Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TESIS

PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF TERHADAP


PELANGGARAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN
PELALAWAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN
DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

OLEH :

NAMA : DEDY ARYANTO


NIM : 2074101110

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2021
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
dan hak konstitusional bagi setiap warga Negara Indonesia. Oleh karena itu,
negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup di Indonesia dapat tetap
menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk
hidup lain.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang
terpadu berupa suatu kebijakan nasional perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang harus dilaksanakan secara taat asas dan konsekuen dari
pusat sampai ke daerah.
Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mewajibkan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah untuk membuat Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Dengan perkataan lain, hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis harus
dijadikan dasar bagi kebijakan, rencana dan/atau program pembangunan dalam
suatu wilayah. Apabila hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis menyatakan
bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, kebijakan, rencana,
dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan
rekomendasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan segala usaha dan/atau
kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup tidak diperbolehkan lagi.
Berdasarkan Pasal 71 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup diatur bahwa pemerintah
wajib melakukan pengawasan terhadap perusahaan atau masyarakat yang

1
usahanya bersentuhan dengan lingkungan hidup. Terkait dengan pelanggaran
izin lingkungan hidup yang terjadi di Kabupaten Pelalawan, maka Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan wajib melakukan pengawasan
terhadap perusahaan atau masyarakat yang usahanya bersentuhan dengan
lingkungan hidup.

Dalam melakukan pengawasan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten


Pelalawan diberikan kewenangan sesuai dengan Pasal 74 Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu
sebagai berikut:
1. Melakukan pemantauan terhadap lingkungan hidup.
2. Meminta keterangan dari perusahaan atau masyarakat yang usahanya
bersentuhan dengan lingkungan hidup.
3. Membuat salinan dari dokumen perusahaan atau masyarakat yang
usahanya bersentuhan dengan lingkungan hidup dan/atau membuat
catatan yang diperlukan dalam pengawasan.
4. Memasuki tempat tertentu untuk melakukan pengawasan.
5. Memotret lingkungan hidup.
6. Membuat rekaman audio visual terhadap lingkungan hidup.
7. Mengambil sampel dari lingkungan hidup.
8. Memeriksa peralatan perusahaan atau masyarakat yang usahanya
bersentuhan dengan lingkungan hidup.
9. Memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi perusahaan atau
masyarakat yang usahanya bersentuhan dengan lingkungan hidup.
10. Menghentikan pelanggaran yang terjadi di lingkungan hidup.

Apabila dalam pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan


Hidup Kabupaten Pelalawan ditemukan pelanggaran terhadap Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, maka pihak penanggung jawab dari perusahaan atau masyarakat yang
usahanya bersentuhan dengan lingkungan hidup dapat dikenai sanksi
administratif.

2
Berdasarkan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa sanksi
administratif terhadap pelanggaran lingkungan adalah:
1. Teguran tertulis
2. Paksaan pemerintah
3. Pembekuan izin lingkungan
4. Pencabutan izin lingkungan.

Meskipun ketentuan mengenai sanksi administratif secara tegas telah


diatur dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana pada tahun 2020
ada ditemukan 8 (delapan) perusahaan atau masyarakat yang usahanya
bersentuhan dengan lingkungan hidup yang dikenai sanksi administratif oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan.
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“ PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF TERHADAP
PELANGGARAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN PELALAWAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009
TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP ”.

3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah penerapan sanksi administratif terhadap pelanggaran
lingkungan di Kabupaten Pelalawan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup?.
2. Apakah faktor-faktor yang menghambat dalam penerapan sanksi
administratif terhadap pelanggaran lingkungan di Kabupaten
Pelalawan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup?.
3. Bagaimanakah upaya terhadap faktor-faktor yang menghambat dalam
penerapan sanksi administratif terhadap pelanggaran lingkungan di
Kabupaten Pelalawan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup?.

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN


1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menjelaskan penerapan sanksi administratif terhadap
pelanggaran lingkungan hidup di Kabupaten Pelalawan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
b. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menghambat dalam
penerapan sanksi administratif terhadap pelanggaran lingkungan
di Kabupaten Pelalawan berdasarkan Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
c. Untuk menjelaskan upaya terhadap faktor-faktor yang
menghambat dalam penerapan sanksi administratif terhadap
pelanggaran lingkungan di Kabupaten Pelalawan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

4
2. Kegunaan Penelitian
a. Menambah wawasan keilmuan bagi peneliti dan referensi bagi
peneliti lain yang meneliti penerapan sanksi administratif
terhadap pelanggaran lingkungan berdasarkan Undang - Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
b. Memperkaya wawasan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum,
khususnya Hukum Perdata dan Hukum Pidana.
c. Menjadi referensi bagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pelalawan dalam mengambil kebijakan mengenai penerapan
sanksi administratif terhadap pelanggaran lingkungan di
Kabupaten Pelalawan.

