Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN TERKAIT PKWT

A. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan.
1. Pasal 52 poin
a) perjanjian kerja dibuat atas dasar :
1) Kesepakatan kedua belah pihak
2) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hokum
3) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan
4) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban
umum,kesusilaan,ddan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Pasal 56
a) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu
b) Perjanjian kerja waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan atas :
1) Jangka waktu
2) Selesainya suatu pekerjaan tertentu.

3. Pasal 61
a) Perjanjian kerja berahir apabila ;
1) Pekerja meninggal dunia
2) Berahirnya jangka waktu perjanjian kerja
3) Adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hokum
tetap
4) Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam
perjanjian kerja,peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama yang
dapat menyebebkan berahirnya hubungan kerja.
b) Pernjanian kerja tidak berahir karna meninggalnya pengusaha atau beralihnya
hak atas perusahaan yang disebabkan penjualan,pewarisan atau hibah.
c) Dalam hal terjadi pengalihan perusahaanmaka hak-hak pekerja atau buruh
menjadi tanggungjawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam
pejanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh.
d) Dalam hal pengusaha ,orang perseorangan meninggal dunia,ahli waris
pengusaha dapat mengahiri perjanjian kerja setelah merundingkan dengan
pekerja/buruh.
e) Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia ,ahli waris berhak mendapatkan
hak-haknya sesuai dengan peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

4. Pasal 62
Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka
waktu yang ditetapkan dalam perjanjian waktu kerja tertentu, atau berakhirnya
hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 61
ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi
kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya
jangka waktu perjanjian kerja.

5. Pasal 151
a) Pengusaha ,pekerja/buruh ,serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah
dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan
hubungan kerja.
b) Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja
tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib
dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh apabila
pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja /
buruh.
c) Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam poin( b) benar-benar
tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan
hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari
lembaga penyelesaian perselihan hubungan industrial.
6. Pasal 154
Penetapan sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam pasal 151 ayat (3) tidak
diperlukan dalam hal:
a) Pekerja/buruh masih dalam percobaan kerja,bilamana dipersyaratkan secara
tertulis sebelumnya.
b) Pekerja/buruh mengajukan permintaan pengunduran diri,secara tertulis ats
kemauan sendiri tanpa ada indikasi adanya tekanan atau intimidasi dari
pengusaha ,berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu
tertentu untuk pertama kali.
c) Pekerja atau buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam
perjanjian kerja,peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama atau
peraturan perundang undangan
d) Pekerja/buruh meninggal dunia.

B. Peraturan Perusahaan PT.Citra Ratna Nirmala Nomor PT.CRN.KEP.422.VI.2020.


1. Pasal 6
g) Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) dapat diadakan paling lama 2(dua)
tahun dan hanya boleh diperpanjang 1(satu) kali untuk jangka waktu paling
lama 1(satu) tahun.
i) Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) akan berakhir atau
diperpanjang, karyawan akan diinformasikan selambat-lambatnya 1(satu)
bulan sepenuhnya.
j) Karyawan yang terikat dalam perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT),
selanjunya disebut karyawan kontrak.
2. Pasal 8
a) Untuk membantu karyawan dalam meningkatkan prestasi kerja, maka atasan
langsung yang memimpinnya secara berkala menilai prestasi kerja menurut
ketentuan perusahaan.
b) Hasil penilaian prestasi kerja dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi
kenaikan golongan atau kenaikan gaji atau promosi jabatan karyawan yang
bersangkutan, demosi/penurunan jabatan atau pemutusan hubungan kerja.
c) Penilaian prestasi kerja dilakukan minimal 1(satu) kali dalam 1(satu) tahun.

3. Pasal 35
a) Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena :
1) Karyawan telah menyelesaikan masa perjanjian kerja waktu tertentu
atau masa percobaan, tetapi tidak memenuhi persyaratan untuk
dilanjutkan hubungan kerjanya,atau atas kemauan karyawan sendiri.
2) Karyawan berhenti atas kemauan/permintaan sendiri dengan
mengajukan permohonan tertulis 1(satu) bulan sebelumnya dan tidak
terikat ikatan dinas.
3) Karyawan telah mencapai usia pensiun 55 tahun.
4) Karyawan PKWT yang berhenti atas kemauan /permintaan sendiri
sebelum batas waktu yang ditentkan 1(satu) bulan dikenakan denda
1(satu) bulan gaji dan tidak mendapat surat pengalaman kerja.+
5)

Anda mungkin juga menyukai