Anda di halaman 1dari 23

SISTEM SUSPENSI SUSPENSI PASIF, SUSPENSI SEMI AKTIF

DAN SUSPENSI AKTIF

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Management Chassis
pada semester genap 2016/2017 yang diampu oleh Ir. Kasijanto, M.T.

Oleh :
3C-D4
MUHAMMAD IBNAN UTAMA BHAKTI 1541223002
TAMAS MAHARDIKA 1441220040

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG

2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkahi kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan
fakta pada makalah ini.
Makalah ini memuat tentang Sistem Suspensi dan sengaja dipilih guna
menyelesaikan tugas mata kuliah Management Chasis. Kami mengakui bahwa kami
adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak
ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini
yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami analisa dengan sempurna dalam
karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami
miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang system suspensi.
Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 12 Mei 2017

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan.
Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan di mana suatu benda berada pada
posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Pada sistem
kendaraan bertumpu pada satu titik kesetimbangan, getaran terjadi pada kendaraan
yang diakibatkan beban, kinerja mesin, dan kecepatan laju kendaraan. Sistem suspensi
merupakan materi yang penting dalam mata kuliah sistem manajemen casis, namun
ada kesenjangan antara teori dan praktek. Jika mahasiswa tidak menguasai materi
tersebut, maka mahasiswa akan kesulitan dalam mata sistem manajemen casis. Jika
mahasiswa menguasai materi tersebut mahasiswa akan muda memahami dan
berkompetensi pada mata kuliah sistem manajemen casis.
Sudah ada usaha untuk mengatasi kesenjangan itu, antara lain (1) dosen
menyuruh mempelajari Sistem suspensi dengan membaca referensi; (2) diskusi mandiri
tentang Sistem suspensi antar mahasiswa. Namun hasilnya tidak maksimal.
Kondisi diatas tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, harus ada usaha untuk
mengatasinya. Salah satu usaha yang efektif adalah menyusun makalah dengan topic
sistem suspensi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini disusun berdasarkan rumusan


masalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian sistem suspensi?
2) Apa fungsi sistem suspensi?
3) Apa komponen sistem suspensi?
4) Apa saja osilasi dan kenyamanan pada kendaraan?
5) Bagaimana cara kerja sistem Suspensi?
6) Apa keunggulan dan kelemahan sistem suspensi?

1.3 Rumusan Tujuan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini disusun berdasarkan rumusan
tujuan sebagai berikut:
1) Dapat menjelaskan pengertian sistem suspensi.
2) Dapat menjelaskan fungsi sistem suspensi.
3) Dapat menjelaskan komponen sistem suspense.
4) Dapat menjelaskan osilasi dan kenyamanan pada kendaraan.
5) Dapat menjelaskan cara kerja sistem suspensi.
6) Dapat menjelaskan keunggulan dan kelemahan sistem suspensi.
BAB II
SISTEM SUSPENSI

Pada bagian ini dibahas tiga hal, yaitu (1) pengertian sistem suspensi, (2)
fungsi sistem suspensi, (3) komponen sistem suspensi, (4) osilasi dan
kenyamanan kendaraan, (5) cara kerja system suspense dan (4) keunggulan
kelemahan sistem suspensi.

2.1 Pengertian Suspesnsi


Suspensi adalah kompnonen kendaraan yang fungsi utamanya
a d a l a h untuk menjamin kenyamanan kepada penumpang jika kendaraan
berjalan pada jalan bergelombang dan juga jika kendaraan pada berbagai jenis
permukaan jalan serta berbagai gerak kendaraan. Untuk menjaga kenyamanan
penumpang maka sistim suspensi harus mampu mengisolasi penumpang dari pengaruh
getaran yang terjadi dari pengaruh eksitasi gelombang jalan. Secara ideal
suspensi juga harus mampu meredam atau mengendalikan gerakan atau
getaran serta goyangan dari bodi yang dapat mengganggu stabilitas arah kendaraan
akibat gelombang jalan gerakan Zigzag dan belokan.

Macam-macam suspense dibagi menjadi 3 yaitu:


1. Suspensi Pasif
Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi
meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan
jalan yang tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara
dan pengendalian kendaraan.

2. Suspensi Semi Aktif


Suspensi semi aktif adalah suspensi tanpa per atau shockbreker seperti
umumnya dipake mobil lain.Citroen merupakan mobil satu2nya di dunia
yang menggunakan suspensi Hidrolik Pnematic yaitu terdapat 5buah bola2
(3didepan 2dibalakang) disetiap masing2 kaki2 mobil terdapat bola2 yang
didalamnya ada cairan oli dan oksigen udara yang bekerja secara hidrolis
naik turun kebawah dan keatas sehingga terjadi ayunan suspensi yang
sangat empuk dan lembut namun tetap nyaman bagi pengemudi dan
penumpang yang duduk dibelakangnya.

3. Suspensi Aktif
Salah satu suspensi aktif yang pertama dikembangkan untuk automotive
adalah suspensi aktif milik Lotus di era 80-an yang dipakai untuk
kompetisi Formula 1 dengan menggantikan pegas dan peredam dengan
aktuator hidrolik atau elektromagnetik untuk mengontrol posisi roda.
Dalam konfigurasi suspensi konvensional, sistem aksi reaksi dimana
permukaan jalan mendorong roda dan pegas mendorong ke bawah untuk
mempertahankan kesimbangan beban.
Dalam sistem suspensi aktif, aktuator mengontrol posisi roda dengan aktif
mengangkat roda jika bertemu dengan tonjolan atau mendorongnya ke
bawah jika bertemu dengan lubang, sehingga mampu menjaga posisi sasis
tetap pada posisi awalnya. Suspensi aktif dapat digunakan secara otomatis
maupun manual untuk mengontrol pitch (ketinggian dan posisi bagian mobil
depan dan belakang), roll (ketinggian dan posisi mobil kiri dan kanan),
kenyamanan, dan karakteristik suspensi untuk meningkatkan cengkeraman
ban.

2.2 Fungsi Suspesnsi


Adapun fungsi sistem suspensi pada kendaraan adalah sebagai berikut:
1. Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda
menyerap getaran, guncangan dan kejutan dari permukaan jalan, hal
ini untuk memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui gesekan
antara jalan dengan roda-roda.
3. Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi
dan roda-roda.
2.3 Komponen-komponen Suspensi
1. Pegas (Spring)
Pegas berfungsi untuk menyerap kejutan yang diterima dari jalan dan getaran
pada roda-roda agar tidak sampai ke bodi. Pegas juga berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan cangkeraman roda terhadap jalan.

Pegas dikelompokkan menjadi 3 yaitu pegas coil, pegas daun dan pegas
batang torsi.
a. Pegas Coil
Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung
Sifat Sifat :
a) Langkah pemegasan panjang
b) Tidak dapat meredam getaran sendiri
c) Tidak dapat menerima gaya horisontal ( perlu lengan lengan )
d) Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun
e) Dapat dibuat pegas lembut

Penggunaan :
Pada suspensi independen dan aksel rigrid.

Gambar 2.1
Pegas Coil

b. Pegas Daun
Sifat Sifat :
a) Konstruksi sederhana
b) Dapat meredam getaran sendiri ( gesekan antara daun pegas )
c) Berfungsi sebagai lengan penyangga ( tidak memerlukan lengan
memanjang dan melintang )
Penggunaan :
Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda
Gambar 2.2
Pegas Daun

c. Pegas Batang Torsi


Pada saat pemegasan, pegas menerima beban punter.
Sifat Sifat :
a) Memerlukan sedikit tempat
b) Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain
c) Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri
d) Dapat menyetel tinggi bebas mobil
e) Langkah pemegasan panjang
f) Mahal
Penggunaan :
a) Suspensi Independen

Gambar 2.3
Pegas Batang Torsi

2. Shock Absorber (Peredam Kejut)


Shock absorber berfungsi untuk untuk meredam atau melawan oskilasi (gerak
naik turun) yang disebapkan pegas saat menyerap kejutan dari permukaan
jalan.
Cara shock absorber diantaranya:
Saat Kompresi
Katup terbuka, minyak dapat mengalir dengan mudah sehingga tidak
terjadi peredaman.
Gambar 2.4
Saat Kompresi

Saat Ekspansi
Katup tertutup, minyak mengalir melalui orifice (lubang kecil) sehingga
terjadi peredaman.

Gambar 2.5
Saat Ekspansi
Tipe shock absorber menurut cara kerjanya diantaranya:
1. Shock absorber kerja tunggal (single action) Efek
meredam hanya terjadi saat ekspansi. Sebaliknya saat kompresi tidak
terjadi peredaman.

Gambar 2.6
SA single action
2. Shock absorber kerja ganda (double action) Saat ekspansi dan
kompresi selalu terjadi peredaman.
Gambar 2.7
SA double action

Tipe shock absorber menurut kontruksinya diantaranya:


1. Shock absorber tipe mono tube
Dalam shock absorber terdapat satu silinder tanpa reservoir.

Gambar 2.8
SA tipe mono tube

2. Shock absorber tipe twin tube


Dalam shock absorber terdapat pressure dan outer c hamber yang
membatasi working chamber dan reservoir chamber.

Gambar 2.9
SA tipe twin tube

Tipe shock absorber menurut medium kerja diantaranya:


1. Shock absorber tipe hidraulis
Di dalamnya terdapat minyak shock absorber sebagai media
kerja.
2. Shock absorber tipe gas

3. Ball Joint
Berfungsi untuk menerima beban vertikal maupun lateral dan berfungsi juga
sumbu putara pada saat kendaraan berbelok. Ball joint ada dua upper ball
joint dan lower ball joint.

Gambar 2.10
Ball joint

4. Stabilizer Bar
Stabilizer Bar berfungsi untuk mengurangi traksi ban dan mengurangi
kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal pada saat kendaraan berbelok.

Gambar 2.11
Stabilizer

5. Strut Bar
Berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju dan mundur
pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata,
bergelombang atau dorongan akibat terjadinnya pengereman. Ujung strut bar
dipasang pada lower arm dan ujung lainnya diikatkan pada cross member
melalui bracket dan karet bantalan.
Gambar 2.12
Strut Bar
6. Lateral Control Rod
Berfungsi untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari arah
samping.

Gambar 2.13
Lateral control rod

7. Bumper
Bumper terdiri dari bounding dan rebounding bumper yang dipasangang
sebagai pelindung frame, axle, shock absorber, dan lain lain pada waktu
pegas mengerut dan mengembang di luar batas maximumnya sehingga tidak
terjadi kerusakan pada komponen komponen tersebut. Bounding bumper
bertugas pada saat kendaraan mengerut, dan rebounding bumper bertugas
pada saat kendaraan mengembang.
Gambar 2.14
Bumper

8. Lower arm
Berfungsi untuk menopang roda dan bodi kendaraan.

Gambar 2.15
Lower arm

2.4 Osilasi dan Kenyaman Kendaraan


1. Sprung Weight dan Unsprung Weight.
Berat bodi dan lain-lainya yang ditoang oleh pegas-pegas disebt sprung
wegiht. Adapun roda-toda dan poros serta komponen lainya yang tidak
ditopang ole pegas disebut unsprng weight.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa makin besar sprung weightnya dari
suatu kendaraan akan menjadikanya maikin baik karena tendesi bodyuntuk
terguncang akan menjadi kurang.Sebalknya , unsprung weight yang terlalu
besar cenderung menyebabkan bodi muda terguncang.
Osilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan terutama bodi
berpengaruh besar pada kenyamanan kendaraan.

Gambar 2.16
Sprung Weight dan Unsprung Weight
2. Osilasi Sprung Weight
Sprung weight adalah bera bodi mobil yang dijamin olh pegas suspensi.
Osilasi dan goyangan ini dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Pitching
b. Rolling (bergulir)
c. Bounching (melambung), dan
d. Yawing (zigzag).

Gambar 2.17
Osilasi Sprung Weight
a. Pitching
Pitching adalah osilasi turun naiknya bagian depan dan belakang berhubungan dengan
titik berat depan dan belakang kendaraan. Hal ini terjadi khususnya jika kendaaan
melalui jalan yang kasar dan banyak lubang. Pitching juga lebih mudah terjadi pada
kendaraan yang pegasnya lemah dibandingkan yang pegasnya lebih kuat.

