Anda di halaman 1dari 2

ADBI4336

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : ADBI4336/Hukum Ketenagakerjaan
Tugas :1

No. Soal
1. JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani
mengatakan, daerah yang memutuskan menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 2021 akan
menimbulkan babak permasalahan baru. Sebab, dipastikan adanya tuntutan dari pekerja atau buruh yang
sebelumnya telah menerima upah di atas upah minimum akan memprotes kebijakan tersebut. "Dampak
kenaikan upah minimum bagi pengusaha otomatis akan menimbulkan masalah baru. Karena ada teman-
teman di atas upah minimum pasti akan permasalahkan, bakal ada sundulan," ujar Hariyadi dalam
konfrensi pers secara daring, Senin (2/11/2020).

Sumber: https://money.kompas.com/read/2020/11/02/201543326/pengusaha-kenaikan-upah-minimum-
menimbulkan-masalah-baru

Bila diteliti lebih jauh, penetapan UMR dan UMD ternyata tidak serta merta menghilangkan problem
gaji dan upah. Berikan analisis anda, mengapa penetapan UMR dan UMD ternyata tidak serta merta
menghilangkan problem gaji/upah ini!

Dapat saya jelaskan terlebih dahulu tentang apa yang di amaksud dengan Upa Minum dalam pengupahan
pekerja diperusahaan, yaitu Upah minimum merupakan standar nominal upah terendah yang wajib
digunakan sebagai pedoman pengusaha dalam pembayaran upah pekerja di perusahaan. Tujuan
ditetapkannya upah minimum oleh pemerintah adalah menciptakan sistem pengupahan yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup layak pekerja dan keluarganya namun Upah minimum tidak berlaku tunggal
untuk seluruh wilayah Indonesia akan tetapi setiap daerah memiliki standar upah yang berbeda, adapun
beberapa daerah atau provinsi dengan contoh upah minimum seperti DKI Jakarta lebih besar dari upah
minimum DI Yogyakarta, atau upah minimum Karawang lebih tinggi dari upah minimum Surabaya. Dengan
kata lain, di setiap daerah berlaku Upah Minimum Regional (UMR), UMR adalah upah minimum yang
berlaku untuk satu daerah, yaitu satu provinsi atau satu kabupaten/kota. Perusahaan yang beroperasi di
suatu daerah wajib menyesuaikan upah terendahnya dengan UMR di daerah tersebut dan
UMP maupun UMK ditetapkan oleh gubernur, berdasarkan kebutuhan hidup layak dengan memperhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa penetapan UMR dan UMD tidak serta merta menghilangkan problem
penggajian atau pemberian upah di karenakan UMR dan UMD di tetapkan oleh Gubernur masing-masing
Provinsi atau Daerah dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di masing-masing
Provinsi atau daerah di mana para pekerja itu bekerja di setiap Perusahaan di provinsi dan derah yang
berbeda tentu juga akan menerima keputusan dari masing-masing Gubernur terkait UMR dan UMD yang
tidak sama dengan Provinsi atau daerah yang lainnya, demikian.
2. Angel bekerja pada perusahaan Distribusi Buku sekolah. Sebelum diterima bekerja di perusahaan
tersebut, Angel telah menandatangani Surat Pernyataan tidak akan hamil selama masa percobaan 2
tahun. Namun setelah 1 tahun bekerja Angel yang baru saja menikah hamil. Atas dasar permasalahan
tersebut Angel di PHK dari perusahaan tempat ia bekerja

Uraikan disertai analisis anda apakah tindakan PHK terhadap Angel dibenarkan secara Hukum!

