NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.1
Hukum Lingkungan
HKUM4210
No. Soal dan Skor
jawaban
1. Omnibus Law alias UU Cipta Kerja disahkan DPR saat konflik lahan antara masyarakat adat
melawan pemerintah dan perusahaan masih berlangsung di berbagai daerah.
Di Papua dan Papua Barat, misalnya, setidaknya dua kelompok adat masih terus menolak
ekspansi perusahaan kelapa sawit ke tanah ulayat mereka.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, mengklaim Omnibus
Law ini tak akan menyingkirkan beragam hak masyarakat terkait hutan.
Namun pegiat lingkungan yakin, Omnibus Law tidak cuma akan berdampak buruk pada pemilik
tanah ulayat, tapi juga menggenjot deforestasi, terutama di Papua, yang dianggap sebagai
hutan terakhir Indonesia.
Forest Watch Indonesia (FWI), lembaga pemantau lingkungan berbasis di Jakarta, menyebut
laju deforestasi atau penebangan hutan di Papua semakin meningkat dalam beberapa tahun
terakhir.
Merujuk data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, FWI menyebut laju deforestasi
secara nasional terus menurun dari rata-rata satu juta hektar menjadi 400 ribu hektare per
tahun.
Namun di Papua, menurut kajian FWI, deforestasi mencapai lebih dari satu juta hektare setiap
tahun sejak 2017. Luasnya area pemanfaatan hutan di Papua mereka anggap sebagai
pangkal laju deforestasi itu.
Menurut Franky dari Yayasan Pusaka, deforestasi itu bukan cuma perihal lingkungan, tapi juga
manusia yang hidup di dalamnya. Potensi negatif itu disebutnya muncul karena omnibus law
melihat hutan hanya dalam sudut pandang ekonomi.
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-54453522
Berdasarkan bacaan diatas serta referensi lain yang terkait, berikanlah argumentasi saudara
mengenai disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 berkaitan dengan ketentuan
mengenai Lingkungan Hidup.
Analisalah apakah kehadiran UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja semakin
membuktikan bahwa pembangunan yang hanya menitik beratkan pada keuntungan
ekonomi (investasi dll) akan semakin mendegradasi kepentingan lingkungan? Kaitkan
berdasarkan analisa mengenai kerusakan lingkungan di negara berkembang!
JAWABAN
UUD dinegara ini sdh sangat baik, tapi tdk kalah penting yg hrs di selesaikan dulu
adalah
1.penegakan hukum yg tegas dan adil
2 etos kerja berdisiplin .
3.ketaatan dalam mematuhi aturan dan hukum
4.etika , prilaku yg berbudaya dan nasioanalis
Ke 4 poin tsb hrs tercermin dalah kehidupan sehari harinya, terkhusus kepada
pemimpin-pemimpin terkait dengan hal tersebut.
UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja semakin membuktikan bahwa pembangunan
yang hanya menitik beratkan pada keuntungan ekonomi (investasi dll) namun bukan
mendegradasi kepentingan lingkungan karena didalam undang-undang tersebut juga
diatur tentang penetapan tingkat resika dan peringkat skala usaha dan bahaya, perijinan
berusaha kegiatan usaha beresiko rendah, sedang, dan tinggi, pengawasan terhadap
1 dari 3
HKUM4210
setiap kegiatan usaha dilakukan dengan pengaturan frekwensi, ruang , tat ruang,
struktur ruang, dan pola ruang, dan lain sebagainya yang menyangkut dengan
pengawasan dan kepentingan lingkungan.
2. Unduhlah dan bacalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Undang-
undang tersebut telah mengubah dan menghapus beberapa ketentuan dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tugas anda adalah membandingkan ketentuan tentang penyusunan AMDAL dalam kedua
Undang-Undang tersebut. Berikut hal-hal yang perlu anda jelaskan dan analisa:
a. Bandingkan proses penyusunan AMDAL dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020!
b. Berikan argumentasi saudara mengenai perbedaan tersebut!
