Anda di halaman 1dari 5

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

 Pengertian
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.100/MEN/IV/2004 tentang
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
adalah perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja
dalam waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu.

 Isi dari PKWT


Isi dari PKWT bersifat mengatur hubungan individual antara pekerja dengan
perusahaan/pengusaha, contohnya :
1. kedudukan atau jabatan,
2. gaji/upah pekerja,
3. tunjangan serta fasilitas apa yang didapat pekerja dan
4. hal-hal lain yang bersifat mengatur hubungan kerja secara pribadi.

 Syarat PKWT
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,
yaitu:
a) pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
b) pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama
dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c) pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d) pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
3. Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat
diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali
untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
4. Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut,
paling lama 7 (tujuh) hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah
memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja yang bersangkutan.
5. Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang
lama, pembaharuan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu)
kali dan paling lama 2 (dua) tahun.

 Jenis Pekerjaan PKWT


1. Pekerjaan yang selesai sekali atau sementara sifatnya yang penyelesaiannya paling
lama tiga tahun
 Apabila pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dari yang diperjanjian maka
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu tersebut putus demi hukum pada saat selesainya
pekerjaan.
 Dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu harus mencantumkan batasan suatu
pekerjaan dinyatakan selesai.
 Apabila pekerjaan tersebut belum dapat diselesaikan, dapat dilakukan pembaruan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
 Pembaruan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dilakukan setelah masa tenggang
waktu 30 hari setelah berakhirnya Perjanjian Kerja. Selama tenggang waktu 30 hari
tersebut, tidak ada hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan/pengusaha.
2. Pekerjaan Musiman
 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini hanya dapat dilakukan untuk satu jenis
pekerjaan pada musim tertentu.
 Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi pesanan/ target
tertentu dapat dilakukan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu sebagai
pekerjaan musiman.
 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu untuk pekerjaan musiman tidak dapat dilakukan
pembaruan.
3. Pekerjaan yang terkait dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang
masih dalam percobaan atau penjajakan.
 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu untuk jenis pekerjaan ini hanya dapat dilakukan
untuk jangka waktu paling lama 2 tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali
paling lama 1 tahun.
 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu untuk pekerjaan ini tidak dapat dilakukan
pembaruan
 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu hanya boleh diberlakukan bagi pekerja yang
melakukan pekerjaan di luar kegiatan atau di luar perkerjaan yang biasa dilakukan
perusahaan
4. Pekerjaan harian/ Pekerja lepas
 Perjanjian Kerja Waktu Terntu dapat dilakukan untuk pekerjaan – pekerjaan
tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta upah
didasarkan pada kehadiran.
 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu untuk pekerja harian lepas dilakukan dengan
ketentuan pekerja bekerja kurang dari 21 hari dalam 1 bulan.
 Apabila pekerja harian bekerja selama 21 hari atau lebih selama 3 bulan berturut-
turut maka Perjanjian Kerja Waktu Tertentu berubah menjadi Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu.
 Pengusaha yang mempekerjakan pekerja harian/lepas wajib membuat perjanjian
kerja secara tertulis
 Perjanjian Kerja tersebut harus memuat sekurang – kurangnya : Nama/alamat
perusahaan atau pemberi kerja, nama/alamat pekerja, jenis pekerjaan yang
dilakukan dan bersarnya upah dan/atau imbalan lainnya.

 Berakhirnya PKWT
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 61 Ayat 1 menyatakan bahwa perjanjian kerja
berakhir apabila:
a) pekerja meninggal dunia;
b) berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c) adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
d) adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja.
 Manfaat PKWT
1. Bagi Perusahaan
a) Bisa mencari karyawan yang selalu produktif, semangat tinggi dan tunduk pada
peraturan.
b) Otomatis bila telah melebihi waktu nya dan memang karyawan ini sangat sesuai
dengan kualifikasi bisa di angkat menjadi karyawan tetap.
c) Dapat lebih selektif dalam memilih karyawan.
d) Sangat menguntungkan bagi perusahaan dengan sistem project based atau by order.
e) Tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk membayar pesangon ketika karyawan
berhenti bekerja karena masa kontrak habis.
2. Bagi Karyawan
a) Semakin banyak pengalaman bekerja di perusahaan yang berbeda semakin tinggi
“nilai jual” nya.
b) Jika tidak betah pada suasana dan kondisi perusahaan dapat segera meninggalkan
perusahaan dengan hormat pada saat masa kontrak selesai.
c) Memicu setiap calon tenaga kerja untuk melakukan pengembangan keilmuan dan
keterampilan dari pengalaman yang sudah di peroleh.
d) Bebas mencari kerja kemana saja.
e) sudah sangat tahu kapan mereka harus mencari peluang kerja yang lebih baik bila
masa kontrak selesai.

 Perbedaan PKWT dan PKWTT

 Perbedaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dengan Outsourcing


Outsourcing adalah Perjanjian Pemborongan Pekerjaan. Perusahaan pemberi kerja
memborongkan sebagian dari pekerjaan kepada perusahaan pemborong (perusahaan
outsourcing) melalui perjanjian pemborongan pekerjaan.
Hubungan kerja antara pekerja outsourcing dengan perusahaan pemborong pekerjaan
atau penyediaan jasa pekerja dapat dengan status Perjanjian Kerja Waktu Tertentu atau
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu. Undang-undang tidak mengatur tentang hal ini.
Baik pekerja yang dipekerjakan langsung oleh perusahaan maupun pekerja dari
perusahaan pemborong outsourcing akan bekerja di lokasi kerja perusahaan tersebut. Status
hubungan kerja Perjanjian Kerja Waktu Tertentu apakah pekerja yang dipekerjakan langsung
atau pekerja yang melalui outsourcing boleh saja dilakukan sepanjang sesuai dengan ketentuan
Pasal 59 Undang – Undang No. 13 tahun 2003.

Anda mungkin juga menyukai