5
D. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang
meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,
dan penegakan hukum.
Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan
asas:
1. Asas Tanggung Jawab Negara
2. Asas Kelestarian dan Keberlanjutan
3. Asas Keserasian dan Keseimbangan
4. Asas Keterpaduan
5. Asas Manfaat
6. Asas Kehati-hatian
7. Asas Keadilan
8. Asas Ekoregion
9. Asas Keanekaragaman Hayati
10. Asas Pencemar Membayar
11. Asas Partisipatif
12. Asas Kearifan Lokal
13. Asas Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
14. Asas Otonomi Daerah.

Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:

6
1. Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia.
3. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem.
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan
hidup.
6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi
masa depan.
7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup
sebagai bagian dari hak asasi manusia.
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
10. Mengantisipasi isu lingkungan global.

E. KERANGKA TEORI

Hukum pada dasarnya bekerja untuk menstabilkan kehidupan


masyarakat, melindungi yang tertindas, menjaga semua pihak, baik si kaya
maupun si miskin, baik penguasa maupun yang dikuasai. Oleh karena itu,
hukum mempunyai hubungan yang erat dengan dinamika perubahan sosial.
Di masa lalu, hukum diidentikkan dengan keadilan, maka berbicara
mengenai hukum adalah berbicara tentang keadilan. Keadaan tersebut tidak
lagi terjadi pada saat sekarang ini. Berbicara mengenai hukum berarti juga
berbicara tentang sebuah realitas baru, yaitu peraturan perundang-undangan
yang terdiri dari materi substansial dan procedural 1.

1 Muhamad Erwin, Filsafat Hukum; Refleksi Kritis terhadap Hukum dan Hukum Indonesia,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 33.

7
Philippe Nonet dan Philip Selznick memberikan perhatian khusus pada
variabel-variabel yang berkaitan dengan hukum, yaitu hubungan antara hukum
dan negara, hubungan antara hukum dan politik, hubungan antara hukum dan
moral, partisipasi warga negara, aturan diskresi dalam hukum, tujuan dari
keputusan hukum, peranan paksaan dalam hukum, serta legitimasi dan
kepatuhan terhadap hukum.
Tiap variabel akan berbeda jika konteksnya berubah. Nonet dan Selznick
kemudian mengemukakan suatu teori yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan sistematis dalam hukum dan konfigurasi-konfigurasi khusus
hubungan dalam hukum tersebut terjadi dalam tiga keadaan dasar mengenai
hukum, yaitu:
1. Hukum Represif, yaitu hukum sebagai suatu alat kekuasaan yang
bersifat memaksa.
2. Hukum Otonom, yaitu hukum sebagai suatu sistem yang mampu
menetralisir kekuasaan dan melindungi integritasnya.
3. Hukum Responsif, yaitu hukum sebagai suatu respon terhadap
dinamika sosial dalam masyarakat.2

Dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran izin lingkungan di


Indonesia, diperlukan adanya penegakan hukum yang tegas dari pemerintah.
Satjipto Rahardjo mendefinisikan penegakan hukum sebagai suatu proses untuk
mewujudkan keinginan-keinginan hukum (yaitu pikiran-pikiran badan pembuat
undang-undang yang dirumuskan dalam peraturan-peraturan hukum) menjadi
kenyataan.
Proses penegakan hukum tidak selalu berjalan sebagaimana yang dicita-
citakan di dalam peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaannya,
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi proses penegakan hukum.
Menurut Lawrence M. Friedman, efektivitas dalam penegakan hukum
dipengaruhi oleh struktur hukum, substansi hukum, dan budaya hukum.
Struktur hukum yaitu aparatur penegak hukum yang menjalankan proses
2 Philippe Nonet dan Philip Selznick, Hukum Responsif, (Bandung: Nusa Media, 2018),
hlm. 25.

8
penegakan hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim. Substansi hukum diartikan
isi dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan, budaya
hukum merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada di tengah-tengah kelompok
masyarakat tertentu yang dipatuhi oleh masyarakat 3.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis.
Penelitian hukum sosiologis adalah suatu penelitian yang dilakukan
dengan cara menjelaskan korelasi antara hukum dengan
masyarakat 4.
Penelitian ini membahas mengenai penerapan sanksi
administratif terhadap pelanggaran lingkungan di Kabupaten
Pelalawan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, faktor-
faktor yang menghambat dalam penerapan sanksi administratif
terhadap pelanggaran lingkungan di Kabupaten Pelalawan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta upaya
terhadap faktor-faktor yang menghambat dalam penerapan sanksi
administratif terhadap pelanggaran lingkungan di Kabupaten
Pelalawan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pelalawan. Lokasi
tersebut dipilih karena faktanya kerusakan lingkungan hidup terjadi

3 Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum; Perspektif Ilmu Sosial, (Bandung: Nusa Media,
2009), hlm. 63.
4 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm. 46.

