Anda di halaman 1dari 5

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEMARANG
Jl. Soekarno – Hatta, Tlogosari Semarang, Telp. 6702757
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2021/2022


Mata Uji : Hukum Lingkungan
Kelas : B - PAGI
Program Studi : S1 Ilmu Hukum
Hari / Tanggal : Kamis, 6 Januari 2022
Waktu : 11.20 – 13.00
Dosen Penguji : Dewi Tuti Muryati

Dikumpulkan paling lambat tgl 6 Januari 2022 pukul 14.00 via email
dewi.tuti@usm.ac.id Bagi yang terlambat nilai dikurangi 50%.

Pilih 5 dari 6 soal yang tersedia.


1. Kesadaran mengenai masalah lingkungan di lingkup internasional mulai menggema
sejak berlangsungnya Deklarasi Stockholm 1972, sedangkan di Indonesia walaupun
secara nasional baru dibentuk UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup pada tahun
1982 namun sejak penjajahan Belanda sebetulnya sudah dibuat beberapa peraturan
mengenai lingkungan hidup. Dari pernyataan tersebut, berikan penjelasan saudara yang
meliputi :
a. uraian singkat mengenai perkembangan kebijakan pengelolaan lingkungan
hidup di Indonesia sampai saat ini
b. sebutkan hal-hal baru yang diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
c. berikan contoh Peraturan Daerah yang mengatur tentang lingkungan hidup.
2. Mengapa setiap kegiatan usaha yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
hidup perlu dilengkapi dengan persetujuan pemerintah (izin lingkungan), dan
bagaimana hubungannya dengan izin usaha ?
3. Dalam UU No. 32 Tahun 2009 diatur mengenai penyelesaian sengketa lingkungan
hidup baik melalui jalur litigasi maupun jalur non litigasi. Berikan penjelasan saudara
atas pernyataan tersebut yang meliputi :
a. dasar hukum dari ketentuan tersebut
b. jenis penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi
c. mengapa masyarakat lebih memilih penyelesaian sengketa lingkungan hidup
melalui jalur non litigasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup (tuliskan
dasar hukumnya), dan berikan 3 contoh jenis kerusakan yang dimaksud dan bagaimana
upaya pencegahannya!
5. Dalam rangka penegakan hukum lingkungan, pelanggaran terhadap UU Pengelolaan
Lingkungan Hidup dapat dikenakan sanksi baik administrasi, perdata maupun pidana.
Berikan penjelasan saudara atas pernyataan tersebut yang meliputi :
a. prinsip pencemar membayar (polluter pays principle)
b. fungsi hukum pidana dalam penyelesaian kasus lingkungan hidup
c. bentuk sanksi perdata
6. Berikan pengertian dari istilah-istilah di bawah ini (tuliskan dasar hukumnya) :
a. pembangunan berkelanjutan;
b. limbah bahan berbahaya dan beracun;
c. baku mutu lingkungan hidup;
d. AMDAL;
e. audit lingkungan hidup.

JAWABAN:

1. -
2. Agar tidak terjadi kerusakan lingkungan yang dapat merugikan hajat hidup
masyarakat luas, termasuk generasi mendatang juga untuk memberikan perlindungan
terhadap lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan. Meningkatkan upaya
pengendalian usaha dan/atau kegiatan yang berdampak negatif pada lingkungan
hidup, memberikan kejelasan prosedur, mekanisme dan koordinasi antarinstansi
dalam penyelenggaraan perizinan untuk usaha dan/atau kegiatan, memberikan
kepastian hukum dalam usaha dan/atau kegiatan. Semua itu dilakukan semata-mata
agar lingkungan tidak mengalami kerugian dan menjaga kelestarian alam sehingga
tidak berdampak buruk bagi makhluk hidup. Setiap usaha yang wajib memiliki Amdal
atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan yang mana sebagai prasyarat dari
kepemilikan izin usaha, jadi keduanya saling berkaitan.

3. A. Dasar hukumnya ada pada pasal 84 UU No. 32 Tahun 2009 UUPLH yang berisi:
a. PSLH dapat ditempuh melalui Pengadilan atau di luar Pengadilan.
b. Pilihan PSLH dilakukan secara sukarela oleh para pihak yang bersengketa.
c. Gugatan melalui Pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian
sengketa di luar Pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah
satuatau para pihak yang bersengketa.
B. Negosiasi (Negotiation): Negosiasi merupakan cara penyelesaian konflik melalui
perundingan langsung antara para pihak yg bersengketa tanpa harus melalui pihak ketiga
untuk mencari dan menemukan bentuk-bentuk penyelesaian yg disepakati bersama.

Mediasi (Mediation): Melalui perundingan para pihak yg dibantu oleh pihak lain atau
pihak ketiganetral (mediator), guna mencari dan menemukan bentuk penyelesaian yang
disepakati bersama.

Penyelidikan (Inquiry): Penyelidikan atau pencarian fakta merupakan upaya


penyelesaian ygdilakukan para pihak.

Konsiliasi (Conciliation): Para pihak yg bersengketa membentuk tim penyelesaian


sengketa yg tidak memihak atau netral yg disebut “Komisi” yg baik bersifat tetap
maupun“ad hoc”.

Arbitrase (Arbitration): Menyerahkan penyelesaian sengketa pada pihak ketiga netral, yg


mempunyai kewenangan untuk memutus dan memaksakan keputusan tersebut kepada
salah satu pihak sebagai suatu bentuk penyelesaian sengketa.

C. Agar tercapai keputusan atau agar memperoleh jalan keluar yang saling
menguntungkan dan keputusan akhir yang menentukan bukan pihak ketiga melainkan
pihak pihak yang bermasalah dan juga dengan pengadilan non litigasi ini pihak pihak
terkait tidak akan dirugikan karena adanya tawar menawar atau kompromi.

4. Kriteria Baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik,
kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang oleh lingkungan
hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya. (Pasal 1 ayat (15) UU 32 Tahun
2009)
Kriteria Baku kerusakan ekosistem
Contoh: kriteria Baku kerusakan terumbu karang (upaya pencegahan: Menjaga
Kebersihan Sungai, Pantai, dan Laut, tidak menyentuh dan Mengambil Terumbu
Karang, Menangkap Ikan Tanpa Merusak Karang),
Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan
atau lahan (upaya pencegahan: Hindari membakar sampah di lahan atau hutan,Tidak
membuang puntung rokok sembarangan di area hutan atau lahan, Tidak membuka
lahan/perkebunan dengan cara membakar hutan)
Kriteria Baku kerusakan akibat perubahan iklim
Contoh: kekeringan (upaya pencegahan: Membangun dan melakukan rehabilitasi
jaringan irigasi, Membangun waduk pada beberapa daerah yang potensial,
Memelihara atau melakukan rehabilitasi konservasi lahan dan air.)

5. A. Prinsip pencemar membayar dapat diartikan bahwa setiap pelaku kegiatan atau
pelaku usaha yang menimbulkan pencemaran, maka harus membayarkan biaya atas
dampak pencemaran yang ditimbulkannya. Tujuan utama dari prinsip ini, yaitu untuk
dapat menginternalisasi biaya lingkungan. Sebagai salah satu prinsip yang merupakan
pangkal atas tolak kebijakan lingkungan, prinsip ini bermakna bahwa sejatinya
pencemar harus bertanggung jawab untuk dapat menghilangkan atau meniadakan
pencemaran yang telah ditimbulkannya
B. Penegakan hukum pidana dalam Undang-Undang memperkenalkan ancaman
hukuman minimum di samping maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi
pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum pidana, dan pengaturan
tindak pidana korporasi. Adanya ketentuan undang-undang yang diatur dalam
UUPLH dimaksud untuk melindungi lingkungan hidup dengan memberikan ancaman
sanksi pidana. Fungsi hukum pidana diraihapabila usaha-usaha lain kurang memadai
seperti jika melalui luar pengadilan tidak bisa maka diselesaikan di pengadilan.
C. Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Daerah Semarang)
Perda No. 17 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Derah Sumatera Selatan)
6. Pembangunan Berkelanjutan: Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan
terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan. (Pasal 1 ayat 3 UU No. 32 Tahun 2009 UUPLH)
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun: Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang
selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3. (Pasal 1 ayat 22 UU No. 32 Tahun 2009 UUPLH)
Baku Mutu Lingkungan Hidup: Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas
atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada
dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. (Pasal 1 ayat 13 UU No. 32 Tahun 2009
UUPLH)
AMDAL: Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut
Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. (Pasal 1 ayat 11 UU No.
32 Tahun 2009 UUPLH)
Audit Lingkungan Hidup: evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. (Pasal 1 ayat 28 UU No. 32 Tahun 2009
UUPLH)

Anda mungkin juga menyukai