Gambar 2.18
Pitching

b. Rolling (Bergulir)
Ketika kendaraan membelok atau melalui jalan yan begelombang, salah satu pegas pada
salah satu sisi kendaraan mengembang dan pada sisi lainya mengerut. Hal ini
mengkibatkan bodi beputar (rolling) dalam ara yang lurus (dari sisi ke sisi)

Gambar 2.19
Rolling

c. Bounching (Melambung)
Bounchig adalah gerakan aik turunya bodi kendaraan secara keseluruan. Jika kendaraan
berjaan pada kecepatan tinggi melalui jalan yang bergelombang, maka seoah-olah terjadi
gerakan naik turun. Juga mudah terjadi jika keadaan pegas-pegas lemah.

Gambar 2.20
Bounching
d. Yawing (Zigzag)
Yawing adalah gerakan bodi kendaraan arah memanjang, ke kanan dan ke kiri terhadap
titik tengah (centerline). Pada permukaan jalan dimana terjadinya pitching seperti juga
pada yawing.

Gambar 2.21
Yawing

3. Osilasi Unsprung Weiht


Unsprung weight adalah berat poros-oros dan bagian-bagian lainya yang
tedapat antara ban dan pegas-pegas susupensi. Osilasi ini dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
a. Hopping,
b. Tramping, dan
c. Wind Up.

Gambar 2.22
Osilasi Unsprung Weiht
a. Hopping
Hopping adalah gerakan melambung (bounching) roda-roda ke atas dan ke bawah yang
biasanya terjadi pada jalan-jalan berobmak dengan kecepatan sedang dan tinggi.
b. Tramping
Tramping adalah gerakan osilasi turun naik dengan arah yang berlawanan pada roda-roda
kiri dan kanan. Akibatnya roda-roda kiri dan kanan melompat terhadap permuakaan
jalan. Keadaan ini muda terjadi pada kendaraan yang menggunakan suspensi poros rigid
(rigid axle suspension).

Gambar 2.23
Tramping
c. Wind Up
Wind Up adalah gejala terjadinya pegas daun melintir di sekeliling poros yang
disebabkan oleh momen pengerak (driving torque) kendaraan.

Gambar 2.24
Wind up

2.5 Cara Kerja Sistem Suspensi


1. Suspensi Pasif
Saat roda roda menerima kejutan dari permukaan jalan, maka akan
diteruskan ke lower maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan oleh
pegas dan mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas,
kemudian gaya pemegasan diperhalus oleh peredam getaran (shock
absorber) agar tidak terjadi oksilasi berlebihan. Hal ini memungkinkan roda
roda tetap menapak pada jalan.
2. Suspensi Semi Aktif

Gambar 2.25
Suspensi semi aktif
Komponen sistem suspensi semi aktif terdiri dari komponen hidrolik
dengan tidak menggunakan sensor dan tidak dikontrol ECU. Sistem
suspensi semi aktif bekerja jika kendaraaan pada kondisi menyala sistem
suspensi akan aktif dapat dikatakan fluida dalam sistem suspensi tidak
akan masuk melalui saluran hidolik ke ruang suspensi. Suspensi semi
aktif berhubungan dengan medan listrik dengan merubah kekentalan
dari fluida dan gas nitrogen.
Suspensi ini tidak menggunakan spring dan tingkat kenyamanan
tergantung dari viskositas fluida dan udara nitrogen yang mempengaruhi.
3. Sistem Suspensi aktif
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang komputer, elektronik,
hidrolik dan teknik control permasalahan kenyamanan berkendara dapat
diatasi dengan hadirnya teknologi baru pada dunia otomotif, yaitu
sistem suspensi aktif. Suspensi aktif adalah suatu sistem suspensi yang
menggunakan microkontrol dan sensor dengan feedback loop untuk
meningkatkan perfomen suspensi yang optimal. Secara prinsip komponen-
kompenen hampir sama dengan suspensi biasa, hanya saja ada beberapa
komponen yang dikontrol secara elektronik sehingga ada beberapa
komponen tambahan, antara lain :
Sensor, berbagai macam sensor dipasang pada kendaraan untuk
mengetahui kondisi kendaraan dan aktivitas pengemudi.
ECU (Electronic Control Unit), semua sinyal dari sensor akan
dibaca oleh ECU dan dengan bantuan memori yang sudah
diprogram, sinyal yang masuk akan diolah untuk menentukan tingkat
suspensi sesuai kebutuhan.
Actuator, perintah dari ECU akan dirubah menjadi sinyal elektrik
dan langsung diteruskan ke berbagai aktuator untuk mengontrol
sistem suspensi.

