Anda di halaman 1dari 6

Jawaban UAS Hukum Administrasi Negara

Nama : Meirysia
Kelas/NPM : A/190513545
Dosen pengampu : Dr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum.
Linda Sudiono, S.H., M.Kn.
Jawabannya :
1. Jawaban a dan b
a) Jadi penegakan hukum administrasi bagi PT Ngalor Ngidul adalah sebagai
berikut. Seperti yang kita ketahui bahwa pencemaran lingkungan hidup menurut
Pasal 1 angka 14 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindugan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan. Penegakan hukum administrasi melalui sarana administrasi
merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk mencapai penataan
peraturan. Maka dari itu penegakan hukum bagi PT Ngalor menurut hukum
administrasi yaitu dengan melakukan pencegahan dan penanggulangan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan. Karena itu diterapkan sanksi
administrasi secara konsisten, terutama yang bersifat pemulihan keadaan.
Penegakan hukum akan bersifat represif pada dasarnya sanksi administrasi dilihat
dari segi sasarannya apabila sudah melanggar norma, dalam hal ini PT Ngalor
sudah melanggar norma yaitu berupa pelanggaran baku mutu lingkungan air
limbah dan pelanggaran ijin berupa kelalaian pemasangan instalasi pelanggaran
baku mutu air limbah itu termasuk pelanggaran administrasi. pada dasarnya setiap
perusahaan boleh membuang limbah dengan syarat sudah mendapatkan ijin dan
tidak melanggar baku mutu air limbah. karena baku mutu air limbah adalah terkait
ijin maka dia masuk dalam pelanggaran administrasi.

b) Menurut pendapat saya pencemaran lingkungan hidup sehingga menyebabkan


orang meninggal akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku
yaitu seperti yang terdapat dalam pasal 98 ayat (3) UUPLH yaitu Apabila
perbuatan sebagaimana dimaksud ayat (1) mengakibatkan orang luka berat atau
mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00(lima belas miliar rupiah).
Sedangkan peraturan yang bersangkutan dalam hukum administrasi terdapat
dalam Pasal 1 angka 14 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindugan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang menyatakan masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Penegakan hukum administrasi melalui
sarana administrasi merupakan langkah pertama yag harus dilakukan untuk
mencapai penataan peraturan. Maka dari itu sanksi pidana dan sanksi administrasi
dapat diterapkan bersamaan, karena sanksi administrasi dapat dirumuskan secara
kumulatif baik kumukasi internal maupun kumulasi eksternal. Selain itu juga
diterapkan bersama dalam satu undang-undang dan juga di dalam pasal 98 KUHP,
diperbolehkan adanya penggabungan perkara gugatan ganti rugi ke dalam perkara
tindak pidana yang sedang diadili. Syarat penggabungan ini adalah perbuatan
yang menjadi dasar dakwaan dalam perkara pidana itu menimbulkan kerugian
bagi orang lain, selain itu sama-sama memberian sanksi dalam kasus yang sama
yang mengakibatkan kurungan penjara serta denda terhadap kasus tersebut,
walaupun dalam penentuan alasan antar sanksi berbeda.

2. Jawaban a dan b
a) Perlindungan hukum bagi rakyat dari tindakan hukum pemerintah adalah sarana 
juridis dalam negara hukum untuk mencegah atau memulihkan terjadinya
kerugian yang dialami oleh rakyat sebagai akibat tindakan hukum pemerintah
yang menimbulkan kerugian terhadap rakyat. Menurut pendapat saya tentang
bentuk perlindungan hukum yang dapat diterapkan pada kasus tersebut
merupakan Perlindungan Hukum dalam bidang Hukum Perdata, karena
Perlindungan terhadap perbuatan melawan hukum penguasa dalam hukum perdata
didasarkan atas ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata yang memberikan hak kepada
rakyat yang dirugikan oleh Pemerintah untuk mengajukan gugatan di Pengadilan
Umum. Dalam Pasal 1365 KUHPerdata, yaitu “Tiap perbuatan melanggar hukum
yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.” Institusi
Perlindungan Hukum atas perbuatan hukum publik pemerintah adalah sebagai
berikut :
 Perlindungan hukum terhadap perbuatan pengaturan dilakukan melalui uji
materiil yang dapat dilakukan oleh Pemerintah sendir (executive
review),Mahkamah Agung (peraturan per-UU-an di bawah UU) (judicial
review) dan Mahkamah Konstitusi (judicial review UU).
 Perlindungan hukum terhadap perbuatan penetapan dalam bentuk
KTUNdilakukan melalui gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara.
 Perlindungan hukum dalam hal mal administrasi di bidang pelayanan
publik dilakukan oleh Ombudsman RI.

b) Bentuk perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif atas


perbuatan hukum publik pemerintah penjelasannya adalah sebagai berikut :
Perlindungan hukum terhadap perbuatan Pemerintah terdiri dari perlindungan
hukum preventif dan perlindungan hukum represif.
1) Perlindungan hukum Preventif dilakukan melalui 4 metode: pengawasan,
pengesahan dan persetujuan (goedkeuring), keterbukaan pemerintah
(openbaarheid van het bestuur) dan peran serta warganegara (inspraak).
Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk
mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam
peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu
pelanggaran serta memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam
melakukan sutu kewajiban. Dapat kita lihat secara Preventif dalam kasus
ini terdapat Pada tanggal 8 Maret 2017 Satpol PP menyampaikan Surat
Peringatan 1 yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Jengkol Suwir kepada warga kecamatan Buah Delima. Surat
Peringatan itu berkaitan dengan penggusuran warga yang memberikan
perintah kepada warga untuk membongkar bangunan tempat tinggal
mereka secara bersama-sama.

2) Perlindungan hukum Represif merupakan perlindungan akhir berupa


sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan
apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.
Dapat kita lihat secara Represif dalam kasus ini terdapat pada Warga yang
keberatan dengan penggusuran yang diperintahkan atas tempat tinggal
mereka karena warga memiliki surat sah untuk mendiami tanahnya.
Warga memiliki surat atas tanah yang sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang pengadaan tanah dan Peraturan Presiden
Nomor 71 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan pengadaan tanah bagi
pembangunan.

3. Jawaban a dan b
a. Pihak yang termasuk dalam penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik, yaitu
Kementerian Agama terkait dengan penipuan yang dilakukan penyelenggara
perjalanan ibadah umrah (PPIU) PT Amanah Bersama Umat Tours (Abu Tours)
yang sedang dalam proses pemeriksaan. Selain itu penyelenggara pelayanan
publik pada kasus tersebut belum bertindak sesuai dengan kewajibannya menurut
Undang-Undang, karena Berdasarkan hasil pemeriksaan, Kementerian Agama
tidak kompeten dalam pengawasan penyelenggaraan ibadah umrah. Namun
penyelenggaraan pelayanan publik dalam kasus ini mulai bertindak sesuai dengan
kewajibannya menurut Undang-undang, yaitu Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuddin mengatakan pihaknya mengapresiasi hasil temuan Ombudsman.
Menurut dia, temuan dan masalah tersebut sama dengan yang Kementerian
Agama rasakan dan temui di lapangan. “Kami bersyukur adanya saran dan
perbaikan ujarnya”. Untuk mengantisipasi maraknya penipuan umrah, kata
Lukman, Kementerian Agama telah menerbitkan Peraturan Menteri Agama
Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.
Kementerian juga meluncurkan Sistem Informasi Pengawasan Terpadu Umrah
dan Haji Khusus (Sipatuh) agar pengawasan lebih terintegrasi.
b. Perbuatan pada kasus tersebut termasuk kedalam mal administrasi, karena
Kementerian Agama tidak kompeten dalam pengawasan penyelenggaraan ibadah
umrah. Tidak efektifnya pengawasan terhadap kinerja PPIU dinilai telah
menyebabkan banyak jemaah yang gagal berangkat dan tidak mendapatkan
pergantian biaya dari PPIU. Kementerian Agama dinilai melakukan pengabaian
kewajiban hukum. Salah satu contohnya lambat memberikan sanksi bagi PPIU
yang melakukan penipuan. Selain itu, Kementerian Agama diduga telah
melakukan penyimpangan prosedur. Hal ini berdasarkan temuan yang
membuktikan bahwa Kementerian Agama yang membiarkan transaksi antara
calon jemaah dan PPIU tanpa kontrak tertulis. Di duga juga telah terjadi
penyalahgunaan wewenang karena Kementerian Agama memberikan kesempatan
bagi Abu Tours untuk melawan hukum dengan memberangkatkan calon jemaah
secara ilegal setelah izinnya dicabut. Terlebih pemberangkatan ini dilakukan
dengan tambahan biaya. Lembaga yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan pemeriksaan atas dugaan terjadinya mal administrasi merupakan
lembaga Ombudsman. Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara
negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan
swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik
tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Ombudsman merupakan lembaga negara yang bersifat mandiri dan tidak memiliki
hubungan organik dengan lembaga negara dan instansi pemerintahan lainnya,
serta dalam menjalankan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan
kekuasaan lainnya. Wewenang lembaga Ombudsman sebagaimana tersebut
menurut Undang-Undang, yaitu Ombudsman berfungsi mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Penyelenggara
Negara dan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah termasuk yang
diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan
Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi
tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu.