9
di Kabupaten Pelalawan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pelalawan tidak ada menerapkan sanksi administratif.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek dalam penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan,
yang berjumlah 1 orang.
2) Penyidik PPNS Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pelalawan, yang berjumlah 10 orang.
3) Perusahaan atau masyarakat yang usahanya menyebabkan
kerusakan lingkungan hidup di Kabupaten Pelalawan,
yang berjumlah 3 orang.

b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai
responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pelalawan,
yang berjumlah 1 orang.
2) Penyidik PPNS Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pelalawan, yang berjumlah 1 orang.
3) Perusahaan atau masyarakat yang usahanya menyebabkan
kerusakan lingkungan hidup di Kabupaten Pelalawan,
yang berjumlah 3 orang.

Tabel I.1
Populasi dan Sampel

10
Jumlah
No. Jenis Populasi Persentase
Populasi Sampel

1 Kepala Dinas Lingkungan Hidup 1 1 100%


Kabupaten Pelalawan
2 Penyidik PPNS pada Dinas 10 1 10%
Lingkungan Hidup Kabupaten
Pelalawan
3 Perusahaan atau masyarakat yang 3 3 100%
usahanya menyebabkan kerusakan
lingkungan hidup di Kabupaten
Pelalawan
Jumlah 14 5 -
Sumber: Data Primer penelitian skripsi, tahun 2021

4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lokasi
penelitian melalui observasi dan wawancara dengan para
responden.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari peraturan
perundang-undangan, jurnal-jurnal ilmiah, dan literatur hukum
melalui studi kepustakaan untuk mendukung Data Primer.
c. Data Tertier, yaitu data yang bersifat melengkapi Data Primer
dan Data Sekunder, seperti berita di internet.

11
5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah:
a. Observasi, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di
lokasi penelitian, yaitu di Kabupaten Pelalawan.
b. Wawancara, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang
dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang
terstruktur secara lisan kepada para responden.
c. Studi kepustakaan, yaitu teknik dalam mengumpulkan data yang
dilakukan dengan cara membaca dan menganalisa peraturan
perundang-undangan, jurnal-jurnal ilmiah, dan literatur hukum.

6. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah teknik dalam melakukan
analisa secara deskriptif tanpa menggunakan kuisioner. Metode
penarikan kesimpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deduktif.
Metode deduktif adalah metode yang digunakan dalam
penarikan kesimpulan dengan menarik kesimpulan dari hal yang
bersifat umum kepada hal yang bersifat khusus.

7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah susunan yang akan dijadikan acuan
dalam penulisan skripsi. Sistematika penulisan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

12
BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB I ini, peneliti menjelaskan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori, dan metode penelitian yang digunakan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


Dalam BAB II ini, peneliti menjelaskan tinjauan umum mengenai
Kabupaten Pelalawan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Pelalawan.

BAB III TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN DAN


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Dalam BAB III ini, peneliti menjelaskan tinjauan umum mengenai
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

BAB IV PEMBAHASAN
Dalam BAB IV ini, peneliti menjelaskan hasil penelitian mengenai
penerapan sanksi administratif terhadap pelanggaran lingkungan di
Kabupaten Pelalawan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

BAB V PENUTUP
Dalam BAB V ini, peneliti membuat kesimpulan dan memberi saran
dari hasil penelitian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Waluyo. Penegakan Hukum di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2016.


Deni Bram. Hukum Lingkungan Hidup. Bekasi: Gramata Publising, 2014.
La Ode Angga. Dialektika Hukum Lingkungan. Yogyakarta: Deepublish, 2018.
Lawrence M. Friedman. Sistem Hukum; Perspektif Ilmu Sosial. Bandung: Nusa
Media, 2009.
Marhaeni Ria Siombo. Hukum Lingkungan & Pelaksanaan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2014.
Muladi dan Dwidja Priyatno. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Jakarta:
Kencana, 2010.
Muhamad Erwin. Filsafat Hukum; Refleksi Kritis terhadap Hukum dan Hukum
Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
M. Hadin Muhjad. Hukum Lingkungan. Yogyakarta: Genta, 2015.
Philippe Nonet dan Philip Selznick. Hukum Responsif. Bandung: Nusa Media,
2018.
Soerjono Soekanto. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.
Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Sukanda Husin. Hukum Lingkungan Internasional. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Syahrul Machmud. Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012.
Takdir Rahmadi. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2018.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059.
Wisnu Arya Wardhana. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi,
2004.
Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai