KARYAWAN
(Pemutusan Hubungan Kerja)
David Subangkit
Dasrifar Rizki Rayana
Fajar Kurniawan
Hega Yudha Rinto Saputra
Pengertian Pemberhentian
pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang karyawan dengan suatu organisasi perusahaan
Pengertian PHK
PHK adalah suatu kondisi tidak bekerjanya lagi karyawan tersebut pada perusahaan karena hubungan kerja antara
karyawan dan perusahaan terputus, atau tidak diperpanjang lagi.
Fungsi Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan adalah sebagaio berikut:
1) Mengurangi biaya tenaga kerja
2) Menggantikan kinerja yang buruk. Bagian integral dari manajemen adalah mengidentifikasi kinerja yang
buruk dan membantu meningkatkan kinerjanya.
3) Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar. Meningkatkan kesempatan untuk mempekerjakan karyawan
dari latar belakang yang berbeda-beda dan mendistribusikan ulang komposisi budaya dan jenis kelamin
tenaga kerja.
4) Meningkatkan inovasi. PHK meningkatkan kesempatan untuk memperoleh keuntungan, yaitu:
a. Pemberian penghargaan melalui promosi atas kinerja individual yang tinggi.
b. Menciptakan kesempatan untuk level posisi yang baru masuk
c. Tenaga kerja dipromosikan untuk mengisi lowongan kerja sebgai sumber daya yang dapat
memberikan inovasi/menawarkan pandangan baru.
Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja memiliki kaitan yang erat dengan alasan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),
Maka tujuan PHK diantaranya:
1) Perusahaan/ pengusaha bertanggung jawab terhadap jalannya perusahaan dengan baik dan efektif salah
satunya dengan PHK.
2) Pengurangan buruh dapat diakibatkan karena faktor dari luar seperti kesulitan penjualan dan mendapatkan
kredit, tidak adanya pesanan, tidak adanya bahan baku produktif, menurunnya permintaan, kekurangan bahan
bakar atau listrik, kebijaksanaan pemerintah dan meningkatnya persaingan.
3) Tujuan lain pemberhentian yakni agar dapat mencapai sasaran seperti yang diharapkan dan tidak
menimbulkan masalah baru dengan memperhatikan tiga faktor penting, yaitu faktor kontradiktif, faktor
kebutuhan, dan faktor sosial.
JENIS-JENIS PHK
a.Pemutusan hubungan kerja oleh pengusaha
b.Pemutusan hubungan kerja oleh buruh/pekerja
c.Hubungan kerja putus demi hukum
d.Pemutusan hubungan kerja oleh pengadilan
1. Sebelum ijin pemutusan hubungan kerja diberikan oleh Panitia Daerah atau Panitia Pusat, pengusaha dapat
melakukan skorsing kepada pekerja/buruh dengan ketentuan skorsing telah diatur dalam perjanjian kerja atau
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
2. Dalam hal pengusaha melakukan skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pengusaha wajib membayar
upah selama skorsing paling sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah yang diterima
pekerja/buruh.
3. Skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada
pekerja/buruh yang bersangkutan dengan alasan yang jelas, dan kepada pekerja/buruh yang bersangkutan
harus diberikan kesempatan membela diri.
4. Pemberian upah selama skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling lama 6 (enam) bulan.
5. Setelah masa skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) berakhir, maka pengusaha tidak berkewajiban
membayar upah, kecuali ditetapkan lain oleh Panitia Daerah atau Panitia Pusat.
PHK merupakan suatu beban moral, sebab buruh yang selama ini hanya tergantung dari hasil kerjanya di dalam perusahaan,
kini harus mencari lowongan kerja yang lain. Namun bukan saja buruh yang mempunyai dampak dari PHK, sebenarnya dari
intern majikan sendiri, sebenarnya juga mengalami kerugian jika PHK itu dilakukan, apalagi besar-besaran secara sepihak.
Dari 4 PHK diatas yang paling menakutkan bagi buruh ialah PHK oleh majikan, karena masa depan buruh menjadi tidak jelas,
kehilangan masa depan.
Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan Kerja dengan alasan :
1) berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara
terus-menerus
2) berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku
3) Menikah
4) perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya
5) mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan, atau perjanjian kerja bersama
6) pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak
pidana kejahatan
7) karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status
perkawinan
8) pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakitkarena hubungan kerja yang menurut surat
keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.
Uang penggantian hak yang seharusnya diterima meliputi :
1.cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur
2.biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja
3.penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan
masa kerja bagi yang memenuhi syarat
4.hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
PASAL 158 UU PERBURUHAN NO 13/2003
Perusahaan dpt melakukan PHK bila karyawan/buruh melakukan kesalahan berat sbb :
a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja;
f. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan;
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang
menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat
kerja;
i. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
negara;
j. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau
lebih.
ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN
KEINGINAN PERUSAHAAN
Keinginan perusahaan dpt menyebabkan diberhentikannya seorang karyawan baik secara terhormat ataupun
dipecat. Biasanya disebabkan hal-hal berikut :
PENSIUN
adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan, undang-undang, ataupun keinginan karyawan
sendiri. Keinginan perusahaan mempensiunkan karyawan karena produktivitas kerjanya rendah sebagai akibat
usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan, dan sebagainya.
Undang-undang mempensiunkan seorang karyawan karena telah mencapai batas usia dan masa kerja tertentu,
misalnya usia 55 tahun dan minimum masa kerja 15 tahun.
Karyawan yang pensiun akan memperoleh uang pensiun.
KESEHATAN KARYAWAN
Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan pemberhentian karyawan. Inisiatif pemberhentian bisa berdasarkan
keinginan perusahaan ataupun keinginan karyawan.
MENINGGAL DUNIA
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya dengan perusahaan. Perusahaan
memberika pesangon atau uang pensiun bagi keluarganya sesuai peraturan yg ada.
PERUSAHAAN DILIKUIDASI
Karyawan akan dilepas bila perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena bangkrut. Bangkrutnya perusahaan
harus berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, sedangkan karyawan yang dilepas (PHK) harus mendapat
pesangon sesuai ketentuan pemerintah.
Proses Pemberhentian
Prosedurnya :
a.Musyawarah karyawan dg pimpinan perusahaan
b.Musyawarah pimpinan serikat buruh dg pimpinan perusahaan
c.Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4D
d.Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4Pusat
e.Pemutusan berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri.
Ketentuan mengenai PHKmeliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan hukum
atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara, maupun usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain
dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
DampakPHK
I.BagiPerusahaan
Terhentinya produksi sementara
Harus mencari penggantinya dengan karyawan baru
Melepas karyawan yang sudah berpengalaman dan setia
Memerlukan biaya yang besar untuk merekrut lagi
II.BagiKaryawan
Timbulnya situasi yang tidak enak karena harus menganggur
Terputusnya hubungan dengan teman-teman sekerja
Berkurangnya rasa harga diri
Hilangnya penghasilan yang diterima untuk membiayai keluarga
Harus bersusah payah mencari pekerjaan baru
SEBAB-SEBABPHK
I. PHK atas dasar permintaan sendiri
Masalah keluarga
Tidak dapat mengembangkan karier
Lingkungan kerja yang kurang nyaman
Masalah kesehatan
Perlakuan yang kurang adil
Tingkat kompensasi yang rendah
Pekerjaan tidak cocok dengan minat dan bakat
Mantan karyawan PT Siemens Indonesia yaitu Stephen Michael Young, pihak PT Siemens Indonesia yang diwakili
kuasa hukumnya menolak dalil yang disampaikan penggugat dalam gugatannya yang dinilai tidak logis dan keliru.
Dikatakan bahwa dalil tentang selama masa kerja penggugat di tergugat telah melewati batas 3 tahun, kemudian
oleh penggugat dianggap sebagai karyawan tetap, adalah sesuatu yang keliru. Sebab, meski hubungan kerja antara
penggugat dan tergugat menggunakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), bukan berarti harus tunduk pada
ketentuan PKWT, sebagaimana diatur dalam UU Ketenagakerjaan. Hal itu, mengingat perjanjian dimaksud
berdasarkan kesepakatan bersama, dan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan Indonesia. Oleh karena itu,
menurut dalil tergugat, berdasarkan perjanjian kerja dan peraturan UU Ketenagakerjaan, maka PT Siemens
Indonesia (tergugat) tidak pernah memiliki kewajiban hukum apapun. Baik untuk pemberitahuan,
peringatan/teguran, uang pesangon, uang penghargaan maupun uang penggantian hak sebagaimana dituntut Stephen
Michael Young.