukan dalam kasus pelanggaran yang dilakukan oleh warga
negara. Dengan demikian, sanksi administrasi dalam hukum administrasi memiliki
peran yang penting dalam penegakan hukum, termasuk dalam lingkungan hidup, dan
memiliki manfaat strategis dalam pencegahan dan partisipasi masyarakat. Penting
untuk memastikan bahwa penerapan sanksi administrasi tetap mematuhi prinsip-
prinsip hukum administrasi yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis.

2.2 Manfaat Penegakan Sanksi Administrasi Bagi Masyarakat Yang Melakukan


Pencemaran Lingkungan.

Penegakan sanksi administrasi memiliki manfaat penting dalam pencegahan dan


penanggulangan masalah lingkungan hidup yang dapat terjadi akibat pelanggaran terhadap
izin lingkungan. Sanksi administrasi diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang melakukan pelanggaran izin lingkungan. Tujuan utama penegakan sanksi
administrasi adalah untuk menghentikan perbuatan pelanggaran dan mencegah pelanggaran
lebih lanjut, sehingga sanksi administrasi memiliki karakteristik preventif dan represif non-
yustisial dalam mengakhiri atau menghentikan pelanggaran ketentuan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.

Adanya peraturan hukum administrasi dalam lingkungan hidup berfungsi secara konsisten
untuk meminimalisir kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Selain itu, pengawasan
yang dilakukan bertujuan mendesak untuk melakukan pemulihan atau penanggulangan
lingkungan hidup. Tujuan dari penegakan sanksi administrasi terhadap pelanggaran izin
lingkungan adalah melindungi lingkungan hidup dari pencemaran dan/atau perusakan yang
disebabkan oleh usaha dan/atau kegiatan, menanggulangi pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup, serta memulihkan kualitas lingkungan hidup yang terkena dampak.

Pengawasan dalam lingkungan hidup berfungsi untuk menjaga agar fungsi pemerintah
berjalan dengan baik dan terjaminnya penerapan tata kelola pemerintahan yang baik.
Pengawasan yang konsisten terhadap lingkungan hidup dapat mengurangi kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup serta segera melakukan upaya pemulihan atau
penanggulangan. Sistem pengawasan yang efektif merupakan salah satu manfaat penting
dalam penegakan sanksi administrasi, terutama pengawasan preventif. Pengawasan represif
hanya berfungsi jika dilakukan secara komprehensif dan intensif, dengan laporan yang
objektif dan cepat disampaikan. Penting untuk diingat bahwa penerapan sanksi administrasi
harus dipahami sebagai konsekuensi dari tindakan pengawasan. Sanksi administrasi juga
memiliki fungsi instrumental, yaitu mengendalikan perbuatan yang melanggar dan
melindungi kepentingan yang dijaga oleh ketentuan yang dilanggar. Sebagai contoh, jika
seseorang membuang sampah rumah tangga ke sungai dan mengakibatkan penurunan mutu
lingkungan, pemerintah daerah dapat memberikan sanksi administratif terhadap perilaku
masyarakat yang melakukan pencemaran lingkungan. Hal ini bertujuan untuk memberikan
efek jera dan mempertanggungjawabkan perbuatan yang merusak lingkungan hidup. Dengan
demikian, penting untuk memahami bahwa sanksi administrasi memiliki peran yang penting
dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan pengawasan yang efektif serta penerapan
sanksi yang tepat menjadi instrumen utama dalam penegakan hukum administrasi
lingkungan.

BAB III
PENUTUP

Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997


merupakan hasil dari upaya negara, baik pemerintah maupun lembaga legislatif, untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan memberikan perlindungan hukum kepada
masyarakat agar dapat hidup dalam lingkungan yang layak dan sehat. Dalam membuktikan
kerusakan lingkungan hidup, diperlukan mekanisme yang tepat dan baik. Peraturan
penegakan hukum harus memberi prioritas pada kepentingan perlindungan lingkungan
hidup. Meskipun ada manfaat ekonomi yang signifikan, namun alasan semata berorientasi
ekonomi tidak dapat dibenarkan. Perlindungan lingkungan hidup tidak boleh diabaikan
hanya karena alasan ekonomi semata. Hal ini penting karena kegiatan sosial seperti rumah
sakit dan industri yang berdekatan dengan permukiman masyarakat dapat menimbulkan
risiko terhadap lingkungan hidup.

Daftar Pustaka :

David Osborn, Hukum Adminnistrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik,


Nuansa,Bandung, 2009

Philipus Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press,
Yogjakarta.2005

S.F. Marbun. Pokok-Pokok HukumAdministrasi Negara, Lyberty, Yogyakarta, 1997.


Soedjono, Pengamanan Hukum TerhadapPencemaran Lingkungan Akibat
Industri,Bandung, Alumni, 1979.

J.C.T. Simorangkir, Kamus Hukum, Sinar Grafika : Jakarta, 2002, Halaman 152
J.B.J.M.TenBerge,disunting PhilipusM.Hadjon, 1993, Pengantar

Hukum Perizinan, Penerbit Yuridika, Surabaya. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009,


tentang Pelestarian Dan PengelolaanLingkungan Hidup

Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun


1997
Penegakan Hukum Lingkungan Dengan Sanksi Administrasi Bagi Pelaku Pencemaran
Lingkungan Di Masyarakat Oleh Ni Ketut Tri Srilaksmi,S.H.M.Ap
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2013 tentang Pedoman Penerapan
Sanksi Administratif di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai