Anda di halaman 1dari 8

HKUM4201

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : WAHYUDI TRI CAHYADI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043122317

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4201/Hukum Tata Negara

Kode/Nama UPBJJ : 80/MAKASSAR

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
HKUM4201
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4201/Hukum Tata Negara
Tugas :2

No. Soal
1. Menlu: Diskriminasi terhadap Perempuan Saat Pandemi Covid-19 Harus Dicegah

Menlu RI Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual dengan 8 Menlu perempuan baru-baru ini
menyatakan perlu mencegah diskriminasi terhadap perempuan saat pandemi Covid-19, baik dari
sisi ekonomi, akses terhadap layanan kesehatan, akses terhadap stimulus-stimulus oleh
pemerintah dan sebagainya.

JAKARTA (VOA) —
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi baru-baru ini melakukan pertemuan secara virtual melalui
telekonferensi video dengan dua kelompok, salah satunya adalah dengan delapan menteri luar negeri
perempuan. Tema yang dibahas adalah Perempuan dan Covid-19.

Delapan menteri luar negeri perempuan yang ikut dalam telekonferensi itu adalah : Marise Payne
(Australia), Alexandra Hill Tinoco (El Salvador), Kamina Johnson-Smith (Jamaika), Raychelle Omamo
(Kenya), Claudia Blum (Kolombia), Kang Kyung-wha (Korea Selatan), Maria Arancha Gonzalez Laya
(Spanyol) dan Ann Linde (Swedia).

Dalam pertemuan itu dipaparkan bahwa diskriminasi terhadap kaum perempuan yang terjadi selama
masa normal, kini juga terjadi dalam masa pandemi Covid-19. Bahkan ditengarai kondisinya kini lebih
buruk lagi.

Oleh karena itu, Retno menegaskan perlu mencegah diskriminasi terhadap perempuan saat pandemi
Covid-19 terjadi, baik dari sisi ekonomi, akses terhadap layanan kesehatan, akses terhadap stimulus-
stimulus yang diberikan oleh pemerintah dan sebagainya.

Retno juga menyerukan untuk memberdayakan kaum perempuan agar dapat berperan dalam upaya
bersama memberantas Covid-19, sekaligus menghidupkan kegiatan perekonomian. Berdasarkan data
dari UNFPA (Organisasi kependudukan PBB) dan UN Women, peran perempuan dalam melawan
Covid-19 sangat signifikan.

https://www.kompasiana.com/widhasinulingga/58a957ef1cafbdd53920a706/hak-asasi-manusia-
dalam- negara-hukum-indonesia?page=all

1 dari 3
HKUM4201

Pertanyaan:
a. Berdasarkan artikel di atas, berikan analisis anda bahwa untuk mencegah diskriminasi terhadap
perempuan atas hak-hak dalam ekonomi, akses terhadap layanan kesehatan, peran serta
dalam memberantas Covid-19, dan hak untuk menghidupkan kegiatan perekonomian, sudah
dijamin dalam UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM.
Jawaban :
Secara prinsip tidak ada perbedaan Hak asasi antara Laki-laki dan perempuan , sebab tujuan
diundangkannya UU HAM agar setiap orang tanpa terkecuali berhak atas hak asasinya sebagai manusia.
Kalaupun ada perbedaan (secara teknis) perlakuan bagi perempuan dibanding laki-laki, itu semata agar
terciptanya kesetaraan, persamaan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan. Perlakuan yang berbeda
tersebut disebut sebagai affirmative action (diskriminasi positif) yaitu tindakan yang mengizinkan negara
untuk memperlakukan secara lebih kepada kelompok tertentu yang tidak terwakili
Selain itu, tindakan afirmatif ini juga terdapat dalam Pasal 41 ayat (2) dan Pasal 49 ayat (2) dan (3) UU
HAM yang berbunyi:

Pasal 41 ayat (2) UU HAM:


Setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil, dan anak-anak, berhak memperoleh
kemudahan dan perlakuan khusus.

Pasal 49 ayat (2) dan (3) UU HAM:


2. Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau
profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya berkenaan
dengan fungsi reproduksi wanita.
3. Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya, dijamin dan dilindungi
oleh hukum.Demikian.

b. Mengapa perempuan mendapatkan jaminan dan diatur tersendiri dalam UU No 39 Tahun 1999.
Jawaban :
Dikarenakan wanita pada umumnya di nilai hanya sebatas pada Fisik tubuhnya dan secara Gendre
Kaum perempuan merupakan kaum yang lemah walaupun pada jaman sekarang banyak perempuan yang
telah memiliki pekerjaan yang hampir sama dilakukan oleh kaum Laki-laki namun itu tidak menghapuskan
bahwa Perampuan merupakan makhluk yang lema dan terbatas pada kondisi fisik tubuhnya yang tidak
sama dengan yang dimiki oleh kaum pria. Demikian.

Merujuk lagi pada pasal 49 ayat (2) dan (3) UU HAM yaitu :
2. Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau
profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya
berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita.
3. Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya, dijamin dan
dilindungi oleh hukum.Demikian.
HKUM4201
2. Contoh Kasus
Merdeka.com - Polemik kewarganegaraan ganda Bupati terpilih Kabupaten Sabu Raijua, Orient Riwu
Kore terus menyeruak. Protes datang dari banyak pihak, salah satunya dari kubu lawan Orient, yakni
Paslon nomor urut 01, Nikodemus dan Yohanis.
Tim kuasa hukum Paslon 01 mendatangi gedung Mahkamah Konstitusi untuk menyerahkan berkas
gugatan sengketa Pemilu terkait polemik kewarganegaraan Bupati terpilih Orient Riwu Kore.
Meski pendaftaran gugatan sengketa pemilu sudah terlambat, tim kuasa hukum berharap Mahkamah
Konstitusi dapat mempertimbangkan kasus tersebut. Mengingat ada dugaan pelanggaran berat terkait
kewarganegaraan yang baru muncul awal Februari kemarin.
"Mengajukan permohonan pembatalan Paslon nomor 2 pak Orient. Kami berharap MK bisa memberikan
terobosan hukum, bisa memberikan keadilan terlepas dari kekurangan dalam permohonan kami, seperti
tenggat waktu ya supaya dikesampingkan dulu. Ini sudah sama-sama diketahui merupakan satu perkara
yang sangat menggugah rasa keingintahuan," ujar Adhitya Nasution selaku anggota tim kuasa hukum
Paslon 1, Jakarta, Selasa (16/2).
Dia menegaskan, pihaknya tidak mempermasalahkan soal selisih suara atau kemenangan Bupati terpilih
Orient. Namun setelah ada klarifikasi dari Bawaslu, kata dia, pihaknya pun ingin mendapat kepastian
hukum terkait dugaan pelanggaran Bupati Sabu Raijua terpilih Orient.
"Kenapa kami tidak pakai Judisial Review, karena menurut hemat kami tidak serta merta membatalkan
kemenangan. Oleh itu kami memohonkan pembatalan langsung, jadi setidaknya ada yurispudensi ke
depannya. Kami tegaskan tidak mempermasalahkan selisih suara atau kemenangan. Jadi kenapa kami
tidak melakukan upaya hukumnya karena kami menganggap ketentuannya semua sudah diatur. Tapi
setelah diklarifikasi oleh Bawaslu maka saya rasa sudah tepat kami ajukan ke MK," jelas dia.
Tidak hanya itu, tim kuasa hukum juga meminta agar KPU segera memutuskan perkara soal dugaan
kewarganegaraan Bupati Sabu Raijua terpilih Orient Riwu Kore. Sehingga, jika perlu pemilu ulang bisa
segera dilaksanakan.
https://www.merdeka.com/politik/menengok-polemik-kewarganegaraan-bupati-sabu-raijua-terpilih-orient-
riwu.html
Pertanyaan:
a. Berdasarkan artikel di atas, berikan analisis anda mengapa bupati terpilih Kabupaten Sabu
Raijua tidak dapat dilantik walaupun lahir di Indonesia.
Jawaban :
Terkait status kewarganegaraan, Indonesia menganut prinsip kewarganegaraan ganda terbatas
sebagaimana diatur dalam Pasa 6 ayat (1) UndangUndang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
(UU Kewarganegaraan) yang memberikan kewarganegaraan ganda terbatas kepada anak-anak hasil
perkawinan campuran sampai berusia 18 tahun atau sudah menikah. Setelah itu, seseorang dapat memilih
salah satu warga negara untuk menjadi kewarganegaraannya. Selama memiliki kewarganegaraan ganda
terbatas, anak hasil perkawinan campuran tunduk kepada dua yurisdiksi kewarganegaraan orang tua
(Glery Lazuardy, 2020:44). Berdasarkan ketentuan di atas, Indonesia tidak mengenal kewarganegaraan
ganda atau bipatride dan tanpa kewarganegaraan atau apatride. UU Kewarganegaraan mengatur status
kewarganegaraan ganda terbatas hanya untuk anak-anak hasil perkawinan campuran sampai berusia 18
tahun atau sudah menikah. Dengan demikian status kewarganegaraan ganda yang dimiliki bupati terpilih
Orient bertentangan dengan UU Kewarganegaraan sebagaimana terdapat dalam pasal 6 ayat (1) UU
Kewarganegaraan. Sementara, apabila seorang WNI memiliki kewarganegaraan lain, statusnya sebagai
WNI akan hilang sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Memperoleh Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesiapada Pasal 31 ayat (1) huruf g dan dalam UU Kewarganegaraan pada Pasal 23 huruf h UU
Kewarganegaraan, yang menyatakan bahwa salah satu hal yang membuat seorang WNI kehilangan
kewarganegaraannya adalah karena mempunyai paspor atau surat bersifat paspor dari negara asing atau
surat sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya. Berdasarkan
Pasal 23 tersebut, status kewarganegaraan Amerika Serikat yang masih dimiliki Orient akan membuat
Orient kehilangan kewarganegaraan. Oleh karena itu, Orient harus melepaskan 3status kewarganegaraan
Amerika Serikat apabila memilih menjadi warga negara Indonesia
HKUM4201

b. Hal-hal apa saja yang menyebabkan seseorang kehilangan kewarganegaraannya (WNI)


sehingga kehilangan hak-hak kewarganegaraannya termasuk hak untuk menjabat menjadi
bupati.
Jawaban :
1. Memperoleh Kewarganegaraan Lain Atas kemauan Sendiri
Seseorang dapat kehilangan kewarganegaraannya jika memperoleh kewarganegaraan lain atas
kemauannya sendiri.

2. Tidak Menolak Kewarganegaraan Lain


Kewarganegaraan bersifat tidak memaksa, jika ada seseorang memiliki kewarganegaraan ganda dan tidak
menolak salah satu kewarganegaraannya itu, padahal orang tersebut dapat menolaknya. Maka hal
tersebut dapat menyebabkannya kehilangan kewarganegaraannya.

3. Dinyatakan Hilang Kewarganegaraannya


Kewarganegaraan seseorang dapat hilang jika dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas
permohonannnya sendiri. Dengan syarat yang bersangkutan sudah berusia delapan belas tahun atau
sudah kawin dan orang tersebut tinggal di luar negeri. Dan dengan dinyatakannya hilang
kewarganegaraan Indonesia, orang tersebut tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

4. Menjadi Tentara Asing


Seorang yang berkewarganegaraan Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya jika masuk ke
dalam dinas tentara negara asing tanpa adanya izin terlebih dahulu dari presiden.

5. Sukarela Masuk Dalam Dinas Tentara Asing


Mirip seperti pada poin sebelumnya, seseorang dapat kehilangan kewarganegaraannya jika sukarela
masuk dalam dinas tentara asing. Yang jabatan dalam dinas tersebut di Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh warga negara Indonesia.

6. Menyatakan Sumpah
Orang yang dengan sukarela menyatakan sumpah atau janji setiap kepada negara asing atau bagian dari
negara asing tersebut, dapat kehilangan kewarganegaraannya.

7. Turut Dalam Pemilihan Ketatanegaraan


Seorang warga negara Indonesia yang tidak diwajibkan, tetapi mengikuti pemilihan sesuatu yang memiliki
sifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing dapat membuatnya terancam untuk kehilangan
kewarganegaraannya.

8. Memiliki Paspor Negara Asing


Paspor merupakan dokumen penting yang dapat menunjukan identitas kewarganegaraan seseorang.
Dengan memiliki paspor negara asing, seorang warga negara Indonesia dapat kehilangan
kewarganegaraannya. Dan tentu dengan catatan paspor tersebut asli dari negara asing, bukan merupakan
paspor palsu.

9. Bertempat Tinggal Di Luar Indonesia Dalam Jangka Waktu Lama


Warga negara Indonesia yang tinggal di luar Indonesia dalam waktu lima tahun berturut-turut bukan dalam
rangka dinas negara dan tanpa alasan yang sah, serta sengaja tidak memberikan pernyataan keinginan
untuk tetap menjadi warga negara Indonesia sebelum waktu lima tahun berakhir. Dan setiap lima tahun
berikutnya orang tersebut tidak mengajukan pernyataan untuk ingin tetap menjadi WNI kepada perwakilan
Republik Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya.
HKUM4201
c. Apakah dimungkinkan memperoleh kembali kewarganegaraan RI setelah berpindah
kewarganegaraan? Jika bisa berikan penjelasan.
Jawaban :
Terdapat 13 golongan WNI ditinjau dari cara mendapatkannya, yaitu: Setiap orang yang
1. berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah
Republik Indonesia dengan negara lain sebelum UU berlaku sudah menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI).
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu Warga Negara Asing
(WNA).
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu WNI.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah
WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak berusia 18 tahun atau belum
kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibu tidak diketahui.
11. Anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu WNI
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13. Anak dari seorang ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.

Secara hukum seseorang yang bukan lagi WNI harus diperlakukan seperti orang asing. Namun
demikian, peraturan hukum di Indonesia masih memberikan peluang untuk memperoleh kembali status
WNI dengan persyaratan dan prosedur tertentu.
Persyaratan untuk memperoleh kembali status WNI yang telah hilang sama saja dengan persyaratan
bagi WNA lainnya yang akan menjadi WNI, sebagaimana diatur dalam Pasal 9 UU 12/2006, yakni:

1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin meskipun belum 18 tahun.


2. Pada saat mengajukan permohonan, telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau 10
tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana / penjara karena terbukti melakukan tidak pidana / kejahatan
yang diancam dengan hukuman penjara 1 tahun atau lebih.
6. Dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia tidak menyebabkan statusnya menjadi
berkewarganegaraan ganda, sebab hal itu tidak diakui dalam sistem hukum di Indonesia. Dengan kata
lain, status kewarganegaraan dari negara lain harus dilepaskan.
7. Mempunyai pekerjaan atau memiliki penghasilan tetap.
8. Membayar uang / biaya pewarganegaraan ke Kas Negara. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai
besarnya biaya ini silahkan hubungi Kantor Imigrasi RI terdekat.
HKUM4201
3. Pilpres 2019 menjadi bagian dari pemilihan umum (Pemilu) serentak pertama di Indonesia dalam
sejarah. Selain memilih Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu 2019 juga menjadi momen bagi rakyat
Indonesia untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Sejarah digelarnya pemilu serentak berawal dari aksi Effendi Ghazali dan Koalisi Masyarakat untuk
Pemilu Serentak. Pada 2013, peraih gelar Ph.D., dalam bidang komunikasi politik dari Radboud Nijmegen
University Belanda ini menggugat Undang-Undang (UU) Nomor 42/2008 tentang Pilpres ke Mahkamah
Konstitusi (MK).
MK mengabulkan dan mengeluarkan putusan uji materi (judicial review) untuk UU yang digugat Effendi
Ghazali tersebut pada Mei 2013 kendati baru resmi disidangkan pada Januari 2014. Namun, penerapan
pemilu serentak bisa dilakukan pada 2019, bukan untuk Pemilu 2014 dengan alasan waktu yang terlalu
mepet. Effendi Ghazali pun mempertanyakan kebijakan MK tersebut.
"Kalau begitu, kenapa tidak dari dulu diputuskan? Kenapa baru sekarang?” tukasnya usai mengikuti
sidang putusan di Gedung MK, Jakarta, Kamis (23/1/2014), dikutip dari Kompas.com.
“Coba tanyakan ke MK, kenapa bisa ada kata-kata kalau pemilu tinggal beberapa bulan lagi, sementara
putusan ini sudah dibuat sejak Mei 2013 kemarin?" imbuh pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, ini.
Maka, sesuai dengan keputusan MK, Pemilu 2019 pun tercatat dalam sejarah sebagai pemilu serentak
pertama di Indonesia.
https://republika.co.id/berita/qheayy384/dkpp-minta-parpol-tertib-administrasi-di-sipol-kpu
Pertanyaan:
a. Berikan analisis anda tentang pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam rezim
Pemilu.
Jawaban ;
adanya pembedaan antara pilkada dengan pemilu dapat pula terlihat dari empat desain pemilu
serentak yang disebutkan oleh MK, yang dinilai sebagai konstitusional. Empat dari enam desain secara
keseluruhan yakni sebagai berikut. Satu, pemilu serentak untuk memilih presiden, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), gubernur, bupati, dan wali kota. Dua, pemilu
serentak untuk memilih presiden, anggota DPR, DPD, DPR Daerah (DPRD) provinsi dan kabupaten/kota,
gubernur, bupati, dan wali kota. Tiga, pemilu serentak nasional untuk memilih presiden, anggota DPR,
dan DPD, dan beberapa waktu setelahnya pemilu serentak lokal untuk memilih anggota DPRD provinsi
dan kabupaten/kota, gubernur, bupati, dan wali kota. Empat, pemilu serentak nasional untuk memilih
presiden, anggota DPR, danDPD, dan beberapa waktu setelahnya pemilu serentak provinsi untuk memilih
DPRD provinsi dan gubernur, dan beberapa waktu setelahnya pemilu serentak kabupaten/kota untuk
memilih anggota DPRD kabupaten/kota dan bupati/wali kota.
Dalam Putusan No.55/2019 MK juga menegaskan bahwa pemilu serentak adalah pemilu yang
menggabungkan antara pemilihan eksekutif dengan legislatif. Penyatuan kedua pemilu dapat dipisah
antara tingkat nasional dan lokal, namun yang tak boleh dipisahkan yakni pemilihan presiden, pemilihan
anggota DPR, dan pemilihan anggota DPD.
HKUM4201
3.
b. Berikan pendapat anda mengapa pada tahun 2019 pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil
presiden dilaksanakan serentak dengan Pemilihan legislatif.
Jawaban :
Tujuan pemilu serentak adalah efektivitas sistem prsidensial., dan MK meyakini dengan
disatukannya tiga pemilihan tersebut mampu mengefektifkan sistem presidensial yang dianut
Indonesia.
Meski itu lebih persoalan kewenangan dalam mengadili sengketa hasil pilkada. Problemnya
sebetulnya teknis. Kalau pilkada bareng, MK dimudahkan untuk menangani sengketa hasil pilkada.
Dan itu akan lebih sederhana lagi kalau disatukan dengan DPRD. Karena kecenderungannya ada
pengelompokkan koalisi untuk dukung gubernur atau wali kota dan bupati sehingga potensi melakukan
gugatan akhirnya sudah disaring di level partai. Jadi, kalau gugatannya masuk akal, baru ajukan. Tapi
konsekuensinya, kalua ada pilakda yang digabung dengan DPRD atau pemilu nasional, ya
mau gak mau MK tetap menangani sengketa hasil pilkada

Anda mungkin juga menyukai