Anda di halaman 1dari 24

by Andreas Setyawan, SH

PENYUSUNAN

Perjanjian Kerja Karyawan


TOPIK

1. Definisi

2. Syarat Sahnya Perjanjian Kerja

3. Jenis-Jenis Perjanjian Kerja

4. Isi Perjanjian Kerja

5. Ketentuan Hukum yang Berlaku

6. Contoh Perjanjian Kerja

---
DEFINISI
 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perjanjian :
 Persetujuan (tertulis atau lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau
lebih, masing-masing bersepakat akan menaati apa yang
tersebut dalam persetujuan itu.

 UUTK 13/2003, pasal 1 (14), Perjanjian Kerja :


 Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak.

 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) :


 Perjanjian Kerja antara pekerja dengan pengusaha untuk
mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk
pekerjaan tertentu
 Kepmenaker 100/2004, pasal 1(1)

 Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) :


 Perjanjian Kerja antara pekerja dengan pengusaha untuk
mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap.
 Kepmenaker 100/2004, pasal 1 (2)
---
Syarat Sahnya Perjanjian
 Perjanjian Kerja dibuat atas dasar :
a. Kesepakatan kedua belah pihak
b. Kemampuan / Kecakapan melakukan perbuatan hukum
(BW 1330 : blm dewasa, dibwh pengampuan, dan yg dinyatakan UU)
c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan , dan
d. Pekerjaan tsb.tdk. bertentangan dg. ketertiban umum,
kesusilaan, perundangan yang berlaku

 Perjanjian yg.bertentangan dg.(a) dan (b) :


 batal karena hukum (dapat dibatalkan)

 Perjanjian yg.bertentangan dg.(c) dan (d) :


 batal demi hukum (dianggap tidak ada)

 UUTK 13/2003, pasal 52

---
Jenis2 Perjanjian Kerja
 Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
 Untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap.
 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
 untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau
pekerjaan tertentu.

 PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu,


 untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya
 paling lama 3 tahun
 Jika pekerjaan dapat selesai lebih cepat dari yang diperjanjikan,
 PKWT tersebut putus demi hukum pada saat selesainya pekerjaan
 Cantumkan batasan selesainya pekerjaan tsb.
 Jika belum selesai hingga batas waktu : pembaharuan PKWT.
 Pembaharuan dilakukan setelah masa tenggang 30 hari.
 Selama masa tenggang : tidak ada hubungan kerja.
 Perjanjian Kerja dapat mengatur lain terkait masa tenggang tsb.
 Kepmenaker 100/2004, pasal 3
---
Jenis2 Perjanjian Kerja
 PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman
 Pekerjaan yang bersifat musiman, atau
 Pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca.
 PKWT-nya hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada
musim tertentu.
 Pekerjaan berdasarkan pesanan atau target tertentu dapat
menggunakan PKWT pekerjaan musiman tsb.
 Kepmenaker 100/2004, pasal 4-7

 PKWT untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru


 Pekerjaan terkait produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajagan.
 Jangka waktu PKWT :
 maksimal 2 tahun,
 dapat perpanjang satu kali maksimal 1 tahun
 PKWT ini tidak dapat diperbaharui.
 PKWT ini hanya berlaku bagi pekerja yang melakukan pekerjaan
diluar kegiatan/pekerjaan yang biasa dilakukan perusahaan.
 Kepmenaker 100/2004, pasal 8-9

---
Jenis2 Perjanjian Kerja
 Perjanjian Kerja Harian Lepas (PKHL)
 untuk pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam waktu
dan volume, dengan upah berdasarkan kehadiran.
 PKHL adalah untuk Pekerja yang bekerja kurang dari 21 hari
dalam 1 bulan.
 PKHL berubah PKWTT, jika bekerjanya 21 hari atau lebih
selama 3 bulan berturut-turut atau lebih.
 Jangka waktu PKHL dibedakan dari ketentuan jangka waktu
PKWT pada umumnya.
 Pengusaha yang mempekerjakan pekerja HL sebagaimana
dimaksud diatas, wajib membuat PKHL secara tertulis.
 PKHL dapat berupa Daftar Pekerja, yang minimal memuat :
 Nama/alamat perusahaan atau pemberi kerja,
 Nama/alamat pekerja,
 Jenis pekerjaan yang dilakukan,
 Besarnya upah dan atau imbalan lainnya
 Kepmenaker 100/2004, pasal 10-12
---
Isi Perjanjian Kerja
 Perjanjian Kerja, minimal memuat :
a. Nama, Alamat, Jenis Perusahaan
b. Nama, Jenis Kelamin, Umur, Alamat Pekerja
c. Jabatan atau Jenis Pekerjaan
d. Tempat Pekerjaan
e. Besarnya Upah dan Cara Pembayarannya
f. Syarat2 Kerja, memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja
g. Mulai dan Jangka Waktu berlakunya perjanjian
h. Tempat dan Tanggal Perjanjian Kerja dibuat
i. Tanda tangan para pihak dalam Perjanjian Kerja.

 Ketentuan dalam PK tidak boleh bertentangan dengan PP,


PKB, dan Perundangan yang berlaku.

 PK dibuat 2 rangkap, berkekuatan hukum sama, pekerja


dan pengusaha masing-masing mendapatkan 1 PK.

 UUTK 13/2003, pasal 54.


---
Ketentuan Hukum
 Undang-Undang Ketenagakerjaan
Nomor 13 tahun 2003,
Bab IX, Pasal 50 – 66.
(UUTK 13/2003)

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Nomor 100 tahun 2004,
tentang
Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
(Kepmenaker 100/2004)

---
Ketentuan Hukum
 Hubungan kerja,
 terjadi karena adanya perjanjian kerja
 antara pengusaha dan pekerja/buruh
(UUTK 13/2003, pasal 50)

 Perjanjian Kerja dibuat


 Tertulis, atau
 Lisan
(UUTK 13/2003, pasal 51(1))

 Perjanjian Kerja dibuat untuk


 Waktu Tertentu, atau
 Waktu Tidak Tertentu
(UUTK 13/2003, pasal 56 (1))

---
Ketentuan Hukum
 PKWT dibuat :
 tertulis,
 bahasa Indonesia, dan
 huruf latin.
 PKWT tidak tertulis = PKWTT
(UUTK 13/2003, pasal 57)

 PKWT tidak dapat mensyaratkan masa percobaan.


 Jika ada, masa percobaan batal demi hukum
(UUTK 13/2003, pasal 58)

 PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat


tetap.
 Pemberitahuan perpanjangan PKWT :
 paling lama 7 hari sebelum berakhir
 Dibuat tertulis
 Pembaharuan PKWT hanya boleh 1 kali dan maksimal 2 tahun.
 PKWT yang melanggar klausul-klausul diatas = PKWTT
(UUTK 13/2003, pasal 59)
---
Ketentuan Hukum
 PKWTT, dapat mensyaratkan masa percobaan maksimal 3
bulan. (UUTK 13/2003, pasal 60)

 Perjanjian Kerja berakhir, jika :


 Pekerja meninggal
 Berakhirnya jangka waktu perjanjian
 Keputusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan, atau
 Keadaan atau kejadian tertentu yang ada dalam PK, PP atau PKB
yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.
 Jika Pengusaha, orang perseorangan, meninggal dunia, ahli
waris pengusaha dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah
merundingkan dengan pekerja.
 Jika pekerja meninggal dunia, ahli waris berhak atas hak-
haknya sesuai regulasi atau PK, PP atau PKB.
(UUTK 13/2003, pasal 61)

 Pihak yang mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya


perjanjian kerja : membayar ganti rugi sebesar upah
pekerja/buruh sampai batas akhir perjanjian kerja.
(UUTK 13/2003, pasal 62)
---
Ketentuan Hukum
 Kesimpulan,
PKWT akan berubah menjadi PKWTT, jika :
 Bukan Bahasa Indonesia dan Huruf Latin
 PKWT Musiman tidak dilakukan hanya untuk 1 jenis
pekerjaan pada musim tertentu.
 PKWT untuk pesanan atau target tertentu tidak
diberlakukan untuk pekerja/buruh yang melakukan
pekerjaan tambahan.
 PKWT untuk Produk Baru, lebih dari 2 tahun dan
atau perpanjangan lebih dari 1 tahun, dan atau
tidak dilakukan pembaharuan.
 Pembaharuan PKWT tidak melalui masa tenggang
30 hari, dan tidak diperjanjikan lain dalam Perjanjian
Kerja.
---
POIN PENTING

PENYUSUNAN

Perjanjian Kerja Karyawan


1

Pahami
Syarat Sahnya Perjanjian Kerja
a. Kesepakatan kedua belah pihak
b. Kemampuan / Kecakapan melakukan perbuatan hukum
c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan , dan
d. Pekerjaan tsb.tdk. bertentangan dg. ketertiban umum, kesusilaan,
perundangan yang berlaku
2

Tentukan
Jenis Perjanjian Kerja
1. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
2. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
a. PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu
b. PKWT untuk pekerjaan yang bersifat musiman
c. PKWT untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru
3. Perjanjian Kerja Harian Lepas
3

Perhatikan
Isi Perjanjian Kerja
a. Nama, Alamat, Jenis Perusahaan
b. Nama, Jenis Kelamin, Umur, Alamat Pekerja
c. Jabatan atau Jenis Pekerjaan
d. Tempat Pekerjaan
e. Besarnya Upah dan Cara Pembayarannya
f. Syarat2 Kerja, memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja
g. Mulai dan Jangka Waktu berlakunya perjanjian
h. Tempat dan Tanggal Perjanjian Kerja dibuat
i. Tanda tangan para pihak dalam Perjanjian Kerja.
4

Pastikan
Hak & Kewajiban telah diatur
5

Pahami
Ketentuan Hukum yang berlaku
Undang-Undang Ketenagakerjaan
Nomor 13 tahun 2003, Bab IX, Pasal 50 – 66.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Nomor 100 tahun 2004, tentang
Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
KESIMPULAN
STRATEGI
MENYUSUN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN
1. Pahami ‘Syarat Sahnya Perjanjian Kerja’
2. Tentukan ‘Jenis Perjanjian Kerja’
3. Perhatikan ‘Isi Perjanjian Kerja’
4. Pastikan ‘Hak & Kewajiban telah diatur’
5. Pahami ‘Ketentuan Hukum yang Berlaku’
6. Hal-hal Tambahan yang biasanya diatur dalam
Perjanjian Kerja.
Contoh2 Perjanjian Kerja
 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
 Perjanjian Kerja Harian Lepas
 Perjanjian Kerja Borongan
 Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
PKWT vs PKWTT
PKWT PKWTT
 Memiliki batasan waktu /  Tidak berbatas waktu sd.pensiun /
selesainya pekerjaan meninggal

 PHK karena alasan tertentu harus


 PHK berdasarkan perjanjian yang melalui proses Lembaga
telah disepakati Penyelesaian Perselisihan HI

 Diberhentikan sesuai waktu yang  Perusahaan wajib memberikan


diperjanjikan, tdk ada kewajiban kompensasi sesuai UUTK
(pesangon, dll)
perusahaan membayar pesangon
dan penghargaan masa kerja

 Tidak boleh ada masa percobaan  Boleh ada masa percobaan

 Perjanjian kerja harus tertulis  Perjanjian Kerja dapat tertulis atau


lisan
 Wajib dicatatkan pada Disnaker  Tidak wajib dicatatkan pada
Disnaker
by Andreas Setyawan, SH

TERIMA
KASIH
INFORMASI

H+3 (HARI KERJA)


untuk SERTIFIKAT

KONSULTASI dan DISKUSI,


Silakan hubungi :
WA/Hp saya : 082216698321
Email: setyawans21@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai