Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS HUKUM
UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2021/2022

Nama : Abdul Jalil Salim Zaidi


NPM : 2018200113
Mata Kuliah : Tindak Pidana Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Hari/Tanggal : Senin, 1 November 2021

Kelas :A

Dosen : Abdul Azis Muhammad

1. Saudara uraikan Pengertian dari Tindak Pidana Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

 Tindak Pidana Sumber Daya Alam adalah suatu perbuatan orang perorangan maupun

kelompok yang bertentangan dengan peraturan mengenai perlindungan lingkungan hidup

dan merupakan suatu perbuatan yang harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan

peraturan yang ada.

 Hukum Lingkungan Hidup adalah merupakan seperangkat norma hukum yang mengatur

pengelolaan lingkungan hidup untuk menjamin kelestarian dna mengembangkan

kemampuan lingkungan hidup.

2. Saudara jelaskan Upaya Penanganan terhadap Permasalahan Pencemaran Lingkungan Hidup

menurut Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup

 Undang-undang No 32 tahun 2009 memiliki beberapa jenis instrumen penegakan hukum

lingkungan. Jenis penegakan instrumen tersebut antara lain :

1. Sansi Administrasi
Sanksi administrasi bersifat mengawasi dan melakukan tindakan pencegahan

pelanggaran hukum lingkungan. Sanksi administrasi terdiri atas; teguran tertulis,

paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan dan pencabutan izin lingkungan.

2. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan

Penyelesaian ini bersifat musyawarah antar masyarakat agar terjaminnya mufakat

antara kedua belah pihak. Kedua pihak dapat menggunakan jasa mediator atau pihak

ketiga yang bebas dan tidak memihak untuk membantu menyelesaikan sengketa.

Penyelesaian di luar pengadilan dilakukan untuk tercapainya; bentuk dan besaran

ganti rugi, tindakan pemulihan pasca kerusakan, jaminan agar pencemaran dan

kerusakan lingkungan tidak terulang kembali, dan mencegah meluasnya dampak

negatif yang ditimbulkan.

3. Penyelesaian sengketa Lingkungan di Pengadilan

Penyelesaian melalui pengadilan dilakukan apabila terdapat pihak tertentu yang

dirugikan secara materi sehingga pihak yang bertanggung jawab wajib untuk

membayarkan sejumlah uang tergantung putusan pengadilan.

4. Penegakan Hukum Pidana

Penegakan hukum pidana dalam Undang-Undang ini memperkenalkan ancaman

hukuman minimum di samping maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi

pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum pidana, dan pengaturan

tindak pidana korporasi.

3. Saudara uraikan dan jelaskan Instrumen Pencegahan Pencemaran Lingkungan dan Kerusakan

Lingkungan Hidup (minimal 5)


Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup menurut Pasal 14

UU PPLH 2009 terdiri dari:

1. KLHS

KLHS merupakan instrument hukum baru dalam sistem hukum lingkungan di Indonesia.

KLHS baru diatur dalam UU PPLH 2009. Menurut PAsal 1 angka 10 UUPPLH 2009,

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis,

menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan

berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah

dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program

2. Tata Ruang

Penegasan tata ruang sebagai instrument pencegahan, pencemaran, dan atau kerusakan

lingkungan hidup terdapat dalam Pasal 14 huruf b UUPPLH 2009. Tata ruang berfungsi

untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, khususnya dalam kaitannya dengan

pengelolaan lingkungan.

3. Iizin Lingkungan

Izin Lingkungan merupakan instrument hukum admnistrasi yang diberikan oleh pejabat

berwenang. Izin lingkungan berfungsi untuk mengendalikan perbuatan konkret individu

dan dunia usaha agar tidak merusak atau mencemar lingkungan. Sebagai bentuk

pengaturan langsung, izin lingkungan mempunyai fungsi untuk membina, mengarahkan,

dan menertibkan kegiatan individu atau badan hukum agar tidak mencamari serta

merusak lingkungan. Fungsi utama dari izin lingkungan adalah bersifat prefentif yakni

pencegahan pencemaran yang tercermin dari kewajiban-kewajiban dicantumkan dalam


perizinan lingkungan. Sedangkan fungsi represifnya untuk menanggulangi pencemaran

dan perusakan yang diwujudkan dalam bentuk pencabutan izin.

4. Amdal dan UKL-UPL

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak

besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan

hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan

usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek

yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural.

5. Buku Mutu Lingkungan dan Kriteria Buku Kerusakan Lindungan.

Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan

pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk

hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Menurut pengertian secara pokok, baku mutu

adalah peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlah

bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada dalam

media ambien. Secara objektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu

pengelolaan lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari

suatu pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu

kualitas air atau udara yang ada dapat digunakan sesuai objektif penggunaan tertentu.

4. Saudara uraikan dengan jelas Hubungan Hukum Lingkungan dengan Hukum Pidana, Hukum

Perdata, dan Hukum Tata Usaha Negara.

 Hubungan Hukum Lingkungan dengan Hukum Pidana.


Seperti dikatakan bahawa sengketa hukum pidana lingkungan adalah bersifat imperatif.

Artinya, tiada pilihan peradilan lain yang menyelesaikan perkara pidana lingkungan,

tidak ada lain kecuali hanya peradilan umum yakni Pengadilan Negeri. Adapun yang

menjadi pihak korban dalam perkara pidana Iingkungan bisa terdiri dari: perorangan/

individu; badan hukum perdata atau perusahaan; maupun negara. Sedangkan pihak-

pihak pelaku (terdakwa) bisa berupa individu maupun badan hukum perdata, yakni

perusahaan, korporasi, vayasan atau lembaga swasta lainnya.

 Hubungan Hukum Lingkungan dengan Hukum Perdata.

Aspek hukum perdata dalam pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu

aspek penegakan hukum lingkungan. Dengan terjadinya pencemaran dan perusakan

lingkungan, maka aka nada korban pencemaran dan perusakan, dalam arti sebagai pihak

yang dirugikan, dan pihak yang dirugikan dapat berupa orang perorangan,

masyarakat atau negara. Dalam UUPPLH proses penegakan hukum lingkungan

melalui prosedur perdata diatur dalam Bab XIII Pasal 84 sampai dengan Pasal 93.

Aspek-aspek keperdataan yang tercantum dalam pasal-pasal tersebut berisikan

tentang penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang dapat ditempuh melalui jalur

pengadilan (litigasi) atau jalur diluar pengadilan (non litigasi) berdasarkan pilihan

secara sukarela para pihak yang bersengketa. Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk

melindungi hak keperdataan para pihak yang bersengketa.

 Hubungan Hukum Lingkungan dengan Hukum Tata Usaha Negara

Dalam penyelesaian sengketa lingkungan tidak hanya memberikan perlindungan

hukum kepada orang atau badan hukum perdata yang dirugikan sebagai pencari

keadilan, PTUN juga memberikan perlindungan hukum kepada lingkungan hidup yang
menderita kerusakan karena dikeluarkannya KTUN untuk dilakukannya suatu usaha

dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.

Dalam hal lingkungan hidup yang menderita karena telah terjadi pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup, maka lingkungan hidup diwakili oleh lembaga swadaya

masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan hidup (organisasi lingkungan

hidup) dapat menggugat pejabat dan/atau badan tata usaha negara ke Pengadilan TUN

karena pejabat dan/atau badan yang bersangkutan telah memberikan izin kepada

perusahaan yang kegiatannya potensial atau telah menimbulkan pencemaran dan/atau

kerusakan terhadap lingkungan hidup.

5. Apa yang saudara ketahui tentang Sanksi Pidana bagi Pelaku yang membunuh satwa yang

dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 tahun 1990, dan sebutkan serta uraikan paling

sedikit 2 (dua) Pasal dalam Undnag-undang yang dimaksud dan bunyi Pasal tersebut.

 Pasal 40 Undang-undang No. 5 tahun 1990

1) Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Ayat (1) dan Pasal 33 Ayat (1) dipidana

dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling

banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

2) Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Ayat (1) dan Ayat (2) serta Pasal 33

Ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan

denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).


3) Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Ayat (1) dan Pasal 32 Ayat (1) dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp.

1000.000.000,00 (seratus juta rupiah).

4) Barangsiapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

sebagaiana dimaksud dalam Pasal 21 Ayat (1) dan Ayat (2) serta Pasal 33

Ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan

denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

5) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) adalah

kejahatan dan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) dan Ayat

(4) adalah pelanggaran.

Anda mungkin juga menyukai