Anda di halaman 1dari 3

Peran hukum administrasi negara terhadap penegakan hukum

lingkungan
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran hukum administrasi dalam penegakan hukum
lingkungan di kota Parepare, dinilai suda efektif. Penelitian menggunakan metode normatif empiris
dengan mengkaji dikumen-dokumen hukum dan karya tulis lainya serta penerapan pada peristiwa
hukum melalui teknik pengumpulan data dengan cara studi pustaka, studi lapangan dan wawancara,
dengan teknik teknik analisa data yang digunakan bersifat deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisa data
yang dilakukan, peran hukum administrasi dalam penegakan hukum lingkungan masi bejalan sesuai
dengan sudah sesuai dengan penerapan saknksi administrasi yang diamanatkan dalam undang-undang
sehingga pemberlakuan sanksi administrasi berlaku efektif dan meminimalisir kasus pencemaran
lingkungan.Hambatan dalam penerapan saknsi administrasi dalam penegakanya yaitu hambatan
internal dan hambatan eksternal sehingga perlunya dilakukan sosialisasi terhadap pengelolaan
lingkungan dan perlu ditingkatkan kesadaran aparat penegak hukum untuk melakukan sosialisasi
sehingga masyarakat bisa paham dengan benara dalam mengelola lingkungan.

Kata kunci: Peran hukum admnistrasi, penegakan hukum lingkungan.

Pendahuluan

Penegakan hukum administrasi di bidang lingkungan hidup sebagian besar merupakan upaya preventif.
Penegakan hukum administrasi adalah upaya preventif yang bertujuan untuk mencegah 23 terjadinya
pelanggaran atau agar memenuhi persyaratan yang ditentukan sehingga tidak terjadi pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan. Dalam kerangka penegakan hukum lingkungan, maka saaksi hukum
administrasi yakni berupa pengenaan paksaan pemerintahan (De stuursdwang) meupakan salah satu
yang paling efekifdan paling banyak digurmka4 selain pencabutan izin. Wujud pengenaan sanksi
bestuurswang ini dapat dilalukan berupa penghentian kegiatan, penutupan, hingga p€mbongkaran
bangunan. Pelanggaran terhadap rencana tata ruang ini didasaikan pada suatu perbuatan yang
menyalahi atau melanggar penutukarL walaupun pengenaarmya dapat salng diperhrkarkan (altemati0
dengan sanksi uang paksa . Penegakan hukum lingkungan, terkait dengan berbagai aspek yang cukup
kompleks, dengan tujuan tetap mempertahankan dan menciptakan lingkungan yang dapat dinikmati
oleh setiap manusia dalam pengertian luas dengan tidak mengganggu lingkungannya itu sendiri. Dalam
menjaring sikap para pihak yang tidak bertanggungjawab telah diciptakan bentuk peraturan perundang-
undangan dengna bentuk UU dan berbagai peraturan pelaksanaannya (Siahaan, 2008). Untuk
mewujudkan tujuan pengelolaan lingkungan melalui pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
maka diperlukan suatu strategi pendekatan hukum yang tepat dalam penyelesaian kasus lingkungan
dengan memanfaatkan secara optimal keberadaan UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan
Hidup. Sebagai pendukung terlaksananya aturan tersebut adalah harus dilibatkan aparatur pemerintah
yang memahami secara benar pelaksanaan dan penegakan hukum lingkungan sebagai hukum
fungsional.
Hasil pembahasan

Penegakan hukum administrasi diuraikan dalam tiga sarana, yaitu pengawasan, sanksi administrasi, dan
gugatan tata usaha negara,25 yang akan dijabarkan sebagai berikut: Pertama, sarana pengawasan.
Dalam hukum lingkungan administrasi, pejabat yang melakukan penegakan hukum lingkungan
administrasi adalah pejabat yang memiliki kewenangan untuk memberikan izin. Kedua, sarana sanksi
administrasi. Sanksi administrasi, oleh Takdir Rahmadi, didefinisikan sebagai sanksi-sanksi hukum yang
dapat dijatuhkan oleh pejabat pemerintah tanpa melalui proses pengadilan terhadap pelanggaran
ketentuan hukum lingkungan administrasi.29 Sebagaimana dikemukakan oleh Siti Sundari Rangkuti,
sanksi administrasi memiliki fungsi instrumental, yaitu sebagai sarana “pencegahan dan penanggulangan
perbuatan terlarang dan terutama ditujukan kepada perlindungan kepentingan yang dijaga oleh
ketentuan hukum yang dilanggar itu.” Ketiga, sarana gugatan tata usaha negara. Gugatan tata usaha
negara dalam hal ini merupakan proses penegakan hukum lingkungan administrasi yang dilakukan
melalui pengadilan (secara litigasi). Ketentuan mengenai gugatan tata usaha negara di bidang
lingkungan hidup diatur dalam Pasal 93 UUPPLH, yang menentukan bahwa setiap orang dapat
mengajukan gugatan terhadap Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang berupa izin lingkungan atau
izin usaha yang diterbitkan tanpa dilengkapi persyaratan yang diwajibkan.

Suatu perbuatan yang diatur dalam hukum pidana lingkungan untuk dapat dinyatakan sebagai tindak
pidana selalu dikaitkan dengan pengaturan lebih lanjut dalam hukum administrasi, oleh karena didalam
rumusan tindak pidana lingkungan, suatu perbuatan dinyatakan sebagai suatu tindak pidana jika
dilakukan bertentangan dengan persyaratan administrasi. Keterjalinan antara hukum pidana dengan
hukum administrasi dalam hukum lingkungan kepidanaan, delege lata, merupakan suatu fakta yang
harus diterima keberadaannya dan akan menjadikan penegakan hukum lingkungan lebih baik jika
berjalan dengan bersinergi, atau menjadi kendala jika tidak bersinergi. erdasarkan ketentuan dalam
Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat dikatakan bahwa sistem penegakan hukum
lingkungan di Indonesia terdiri dari tahap pentaatan (compliance) dan tahap penindakan (enforcement)
dan meliputi aspek hukum administrasi. hukum perdata dan aspek hukum pidana, termasuk pula aspek
hukum internasional. Maka penyelesaian kasus-kasus lingkungan cenderung memberikan peluang untuk
mempersoalkan aspek-aspek keempat cabang hukum tersebut.

Metode

Penelitian menggunakan metode normatif empiris dengan mengkaji dikumen-dokumen hukum dan
karya tulis lainya serta penerapan pada peristiwa hukum melalui teknik pengumpulan data dengan cara
studi pustaka, studi lapangan dan wawancara, dengan teknik teknik analisa data yang digunakan bersifat
deskriptif kualitatif.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
mewujudkan tujuan pengelolaan lingkungan melalui pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
maka diperlukan suatu strategi pendekatan hukum yang tepat dalam penyelesaian kasus lingkungan
dengan memanfaatkan secara optimal keberadaan UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan
Hidup. Sebagai pendukung terlaksananya aturan tersebut adalah harus dilibatkan aparatur pemerintah
yang memahami secara benar pelaksanaan dan penegakan hukum lingkungan sebagai hukum
fungsional. Keberaadan hukum lingkungan memiliki peran penting dalam rangka menanggulangi
berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi selama ini. Tidak cukup dengan aturan hukum, penegak
hukum lingkungan juga bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam rangka memberikan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai