Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Komang Ardika Wiratama

NIM : 213020601071
Kelas :A
Mata Kuliah : Hukum Ketenagakerjaan
Dosen Pengampu : Dr. Thea Farina, S.H., M.Kn.

1. Jelaskan apa saja yang menjadi penyebab pemutusan hubungan kerja yang dibenarkan
oleh peraturan. Sebutkan dasar hukumnya!
Jawaban:
a) Aturan PHK karena karyawan melakukan kesalahan berat
 Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik
perusahaan;
 Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan;
 Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan
kerja;
 Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
 Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja;
 Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
 Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
 Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
keadaan bahaya di tempat kerja;
 Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau
 Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana
penjara 5 tahun atau lebih.
b) Ditahan pihak berwajib
Perusahaan bisa memberlakukan pemutusan hubungan kerja jika karyawan tidak
dapat melakukan tanggung jawab pekerjaannya karena ditahan pihak berwajib.
Berdasarkan UU Ketenagakerjaan, perusahaan wajib membayar karyawan uang
penghargaan masa kerja sebanyak 1 kali ditambahkan dengan uang penggantian hak.
c) Karyawan melakukan pelanggaran
Perusahaan bisa melakukan PHK karena pelanggaran yang dilakukan karyawan.
Jenis pelanggarannya berbeda-beda, karena masing-masing perusahaan memiliki
peraturannya sendiri.
Umumnya, pihak perusahaan akan mengeluarkan surat peringatan terlebih dahulu
sebelum melakukan PHK.
Sebagian besar perusahaan melakukan PHK setelah pekerja tersebut menerima 3 kali
surat peringatan karyawan ( SP3 ).
d) Karyawan ingin resign
Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan perusahaan saat karyawan memenuhi
syarat mengundurkan diri.
Syarat yang harus dipenuhi oleh karyawan untuk mengundurkan diri, antara lain:
 Diharuskan mengajukan permohonan mengundurkan diri secara tertulis
selambat-lambatnya 30 hari sebelum hari pengunduran diri;
 Tidak terikat dalam ikatan dinas;
 Tetap melakukan kewajibannya sampai dengan hari pengunduran dirinya;
 Bila si karyawan memenuhi persyaratan tersebut, PHK akan dilakukan. Tentu
saja bedanya, dalam kasus ini, Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan atas
permintaan karyawannya sendiri, bukan keputusan dari pihak perusahaan.
e) Perubahan status dan efesiensi perusanhaan
Perubahan status, penggabungan, peleburan, dan perubahan kepemilikan dapat
menjadi alasan perusahaan melakukan PHK.
Umumnya, PHK akan dilakukan untuk efisiensi perusahaan seandainya perusahaan
memerlukan perampingan karyawan atau ada beberapa posisi yang tidak dibutuhkan
lagi.
f) Perusahaan akan tutup atau bangkrut
Perusahaan bisa dinyatakan tutup atau bangkrut jika perusahaan mengalami
kerugian terus menerus selama 2 tahun, dibuktikan dengan laporan atau audit
akuntan publik.
Selain itu, perusahaan bisa melakukan PHK jika terjadi keadaan memaksa (force
majeure), misalnya bencana atau hal buruk yang tidak bisa dihindari.
Jika perusahaan mengalami kerugian atau force majeure, maka karyawan yang
mengalami PHK berhak mendapatkan 1 kali uang pesangon, 1 kali upah penghargaan
masa kerja, dan uang penggantian.
g) Karyawan meninggal dunia
Karyawan yang telah dinyatakan meninggal dunia akibat sakit atau suatu hal,
maka hubungan kerja otomatis berakhir.
h) Aturan PHK karena karyawan meninggal dunia
Pemutusan hubungan kerja dikarenakan karyawan telah memasuki usia pensiun,
maka karyawan berhak mendapat imbalan pesangon.
i) Aturan PHK karena karyawan mangkir
Bagi karyawan yang mangkir atau tidak hadir bekerja selama 5 hari berturut-turut
tanpa keterangan tertulis yang jelas atau dilengkapi bukti-bukti sah, setelah adanya
teguran lisan ataupun tertulis sebanyak 2 kali, maka perusahaan berhak memutuskan
hubungan kerja pada karyawan tersebut.
Dasar hukum :
 Bab XII Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 Pasal 154 A ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 juncto Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
 Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2021 yang mengatur mengenai Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT), waktu kerja dan istirahat, alih daya, serta PHK.

2. Jelaskan prosedur dari penyelesaian hubungan industrial!


Jawaban :
Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) dalam UU No.2 Tahun
2004, sebagai berikut:
• Perundingan Bipartit
Yaitu perundingan/musyawarah dua pihak antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dan buruh atau serikat buruh. Sebelum perselisihan diajukan kepada
lembaga penyelesaian perselisihan, maka setiap perselisihan wajib diupayakan
penyelesaiannya secara bipartit.
• Mediasi
Yaitu penyelesaian melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih
mediator yang netral dari pihak Dinas Tenaga Kerja setempat.
• Konsiliasi
Yaitu penyelesaian melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang konsiliator.
Konsiliator adalah seseorang yang di luar Disnaker, yang memenuhi syarat-syarat
untuk menjadi konsiliator, dan diangkat menjadi konsiliator dengan Surat Ketetapan
Menteri Tenaga Kerja.
• Arbitrase
Yaitu penyelesaian perselisihan di luar Pengadilan Hubungan Industrial, di mana
para pihak secara tertulis sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan
hubungan industrial kepada arbiter. Arbitrase adalah lembaga yang berwenang untuk
menjadi wasit/penengah dalam perselisihan hubungan industrial.
• Pengadilan Hubungan Industrial
Adalah lembaga peradilan yang berwenang memeriksa dan memutus semua jenis
perselisihan ketenagakerjaan

3. Berikan contoh kasus apabila pemutusan hubungan kerja pada waktu kontrak belum
berakhir. Apa dasar hukumnya dan cara penyelesaiannya!
Contoh kasus :
Malik Perdana merupakan seorang karyawan yang bekerja di perusahaan PT. ASRAWI
JAYA yang bergerak dibidang pembangunan komplek perumahan. Malik tidak turun ke
kantor perusahaannya dan tidak bekerja selama 5 hari tanpa keterangan apapun tetapi
yang diketahui rekan kerjanya Malik sehat walafiat dan memposting dirinya yang sedang
santai di cafe setiap malam. Malik sudah menerima surat panggilan dari perusahaan
namun tidak juga menghadiri panggilan tersebut. Oleh sebab itu perusahaan
mengeluarkan surat PHK terhadap malik sebelum kontrak kerjanya berakhir.
Penyelesainnya: Pihak perusahaan akan memberikan surat pemberitahuan PHK terlebih
dahulu yang dibuat dalam bentuk surat pemberitahuan dan disampaikan secara sah dan
patut ke karyawan yang bersangkutan tersebut paling lama 14 hari kerja sebelum
PHK.Pengusaha yang mengakhiri hubungan kerja dengan karyawan kontrak sebelum
masa kontraknya habis wajib membayar ganti rugi dan uang kompensasi. Adapun
pembayaran sisa uang gaji selama sisa kontrak sampai berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja termasuk ganti rugi yang diatur dalam Pasal 62 UU Ketenagakerjaan.

4. Bagaimana menurut anda apakah UU Cipta Kerja melindungi tenaga kerja atau tidak?
jawaban :
Menurut saya UU cipta kerja dapat melindungi tenaga kerja terutama dalam hal hak-hak
si pekerja, dimana hak para pekerja semua terpenuhi dan juga hak untuk menerima uang
pesangon juga masih dapat diterima oleh pekerja walaupun terkena dampak PHK oleh
perusahaan tempatnya bekerja.

Anda mungkin juga menyukai