JAWABAN
2 dari 3
HKUM4210
B. Secara detail berubah sangat drastis namun seiring dengan perubahan jaman, daya
pikir manusia, ekonomi, pertambahan jumlah penduduk, pengangguran, dan stabilitas
hidup yang lebih baik di masyarakat banyak, pembangunan wilayah yang lebih maju
terkhusus di daerah Papua, pemerintah mempertimbangkan hal tersebut, dengan
adanya penegakan hukum yg tegas dan adil, etos kerja berdisiplin, ketaatan dalam
mematuhi aturan dan hukum, etika prilaku yg berbudaya dan nasioanalis, point-point
mengenai pengawasan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
sudah cukup.
3 dari 3
3. Ancaman lingkungan, dan kesehatan warga 20
Ohiongyi Marino, Kepala Divisi Pesisir dan Maritim Indonesian Center for Environmental Law
(ICEL) menilai Pertamina lalai dalam memberikan informasi peringatan dini kepada
masyarakat di Pesisir Karawang. Tumpahan minyak Pertamina dimanfaatkan masyarakat
dengan menciduk minyak mentah dan memasukkan ke karung tanpa perlindungan khusus.
Minyak mentah, katanya, memiliki kemungkinan besar mengandung zat berbahaya dan
manusia tak bisa kontak langsung dengan zat berbahaya tanpa ada perlindungan khusus.
“Atas kelalaian ini, kami mendesak Pertamina, bersama-sama pemerintah untuk pemeriksaan
kesehatan masyarakat Pesisir Karawang. Mereka telanjur terkontaminasi minyak mentah yang
berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat.”
Selanjutnya, upaya penanggulangan dan pemulihan, kata Ohingyo, harus transparan kepada
publik dengan target masyarakat Pesisir Karawang.
Meiki Paendong, Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat menambahkan, tumpahan minyak di
perairan laut dan pantai Karawang mengancam sumber-sumber kehidupan dan keberlanjutan
alam. Tubagus Achmad Direktur Walhi Jakarta, menambahkan, kalau tak segera diatasi,
pencemaran ini akan mengganggu kehidupan masyarakat Kepulauan Seribu, yang selama ini
hidup bergantung kondisi laut.
4. Selain perkebunan sawit, hutan di Papua selama ini juga dibebankan berbagai konsesi. 30
Perusahaan dapat meraup keuntungan dari izin pemanfaatan hasil kayu di hutan alam, hutan
tanaman industri, maupun di hutan alam dalam bingkai restorasi ekosistem.
Forest Watch Indonesia (FWI), menyebut laju deforestasi atau penebangan hutan di Papua
semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Merujuk data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, FWI menyebut laju deforestasi
secara nasional terus menurun dari rata-rata satu juta hektar menjadi 400 ribu hektare per
tahun.
Namun di Papua, menurut kajian FWI, deforestasi mencapai lebih dari satu juta hektare setiap
tahun sejak 2017. Luasnya area pemanfaatan hutan di Papua mereka anggap sebagai
pangkal laju deforestasi itu.
Menurut Franky dari Yayasan Pusaka, deforestasi itu bukan cuma perihal lingkungan, tapi juga
manusia yang hidup di dalamnya
"Tanah bukan hanya bernilai ekonomi, tapi berhubungan dengan sosial-budaya dan berbagai
hal lain dalam sistem kehidupan masyarakat adat," ujarnya.
Pertanyaannya kini, sejauh mana warga adat Papua akan terus menolak ekspansi investasi ke
wilayah ulayat mereka?
"Sebelum negara ini berdiri sudah ada tanah adat, jadi kami akan tetap mempertahankan
tanah sesuai hukum adat dan budaya kami," kata Frengky tentang sikap Suku Awuyu.
Adapun Suku Tehit di Sorong Selatan menyatakan akan terus mempersoalkan izin
perkebunan sawit yang mereka klaim dikeluarkan tanpa persetujuan mereka.
Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-54453522
Berdasarkan berita tersebut jawablah pertanyaan di bawah ini:
a. Mengapa masyarakat hukum adat harus dilibatkan dalam pengelolaan lingkungan
hidup? Berikan analisa yang mendalam!
b. Berikan argumentasi saudara apa tantangan pelibatan masyarakat adat dalam
pengelolaan lingkungan hidup!