Sebelumnya dapat saya jelaskan pada pasal 76 Ayat (2) UU No 13 tahun 2003 ketenagakerjaan yang
berbunyi yaitu Pengusaha di larang mempekerjakan Pekerja/Buruh perempuan hamil yang menurut
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apa bila
bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00., menurut saya perusahaan tersebut diatas
mangacuh pada pasal tersebut dikarenakan Per.Angel telah hamil namun disisi lain kehamilan
Per.Angel harus di pastikan akan dampak kesehatan dan atau keselamatannya terhadap pekerjaan
yang Per.Angel sekarang tempati, dan untuk mengenai terkait Masa percobaan 2 tahun yang di berikan
perusahaan kepada Per.Angel dapat di lihat dari Pasal 60 ayat (1) dan (2) UU No13Thn 2003 yaitu:
Ayat 1 : Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling
lama 3 bulan.
Ayat 2 : Dalam masa percobaan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,pengusaha dilarang
membayar upah dibawah upah minimum yang berlaku.
Pada pasal tersebut diatas dapat saya jelaskan bahwa perjanjian kerja untuk waktu tertentu atau dengan
kata lain pekerja kontrak hanya mendapatkan masa percobaan kerja palinmg lama 3 bulan oleh
perusahaannya dan selama menjalani masa percobaan kerja pengusaha atau perusahaan dilarang
membayar upah dibawah upah minimum, sedangkan untuk kasus Per.Angel diatas menurut saya
perusahaan telah menyalahi UU No.13 Thn 2003 pada Pasal 60 Ayat (1) dimana Per.Angel diterima di
salah satu perusahaan dan di berikan masa percobaan kerja oleh perusahaan tersebut selam 2 tahun.
Dalam hal ini perusahaan hanya mengacu pada Pasal 59 Ayat (4) UU No.13 Thn 2003 yaitu: perjanjian
Kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 tahun
dan hanya boleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1 tahun. Dan terkait tindakan PHK
terhadap Per.Angel mengacu pada Pasal 61 Ayat 1 UU No.13 thn 2003 yang berbunyi :
Ayat (1) Perjanjian Kerja berakhir apabila :
a. pekerja meninggal dunia
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
c. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyeselaian perselisihan
hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan,atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
Dijelaskan pada poin c pada Pasal 61 Ayat 1 UU No.13 thn 2003 tersebut bahwa adanya putusan
pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyeselaian perselisihan hubungan industrial
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap jadi dapat saya simpulkan bahwa PHK yang di lakukan oleh
Perusahaan di mana Pr.Angel bekerja tidak tepat dan hanya keputusan sepihak dan tidak memperhatikan
aturan Undang-undang yang berlaku maupun penyesaian perselisihan hubungan industrial. Demikian.

3. Husni bekerja pada perusahaan PT. Mundur Selalu sebagai Design grafis dengan skema Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu selama 2 tahun. Setelah 2 tahun perjanjian kerja Husni berakhir, dan Husni menuntut
diangkat sebagai karyawan tetap. Atas permasalahan tersebut, Husni membuat pengaduan ke Dinas
Ketenagakerjaan daerah setempat.

Uraikan dan jelaskan apakah langkah-langkah yang dilakukan PT. Mundur Selalu sudah tepat, dan
berikan analisis hukumnya!

Dapat saya jelaskan aturan hukum sesuai dengan pasal 59 UU No.13 Thn 2003 ketenagakerjaan
(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,
yaitu:
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama
dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.
(4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat
diadakan untuk paling lama 2 (dua)tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali
untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
(5) Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut,
paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah
memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan.
(6) Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang
lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali
dan paling lama 2 (dua) tahun.
(7) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) maka demi hukum
menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
(8) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.
Di dalam Pasal 59 UU No.13 thn 2003 tersebut telah dijelaskan terkait ketentuan atau aturan pekerja
dalam hal ini tuntuan Per.Husni tidaklah tepat dan langkah perusahaan dalam hal menerima Per.husni
sebagai karyawan kontrak dilihat dari jenis pekerjaan yang dikerjakan didalam perusahaan tersebut
yang kategorinya pekerjaan yang diperkiraan penyelesaiannya dalam jangka waktu yang tidak terlalu
lama dan paling lamapun 3 tahun, adapun untuk perpanjangan kontrak tersebut dapat di perpanjang 1
kali untuk jangka waktu paling lama 1 tahun. Demikian.

1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai