Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK

PKWT (PEKERJA WAKTU TERTENTU) DAN PKWTT (PEKERJA


WAKTU TIDAK TERTENTU)

MAKALAH

Dosen: Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM


Nama Anggota :
Fuad Azmi 43115010154
Luthfiyansyah 43115010294
Aris Rigel Pangaribuan 43115010389
Dimas Muki Rahardi 43115010330
Fadeli Agustian Pratama 43115010084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
A. Definisi PKWT dan PKWTT
Sebelum mengetahui definisi tentang PKWT dan PKWTT, kita harus terlebih dahulu
mengetahui tentang Perjanjian Kerja, Perjanjian kerja merupakan suatu ikatan yang harus
dipenuhi oleh pekerja/buruh dan perusahaan tempatnya bekerja. Aturan-aturan mengenai
perjanjian kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah berfungsi untuk memberikan
perlindungan pada kedua belah pihak. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat
terjaga, dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
Secara hukum dan perundang-undangan, dikenal dua perjanjian kerja yaitu Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Hal ini
termaktub pada UU Ketenagakerjaan Pasal 56 yang berbunyi:
1. Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan atas:
1. jangka waktu; atau
2. selesainya suatu pekerjaan tertentu.
Definisi dari PKWT yaitu Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi
No. 100/MEN/IV.2004 tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, PKWT adalah
perjanjian kerja antara pekerja dengan perusahaan untuk mengadakan hubungan kerja dalam
waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu.
Perjanjian ini mengatur hubungan individual antara pekerja dengan perusahaan/pengusaha,
contohnya kedudukan atau jabatan, gaji/upah pekerja, tunjangan serta fasilitas apa yang
didapatkan pekerja, dan hal-hal lain yang bersifat mengatur hubungan kerja secara pribadi.

Sedangkan definisi PKWTT yaitu Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 100/MEN/VI/2004 Tentang
Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (“Kepmenakertrans 100/2004”),
pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (“PKWTT”) adalah perjanjian kerja antara
pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap.
PKWTT dapat dibuat secara tertulis maupun secara lisan dan tidak wajib mendapatkan
pengesahan dari instansi ketenagakerjaan terkait. Jika PKWTT dibuat secara lisan, maka
klausul-klausul yang berlaku di antara mereka (antara pengusaha dengan pekerja) adalah
klausul-klausul sebagaimana yang di atur dalam UU Ketenagakerjaan.
PKWTT dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3 (tiga) bulan. Selama masa
percobaan pengusaha wajib membayar upah pekerja dan upah tersebut tidak boleh lebih
rendah dari upah minimum yang berlaku.

B. Batasan Ruang Lingkup


Pada dasarnya, ruang lingkup pekerja PKWT dalam sebuah perusahaan juga memiliki
keterbatasan, tidak seperti halnya pekerja tetap. Oleh karena itu, untuk pekerjaan yang
sifatnya core business dan sifatnya memanjang lebih baik perusahaan tidak memberikan
tanggung jawab kepada PKWT. Terkait dengan ketentuan tersebut, dijelaskan dan dipertegas
dalam pasal 59 ayat 2 UU No. 13/2003, bahwa perjanjian kerja untuk waktu tertentu
(PKWT), tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. Yang dimaksud dengan
pekerjaan yang bersifat tetap, ada 2 (dua) kategori, yakni:
• Pekerjaan yang sifatnya terus-menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu dan
merupakan bagian dari suatu proses produksi dalan satu perusahaan, atau
• Pekerjaan pekerjaan yang bukan musiman (Penjelasan pasal 59 ayat 2 UU No. 13/2003).
Dengan perkataan lain, apabila suatu pekerjaan walau bersifat terus-menerus, tidak terputus-
putus, tidak dibatasi waktu namun bukan merupakan bagian dari suatu proses produksi pada
satu perusahaan, dalam arti hanya merupakan kegiatan jasa penunjang yang tidak
berhubungan langsung dengan proses produksi atau kegiatan pokok (core business)
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 66 ayat (1) UU No. 13/2003, maka dianggap bukan
sebagai pekerjaan yang berisfat tetap, sehingga dapat menjadi objek PKWT.

C. Tujuan diadakan PKWT - PKWTT


Tujuan diadakan perjanjian kerja waktu tertentu dan perjanjian kera waktu tidak tertentu ini
adalah untuk mengetahui hak dan kewajiban kedua belah pihak baik itu pengusaha maupun
pekerja dalam melaksanakan ketentuan pekerjaan dan tata tertib perusahaan guna
meningkatkan produktifitas kerja.
D. Analisis Keuntungan dan Kelebihan PKWT-PKWTT bagi
Perusahaan dan Pekerja

1. Manfaat Bagi Perusahaan


a) Bisa mencari karyawan yang selalu produktif, semangat tinggi dan tunduk pada
peraturan.
b) Otomatis bila telah melebihi waktu nya dan memang karyawan ini sangat sesuai
dengan kualifikasi bisa di angkat menjadi karyawan tetap.
c) Dapat lebih selektif dalam memilih karyawan.
d) Sangat menguntungkan bagi perusahaan dengan sistem project based atau by
order.
e) Tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membayar pesangon ketika karyawan
berhenti bekerja karena masa kontrak habis.

2. Manfaat Bagi Karyawan


a) Semakin banyak pengalaman bekerja di perusahaan yang berbeda semakin tinggi
“nilai jual” nya.
b) Jika tidak betah pada suasana dan kondisi perusahaan dapat segera meninggalkan
perusahaan dengan hormat pada saat masa kontrak selesai.
c) Memicu setiap calon tenaga kerja untuk melakukan pengembangan keilmuan dan
keterampilan dari pengalaman yang sudah di peroleh.
d) Bebas mencari kerja kemana saja.
e) Sudah sangat tahu kapan mereka harus mencari peluang kerja yang lebih baik bila
masa kontrak selesai.
E. Contoh PKWT – PKWTT
Contoh pekerjaan PKWT
1. PKWT berdasarkan Jangka Waktu
Melalui perjanjian, pekerja PKWT Jangka Waktu Tertentu dipekerjakan berdasarkan
masa tertentu, misalnya 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun untuk mengerjakan atau
menyelesaikan pekerjaan yang disepakati. Hubungan kerja otomatis berakhir jika
masa kontrak sudah terpenuhi. Sesuai peraturan, jangka waktu maksimum PKWT
adalah 2 tahun, dan bisa diperpanjang 1 tahun.

2. PKWT berdasarkan Selesainya Pekerjaan Tertentu


Perusahaan dan pekerja PKWT Selesainya Pekerjaan Tertentu menyepakati jenis atau
volume pekerjaan yang harus diselesaikan. Syaratnya adalah bukan merupakan
pekerjaan tetap, terus-menerus, tidak putus-putus, atau tidak dibatasi waktu.
Berdasarkan jenis pekerjaan, pekerja PKWT ini dibagi lagi menjadi:

a. Pekerja PKWT untuk Pekerjaan yang Sekali Selesai atau Sifatnya Sementara
Karyawan menyepakati untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dalam masa kontrak
tertentu, paling lama 3 tahun. Jika pekerjaan selesai sebelum masa kontrak habis, maka
perjanjian secara otomatis berakhir dan hubungan kerja putus demi hukum. Namun,
jika pekerjaan belum selesai, boleh dilakukan pembaruan setelah 30 hari berakhirnya
kontrak.

b. Pekerja PKWT untuk Pekerjaan Musiman


Perusahaan boleh merekrut pekerja PKWT untuk pekerjaan musiman yang hanya
dilakukan pada waktu tertentu, dan hanya untuk satu jenis pekerjaan, yang umumnya
terkait cuaca (musim) atau momen tahunan. Pekerjaan untuk memenuhi pesanan atau
target produksi–hanya dalam waktu tertentu dan tidak terus-menerus–juga bisa
dimasukkan dalam pekerjaan musiman.

c. Pekerja PKWT untuk Pekerjaan yang Berkaitan dengan Produk Baru


Jika sebuah perusahaan sedang mengerjakan produk baru, kegiatan ekonomi baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan, diperbolehkan
merekrut pekerja PKWT. Jangka waktu perjanjian paling lama 2 tahun dan bisa
diperpanjang 1 tahun, namun kontrak tidak bisa diperbarui.

d. Pekerja PKWT Harian Lepas


Untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu yang volume dan waktunya berubah-ubah
dengan upah berdasar kehadiran, perusahaan boleh merekrut pekerja melalui perjanjian
kerja harian lepas. Syaratnya, buruh bekerja kurang dari 21 hari dalam sebulan.
Namun, jika buruh bekerja 21 hari atau lebih selama 3 bulan berturut, maka
kontraknya harus berubah menjadi PKWTT.

Contoh pekerjaan PKWTT

 Cleaning Service
 Catering
 Sekuriti
 Transportasi Pekerja
 Jasa Penampung Migas

F. Dasar Hukum PKWT – PKWTT


1) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP. 100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu.
3) UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

Anda mungkin juga menyukai