Anda di halaman 1dari 5

SURAT KEPUTUSAN

PT. GS GOLD SHINE BATTERY

No. 028/SK.DIR/REVISI-1/GSB/2018
PERIHAL

PUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Menimbang :
1. Proses pemutusan hubungan kerja harus berkesuaian dengan ketentuan Peraturan
Perundangan yang berlaku
2. Proses pemutusan hubungan kerja harus dilakukan dengan cara sebaik-baiknya.

Mengingat :
1. UU Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN: SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT. GS GOLD SHINE BATTERY TENTANG PUTUSAN
HUBUNGAN KERJA

Pasal 1
Jenis Putusan Hubungan Kerja

1. Perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya pemutusan


hubungan kerja.
2. Dalam keadaan yang memaksa sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, Perusahaan
bertindak dengan mengindahkan ketentuan Perundangan yang berlaku.
3. Pemutusan Hubungan Kerja adalah tindakan yang dilakukan oleh Perusahaan atau Karyawan
untuk memutuskan/mengakhiri hubungan kerja.
Putusnya Hubungan Kerja dapat terjadi dalam hal :
a. Karyawan dalam masa percobaan.
b. Karyawan Mengundurkan Diri.
c. Berakhirnya hubungan kerja waktu tertentu.
d. Karyawan mengalami sakit berkepanjangan.
e. Karyawan Meninggal Dunia.
f. Pensiun.
g. Karyawan Melanggar Tata Tertib Kerja.
h. Karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib.
i. Perusahaan melakukan rasionalisasi.
j. Karyawan tidak cakap bekerja.

1
Pasal 2
Masa Percobaan

1. Masa Percobaan adalah tenggang waktu 3 (tiga) bulan pertama terhitung sejak tanggal
Karyawan tercatat sebagai pegawai Perusahaan, dimana masing-masing pihak saling
menjajaki hubungan kerja yang terjadi antara Karyawan dengan Perusahaan.
2. Dalam masa percobaan Karyawan maupun Perusahaan sewaktu-waktu dapat melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja tanpa adanya kewajiban untuk memberikan pesangon atau
kompensasi atau ganti rugi dalam bentuk apapun sehubungan dengan pemutusan hubungan
kerja tersebut.

Pasal 3
Mengundurkan Diri

1. Karyawan yang akan mengundurkan diri harus melakukan dan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis disertai dengan alasannya
kepada atasan langsungnya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum
tanggal mulai pengunduran diri.
b. Dalam periode sejak tanggal surat pemberitahuan pengunduran diri sampai dengan
tanggal pengunduran diri, Karyawan wajib tetap menjalankan tugas dengan sebaik-
baiknya, kecuali apabila pengunduran diri tersebut disebabkan oleh karena sakit yang
berkepanjangan.
c. Karyawan telah memenuhi seluruh kewajiban ikatan dinas yang sedang di jalaninya.
2. Dalam hal Perusahaan tidak memberikan jawaban dalam batas waktu 14 (empat belas) hari
setelah tanggal penerimaan surat pengunduran diri, maka Perusahaan dianggap telah
menyetujui pengunduran diri tersebut. Dan perusahaan akan memberikan uang pisah yang
besarannya ditentukan dalam SK terpisah.
3. Apabila Karyawan mengundurkan diri tidak mengikuti ketentuan dalam ayat 1, dianggap
mengundurkan diri secara tidak baik.
4. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut dan telah
dipanggil oleh Perusahaan 2 (dua) kali secara patut dan tertulis, dikualifikasikan
mengundurkan diri. Dan perusahaan akan memberikan uang pisah sesuai dengan pasal 61
peraturan perusahaan ini.

Pasal 4
Berakhirnya Hubungan Kerja Waktu Tertentu

Dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu pada suatu pekerjaan tertentu, berakhirnya
hubungan kerja terhitung sejak tanggal berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan.
Perusahaan tidak berkewajiban memberi uang pesangon dan atau imbalan apapun diluar yang
telah diperjanjikan.

2
Pasal 5
Sakit Berkepanjangan

1. Kepada Karyawan yang mengalami sakit berkepanjangan selama 12 (dua belas) bulan terus-
menerus, Perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerjanya. Kepada Karyawan
diberikan haknya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.
2. Keadaan yang termasuk sakit berkepanjangan :
a. Sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapat menjalankan pekerjaannya
secara terus menerus.
b. Setelah sakit lama kemudian masuk bekerja kembali tetapi tidak lebih dari 4 (empat)
minggu kemudian sakit kembali.

Pasal 6
Meninggal Dunia

1. Hubungan kerja terputus dengan sendirinya, apabila karyawan meninggal dunia.


2. Apabila Karyawan meninggal dunia kepada ahli warisnya diberikan santunan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku

Pasal 7
Usia Pensiun

1. Usia Pensiun atau batas usia kerja Karyawan ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun.
2. Karyawan yang telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun sebagaimana tersebut
dalam ayat 1 Pasal ini diberhentikan dengan hormat sebagai Karyawan.
3. Dengan mempertimbangkan kebutuhan Perusahaan dan kemampuan Karyawan, Pimpinan
Perusahaan dapat memperpanjang masa kerja Karyawan yang telah melewati batas
maksimum usia kerja.

Pasal 8
Pelanggaran Tata Tertib Kerja Dan Aturan Kedisiplinan

1. Terhadap Karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap Tata Tertib dan Aturan
Kedisiplinan dapat dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan Kerja oleh Perusahaan.
2. Terhadap Karyawan yang melakukan kesalahan yang dapat mengakibatkan PHK dengan
alasan mendesak, dapat dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja oleh Perusahaan
tanpa melalui pemberian Surat Peringatan.

Pasal 9
Karyawan Ditahan Oleh Pihak Yang Berwajib

Dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Perusahaan dapat


melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib
karena diduga melakukan tindak pidana atas/bukan atas pengaduan Perusahaan.

3
Pasal 10
Rasionalisasi

1. Rasionalisasi adalah keadaan memaksa yang tidak dapat dihindarkan sehingga


mengakibatkan Perusahaan harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap 10
(sepuluh) orang Karyawan atau lebih.
2. Pemutusan Hubungan Kerja yang disebabkan oleh Rasionalisasi merupakan pilihan terakhir
yang akan dilakukan oleh Perusahaan. Pelaksanaan Rasionalisasi mengacu kepada ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Hak-hak Karyawan yang terkena rasionalisasi minimal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.

Pasal 11
Tidak Cakap Bekerja

Dalam hal karyawan dinyatakan tidak cakap bekerja, walaupun sudah dicoba di bidang tugas yang
ada dan telah mendapat Surat Peringatan Ketiga untuk hal itu, maka hubungan kerja dapat
diputuskan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 12
Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Dan Uang Penggantian Hak

Ketentuan dan syarat-syarat pemberian uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang
penggantian hak mengikuti ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, UU No 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan.
1. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang
pesangon danatau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima.
2. Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit sebagai
berikut :
a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan upah;
b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan
upah;
c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun , 3 (tiga) bulan
upah;
d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat)
bulan upah;
e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima)
bulan upah;
f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam)
bulan upah;
g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh)
bulan upah;
h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun, 8
(delapan) bulan upah;
i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
3. Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
sebagai berikut:

4
a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan
upah;
b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga)
bulan upah;
c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4
(empat) bulan upah;
d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5
(lima) bulan upah;
e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas)
tahun, 6 (enam)bulan upah;
f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh
satu) tahun, 7(tujuh) bulan upah;
g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh
empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;
h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh) bulan upah;

4. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana
pekerja/buruh diterima bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima
belas perseratus)dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi
yang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusanaan atau
perjanjian kerja bersama.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 mei 2018

Direksi
PT. GS Gold Shine Battery

Tri Handoko
Direktur

Anda mungkin juga menyukai