Gambar 2.26
Diagram Alir Suspensi Aktif
Tenaga suspensi aktif disuplai dari pompa yang digerakkan oleh engine.
Minyak dari pompa diteruskan ke unit pertama dari Fail Safe Valve. Unit
ini mempunyai dua fungsi, yaitu pertama mematikan sistem pada saat
emergency sehingga suspensi menjadi passive dan yang kedua mengatur
suplai tekanan. Ketika suspensi aktif tidak bekerja maka unit Fail Safe Valve
mengurangi.

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Sistem Suspensi


Perkembangan suspensi merupakan perkembangan dari sistm kenyamanan
kendaraan, selain kenyamanan sistem suspensi bertujuan agar kendaraan tetap aman.
Perkembangan suspensi mulai dari suspensi pasif kemudian berkembang menjadi semi
aktif kemudian menjadi suspensi aktif pada kendaraan kecil, pada kendaraan besar
mulai berubah suspensi pasif menjadi suspense udara.
Efektivitas suspensi telah mengurngi tingkat guncangan atau getaran yang
terjadi pada kendaraan. Tentunya memiiki keunggulan dan kelemahan dalam masing-
masing sistem suspensi. Sitem suspensi pasif hanya menggunakan tingkat kekentalan
daripada fluida kemudian terantung dari kekuatan spring yang digunakan, kendaraan
niaga sering menggunakan leave spring, tentu akan terasa lebih keras jika tidak ada
muatan. Sistem suspensi semi aktif merupakan fluida yang dialirkan ketika engine
dinyalakan. Sistem suspensi semi aktif juga masih tidak bisa dikontrol seberapa
tekanan fluida yang dibutuhkan pada saat berkendara. Sistem suspensi aktif merupakan
sistem yang paling efektif dari semua sistem suspensi. Sistem suspensi aktif sama
dengan sistem suspensi udara tetapi terdapat perbedaannya, jika sistem suspensi aktif
bekerja sesuai dengan kondisi dan pendeteksian sensor kemudian sinyal dikirimkan ke
ECU dan secara otomatis ECU akan memerintahkan aktuator hidrolik sehingga
suspensi bekerja sesuai dengan kondisi jalan tetapi sistem suspensi udar pengkondisian
udara tergantung dari penyetelan atau pemasukan udara sesuai kebutuhan secara
mekanis menggunakan pedal yang terhubung ke katup melalui pedal yang ada pada
dashbard kemudi.sistem suspensi udara jika muatan berat pengemudi akan mengontrol
dan menyeting tekanan angin agar lebih ditingkatkan kemudian jika muatan kosong
tekanan angina akan disetting sedikit lebih rendah hal ini berpengaruh pada
kenyamanan dan getaran yang terjadi pada kendaraan. Sistem suspensi udara sering
digunakan pda kendaraan besar seperti truk dan bus.
BAB III
KESIMPULAN

Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam


kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata
yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan. Ada
empat macam sistem suspensi yaitu sistem suspensi pasif, semi aktif dan aktif.
Suspensi pasif merupakan sistem suspensi dengan mnggunakan hidrolik. Suspensi
semi-aktif yaitu sistem hydropneumatic yatu fluida bercampur dengan udara
bertekanan yang prinsip kerjanya tanpa menggunakan spring. Suspensi aktif yaitu
suspensi dengan sistem control ECU yang dideteksi oleh sensor yang kemudian
ECU akan memerintahkan aktuator hirolik sesuai dengan kondisi suspensi yang
dideteksi.
DAFTAR PUSTAKA

Aristianto, Anggoro. (1999). Suspensi Semi-aktif Pada Kendaraan Citroen. Teknik


Elektro Fakultas Teknik : Univesitas Diponegoro
Automotive Suspension By Jack Erjavec. BOSCH Hand Book
Daryanto. (2014). Bagaimana Mobil Bekerja?. Bandung: Alfabeta.
Robert BOSCH GmbH, Bremsanlagen fur Kraftfahrzeuge, Stutgart, 1994.
Toyota. (2003). Suspension. Japan: Toyota Technical Description Manual.
Training module Rad Bremsen STF Wintherture Switzerland
Avensis, Verso. (2010). Brake Control System. New Features.
https://kendaraanroda4.blogspot.co.id/2016/05/komponen-komponen-suspensi-
mobil.html

Anda mungkin juga menyukai