Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Almaella Pristiwani Mandagi

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041974463

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4336/Hukum Ketenagakerjaan

Kode/Nama UPBJJ : 89/Ternate

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN
1. Penetapan UMR dan UMD tidak serta merta menghilangkan problem gaji/upah ini karena Umr
dan Umd merupakan sebuah ketentuan upah dari pemerintah yang diberikan pelaku usaha
kepada buruh. Penerapan UMR diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun
1999, aturan ini kemudian direvisi lewat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
226 Tahun 2000. Perubahan aturan ini sekaligus menjadikan sistem pengupahan UMR dan istilah
UMR sudah digantikan dengan istilah UMP (Upah Minimum Provinsi) dan UMK (Upah Minimum
Kabupaten/Kota). Sebagaimana Ibu Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah telah menerbitkan
Surat Edaran (SE) Nomor: M/11/HK.04/X/2020 yang ditujukan kepada Gubernur se-Indonesia
tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19). Sehingga penaikan upah minimum harus diberlakukan untuk menunjang
perekonomian para buruh dimasa Pandemi. Penetapan UMP dan UMK merupakan sebuah
ketentuan upah dari pemerintah yang diberikan pelaku usaha kepada buruh, namun hal ini tidak
serta merta menghilangkan permasalahan terhadap gaji/upah buruh karena ada beberapa faktor
antara lain:
a. Biaya hidup para buruh yang beragam dan tidak sama sehingga terkadang UMP dan UMK tidak
cukup untuk biaya hidup mereka apalagi yang sudah berkeluarga dan harus memenuhi
kebutuhan anak dan istri;
b. Beban ekonomi para buruh berdampak pada kualitas kinerja di tempat kerja;
c. Pimpinan pengusaha kadang menolak karena beberapa pekerja memiliki pekerjaan yang
mudah sedangkan gaji yang tinggi harus tetap dibayar;
d. Upah yang dibayarkan kadang tidak sesuai dengan kualitas hasil pekerjaan buruh;
e. Masih kurangnya pelatihan dan peningkatan kemampuan pekerja untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pekerjaannya;
f. Penetapan UMP dan UMK tidak sesuai dengan beban pekerja, misalnya seorang pekerjaan
memiliki pekerjaan yang terlalu berat tetapi gajinya tidak seberapa;
g. Kenaikan UMP berakibat pada upah sundulan yang dituntut oleh para pekerja atau buruh
lainya, inilah beban setelah UMP diberlakukan di perusahaan. Jika tuntutan upah sundulan ini
tidak terpenuhi maka akan menimbulkan gejolak dan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan terkait;
Upah minimun bagi pekerja sangat penting bagi kedua belah pihak baik pengusaha dan juga para
pekerja dengan adanya penetapan upah minimum maka akan terjalin kerjasama yang sehat antar
keduanya. manfaat penetapan upah minimum antara lain :
• menjamin hak pekerja terpenuhi
• pengusaha dapat mengembangkan usaha karena mendapat pekerja yang bagus
• pengusaha dan pekrja terhindar dari konflik mengenai upah
hal tersebut sebenarnya masih perlu beberapa perbaikan dari pemerintah agar perusahaan dan
juga para pekerja mendapat hak yang selayaknya dan keuntungan yang sama.
2. Menurut saya tindakan PHK terhadap Angel dibenarkan secara Hukum karena Aturan yang
mengatur tentang jam kerja dapat kita lihat dalam Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) dalam pasal 77 dan 76. Disebutkan dalam pasal 77 bahwa
untuk waktu satu minggu kerja bisa diadakan untuk 6 (enam) hari atau 5 (lima) hari kerja. Kalau
memilih satu minggu dengan 6 (enam) hari kerja maka perhari nya adalah 7 (tujuh) jam; sedangkan
untuk satu minggu dengan 5 (lima) hari kerja maka perhari nya adalah 8 (delapan) jam. Sektor-
sektor usaha atau pekerjaan tertentu dapat diadakan pengecualian, yang diatur lebih lanjut dalam
Keputusan Menteri yang terkait.
Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan dikenal dua bentuk hubungan kerja yaitu hubungan
kerja dengan waktu tidak tertentu dan hubungan kerja dengan waktu tertentu. Hubungan kerja
waktu tidak tertentu biasanya disebut juga sebagai pekerjaan tetap atau yang saudara sebut
sebagai kontrak permanen. Perjanjian kerja waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui
(pasal 59 ayat 3) dengan jangka waktu diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh
diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun (pasal 59 ayat 4).
Ketentuan tentang perpanjangan dan pembaharuan perjanjian kerja waktu tertentu ini tatacara
diatur dalam ayat 5 dan 6 pasal 59 UU Ketenagakerjaan. Ayat 5 menyatakan bahwa Pengusaha
yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, paling lama 7 (tujuh)
hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara
tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan. Dan ayat 6 nya menyebutkan bahwa
pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama,
pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling lama
2 (dua) tahun. Bila ketentuan dalam perpanjangan dan pembaharuan ini tidak dilakukan atau
dilanggar, maka akan berakibat demi hukum perjanjian kerja waktu tertentu (kontrak) berubah
menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu (tetap/ kontrak permanen).

3. Langkah-langkah yang dilakukan PT. Mundur Selalu sudah tepat, karena Perjanjian kerja yang
dibuat untuk waktu tertentu harus dibuat secara tertulis Pasal 57 ayat (1) Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, ketentuan ini dimaksudkan untuk lebih menjamin atau
menjaga hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja. Pasal 57
ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan Perjanjian
kerja waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat
atau kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
a. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaianya dalam waktu tidak terlalu lama dan paling lama
tiga tahun;
c. Perkerjaan yang bersifat musiman;
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang
masih dalam perscobaan atau penjajakan.
Pada Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 59 ayat 4 Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT) hanya boleh dilakukan paling lama dua tahun dan hanya boleh
diperpanjang satu kali untuk jangka waktu paling lama satu tahun. Pengusaha/perusahaan yang
bermaksud memperpanjang PKWT tersebut, harus memberitahukan maksudnya untuk
memperpanjang PKWT secara tertulis kepada pekerja yang bersangkuta n, paling lama 7 hari
sebelum PKWT berakhir.

Anda mungkin juga menyukai