PHK / SEPARATION
A. Tujuan Pembelajaran
B. URAIAN MATERI
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa yang baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat, sedangkan pengertian pekerja/buruh adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam berbentuk lain. Setiap
perusahaan atau organisasi membutuhkan yang namanya tenaga kerja untuk bisa
menjalankan sebuah perusahaan atau organisasi yang sedang dijalankan agar dapat
dikelola dengan baik agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah
ditentukan. Dalam dunia pekerjaan terdapat PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja )
yang mana setiap karyawan akan mengalaminya yang membuat para tenaga kerja
takut akan phk karna adanya phk dapat mempersulit tidak hanya diri sendiri tetapi
keluarga pun merasakan dampaknya itu yang menjadi kekhawatiran karyawan.
Pengertian PHK ( pemutusan Hubungan Kerja ) adalah pemutusan hubungan
terhadap tenaga kerja karna suatu hal atau masalah tertentu yang menyebabkan
karyawan tersebut, berakhirnya hak dan kewajiban sebagai seorang tenaga kerja.
Phk dimata karyawan termasuk hal negatif bahkan sangat dikhawatirkan karna
pemutusan kerja yang maraknya terjadi yang mengakibatkan pengganguran. kondisi
kehidupan politik yang goyah, kemudian disusul dengan menurunnya kondisi
perekonomian yang berdampak pada banyak industri yang harus gulung tikar, dan
tentu saja berdampak pada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan sangat
tidak terencana. Hubungan kerja antara pekerja dengan pengusaha berlangsung
selama pekerja masih mengikatkan dirinya untuk bekerja, dan hubungan kerja dapat
berakhir setelah pekerja tidak lagi mengikatkan dirinya untuk bekerja, sehingga
hubungan kerja antara pekerja dengan pengusaha tidak selamanya dapat berlangsung.
Adanya phk dalam hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan/pengusaha
ditandai dengan adanya ditandatangani Surat Perjanjian Kerja oleh kedua belah
pihak. Permasalahan antara pengusaha dan karyawan mungkin bisa terjadi di dalam
hubungan kerja baik sederhana maupun kompleks, baik yang dapat diselesaikan
secara kekeluargaan maupun yang harus diselesaikan melalui jalur hukum.
Menurut Keputusan Menteri Pekerja Nomor 150 tahun 2000 yang menetapkan
bahwa yang dimaksud dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah
pengakhiran hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja berdasarkan ijin
panitia daerah atau panitia pusat.
Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja memiliki kaitan yang erat dengan alasan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK):
1) Perusahaan/ pengusaha bertanggung jawab terhadap jalannya dengan baik dan
efektif salah satunya dengan PHK.
2) Pengurangan buruh dapat diakibatkan karena faktor dari luar seperti kesulitan
penjualan dan mendapatkan kredit, tidak adanya pesanan, tidak adanya bahan
baku produkti, menurunnya permintaan, kekurangan bahan bakar atau listrik,
kebijaksanaan pemerintah dan meningkatnya persaingan.
Berdasarkan Pasal 158 ayat (1) UndangUndang No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pengusaha dapat memutusakan hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat
sebagai berikut:
pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pelaku usaha karena berakhirnya
jangka waktu perjanjian (kontrak kerja) yang dibuat antara pelaku usaha dengan
pekerja. Meskipun pemutusan hubungan kerja itu terjadi dengan sendirinya namun apabila
para pihak setuju untuk memperpanjang kontrak di kemudian hari, maka ketentuan tersebut
dapat diikuti dan hubungan kerja dapat kembali terjadi.
Dari dua jenis PHK menurut para ahli dapat disimpulkan sebagai berikut:
Menurut mangkruprawira Pemutusan Hubungan kerja (PHK) ada 2 jenis,
a. pemutusan hubungan kerja sementara
PHK sementara dapat disebabkan karena keinginan sendiri ataupun karena
perusahaan dengan tujuan yang jelas dan dapat melakukan pekerjaan
berdasarkan proses yang sistimatis. (Jurnal Pendas Mahakam, Sulfemi, Wahyu.
Bagja. 2018)
6. Kompetensasi PHK
Dalam pemutusan hubungan kerja, perusahaan / pengusaha diwajibkan membayar
uang pesangon (UP) dan atau uang penghargaan masa kerja (UPMK) dan uang
penggantian hak (UPH) yang seharusnya diterima yang dapat dihitung berdasarkan
upah karyawan dan masa kerjanya.
1. Perhitungan Uang Pesangon (UP) paling sedikit sebagai berikut:
a. Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 (satu) bulan upah.
b. Masa kerja kurang dari 1 - 2 tahun, 2 (dua) bulan upah.
c. Masa kerja kurang dari 2 - 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
d. Masa kerja kurang dari 3 - 4 tahun, 4 (empat) bulan upah.
e. Masa kerja kurang dari 4-5 tahun, 5 (lima) bulan upah.
f. Masa kerja kurang dari 5 - 6 tahun, 6 (enam) bulan upah.
g. Masa kerja kurang dari 6 - 7 tahun, 7 (tujuh) bulan upah.
h. Masa kerja kurang dari 1 tahun, 7 - 8, 8 (delapan) bulan upah.
Alasan alasan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diizinkan oleh undang – undang
yaitu:
1) Apabila pekerja/buruh melakukan pengajuan pengunduran diri yang didasarkan
atas kemauannya sendiri dalam bentuk tertulis dan tentu saja tanpa adanya
pengaruh atau tekanan dari pihak lain baik dari pengusaha maupun rekan
kerjanya
2) Apabila pekerja/buruh telah mencapai usia pensiun yang seharusnya sesuai
dengan yang ditentukan sebelumnya dalam perjanjian kerja ataupun sesuai
dengan yang diatur dalam undang-undang
3) Apabila pekerja/buruh wafat atau meninggal dunia
4) Apabila perusahaan mengalami kemerosotan perekonomian atau kerugian yang
beruturut-turut
5) Apabila pekerja/buruh tidak melaksanakan tugas atau kewajibannya seperti
tidak bekerja dalam waktu yang lama, tanpa memberikan konfirmasi alasan
kepada pihak perusahaan
6) Apabila pekerja/buruh melakukan kesalahan berat atau tertangkap tangan
melakukan hal-hal yang dilarang oleh hukum maupun oleh kebiasaan yang ada
didalam masyarakat.
CONTOH SOAL
1. Sebutkan tujuan dari PHK?
2. Apa saja alasan – alasan phk yang diizinkan oleh undang – undang?
3. Apa pengertian dari PHK?
4. Sebutkan perhitungan uang penghargaan masa kerja (UPMK)?
5. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis phk Menurut mangkruprawira?
Daftar Pustaka
Siti Nur Holisah. (2019). Modul Pemutus Hubungan Kerja. Bogor: STKIP Muhammadiyah
Bogor
Lalu Husni, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
hal. 63.
Sonhaji Fakultas Hukum, 2019, Analisis Yuridis Pemutusan Hubungan Kerja Akibat
Kesalahan Berat Pekerja, Bandung: Universitas Diponegoro
Pratiwi Ulina Ginting. (2016). Tinjauan Yuridis Terhadap Tenaga Kerja Yang Di PHK
(PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA) Secara Sepihak Dan Tanpa Ganti Rugi Dari
Perusahaan. Medan: Universitas Medan Area
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/A11A/2014/A.131.14.0241/A.131.14.0241-04-
BAB-I-20190124065655.pdf
https://www.pengadaanbarang.co.id/2020/11/pemutusan-hubungan-kerja-phk.html