4. Jawaban a dan b
a. Perbuatan tata usaha Negara dalam proses pemilihan lurah tersebut belum
memenuhi standar umum wewenang, karena syarat sah perbuatan tata usaha
Negara, yaitu perbuatan pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan perbuatan pemerintah sesuai dengan AAUPB. Sedangkan dalam
kasus tersebut belum memenuhi syarat sahnya dari standar umum wewenang,
seperti Warga Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Kota
Administrasi Jakarta Utara, mengajukan gugatan dikarenakan ketidakpuasan
terhadap hasil pemilihan ketua Rukun Warga (RW) yang sudah berlangsung,
karena warga melihat bahwa proses pemilihan tidak berlangsung secara
demokratis dan tidak sesuai dengan hak dan kewajiban RW, Tata tertib, yang
merujuk dari Peraturan Gubernur Nomor 171 Tahun 2016 seharusnya dibuat
melalui proses musyawarah dengan warga, dibuat kontradiktif dengan Pergub.
Maka dari itulah Perbuatan tata usaha Negara dalam proses pemilihan lurah
tersebut belum memenuhi standar umum wewenang.

b. Syarat sah perbuatan tata usaha Negara kategori kesesuaian dengan peraturan
perundangan yang berlaku,penjelasannya sebagai berikut :
 Syarat sah perbuatan tata usaha negara:
Perbuatan pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan Perbuatan pemerintah sesuai dengan AAUPB.
 Kesesuaian dengan peraturan perundangan yang berlaku :
1) Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang bersifat
prosedural/formal. Misalnya sebelum keputusan pemberhentian
dikeluarkan, seharusnya pegawai yang bersangkutan diberi
kesempatan untuk membela diri.
2) Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang bersifat
material/substansial. Misalnya ketepatan dalam menentukan
kriteria hukuman disiplin sedang/berat agar sesuai dengan tingkat
pelanggaran hukuman disiplin yang dilakukan pegawai.
3) Dikeluarkan oleh badan atau pejabat yang berwenang.
Kewenangan merupakan kekuasaan untuk melakukan perbuatan
hukum administrasi yang secara atributif ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan kepada badan atau pejabat tata
usaha negara tertentu.
5. Jawaban a dan b
a. Pengertian dan tujuan Diskresi sebagai berikut :
 Diskresi merupakan keputusan atau tindakan yang ditetapkan atau
dilakukan oleh pejabat pemerintahan untuk mengatasi persoalan konkret
yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam hal peraturan
perundang-undangan yang memberikan pilihan, tidak mengatur, tidak
lengkap atau tidak jelas, dan/atau adanya stagnasi pemerintahan. Namun,
penggunaannya harus oleh pejabat yang berwenang dan sesuai dengan
tujuannya.
 Tujuan Diskresi terdapat dalam Pasal 22 ayat (2), penjelasannya yaitu :
1) melancarkan penyelenggaraan pemerintahan;
2) mengisi kekosongan hukum;
3) memberikan kepastian hukum; dan
4) mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna
kemanfaatan dan kepentingan umum. Adapun yang dimaksud
dengan stagnasi pemerintahan adalah tidak dapat dilaksanakannya
aktivitas pemerintahan sebagai akibat kebuntuan atau disfungsi
dalam penyelenggaraan pemerintahan, contohnya: keadaan
bencana alam atau gejolak politik.

b. Contoh diskresi serta analisis sebagai berikut :


 Contoh sederhana dari diskresi yang jelas dan dapat kita lihat di kehidupan
sehari-hari adalah seorang polisi lalu lintas yang mengatur lalu lintas di
suatu perempatan jalan, yang mana hal ini sebenarnya sudah diatur oleh
lampu pengatur lalu lintas (traffic light). Menurut Undang Undang Lalu
Lintas, polisi dapat menahan kendaraan dari satu ruas jalan meskipun
lampu hijau atau mempersilakan jalan kendaraan meskipun lampu merah.
Demikian merupakan contoh yang disebut dalam laman resmi
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi(“KemenPANRB”).
 Ada pula sebagai contoh lain, seperti yang disebut di atas pula, diskresi
juga dapat dilakukan oleh penyelenggara negara. Penyelenggara Negara
menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif,
legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu penyelenggara
yang dimaksud di sini adalah hakim. Bagi seorang hakim pidana, diskresi
itu mengandung arti upaya hakim memutus suatu perkara pidana untuk
lebih mengedepankan keadilan substantif. Hakim bebas membuat
pertimbangan dan putusan, termasuk menyimpangi asas legalitas, untuk
tujuan mencapai keadilan substantif.

Anda mungkin juga menyukai